BAB 31 Part 1

Action Completed 18091

INDRA DUDUK BERSILA sambil menikmati angin dari atas bukit ini yang terletak di pinggir bandar...

Selepas menziarahi makam ibunya, dia terus berjalan menaiki bukit ini tanpa pulang ke rumah atau pun kem...

Tempat yang sama ketika Billy melamar Amelya, tempat di mana dia dan Billy berbicara dari hati ke hati ketika dia mengalami krisis dengan arwah ibunya dulu...

Dan tempat ini juga menjadi tempat nya meluahkan perasaan...

Buktinya, dia sudah pun berada di sini sambil meneguk setin air Coke... Nak minum arak tak boleh... Karang tak pasal - pasal kena tindakan tatatertib... Lebih parah, kena buang kerja terus!

Jadi di ganti dengan air Coke sahaja...

Ooo... Patutlah si Billy dan geng - geng yang lain tak dapat kesan, rupanya dia menyorok dekat sini...

Bukan menyorok lah... Nak tenangkan diri aje...

Kenapalah si Billy tak terfikir tempat ni tadi...

Hmm... Nak buat macam mana... Dah member tengah resah... Memang bercelaru lah otak...

Dua keping gambar berada di poket jaketnya di seluk...

Dua keping gambar itu di bawa dekat wajahnya...

Satu gambar arwah Melati seorang diri... Dan satu lagi adalah gambar mereka bertiga... Dia, arwah Melati dan Milan...

Dia masih ingat lagi bagaimana struggle nya gadis itu memujuk dirinya untuk bergambar bersama...

Dan akhirnya, dia mengalah bila melihat kesungguhan gadis itu...

Dan sekarang, momen bersama gadis itu seperti menyakit kan hatinya...

Hatinya sakit bila mengingatkan penipuan yang gadis itu lakukan... Kalau dia tak jumpa dan buka diari hitam itu, agaknya sampai kesudah dia tidak tahu kisah benarnya...

Hatinya seperti terhiris bila mengetahui yang dia adalah anak hasil dari dipemerkosaan dan bukan dari ikatan perkahwinan yang sah...

Ya... Dulu dia ingat ibu bapanya sudah tiada... Sebab itulah dia dihantar ke rumah anak - anak yatim...

Tapi mengingatkan kenyataan yang dia baru ketahui ini... Hati nya menjadi terlalu sakit sekali... Terlalu sakit dan sukar di gambarkan...

Patutlah semasa dia menyoal Melati tentang dimana keberadaan ayahnya dulu, Melati hanya diam...

Sebab ini rupanya...

Dan Milan pula bersengkongkol dengan Melati untuk merahsiakan dari dirinya...

Bila di fikirkan balik, Milan hanya menjalankan amanah nya saja untuk tidak membuka dan menceritakan perkara aib ini kepada orang lain...

Tapi Indra tetap juga tidak terima...

Dia masih juga mahu menyalahkan Milan...

Dia terikat dengan janji ibunya untuk menjaga Milan, tetapi hatinya meningkah...

Untuk melihat Milan sekarang ini pun seperti melihat bara api... Dia benci melihat wajah comel itu... Dia benci...

Selebihnya dia takut...

Dia takut dia akan cederakan Milan sama seperti tempoh hari apabila amarahnya sukar dikawal...

Dia mengeluh keras...

Mukanya diraup kasar...

"Ya Tuhan... Apa yang perlu aku buat sekarang... Tolong lah beri petunjuk kepada ku... Ya Tuhan..." Rintih Indra perlahan.

Dia menunduk muka kebawah...

Setitis demi Setitis air mata nya jatuh ke bawah...

Kesian Indra...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience