Rate

FILE 78: Shattered Memories

Mystery & Detective Series 649

Satu-satunya petunjuk adalah dari teman-teman Erin.
Namun, sayang Erin tak punya teman, selain kamu.

    RENI mengingat-ingat tentang buku harian milik Erin. Ia kembali diinterogasi di kantor polisi sebagai saksi. Karena para korban diketahui sering mengganggu Erin. Dan sejak kecelakaan yang menimpa Erin seperti cerita Reni.

78 A.jpg
1000x694 68.1 KB
    “Biasanya buku harian Erin itu ditaruh di kolong bangku. Dan terkunci. Ada gembok berikut kunci mungil yang selalu dibawa oleh Erin. Aneh kan jaman sekarang udah ada ponsel dan tablet. Heran, masih ada yang nulis di buku harian. Namun, Erin seperti tak peduli kepada cibiran teman-teman di kelas.” Reni dengan lancar bercerita. Tanpa sadar bahwa tiap kata-katanya direkam dan diketik oleh petugas kepolisian.
    “Ketika siswa yang lain keluar, eh, Erin masih asyik di dalam kelas. Betah amat tuh anak,” imbuh Reni menyadari bahwa petugas polisi itu sedari tadi hanya mendengar ceritanya.
    Untuk beberapa lama suasana hening. Kemudian petugas polisi mengajukan sebuah pertanyaan lagi. “Terus apa yang ditulis Erin di dalam buku hariannya?” tanya petugas polisi.

78 B.jpg
1446x1137 184 KB
    “Itulah yang membuatku penasaran, apa yang ditulis Erin, yah, awalnya hanya tulisan biasa. Namun, semakin membaca buku harian itu, rahasia Erin nampaknya mulai terungkap.”
    “Rahasia? Kau seperti detektif saja. Tapi, menggeledah barang orang tanpa ijin juga bisa diperkarakan,” ujar polisi tanpa senyum.
    “Eh, Anda itu mau memecahkan kasus kan? Karena keterangan saya ini mungkin membantu. Jadi menggeledah buku harian Erin tak ada ruginya. Malah untung karena mendapat petunjuk untuk memecahkan kasus ini.” Reni nampak mulai tersinggung. Ia sama sekali tak menunjukkan rasa takutnya karena berhadapan dengan aparat kepolisian.
    “Ini adalah pilihan terakhir karena kami tak menemukan petunjuk lain. Hanya kamu yang melihat kecelakaan itu. Pihak rumah sakit juga tak mengetahui siapa yang telah membawa mayat Erin. Pihak sekolah juga berusaha menutupi kejadian ini. Dan setelah kejadian itu, terjadi kematian secara misterius yang berturut-turut menimpa siswa di sekolah internasional itu. Keluarga korban menolak untuk dilakukan proses otopsi. Maklum karena tubuh korban akan dibedah untuk diperiksa jaringan paru-parunya. Karena ditengarai ketiga korban tewas akibat gagal paru-paru. Kulit mereka membiru. Tidak mungkin tiga kematian karena sebab yang sama. Dan ketiga korban adalah siswa yang mengganggu Erin. Tak ada laporan dari keluarganya karena kedua orang tuanya telah meninggal. Saudara-saudaranya juga berada di luar Pulau Badai. Satu-satunya petunjuk adalah dari teman-teman Erin. Namun, sayang Erin tak punya teman, selain kamu.”
    “Ya, awalnya tak ada yang mau berteman dengan Erin. Sampai saya datang ke sekolah itu dan mulai penasaran dengan Si Ulat Bulu itu.” Reni menimpali dengan suara datar. Dari wajahnya mulai nampak bosan berada di ruang kantor polisi itu. Kakinya mulai berayun-ayun tanda tak sabaran. “Kapan selesainya interogasi ini?”
    “Tunggu … bisakah kami bertemu dengan orang tuamu?” tanya polisi itu.
    “Hah, mereka sibuk dengan karir. Sejak pindah ke Pulau Badai, mereka seakan tak ada waktu untuk pulang karena tengah menangani proyek.”
    “Oke, kalau begitu lanjut besok lagi.”
    Reni beranjak dari kursi, bukan, tepatnya melonjak gembira ketika interogasi itu selesai. Ia melambai ke petugas polisi dan menyalami polwan yang ada di kantor polisi itu sebelum keluar dari gedung.
***
    Ghost baru memulai pekerjaannya ketika sekolah sudah bubar. Ia mengepel lantai setelah itu menjaga agar toilet tetap bersih dan wangi. Ia memeriksa pengharum ruangan dan mengganti yang telah habis di ruang guru. Pekerjaan itu memberinya kesempatan untuk memeriksa data-data tentang siswa bernama Erin.
    Ia masih menunggu di ruang guru. Sampai seorang guru yang masih berkutat dengan lembaran tugas beranjak pulang. Ia telah mengetahui kata sandi di salah satu komputer utama di ruang guru. Kamera CCTV di ruangan itu juga telah disabotase ketika mengganti pengharum ruangan di dinding. Setelah keadaan aman, Ghost memeriksa data-data tentang siswa bernama Erin. Termasuk data presensi digital yang tercatat di sana.
    Komputer itu bebas diakses selama berada di ruang guru. Ia menemukan data presensi yang menunjukkan bahwa Erin beberapa kali tak masuk sekolah. Ia menduga karena gangguan dari teman-teman siswi malang itu. Walau begitu, Erin termasuk yang terpintar di sekolah setelah melihat data-data nilainya yang selalu menduduki peringkat pertama di sekolah internasional itu. Dari data-data biodata diketahui bahwa Erin bukan keturunan Indonesia asli, ibunya menikah dengan ilmuwan asing.
    Ghost juga mencatat alamat rumah Erin. Melalui peta digital yang dapat diakses melalui internet, ia melihat rumah Erin terpencil dari pemukiman penduduk. Rumah Erin berada di dekat pesisir di Pulau Badai yang jauh dari resor dan pemukiman.
    Erin memiliki darah Indo-Jerman dari ayah kandungnya. Ayah kandungnya merupakan ilmuwan Jerman yang bekerja di laboratorium di Pulau Badai kemudian bertemu dengan ibunya yang juga berpofesi sebagai ilmuwan. Setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan bahan kimia di laboratorium. Diduga Erin tinggal seorang diri di rumahnya di pesisir pantai itu. Dengan biaya hidup dari beasiswa sekolah dan dari biaya asuransi jiwa dari perusahaan yang mempekerjakan kedua orang tua Erin. Meski memiliki prestasi yang cemerlang, Erin sulit berteman. Kejadian kecelakaan di depan sekolah membuat para guru merasakan kehilangan. Erin akan tetap diingat dari prestasi-prestasi dan piala berikut piagam yang menjadi kenang-kenangan di sekolah itu. Yang unik dari Erin adalah ia bertangan kidal.
    Ghost merasakan ada yang janggal dengan biodata itu. Tak disebutkan bahwa kecelakaan itu berhubungan dengan virus evatoxin. Kecelakaan itu berusaha ditutupi karena berhubungan dengan evatoxin.
    Jika kedua orang tuanya telah meninggal, siapa yang mengambil mayat Erin? Apakah Erin masih hidup? Ghost bertanya-tanya dalam batin.
    Kemudian Ghost mulai mencari data tentang Reni. Tak banyak data mengenai Reni karena ia merupakan siswa pindahan dari luar Pulau Badai. Kedua orang tuanya bekerja di proyek pembangunan di Pulau Badai. Dari nilai-nilai di sekolahnya, Reni termasuk siswa yang tak begitu pandai. Nilai-nilainya banyak yang merah. Namun, Reni masih memiliki prestasi di bidang musik karena bergabung dengan kelompok band di ekstrakulikuler di sekolah internasional itu.
    Ghost hendak mencari data-data lain tentang Reni. Namun, suara-suara dari luar ruang guru menyita perhatiannya. Melalui jendela ia melihat beberapa guru mulai datang untuk memberikan les sore hari. Suara-suara ramai siswa yang turun dari bus listrik pun terdengar. Walau beberapa kali guru memberikan les secara online, namun datang ke sekolah juga merupakan latihan kedisiplinan.
    Ghost bergegas mematikan komputer utama di ruang guru. Kemudian bergegas keluar dari ruang guru dengan tenang. Ia sudah biasa berkeliaran di ruang guru pada sore hari itu. Apalagi ia membawa peralatan kebersihan agar tak dicurigai.
    Ia kembali ke gudang untuk beristirahat sejenak. Setelah itu ia bergegas keluar dari sekolah agar tak terjebak hujan deras lagi seperti kemarin. Kemudian menuju ke apartemen tempatnya menginap. Kebetulan ia satu apartemen dengan Ela, ilmuwan muda itu. Walau jarang bertemu hanya kadang berpapasan di koridor apartemen. Karena Ela tak mengenal Ghost, jadi pria itu tak khawatir kedoknya sebagai petugas kebersihan akan terungkap. Kecuali jika Faril atau Dila keceplosan bicara dengan ilmuwan itu. Untungnya Faril mulai cari pekerjaan lain sebagai teknisi komputer di sekolah internasional itu. Faril dan Ela jarang bertemu lagi sejak kasus game online itu. Dila juga jarang bertemu dengan ilmuwan muda itu jika tidak karena Faril yang mengajaknya jalan-jalan bersama Ela. Faril juga masih malu-malu mengakui bahwa ia menyukai ilmuwan muda itu. Begitu pula Ela yang masih nampak belum bisa melupakan Arnes.
    Dalam apartemennya, Ghost tak bisa istirahat karena memikirkan berbagai hal tentang kasus itu. Ia mulai kehilangan fokus dalam kesendiriannya. Ia mulai memikirkan banyak hal di luar kasus itu. Tentang kenangan-kenangan masa silam yang masih membekas dalam benaknya. Berbagai potongan ingatan bagai pecahan cermin yang tak bisa lagi disatukan. Jika kembali berusaha disatukan akan nampak tak sesempurna awalnya.
    Rasa kesepian menyeruak dalam batin Ghost. Biasanya ia berada dalam kesatuan pasukan khusus. Biasanya ia bercakap-cakap dengan Inspektur Anton yang sudah dianggap saudaranya sendiri. Karena bekerja di satu sekolah yang sama. Ghost dan Faril mulai menghindar agar tak sering bertemu. Begitu pula dengan adik Faril, Dila, yang bertemu diam-diam hanya jika sangat penting untuk bertemu. Apalagi setelah Ghost memberikan alat perekam nirkabel, membuatnya jarang bertemu. Pesan-pesan teks juga dikirim secara rahasia dengan kode-kode tertentu dalam potongan kertas yang harus dibuang setelah membacanya.
    Kemudian ia teringat kepada potongan kertas yang ditemukan di buku korban bernama Karin. Korban yang meninggal di dalam bus itu menulis pesan terakhir: seperti ada yang mengawasiku.
    Siapa yang mengawasi Karin?
    Apakah seorang dari anggota King Cobra?
    Atau … hantu Erin?
    Ah, tak mungkin. Ghost membatin.
    Ia berusaha mengeyahkan masalah pribadinya sendiri. Dadanya seringkali sesak karena menyadari tak memiliki keluarga dan masa depan. Kadang ia merasa marah kepada dirinya sendiri, kepada atasannya, kepada sistem yang telah membuangnya seperti sampah. Habis manis, sepah dibuang adalah pepatah yang muncul dalam benaknya. Awalnya ia memiliki banyak teman di pasukan khusus. Namun, setelah dikorbankan demi tugas negara, ia mulai disingkirkan demi kepentingan segelintir pajabat yang memiliki kekuasaan. Ia merasa terasing, merasa terpencil, merasa kesepian … seperti Erin? Ya, siswa itu pasti merasa kesepian setelah kehilangan orang tuanya. Ia mulai dapat merasakan perasaan seperti yang dirasakan Erin. Kehilangan keluarga, dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya, dicemooh, diganggu. Jika ia menjadi Erin, ia pasti tak akan tinggal diam dan melakukan pembalasan.
    Apakah kasus misterius ini ada hubungannya dengan pembalasan Erin? Karena telah diganggu? Apalagi sejak kedua orang tuanya meninggal? Ghost seakan dapat melihat gambaran besar dari kasus misterius itu, walau masih samar-samar.
    Setidaknya ia harus memeriksa rumah Erin. Dan menyelidiki lebih jauh tentang Reni. Nampaknya ada kesamaan di antara mereka, sama-sama menjadi korban dari karir. Sama-sama kesepian. Sama seperti dirinya sekarang. Apakah Reni juga kesepian? Kebetulan atau tidak, kedua orang tuanya juga sibuk bekerja. Reni si ratu populer itu akan aneh jika masih merasa kesepian di antara teman-temannya. Reni si gadis periang itu akan nampak aneh jika masih kesepian di tengah-tengah popularitasnya sebagai anak band.
    Lantas, jika Reni juga ikut mengambil buku harian itu. Kenapa gadis itu tak terkena kutukan hantu Erin? Untuk menyelidikinya, ia perlu melihat ketiga korban yang lain. Melihat ke kasus sebelumnya.
    Adakah perbedaan di antara Reni dan teman-temannya yang telah mengganggu Erin? Kenapa hanya Reni yang masih selamat sampai sekarang?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience