Episode 1

Romance Series 19934

"Assalamualaikum wr wb....selamat pagi dan salam sejahtera kepada kita semua. Selamat datang di aula umum kampus Universitas kami yang tercinta. Perkenalkan nama saya Dika dan perempuan yang berada di samping saya..."

"Nama saya Indah. Hari ini kami akan memperkenalkan orang orang hebat yang berada di hadapan kalian dan sepertinya mata teman-teman sekalian hanya mengarah pada satu titik pada seorang lelaki tampan yang kini menjadi incaran para wanita"

"Kegiatan ini adalah kegiatan tahunan yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa dimana mereka secara langsung bisa bertemu dengan orang-orang hebat dan bisa membagi experience mereka dalam kegiatan tanya jawab nantinya"

"Hari ini kita kedatangan tamu yang sangat spesial dia adalah seorang wanita karir sangat terkenal akan kecerdasan dan kecantikan yang dimilikinya. Dia adalah seorang magister Hubungan Internasional dari Universitas terkenal di dunia dan mendapatkan banyak penghargaan. Sangat sulit mengundang wanita karir incaran para lelaki hebat berkelas namun saat ini beliau hanya fokus pada studinya. Hari ini kami berhasil mendatangkan wanita spesial ini karena Professor Darwin secara langsung yang turun tangan demi murid kesayangan nya yang belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia selama hampir 3 tahun"

Hari di mana semua mahasiswa juga lulusan UI menghadiri seminar umum untuk menambahkan pengalaman juga pengetahuan dalam segi perkembangan politik dan ekonomi Indonesia.

Bukan hanya asing tapi semua berubah menjadi keheningan dalam diam saat mata mereka bertemu. Ketika kaki seorang wanita menaiki panggung seminar, semua mata tertuju pada wanita polos nan ramah dengan senyuman indah di bibirnya. Berpakaian muslimah menjadi poin lebih bagi Ran yang sudah menjulurkan jilbabnya menutupi dada. Mata coklat teh terang, warna kulit yang sangat cerah juga bibir seksi tanpa make up berlebihan di iringi oleh baju terusan berbahan lembut berwarna putih membuat kegaduhan orang-orang memuji wanita yang menyejukkan hati saat melihatnya.

"Masya Allah"

"Dia seperti seorang bidadari syurga"

Menjaga aurat juga menjaga kehormatannya di depan orang yang bukan mahrom nya adalah hal utama bagi Ran yang sudah hijrah secara lahir dan batin. Kini semua masa lalu sudah dia serahkan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.

"Assalamualaikum kak" kata Indah sangat sopan dan segera mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Waalaikum salam. Salam kenal" jawab Ran membalas uluran tangan Indah. Berbeda dengan Dika yang hanya memberi salam tanpa berjabat tangan karena mengerti pada Ran. Tapi Dika juga mendapatkan senyuman hangat dari Ran dan langsung mempersilakan Ran untuk duduk di sofa yang telah di siapkan.

"Apa ini nyata?" pikir Rangga dalam hatinya.

Wanita yang selama ini sangat ingin ditemuinya tepat berada di depannya dengan penampilan yang sangat memukau.

"Rangga? Lo kenapa?" tanya Haikal pada wakil Presdir di perusahaan nya.

Haikal yang kini menjabat sebagai sekertaris nya sangat heran melihat sikap Rangga yang hanya menatap Ran tanpa berkedip.

"Baru kali ini gue lihat lo menatap perempuan cantik kayak gitu" kata Haikal informal ketika mereka hanya berdua.

Dalam pandangan Haikal, Rangga adalah orang yang gila kerja dan tidak pernah tertarik pada wanita cantik sekalipun itu artis ataupun model yang selalu menaruh hati padanya. Hingga menimbulkan gosip kalau Rangga adalah seorang gay, yaitu laki-laki suka pada laki-laki. Semua gosip itu bermula dari aturan yang Rangga buat di perusahaan.

Aturan nya adalah :
1. Semua orang yang berjenis kelamin perempuan wajib menjaga jarak 5 meter darinya.

Semua ketua divisi dalam perusahaan adalah lelaki kecuali Vina yang masih bertahan jadi ketua divisi di perusahaan itu.

Seorang lelaki yang tidak pernah tersenyum dan sangat menjaga jarak dengan wanita sangat menakutkan bagi para karyawan muda, meskipun ada yang nekat untuk menggoda Presdir dingin itu akhirnya berakhir tragis dan langsung dikeluarkan dari perusahaan.

Ketika mata Ran melihat Rangga yang juga menatapnya dingin, membuat Ran mengambil kesimpulan "kenapa kamu sangat kurus, tatapan mu berubah Rangga" gumam Ran dalam hatinya.

"Masya Allah, gue pengen perempuan kayak dia di hidup gue" kata Haikal terpesona pada penampilan Ran. Mata Rangga langsung berpindah menjadi pedang melihat ucapan Haikal.

"Lo kenapa? Hm...? Mau balik ke kantor?" tanya Haikal keheranan, meskipun dia peka pada tatapan Rangga.

"Baiklah, sebelum kita memulai wawancara pada pagi hari ini. Kami persilahkan kepada tamu kita memberikan sepatah kata untuk seluruh mahasiswa di ruangan ini" kata Indah mempersilakan

"Terimakasih atas waktu yang telah diberikan. Perkenalkan nama saya Ran Tania. Senang bertemu dengan kalian semua yang berada di ruangan ini. Tidak adil kalau hanya sebagian yang berjuang demi nama Indonesia, Imam Syafi'i pernah mengatakan bila kau tak mau merasakan lelah nya belajar,maka kau kan menanggung pahit nya kebodohan. Sama seperti jika kamu tak mau merasakan sulitnya perjuangan maka kau akan menanggung pahitnya kegagalan. Beban Indonesia saat ini berada pundak kita, berusaha sendiri itu tidak akan ada perubahan tapi dengan kita semua bersama-sama seberat apapun masalah nya itu akan mudah diselesaikan. Jangan kecewakan mereka yang dulu nya berjuang atas nama Indonesia, saat ini kita telah mendapatkan nya tapi belum menyelesaikan tugas yang para pahlawan inginkan yaitu mewujudkan pancasila bersama-sama. Saya berkelana di seluruh penjuru dunia demi membawa nama Indonesia demi mengenalkan Indonesia pada mereka. Indonesia diraih dengan lautan darah dan air mata para pejuang yang telah gugur mendahului kita. Apakah kalian tidak malu hanya duduk diam menyaksikan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia?, kita sebagai penerus bangsa harus mampu bersatu dan berjuang bersama-sama demi masa-masa indah anak-anak kita di masa depan. Sekian dan terimakasih"

"Ohh, namanya Ran Tania ya, nama yang indah" kata para lelaki di aula umum itu.

"Udah cantik, pinter lagi. Dia pantas jadi ibu buat anak-anak aku" kata Haikal percaya diri.

"Dia punya aku" kata Rangga dingin bersama dengan ketegasannya.

"Emang dia mau sama patung es kayak lo?" ledek Haikal tanpa tahu masa lalu antara Rangga dan Ran.

"Ehhh... kenapa Vina ada di sini juga. Ehhh! Mereka saling kenal ya? Kok Vina melambai gitu melihat Ran?"

Haikal terkaget-kaget melihat perempuan blak-blakan sangat centil itu berada di pojok depan barisan. "Apa Vina ngefans sama Ran Tania?" pikir Haikal lagi.

"Berisik!" keluh Rangga membuat Haikal tidak berkutik.

Kedua pasang mata itu mulai bertemu lagi, satu kalimat terbesit di hati mereka "aku sangat merindukanmu". Namun tanda tanya mengusik di hati mereka "apakah dia masih mencintaiku?"

"Apakah ingatanmu sudah kembali? apa kamu masih tidak mengenalku? Atau kamu memang sangat membenci ku?"

Pertanyaan-pertanyaan mulai merasuki fikiran Rangga akan dirinya di mata Ran.

1 jam membahas tentang masalah Indonesia saat ini, tibalah waktu yang di nanti nanti bagi para pendengar untuk memberikan pertanyaan

"Siapa yang ingin bertanya?" tawar Dika mencari para penonton.

"Saya!" kata seorang lelaki mengangkat tangannya ke atas.

"Silakan berikan pertanyaan anda" kata Indah.

"Apa saudari Ran Tania sudah menikah?" tanya para penonton.

"Saya sudah memiliki keluarga dan orang-orang yang sangat saya cintai" jawab Ran yang membuat Rangga mengepal kedua tangannya.

"Dia sudah memilik pria lain?" kata Haikal merasa tertolak.

"Apa lelaki itu ada di sini?" tanya para penonton penasaran.

"Ada" jawab Ran tersenyum dan tersipu malu.

"MAMI" panggil seorang balita naik ke atas panggung bersama dengan seorang lelaki yang membawa buket bunga lili berwarna kuning.

Seketika pandangan para penonton penasaran pada lelaki yang menaiki panggung mengejar balita yang masih berlari dengan kaki mungil nya.

"Hei baby Elsa" sapa Ran memeluknya erat.

"Maaf saya tidak bisa menjemput mu di bandara pagi ini. Ini hadiah untukmu" kata Rizki yang masih memakai jas kerja berwarna biru dongker. Wajah yang diturunkan dari orang tua Rizki, yaitu penduduk asli Korea Selatan tentu saja kulit putih yang hampir setara dengan warna kulit Ran ditambah lagi wajah yang menawan seperti idol Korea.

Mereka yang melihat hanya bisa iri pada pasangan yang berada di atas panggung yang sangat cocok itu.

"Mami, Elsa miss you" kata balita itu masih susah mengeluarkan kalimat.

"Mami juga rindu sama putri Elsa" kata Ran mengecup kedua pipi Elsa lembut dan langsung menggendong nya.

Kedua moderator itu dibuat diam mendengarkan Ran berbincang menggunakan kata-kata gemes pada Elsa.

Bankk

Melihat semua itu di depan mata Rangga, sungguh menyakitkan hati. Rangga pergi meninggalkan ruangan itu dengan sangat kacau.

"Sepertinya tidak perlu lagi kita semua bertanya hubungan seperti apa yang Ran Tania miliki" kata Indah langsung menutup kegiatan itu.

"Anak kakak ya?" tanya Indah penasaran melihat Ran sangat menyayangi balita itu.

"Bukan anak saya, tapi anak kakak saya" balas Ran terkekeh mendengar hal itu.

"Ohhh, lelaki ini suami kakak?" tanya Dika menunjuk Rizki.

"Bukan, dia sahabat saya" balas Ran masih tertawa melihat reaksi mereka.

"Terus suami kakak mana?" tanya Indah masih Ingin kepo pada pribadi yang sangat dikagumi nya.

"RAN!" panggil Vina berlari menghampiri Ran dan langsung memeluknya.

"Gue rindu banget sama lo" kata Vina memeluk kedua orang yang disayanginya.

"Aku juga rindu sama mulut ember kamu" jawab Ran pada sahabat gila nya itu.

Banyak orang yang menunggu Ran untuk mengambil foto juga mendekati Ran hingga pertanyaan itu tenggelam dengan sendirinya.

Hai guys.... Kita bertemu lagi di novel baru aku. buat yang baru join di novel ini selamat datang. Jangan lupa comment, follow dan berikan rating yaaa. love you guys

Share this novel

Bungsu
2023-10-23 23:06:58 

hello

test_account
2022-04-04 03:45:12 

test_account


NovelPlus Premium

The best ads free experience