Rate

FILE 45: Dreams and Disasters

Mystery & Detective Series 649

"Apa kita pernah bermain Blizzard online satu tim? Ada seorang tim yang bernama Ghost. Identitasnya misterius..."

    INSPEKTUR Anton terjaga dari tidurnya. Rambutnya yang basah oleh keringat menempel di kulit dahinya. Punggung kaosnya nampak menempel di kulitnya yang basah. Kelembaban di Pulau Badai cukup tinggi. Curah hujan yang turun mengakibatkan hutan tropis yang mengelilingi pulau selalu lembab. Pulau Badai merupakan kawasan penelitian dan pengembangan teknologi yang menjadi tempat transit ketika membangun pulau buatan beberapa mil dari tempat itu. Di sana terdapat instalasi pembangkit listrik tenaga ombak, tenaga angin dan tenaga gelombang. Karena itu diberi nama Pulau Badai dari nama aslinya. Beberapa pulau di Kepulauan Seribu satu per satu terkoneksi dengan pulau itu sebagai pembangkit listrik tenaga alam.
    Perumahan yang ada di pulau itu juga kebanyakan dihuni oleh tenaga ahli dari asing. Hanya beberapa ilmuwan dan karyawan lokal yang terpilih dipekerjakan di sana. Kawasan perumahan Kristal dan Mahabarata termasuk lingkungan yang modern dan mewah. Sekolah di sana termasuk kelas internasional. Karena itu anak-anak dan remaja di tempat itu merupakan remaja yang paling modern dan update.
    Selfi yang masih asyik membaca novel di larut malam itu heran melihat inspektur itu bangun dari tidurnya yang nyenyak. Setelah seharian penuh menantang angin demi sampai ke Pulai Badai.
    “Eh, ada apa say? Mimpi buruk?!”
    “Ya, aku … aku seperti melihat tempat kejadian perkara … tapi … bukan seperti di dunia ini karena ... ah, cukup sulit untuk menjelaskan kalau tidak membayangkannya sendiri.”
    “Ah, hanya mimpi. Dan mimpi memang biasanya aneh,” ujar Selfi menenangkan.
    Inspektur Anton lantas terdiam. Kemudian berkata, “Aku juga mendengar bunyi-bunyi aneh seperti bunyi radio dari stasiun radio atau kapal yang….”
    “Hei, kau hanya letih saja … jadi bersikap tenang ya.” Selfi memotong perkataan itu. Ia beranjak dari sofanya dan menyodorkan sebotol air mineral.
    Cerita fantastis semacam itu, hal yang beraroma supranatural, yang tidak dapat dicerna dengan akal sehat pasti memiliki penjelasan ilmiah yang rasional atau masuk akal. Selfi bukan orang yang mudah percaya dengan hal beraroma supranatural, tapi ia melihat dengan mata kepala sendiri beberapa kejadian yang tak masuk akal. Bukan. Sebenarnya bukan tak masuk akal, tapi karena sains dan ilmu pengetahuan belum mampu menjangkaunya. Apalagi teman-teman Selfi dan rekan-rekan Inspektur Anton yang sebagian ada yang percaya dan tidak percaya dengan hal klenik.
    Salah satu yang membuat rekan-rekan Inspektur Anton terheran-heran adalah kemampuan supranatural yang dimiliki inspektur itu. Meski bukan bakat dari sejak lahir. Dan ia bukan termasuk anak indigo. Ia mendapatkan kemampuan supranatural itu secara tidak sengaja ketika dikubur hidup-hidup oleh kelompok mafia King Cobra. Sejak saat itu Inspektur Anton sering mendengar suara-suara yang tak terdengar manusia biasa. Entah berkah atau kutukan, karena kemampuan itu pula yang membuat inspektur polisi itu mendapat petunjuk di setiap kasus yang ditanganinya. Sayangnya, kemampuan itu tak dapat dikendalikan, kadang datang dan kadang pergi tanpa dapat diprediksi. Namun, akibat eksperimen di laboratorium itu, kekuatan itu makin menguat.
    Inspektur Anton berusaha memejamkan mata. Perlahan rasa kantuknya datang. Bersamaan dengan sebuah suara yang sayup-sayup terdengar di telinga inspektur polisi itu....

    “Seratus delapan poin delapan FM … Haloo selamat petang … Radio terfavorit di Pulau Badai, Aurora FM….”

    Suara dari frekuensi itu sayup-sayup terdengar di telinga Inspektur Anton. Tumpang tindih dengan suara-suara yang tak dapat terdengar oleh manusia biasa.
***
    “Seratus delapan poin delapan FM ... Haloo selamat petang menjelang malem hehe … yoi radio terfavorit di Pulau Badai apalagi kalau bukan Aurora FM, kali ini gue Sufyan akan kembali mereview sebuah game online mmorpg atau game multiplayer perang-perangan, yup jadi bukan perang beneran loh, namanya juga perang-perangan kayak pacar-pacaran haha... Game Blizzard tengah ngetrend di dunia nih … juga ada side story dari sub misinya nih kayak cerita detektif yang tengah mewabah ciee bahasanya mewabah ya kayak virus flu aja nih mewabah hahay … Ya semoga kompetisi online Blizzard minggu depan tidak terganggu karena badai … Dan Mas Faril operator Nebula bisa tetep masuk kerja di tengah kesibukannya kuliah ... yup semoga badai tidak jadi datang hari ini, jadi sambungan listrik tetap aman hehe….”

    Gelombang radio terus naik ke atas langit, memantul-mantul di lapisan atmosfer tepatnya di lapisan ionosfer yang berjarak empat ratus kilometer di atas bumi. Saling tumpang tindih karena mempunyai frekuensi yang berdekatan atau bahkan sama.

    “Radio Sonar FM menghimbau nih para penghuni Pulau Badai… harap berhati-hati … jauhi pohon tua, baliho dan tiang listrik… Badai yang sebelumnya pernah menerjang Kepulauan Seribu kini kembali datang lagi… kangen paling ya, hush....”

    Suara-suara frekuensi dari radio di pulau-pulau terdekat pun terdengar.

    “Sebentar lagi kita akan memutar satu lagu ajeb-ajeb dan rancak bingit dari Owl City yang judulnya Dreams and Disasters … ini nih request dari seseorang yang spesial … mungkin lagu penutup di acara ini … kalau badai datang maka terpaksa kita tutup lebih cepat ya acaranya sobat pendengar Galaksi FM … jangan cemas karena doain aja kita bisa ketemu lagi di frekuensi dan gelombang yang sama….”

    Lalu terdengar bunyi berkerisik, bunyi menggema dan digantikan suara dari frekuensi lain.

    “Barakuda satu ke barakuda dua ... lapor ndan … kode merah nih … posisi Ghost masih belum terlacak tapi kita bawa beberapa ekor ular ... diusahakan mendarat sebelum badai datang ... ganti.”

    Lalu bunyi berkerisik dan digantikan suara dari percakapan ponsel yang sayup-sayup di antara distorsi frekuensi.
    Di luar angkasa bumi nampak seperti bola kaca berwarna biru dengan lapisan awan yang menyelubunginya. Lapisan awan yang berada di atas Kepulauan Seribu nampak menjadi mata badai yang berputar di atas langit seperti lubang dimensi ke alam lain.
    Pusaran mata badai mulai bergerak menutup Kepulauan Seribu. Tepat di tepi badai itu sebuah menara radio masih tegak menantang angin yang mulai menggila dari arah utara. Padahal stasiun radio lain sudah berkemas dan menutup studio mereka. Salah satu pemancar radio masih bersikeras memancarkan gelombang. Memberitahukan posisi badai dengan alat dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Seakan menantang badai yang tengah menyapa kepulauan itu.
***
    BMKG Tanjung Priuk mengawasi berkumpulnya awan kumulunimbus yang berpotensi mendatangkan badai. Keberangkatan kapal untuk pemeriksaan mercusuar rutin di Kepulauan Seribu harus ditunda.
    Kelembaban udara naik drastis sejak sore hari tadi. Pemantau citra satelit menampilkan gambar akurat awan tebal dan kemunculan mata badai. Bergerak dengan kecepatan dua mil per jam di atas laut utara Jawa. Mulai menerjang pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu.
    Bunyi ledakan halilintar dan guruh susul-menyusul tiga belas detik kemudian. Membungkam Pulau Badai dalam kesunyian. Seakan terdengar runtuhan kerajaan langit yang jatuh dari nirwana.
    Masih pukul tujuh malam, tapi seisi instalasi penelitian dan pemukiman modern di Pulau Badai dan tempat wisata di sekitarnya lumpuh. Mobil-mobil listrik menepi dan trem listrik bergegas mengosongkan penumpang dari gerbongnya.
    Angin yang berkecepatan enam puluh kilometer per jam mencabik ranting-ranting pepohonan dan membentur-bentur atap loteng gedung sebuah laboratorium bertingkat dua itu. Menimbulkan bunyi gaduh dari berbagai arah. Operator pembangkit listrik bekerja lembur demi mengawasi instalasi yang terhantam badai. Badai yang datang menjadi berkah sekaligus musibah. Menjadi berkah karena dapat meningkatkan kapasitas tenaga listrik dan di sisi lain kekuatan yang tak terkendali itu seringkali merusak mesin pembangkit listrik yang dipasang sehingga kelebihan muatan. Berbagai cara telah digunakan untuk memanfaatkan daya rusak badai menjadi energi listrik dan masih dalam tahap penelitian.
    Malam itu hanya ada dua orang di dalam laboratorium. Mereka menunggu rekan-rekan lain yang terjebak badai dalam perjalanan.
    Badai yang menyerang instalasi ilmiah membuat beberapa ilmuwan dan teknisi memilih pulang. Namun, ada pula yang tetap tinggal di dalam gedung instalasi.
    Seorang ilmuwan tidak dapat duduk dengan tenang di dalam ruang siar malam. Kursi putar yang didudukinya berderit-derit ketika ia memutarnya dengan iseng ke kiri dan ke kanan. Ia ingin cepat-cepat keluar dari ruang laboratorium. Walaupun ruang lab telah didesain dengan dekorasi khusus agar dapat betah tinggal berjam-jam tanpa merasa bosan. Pilihan warna-warna dan kebersihan diperhatian dan dikontrol dengan hati-hati. Aroma terapi dan ruangan bebas asap dan debu membuat suasana menjadi lebih nyaman. Sehingga penelitian yang dilakukan lebih cemerlang, bukan hanya sekadar menghabiskan dana penelitian. Apalagi beberapa ilmuwan tersangkut kasus pengadaan alat laboratorium yang bekerja sama dengan pemilik PT. Putra Rajawali yang telah tewas dalam kasus penembakan di Moderland. Ditengarai penyelundupan evatoxin dari pulau buatan itu di transit di Pulau Badai sebelum dibawa ke luar negeri. Kapal selam mini berkapasitas lima orang yang dirancang di Pulau Badai juga digunakan oleh Evangela untuk melarikan diri.
    Banyak ilmuwan dunia yang memuji kenyamanan dan kecanggihan laboratorium itu. Beberapa penelitian mengenai energi terbarukan terus dilakukan. Berbagai cara dilakukan agar ketahanan energi di Indonesia bisa terpenuhi. Jadi di masa depan sudah bisa terbebas dari minyak bumi dan batubara yang makin menipis. Kendaraan dan alat-alat rumah tangga yang dipakai di Pulau Badai sudah seluruhnya memakai listrik. Mobil-mobil listrik mulai didesain lebih baik lagi di pulau itu. Karena begitu pentingnya letak instalasi itu beberapa tempat tak dapat terlihat di peta digital. Bisa dibilang pulau itu disebut Silicon Valley yang ada di Indonesia.
    Ruangan yang didekorasi mewah seperti hotel, bernuansa putih dan biru dengan warna logam yang berlapis krom membuat tempat itu menjadi higienis dan modern. Pintu-pintu otomatis bergeser dikendalikan oleh sensor laser. Hiburan berupa game juga disediakan ketika jam-jam istirahat yang ketat. Termasuk game perang multiplayer berjudul Blizzard.
    Namun, ruangan itu menjadi nampak pucat pasi, seperti kebanyakan ilmuwan yang bekerja di sana karena lama tak terpapar sinar matahari. Bekerja dua puluh empat jam non stop di dalam ruangan. Biasanya juga menginap dan tak pernah keluar dari gedung yang tertutup karena sudah disedian fasilitas lengkap layaknya hotel. Walau dindingnya yang tebal telah dilapisi peredam suara, namun masih tidak dapat menahan bunyi guruh yang bersahut-sahutan tepat di atas gedung.
    Bahkan bunyi alarm tanda penyusup tak terdengar ketika guruh bersahut-sahutan.
    Seorang ilmuwan yang berjaga di dalam laboratorium tak mendengar bunyi ponsel. Ia sadar ketika melihat cahaya yang berkedip beberapa kali dari ponselnya. Ia segera mengangkatnya. Dari nomer tak dikenal. Terdengar suara yang berat.
    “Halooo … Arnes … gimana di sana? Masih aman dan nyaman?”
    Arnes Antares adalah nama yang tertulis di kartu nama ilmuwan itu. Pria muda yang masih berusia sekitar dua puluhan, namun memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Ia tersenyum dan mencoba menyingkirkan segala ketakutannya.
    “Halo … siapa ini ya?”
    “Kau gak mengenalku?”
    “Maaf … nomer ini tak tercatat di ponselku. Siapa ya?”
    “Di game Blizzard aku biasanya dipanggil hantu… Ghost.”
    “Tunggu dulu … apa kita pernah bermain Blizzard online satu tim? Ada seorang tim yang bernama Ghost. Identitasnya misterius sih.”
    Untuk beberapa lama tidak terdengar suara. Nampaknya orang yang menelepon itu sedang melacak posisinya.
    “Aku hanya memperingatkan bahwa kau dalam bahaya. Jika ada hal yang mencurigakan segera panggil nomer ini. Aku akan melacakmu.”
    “Bahaya?”
    “Ya, nyawamu dalam bahaya.”
    Kemudian sambungan itu berakhir dengan nada sambung.
    Arnes hanya dapat tercenung. Entah apakah ia harus percaya kepada si penelepon gelap itu. Atau itu semacam pesan ancaman. Ia tak pernah merasa memiliki musuh.
    Tapi beberapa rahasia yang dipegangnya mengenai evatoxin telah mendatangkan musuh yang berbahaya.
    Apakah nyawa ilmuwan itu benar-benar dalam bahaya?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience