Rate

FILE 35: Kencan Maut

Mystery & Detective Series 649

    GHOST menemukan topik menarik ketika membaca surat kabar online. Tajuk berita tentang tiga belas poin kronologi pengungkapan kasus penembakan Nazrudin. Nyaris di setiap surat kabar dengan nada yang sama. Seakan para wartawan kehabisan kata-kata untuk menulis kembali berita itu. Atau ada yang menjadi pemesan berita dari kasus itu.
    “Memang lebih mudah membuat kasus sendiri dan memecahkannya sendiri,” gumam Ghost. “Seperti cerita detektif di dalam novel. Penjahat dan polisinya dari penulis yang sama.” Ia menduga kasus ini akan segera disidangkan. Jika terlalu lama, rekayasa kasus akan cepat terungkap. Toh, pada akhirnya kasus yang direkayasa akan terendus juga.
    Dari tiga belas poin pengungkapan kasus versi polisi, ia hanya memerhatikan poin empat. Di sana tertulis:
    4. …sedangkan Fransis Alias Frans dan seorang wanita berinisial Srikandi sebagai pengawas lapangan mengendarai Avanza B 8888 NP.
    Wanita bernama sandi Srikandi untuk apa berada di dalam avanza?
    Ghost menggambar skema barang bukti. Pertama ia menyingkirkan tersangka Dani Saban karena penembakan yang membunuh korban tanpa penghalang. Lubang tembakan di jendela vertikal, namun luka tembakan pada korban horisontal. Dan ditemukan dua gotri peluru di jok belakang yang tidak mengenai korban. Ia mendapat informasi cukup penting dari dr. Watsen dan sudah memeriksa mobil korban.
    Semua barang bukti dua tembakan berbeda telah menewaskan Nazrudin. Ada beberapa missing link dan pelaku sebenarnya masih belum jelas. Setidaknya ia telah kalah langkah dengan polisi. Karena ada dua jejak, satu untuk mengecoh penyidikan sedangkan yang lain berusaha ditutup-tutupi.
    Ghost merasa tidak perlu menemui Srikandi atau menghubunginya. Srikandi memang berada di sana. Mengawasi lapangan dengan tele snipernya. Dalam rencana Srikandi diposisikan sebagai pengawas lapangan. Tapi, jika laras snipernya berisi peluru tajam, pasti ada rencana lain yang tidak diketahui Ghost.
    Karena kasus itu sudah masuk ranah pengadilan. Ghost berencana hendak menemui pejabat yang lebih tinggi lagi. Bahkan jika perlu mendatangi presiden demi menuntut keadilan. Meski peluangnya tidak besar dan terkesan tak masuk akal, tapi terbersit rencana untuk mencobanya.
    Pikirannya teralihkan ketika bunyi bep panjang dan pendek dua kali terdengar dari laptopnya. Ia belum memutuskan sambungan internet ketika sebuah sambungan chat datang dari wanita bernama sandi Srikandi. Wanita terlatih itu telah berhasil menemukan sambungan aman yang biasa digunakan dalam kesatuannya.
    Apa yang diinginkan wanita bernama sandi Srikandi itu?
***
    Dokter Watsen Munim memiliki data-data yang lebih lengkap lagi. Ia mendengar langsung dari Ghost tentang penyelidikan yang dilakukannya. Kemudian ia juga telah bertemu dengan Inspektur Anton. Ia juga orang yang melihat langsung mayat Nazrudin yang telah direkayasa. Karena itu dr. Watsen menulis kronologis berdasarkan barang bukti yang lebih jelas.
    Nazrudin ditembak peluru tajam di lapangan golf. Bukti-bukti:
    1. Luka kecil di tengkuk dan kadar obat bius di tubuhnya sangat rendah. Karena telah tewas setiba di UGD, obat bius hanya diberikan sekadarnya bukan anastesi total.
    2. Inspektur Anton menemukan proyektil dari peluru tajam di bungker pasir.
    3.Butiran pasir kuarsa yang sama ditemukan di dalam rongga hidung, telinga dan di dalam luka tembak korban. Bukti bahwa korban terjatuh ke pasir setelah ditembak senapan runduk.
    4.Noda di pasir kuarsa adalah darah korban, terbukti dari hasil DNA. Darah ditengarai dari luka akibat peluru sniper.

    Peluru pertama dari sniper tidak menyebabkan korban segera tewas.
    Bukti-bukti:
    1. Peluru yang masuk dari pelipis kanan menembus ke bawah telinga sisi kiri berukuran berbeda, ditengarai dari peluru 7 mm milik sniper.
    2. Gotri peluru tidak ditemukan karena menembus kepala korban. Peluru 9 mm yang ditemukan sengaja ditanam dalam kepala korban.
    3. Luka merupakan dari tembakan jarak jauh karena tidak terdapat memar.
    4. Luka vertikal masuk lebih kecil dari luka kedua.

    Peluru kedua dari revolver tanpa penghalang
    Bukti-bukti:
    1. Gotri peluru dalam tengkorak korban masih utuh berarti peluru tidak menembus kaca jendela.
    2. Luka horisontal lebih besar dari luka pertama
    3. Memar di sekitar luka tembak bukti tembakan jarak dekat.
    4. Terdapat sisa residu mesiu di pakaian korban
    5. Rambut korban terbakar karena tembakan jarak dekat

    Dokter Watsen masih keras berpikir. Ia membuat garis biru untuk menandai lintasan peluru dari sniper dan merah untuk lintasan peluru revolver di atas gambar anatomi kepala manusia. Dari dua tembakan berbeda itu kemungkinan ada dua orang tersangka yang berada di dua tempat berbeda. Dari derajat kemiringan lintasan sniper ia menduga pelaku ditembak di tempat terbuka, misalnya lapangan golf.
    Dokter Watsen berharap Inspektur Anton dapat mengungkap siapa dua pelaku penembakan itu. Atau mungkin Ghost yang menemukan mereka lebih dulu. Namun, ia juga tidak dapat berdiam diri di dalam kantornya, rasa penasaran membuatnya beranjak untuk memeriksa lapangan golf itu.
***
    Wanita dengan nama sandi Srikandi menunjuk rekaman CCTV. Dari rekaman itu tampak seorang pria tengah menodongkan pistol ke arah seorang pejabat negara. Ia tidak akan melupakan kejadian itu karena ia berada di sana saat transaksi itu. Satu perintah saja dari aba-aba pejabat negara itu dan pelatuknya akan terpicu.
    “Siapa yang menebar badai, ia akan menuainya.” Terdengar suara Srikandi.
    Di rekaman CCTV itu Nazrudin tampak sangat marah. Ia membentak-bentak seraya menodongkan senjata. Di tangannya tampak sebuah koper yang baru diterima dari pejabat negara itu. Kemudian Nazrudin mundur dan kembali ke mobilnya yang anti peluru.
    “Oya, aku juga memiliki rekaman wajahmu yang tertangkap CCTV di RSCM. Juga posisimu yang tertangkap CCTV di jalan Hartono Raya,” imbuh Srikandi menatap pria yang berada di depannya. “Aku juga mengetahui Inspektur Anton bersama dokter Watsen Munim dan kau—Ghost, telah saling menukar informasi.”
    “Kenapa harus aku?!” sergah Ghost.
    “Nasib buruk, hanya Tuhan yang tau. Cepat atau lambat, polisi pasti akan mengejar sniper yang telah menembak Nazrudin. Dan bukankah itu sudah menjadi tugasmu dari awal? Kau bukan lagi bernama sandi Ghost karena telah dicopot dari kesatuan! Dan aset-asetmu satu per satu akan ditarik.”
    “Ini jebakan! Pengkhianatan!” Ghost menatap tajam ke arah Srikandi.
    “Sekarang tugasmu hanya berlari saja dan bersembunyi. Jangan ceroboh. Jika kau bernyanyi tentang kasus ini, maka aku sendiri yang akan turun tangan.”
    “Kalau tidak bisa menyeretmu ke pengadilan, aku berjanji akan menyeretmu ke neraka!”
    Srikandi tertawa. Tawa tak enak. Suara tawa terdengar melalui speaker. Jika Srikandi benar-benar berada di hadapan Ghost sekarang dan bukan sekedar wajah di layar monitor laptopnya, Ghost pasti telah menerjangnya. Meski seorang wanita, namun Srikandi tak dapat diremehkan.
    Ghost hendak memberi kejutan kepada Srikandi dengan membeberkan bukti-bukti yang telah didapatkannya, namun ia tidak menyangka Srikandi memiliki kejutan lain. Srikandi memberikan info baru bahwa Nazrudin bukan hanya telah menjebak Ananta, namun juga memeras pejabat tinggi negara lain yang terlibat korupsi.
    Nazrudin memiliki temperamen tinggi. Ia juga memiliki informasi mengenai korupsi di Depkes yang terkait dengan proyek laboratorium rahasia yang ujung-ujungnya menciptakan evatoxin. Karena itulah ia merasa berada di atas angin karena memegang rahasia pejabat negara yang terlibat. Ya, sebelum timah panas mengenai kepalanya.
    “Kalian ... hmm ... dokter Watsen, Inspektur Anton dan kau, Ghost, bisa jadi trio detektif yang hebat. Tapi hanya terjadi dalam cerita fiksi! Siapa yang akan peduli kepada ceritamu? masyarakat sudah mendapat cerita mereka dari TV! Dan siapa yang menguasai stasiun TV?”
    Ghost masih berusaha melacak posisi Srikandi melalui IP address yang digunakannya. Ia tak menyangka Srikandi akan menghubunginya melalui sambungan webcam itu. Sekarang dugaannya makin kuat bahwa Srikandi adalah pelaku sniper yang telah menembak Nazrudin. Srikandi pula yang telah menyiapkan tuduhan kepadanya yang membuatnya keluar dari kesatuannya.
    Sekarang, bagaimana caranya agar ia membuktikan bahwa Srikandi pelakunya? Ia tidak memiliki barang bukti apapun yang mengarah kepada Srikandi. Lagipula sniper profesional seperti Srikandi pasti akan menyimpan selongsong dan gotrinya. Kecuali ia menemukan gotri dari sniper yang identik. Lalu siapa pelaku kedua yang menembakkan revolver? Apakah berita yang disiarkan media bisa dipercaya? Ia menyimpan beberapa pertanyaan itu untuk sementara waktu sembari melanjutkan penyelidikan.
    “Aku tau kau sedang melacak posisiku sekarang … kau mau mengulur-ulur waktu lagi? Kenapa Ghost? Kangen? Kaget melihat wajah cantikku? Aku tau kau bernafsu melihatku memakai swimsuit ketika operasi Hiu Putih di pulau buatan itu.” Suara Srikandi terdengar menggoda.
    “Hah, iblis betina memang selalu menarik perhatian lelaki normal bukan? Ya, kalau kau memang bernyali kita bisa bertemu langsung … bawa senjata yang kau gunakan untuk menewaskan Nazrudin.”
    “Hah, kau pikir aku bodoh? Kau hendak mengambil proyektil untuk dicocokkan dengan barang bukti.”
    “Itu jika aku selamat dan dapat membawa pulang proyektilnya. Apa kau takut?”
    Terdengar tawa Srikandi dari speaker laptop.“Baiklah. Tak perlu kau repot-repot mengambil proyektilnya karena akan menembus kepalamu. Kusarankan kau juga mengenakan helm selain rompi anti peluru.”
    “Aku akan memberikan posisiku setelah tiba di sana. Kau dapat melacaknya. Aku akan menunggu. Kalau kau tak datang, sudah terbukti siapa yang pengecut.”
    “Aku akan berada di sana sebelum kau dapat menemukan tempat persembunyian. Anggaplah ini kencan pertama kita. Jadi, sembunyikanlah ekormu. jangan nakal ya.”
    Ghost segera mematikan sambungan internet itu. Ia menduga Srikandi tengah melacak posisinya. Karena itu, ia keluar dari mobilnya dan mengeluarkan barang-barang penting. Ia tak memiliki sidik jari, jadi tak perlu khawatir jejaknya bakal dilacak di mobil itu. Ia dapat menghilang begitu saja seperti hantu. Kemudian ia meninggalkan mobilnya yang diparkir jauh dari tempatnya menginap. Ia tak perlu cemas jika mobil itu telah dipasang alat pelacak atau telah diawasi karena hanya mobil sewaan dengan identitas yang lain.
    Sesampai di tempat penginapan, Ghost berusaha bersikap tenang sembari bersiap untuk duel satu lawan satu. Jika ia beruntung, Srikandi akan datang sendiri. Tapi, ia sudah menyiapkan rencana lain jika Srikandi membawa timnya ikut serta. Dirinya lebih berharga jika telah mati daripada masih hidup.
    Ghost mematikan semua lampu di kamar apartemennya. Ia mengisolasi daun pintu dan jendela. Satu-satunya cahaya datang dari sinar laser pendeteksi gerak yang dipasang di depan jendela dan di bawah celah pintu kamarnya. Ia menyiapkan pistol dan senapan serbunya di dekat tubuhnya. Untuk beberapa lama ia hanya duduk terdiam sembari menajamkan telinga. Mewaspadai jika terdengar suara asing dan bunyi yang tidak biasa dari luar kamarnya. Ingatannya tentang suasana apartemen itu sudah dikenal dengan baik. Suara-suara yang terdengar malam itu seperti suara-suara malam-malam sebelumnya. Kebanyakan hening dan sunyi. Hanya derum beberapa kendaraan, suara TV dan obrolan-obrolan biasa yang terdengar dari luar jendela. Lewat tengah malam ia mulai bisa mengendurkan otot-ototnya agar lebih rileks. Karena pagi nanti ia berencana untuk berduel dengan Srikandi walau resikonya sangat besar. Jika beruntung ia akan mendapat jejak ulir proyektil dari senapan milik Srikandi, jika tidak, ia akan memasuki perangkap yang memang telah dipersiapkan untuknya. Sekarang semua tergantung kepada dewi fortuna, apakah mendukungnya atau tidak.
    Apakah Srikandi akan berduel dengan fair besok? Sebuah pertanyaan tanpa jawaban yang berkelebat dalam benak Ghost. Namun, satu yang ia ketahui bahwa Srikandi banyak akal dan tak akan mudah bermain dengan adil.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience