Rate

FILE 89: Rahasia Ruang Rahasia

Mystery & Detective Series 649

Bukan cermin. Setelah ia menyentuh permukaan cermin,
ternyata pendaran cahaya listrik. Kejutan listrik statis terasa di ujung jemarinya.

89 ok.jpg
1000x745 54.3 KB
    Siang kemarin
    “Ini tidak mungkin.”
    RENI bergumam. Ia tak bergeming di dalam ruang rahasia itu. “Aku melihat sendiri Erin berada di dalam toilet yang terkunci itu. Aku yang telah membuka pintu toilet demi menyelamatkan Erin. Harusnya aku yang mengendalikan semua ini. Bukan Erin.”
    Ia memandang tak percaya ke arah dinding. Ke coretan nama ERIN LUSIANA yang tertulis di dinding dengan huruf besar-besar. Dinding digital yang nampak seperti layar monitor.
    “Aku yang menyelamatkan Erin dari dunia ini. Aku yang telah menyelamatkannya dari teman-teman yang mengganggunya. Harusnya ia patuh padaku!”
    Di antara puluhan nama Erin yang tertulis di dinding itu. Ia tak percaya melihat namanya berada di sana.
    “Siapa yang telah mengotak-atik ruangan ini?” tanya Reni bergumam kepada dirinya sendiri.
***

    Siang tengah hari itu mobil listrik yang ditumpangi Ghost sampai ke rumah Erin. Alat GPS yang mengantarkan mobil yang bergerak dengan kemudi otomatis itu. Ia bergegas membuka pintu dan turun dari mobil.
    Rumah Erin nampak sepi. Dipisahkan taman yang luas di kanan dan kirinya. Terpisah dari pemukiman mewah lain yang sama sepinya seperti tempat itu. Bunyi keretak kerikil terdengar ketika ia melangkah di halaman rumah Erin.
    Pintu rumah nampak tertutup rapat. Pintu itu menggunakan kartu elektronik dengan kode untuk membukanya. Ghost terpaksa mencari jalan mengitari rumah Erin demi mencari jalan keluar yang lain. Apalagi jika memaksa membuka pintu depan pasti akan membuat kucurigaan jika ada yang melintas di depan rumah itu.
    Ketika Ghost melewati pintu belakang ia melihat asap yang keluar dari salah satu ruangan. Bunyi alarm di dalam rumah terdengar samar-samar. Melihat adanya bahaya Ghost hendak memecahkan kaca salah satu jendela. Namun, kaca itu sulit dipecahkan.
    Dari dalam ruangan samar-samar Ghost melihat bayangan seseorang. Dari balik asap yang mulai menebal di dalam rumah. Ia melihat gadis berkacamata dan berambut panjang!
    Apakah itu Erin? Ghost membatin.
    Bunyi benda pecah terdengar dari dalam rumah.
    Ghost mengambil kayu dan memukul kaca jendela. Kaca itu hanya retak sedikit. Kemudian ia merogoh pena pistol dari saku seragamnya. Ia menempelkan pena pistol itu di kaca dan mulai menekan pelatuknya. Bunyi kaca pecah terdengar ketika peluru yang terlontar dari pena menembus kaca jendela itu.
    Ghost segera membuka lebih lebar pecahan kaca. Ia meraih pegangan jendela lalu membuka dari dalam. Setelah jendela itu terpentang cukup lebar. Ia beringsut masuk melalui celah jendela. Alarm keamanan berbunyi bersamaan dengan alarm kebakaran.
    Ghost mencari-cari sosok gadis yang dilihatnya tadi. Jarak pandang agak terganggu karena asap kebakaran yang memenuhi ruangan. Ketika sampai di ruangan musik ia melihat rak terbuka yang mulai terlalap api. Ia mengambil kain yang menutupi perabotan kemudian pergi ke ruang dapur. Di sana ia membasahi kain dengan air dari wastafel kemudian menyelubungi tubuhnya dengan kain basah itu. Ia kembali ke ruang musik kemudian menerobos api yang melalap rak buku. Di dalam ia terperanjat melihat laboratorium rahasia. Di dinding nampak coretan nama-nama yang ditulis dengan huruf besar. Kemudian ada kalimat yang ditulis dengan huruf kecil. Dinding itu adalah layar raksasa yang menampilkan coretan digital yang berkedip berganti-ganti:
    ERIN LUSIANA
    RENI ILUSANA
    ERIN LUSIANA!!
    R E N I I L U S A N A
    E-R-I-N L-U-S-I-A-N-A
    R-E-N-I I-L-U-S-A-N-A
    Ghost baru menyadarinya. Nama Reni Ilusana adalah anagram dari Erin Lusiana. Apakah selama ini Erin adalah Reni? Alter egonya? Ia bertanya-tanya dalam batin. Kemudian, ia melihat buku harian yang bertuliskan Erin Lusiana di atas meja. Ia menutup hidungnya kemudian memeriksa isi dalam buku itu. Ia menemukan rencana balas dendam. Aroma menyengat seperti yang tercium dalam bungker mengingatkannya untuk waspada.
    Bunyi kaca pecah terdengar. Menyita perhatian Ghost yang masih memeriksa laboratorium itu. Di ruang rahasia itu, ia melihat tabung-tabung berisi cairan kimia. Dan kabel-kabel yang terhubung dengan mesin yang berdengung. Lilitan kabel itu mengelilingi cermin raksasa yang menempel di tembok. Ternyata bukan. Bukan cermin. Setelah ia menyentuh permukaan cermin, ternyata pendaran cahaya listrik. Kejutan listrik statis terasa di ujung jemarinya.
    Mesin apa yang ada di ruangan ini? Ghost membatin.
    Di ruangan lain, ia melihat gadis itu tengah melemparkan perabotan ke setiap kaca yang memantulkan bayangan di dalam rumah itu. Di cermin terakhir, perabotan yang dilemparkannya tertelan pendaran cahaya di dalam cermin.
    “Tunggu! Apa yang kau lakukan!” seru Ghost.
    "Orang tuaku menyembunyikan cermin listrik di antara cermin-cermin biasa ini. Aku harus memecahkannya satu per satu!" Kemudian, Erin nampak heran dengan kehadiran pria itu. “Oya, siapa kau! Apa yang kau lakukan di rumahku?”
    “Kau harus segera keluar dari rumah ini!” seru Ghost.
    “Aku harus menyingkirkan Reni kembali ke dimensi asalnya! Ia hendak mengaturku! Reni berbahaya!” Suara Erin terdengar serak.
    “Di mana Reni?” tanya Ghost.
    “Hah, ia hendak menangkapku di dimensi lain!”
    "Dimensi lain?" tanya Ghost heran.
    "Reni bukan berasal dari dunia ini!" Erin menjulurkan tangannya ke dalam cermin yang tak dapat dipecahkan. Jemarinya menjambak rambut dari dalam cermin itu. Menarik keluar seseorang dari dalam sana. Sesosok gadis keluar dari dalam cermin listrik membentur Erin hingga kaca mata di wajahnya terlontar dan terjatuh ke lantai. Ia berusaha meraih kacamata dan mengenakannya kembali. "Aku bukan gadis lemah!"
    Ghost terheran-heran melihat kejadian itu. Ia makin terheran ketika sosok gadis yang keluar dari dalam cermin itu bangkit berdiri. Lalu memandang heran kepadanya. Ia mengenalnya sebagai Reni! Ternyata dugaannya meleset. Sosok Erin dan Reni sekarang berada di depannya.
    “Hei, kenapa kau diam saja! Cepat tangkap Erin!” seru Reni dengan suara melengking tinggi.
    Bunyi berdebum terdengar ketika salah satu rak perabotan terjatuh. Api telah melalap bagian kakinya yang terbuat dari kayu. Bunyi kaca pecah terdengar di antara bunyi keretak api yang melalap rak itu.
    Reni berusaha meraih tubuh Erin dan mendorongnya ke arah cermin listrik itu. Namun, Erin masih berusaha membalikkan keadaan.
    “Pergi kau! Tinggalkan kami berdua!” seru Erin. “Aku harus mengirim Reni kembali ke dunia asalnya di dimensi lain!”
    "Kau yang harusnya pergi dari dunia dimensi ini!! Kau lemah!" seru Reni kepada Erin.
    Reni memiting lengan Erin. Melakukan serangan balik. Ia mengunci lengan Erin. Kemudian mendorongnya ke arah cermin listrik itu.
    “Inilah mesin yang diciptakan orang tua kami. Sebuah portal dimensi yang tercipta secara tak sengaja akibat badai listrik di Pulai Badai!” Reni berhasil mendorong Erin kembali ke dalam cermin listrik. "Orang tua kami sedang melakukan penelitian yang lebih besar lagi di dimensi lain itu."
    “Kau yang harus pergi ke dimensi lain!” seru Erin geram.
    “Hah, gadis gak tau bersyukur! Harusnya kau berterima kasih karena rahasia orang tuamu tak terbongkar! Para korban itu menyusup kemari dan mengetahui rahasia portal ini! Mereka hendak mengabarkan rahasia ini ke pemerintah! Jika disalah gunakan oleh militer akan mengakibatkan perang antar dua dimensi yang bisa menciptakan lubang hitam di Pulau Badai! Kau tau akan terjadi kiamat jika lubang hitam tercipta di bumi dari portal ini! Tidakkah kau berterima kasih padaku karena telah menghabisi mereka?!” Reni mendorong tubuh Erin ke dalam cermin listrik hingga tubuh Erin tinggal separo. Tak ada suara lagi ketika tubuh Erin tersedot masuk ke dalam cermin listrik itu.
    Ghost berusaha memahami apa yang terjadi. Namun, yang terpenting adalah menyelamatkan Reni dari kobaran api yang mulai membesar. Ia bergegas meraih tubuh gadis itu kemudian menyeretnya keluar. Menghindari api yang mulai membakar koridor. Jilatan api berwarna merah dan kuning membakar apa saja yang dilewatinya. Wallpaper dinding terbakar album-album foto yang terlalap api mulai retak kacanya. Foto di dalamnya dengan cepat menjadi arang dalam kobaran api yang menjalar dinding yang terbuat dari kayu jati.
    Sistem pemadam kebakaran yang ada di langit-langit tak mampu memadamkan api. Aroma alkohol dan spiritus tercium kuat dari berbagai arah. Nampaknya bahan bakar itu telah ditumpahkan ke seluruh ruangan.
    Bunyi sirine mobil kebakaran mulai terdengar dari jauh.
    Ghost masih berusaha menarik gadis itu keluar dari kobaran api. Menuju ke ruangan yang belum terlalap api.
    “Lepaskan aku!” seru Reni sembari menggigit lengan Ghost.
    Ghost merasakan rasa nyeri di lengannya. Namun, ia tak melepas tubuh gadis itu dari pelukannya. Ia berusaha meraih kepala gadis itu agar berhenti menggigit lengannya. Ketika ia meraih kepalanya. Rambut palsu Reni terbuka. Rambut aslinya pendek dengan model aneh dan mengilap seperti terbuat dari bahan fiberglass. Model rambut yang belum pernah dilihat seumur hidupnya.
    Bunyi dobrakan terdengar dari pintu. Beberapa kali bunyi dobrakan terdengar lalu bunyi berdebum keras terdengar. Daun pintu terpelanting jatuh. Beberapa petugas pemadam kebakaran masuk dengan membawa bom pemadam api.
    Asap yang mulai menyesakkan dada membuat Ghost terpaksa menyeret gadis itu keluar menuju pintu depan. Ia melewati petugas pemadam kebakaran yang terheran-heran melihat pria menyeret seorang gadis. Penampilan Ghost dan gadis itu nampak kusut.
    Ghost akhirnya berhasil mengeluarkan gadis itu dari dalam rumah yang terbakar. Api yang membakar interior rumah mulai bisa dipadamkan.
    Cahaya dari lampu sirine ambulan dan dari mobil polisi mulai nampak. Ghost segera menyerahkan gadis yang nampak lemah tak berdaya itu ke petugas pemadam kebakaran. Kemudian bergegas pergi dari rumah itu.
    Ghost menuju ke mobil listrik yang terparkir di depan rumah kemudian bergegas pergi menjauhi rumah yang terbakar itu. Ketika melewati sisi rumah yang terbakar. Ia melihat kamera CCTV yang berada di sana. Jadi, ia menduga dirinya telah terekam kamera. Gerak-geriknya ketika memasuki rumah berikut ciri-ciri mobilnya pasti telah direkam oleh kamera itu.
    Ghost meraih ponsel dan menghubungi Rosela. “Bersedia pergi denganku keluar dari Pulau Badai? Sekarang?” tanya pria itu terdengar seperti memohon.
    Untuk beberapa lama tak terdengar jawaban. Kemudian terdengar suara Rosela yang masih bingung. “Apa kasusnya sudah terungkap?”
    “Ya, ternyata selama ini Reni adalah pelakunya. Ini berhubungan dengan dimensi lain yang diciptakan di Pulau Badai. Penemuan tak sengaja akibat badai listrik,” papar Ghost.
    “Oh, begitu. Jadi, Reni pelaku pembunuhan itu? Bagaimana ia melakukannya?”
    “Nanti kujelaskan dalam perjalanan. Aku akan mengirim data GPS peta apartemenku ya.”
    “Oke …Oya, Ghost. Kawin lari memang seru. Tapi, aku … masih belum percaya apakah kau benar-benar setia atau enggak.” Suara Rosela terdengar sangsi.
    “Dalam perjalanan nanti akan kubuktikan. Jika kau gak suka, bisa pergi sesuka yang kau mau.”
    “Ya, oke.” Kemudian sambungan ponsel itu berakhir.
    Sesampai di apartemen. Ghost bergegas mengumpulkan barang bukti, berikut data-data yang berhasil dikumpulkannya mengenai kasus kematian misterius di sekolah internasional itu; rambut palsu, foto-foto TKP, foto dari rekaman CCTV, remasan kertas, dan hasil laboratorium dari dr. Watsen Munim yang dikirim melalui email. Dokter itu menjelaskan dalam emailnya bahwa senyawa evatoxin itu merupakan varian virus jenis baru yang dikembangkan. Virus yang terdapat di remasan kertas itu akan terpacu oleh virus yang dibawa oleh buku harian Erin. Jadi, orang yang membuka buku harian itu akan tertular virus A evatoxin, dan akan tewas jika terkena varian dari virus B evatoxin dari remasan kertas itu. Bisa dikatakan itu adalah pasangan virus yang hanya akan bekerja jika bertemu satu dengan yang lainnya. Rupanya ketika mencoba mengisolasi virus itu, orang tua Erin mencoba membuat penawarnya. Mereka malah menciptakan varian virus A dan B dari evatoxin.
    Ghost juga mengirim flash disk yang berisi foto dan barang bukti lainnya. Ia tak peduli jika polisi tetap mencurigai orang lain. Setidaknya, ia telah mengirim barang bukti itu. Ia memasukkannya ke dalam amplop dengan nama samaran untuk dikirim melalui kurir ke kantor polisi.
    Bunyi ponsel terdengar. Ia mengangkat dan terdengar suara Rosela. “Kau ada di mana? Aku sudah berada di depan apartemen nih.”
    Ghost segera berkemas. Ia membawa kopornya keluar dari apartemen.
    Sesampai di lobi ia melihat sosok Rosela yang telah menunggu dengan kopornya. Wajah wanita itu nampak bahagia bercampur cemas. Namun, kecemasannya segera sirna setelah Ghost keluar dari lobi apartemen.
    Ghost bergegas menggamit tangan wanita muda itu lalu masuk ke dalam mobil listrik milik Rosela.
    “Ke pelabuhan atau bandara? Aku sudah memesan dua tiket online untuk jadwal keberangkatan hari ini.” Rosela menunjukkan tiket digital yang nampak di layar
ponselnya.
    “Terserah kaulah,” ujar Ghost membalas senyum wanita itu.
***
    Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api di rumah Erin. Polisi yang memeriksa rumah itu menemukan ruang rahasia. Di dinding digital ruang rahasia nampak coretan nama-nama: ERIN LUSIANA dan RENI ILUSANA berkedip bergantian. Nama keduanya diacak menggunakan anagram. Mereka juga menemukan laboratorium rahasia tempat mengembangkan evatoxin secara diam-diam. Ditengarai virus varian baru dari evatoxin itulah yang membunuh para siswa di sekolah internasional.
    Reni masih nampak syok. Setelah mengirim sosok dirinya yang lain ke dimensi lain, ia kembali terasing di dimensi ini. Seakan ia tak lagi mengenal dirinya dan meracau tak jelas. Ia tak percaya bahwa dirinya yang periang dan ekstrovert ternyata bisa berubah menjadi pendiam dan introvert di dimensi lain. Dua kepribadian yang berbeda di dua dimensi yang berbeda, namun dengan sosok yang sama. Ia tak dapat membedakan lagi, mana dunianya yang asli, di dimensi ini atau di dimensi yang lain. Diam-diam ia merindukan sosok Erin yang telah dikirim ke dimensi asalnya. Satu-satunya mesin portal buatan telah terbakar. Hanya keberuntungan yang bisa menyebabkan portal alami terbuka ketika badai listrik terjadi lagi di Pulau Badai.
    Polisi telah membuat laporan dari kasus itu. Dari daftar presensi yang dikirim oleh Rosela diketahui bahwa Erin dan Reni masuk bergantian ke dalam sekolah. Mereka bergantian mengisi dua dunia di dimensi yang berbeda. Tak pernah ada kecelakaan yang menimpa Erin. Di hari itu ia memalsukan kecelakaan lain yang terjadi di tempat berbeda. Memanggil ambulan dan memasukkan kartu identitas Erin ke dalam mayat yang tak dikenali lagi itu. Bukti makin kuat dari barang bukti yang dikirim Ghost ke kantor polisi.
    Reni masih mendekam di rumah sakit Pulau Badai. Gadis itu nampak syok dan tak dapat berkata dengan jelas. Suara yang terdengar hanya racauan dari bibirnya.
    Kepolisian di Pulau Badai masih mencari orang yang mengirim paket berisi barang bukti itu. Pihak sekolah juga tengah mencari Rosela yang tidak masuk lagi di sekolah internasional. Ia meninggalkan surat pengunduran dirinya. Hal ini makin membuat pihak sekolah mencarinya terkait hilangnya data-data CCTV di sekolah internasional itu.
    Ke manakan tujuan Ghost dan Rosela pergi?
    Bisakah mereka menghindari endusan kepolisian dan pihak sekolah?
    Apakah Reni akhirnya bisa menyadari kesalahannya?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience