Memang wanita cantik itu sangat kelelahan, sampai-sampai dia terlelap selama berendam bersama Doojoon di bathub. Dengan telaten sang suami mengurusi istrinya sampai memakaikan piyama agar istrinya tidak kedinginan. Masih terlelap dalam dekapannya, Doojoon sembari melanjutkan suprise yang hampir saja gagal karena Ran.
"Untung kamu cantik" gumam Doojoon menatap wajah ranum yang meneduhkan hatinya
"Mas Doojoon..." lirih Ran dalam tidurnya
"Hm?" Doojoon mendengar lirih suara Ran yang sedang mengigau
"Mau..."
"Mau apa?"
Meskipun tahu istrinya sedang mengigau, dia tetap saja menggubris perkataan Ran yang tidak karuan
"Rindu mas Doojoon..." Lirih Ran masih berbicara
"Pftttt"
Doojoon terkekeh, ternyata wanita cantik ini tidak tahan berada jauh darinya.
Cup
Kecupan singkat mendarat di kening sang istri tercinta
"Gimana nih" keluh Doojoon membelai lembut pipi Ran "aku udah gak bisa lepasin kamu" ucapnya sambil senyum-senyum sendiri menatap Ran.
Saking sayangnya, Doojoon sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengusik ciptaan langka di dekapannya.
Membelainya, memberikan jatah ciuman di setiap sisi wajah Ran. Bulu mata yang melentik lebat, hidung mancung, pipi chubby dan bibir sexi, semuanya mendapatkan bagian dari Doojoon.
Saking gemesnya, Doojoon sampai candu menyentuh pipi kenyal yang semakin naik, bahkan menggigit dan mengecup nya berkali-kali.
"Kayak mochi" lirih Doojoon memainkan pipi Ran seperti mainan.
Sudah pasti Ran akan terusik, apalagi dia merasa pipinya sudah basah, suara Doojoon yang tidak henti-hentinya mengeluarkan tawa yang semakin candu
"Mas, jangan nakal" kali ini Ran sudah setengah sadar dengan ucapannya
Toel toel toel
Tetap tangan Doojoon mengusik dan tidak mau diam. Ran membuka matanya lebar-lebar, menatap Doojoon dengan mimik wajah kesal bukan main.
"Ehh, sudah bagun toh" ujar Doojoon senyum santai, padahal dia memang sengaja mengusik wanitanya
"Lanjutkan"
"Hah?"
"Lanjutkan kegiatan kamu mas, terusin sampai kamu puas!" Ucap Ran sangat kesal
"Sampai kapanpun gak bisa puas" lirih Doojoon dalam hatinya.
Tiba-tiba petasan berbunyi di luar jendela mereka, bunyi yang sangat besar bergantian di sekeliling hotel mereka. Bahkan cahayanya mampu menembus tirai jendela yang masih tertutup rapat.
"Happy birthday sayang" ucap Doojoon dengan senyuman polosnya.
Sempat Ran bingung dengan situasi saat ini, namun semakin lama senyuman Doojoon semakin mengembang, entah sejak kapan
Mata Ran berbinar menangkap tatapan yang tidak bisa teralihkan dari Doojoon.
"Semoga istriku bahagia selalu, sehat selalu, dan selalu mencintai suamimu yang handsome ini" ucap Doojoon.
Ternyata suaminya bisa se alay ini di depannya. Mood yang tadinya kesal, marah bahkan was was kini berubah menjadi senyuman lebar dan bahagia.
"Hiks hiks hiks"
Reaksi yang Ran berikan bikin Doojoon keheranan karena tak ada senyuman di bibirnya. Tangisan Ran semakin menjadi-jadi "kenapa nangis?"
"Jangan sedih dong, aku bikin salah ya?" Tanya Doojoon merasa tidak nyaman
"Makasih mas, hiks hiks hiks. Karena kamu, aku bisa bahagia lagi hiks hiks" lirih Ran dengan tangisan yang terisak-isak.
"Kamu adalah orang yang paling sabar dan paling baik hadapin aku. Hiks hiks, maafin aku belum bisa kasih apa-apa ke kamu" lirih Ran dengan bulir air mata yang ditangguhkan oleh jemari Doojoon
"Hei hei...tatap aku"
Mata Ran langsung mengikuti perintah "kamu itu anugrah terindah di duniaku. Terimakasih sudah lahir ke dunia ini" ucap Doojoon memberikan kecupan singkat di kening Ran.
"Huaaaaaa" tangisan Ran semakin pecah
"Cup cup, mau mas beliin eskrim? Atau Boba?" Gombal Doojoon agar wanita nya berhenti menangis.
"Kita ke balkon yuk" ajak Doojoon ingin menunjukkan sesuatu
"Gendong" rengek Ran manja
"Tapi gak boleh nangis kalau di gendong
Ran mengangguk. Doojoon menggendong Ran menuju balkon di kamar hotelnya. Balkon yang sudah di dekor indah dengan penuh Kilauan.
Sebuah meja yang dipenuhi oleh dessert dan kue ulangtahun berwarna putih bertingkat. Buket bunga yang sangat mewah dan besar di sertai lilin aroma yang semakin romantis.
"Kapan kamu siapin semua ini mas?" Tanya Ran merangkul leher Doojoon
"Saat kita tiba di hotel ini" jawab Doojoon
Perlahan Doojoon menurunkan Ran di atas kursi yang di khususkan untuknya. "Make a wish dulu, terus lilinnya di tiup" pinta Doojoon mengambil korek api dalam sakunya, dia menyalakan lilinnya.
Ran menutup matanya melakukan permohonan dengan sangat serius.
"Ya Allah, aku ingin lelaki ini selalu berada di sisiku selamanya" ucap Ran dalam hati
Tanpa Ran sadari, Doojoon juga melakukan permohonan "Ya Allah, lindungi lah Ran ku" lirih Doojoon dalam doa yang serius.
Share this novel