"TEMUKAN ISTRI SAYA! JANGAN BERANI MENUNJUKKAN DIRI KALAU DIA BELUM KALIAN TEMUKAN!" Teriak Doojoon dalam panggilan telepon yang mendadak dia terima.
"Baik tuan" jawab kedua pengawal yang menemani Ran saat sedang jalan-jalan menikmati pemandangan menara Eiffel yang sangat dekat dengannya.
Memang Doojoon sejak awal pergi bersama dengan sang istri tapi karena ada panggilan penting dari salah satu kliennya, Doojoon harus menitipkan sang istri dalam pengawasan para pengawal yang berada di kediaman mereka di Indonesia
Tampaknya kedua pengawal itu kewalahan melihat nyonya mereka yang sangat aktif seolah tahu seluk-beluk kota Paris, padahal ini pertama kalinya bagi Ran. Apalagi aturan yang di tetapkan Doojoon harus berjarak 10 meter dari istrinya, bukannya mudah justru mempersulit para pengawal mengawasi, apalagi semakin malam banyak para wisatawan datang dan semakin ramai.
Hingga akhirnya Ran hilang di kerumunan para manusia-manusia tinggi yang sangat padat dan ramai.
Sudah satu jam para pengawal mengitari menara Eiffel mencari nyonya mereka, tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menghubungi Doojoon dalam suasana hati yang senang.
Dalam beberapa menit Doojoon datang membawa beberapa orang bersamanya.
Sudah pasti Doojoon sangat emosional, tapi dia harus memikirkan semua ini dengan kepala dingin. "Ceritakan kronologi nya kenapa istri saya sampai hilang dari pengawasan kalian" ucap Doojoon dengan suara yang sangat datar dan menyeramkan
"Awalnya nyonya menikmati pemandangan sambil menikmati makanannya. Beberapa menit setelahnya nyonya memerintahkan kami untuk memesan makanan untuk kami berdua"
"Kalian memesannya?"
"Emmm...kami menolak, tapi nyonya..."
"Oke, lanjutkan"
Doojoon sangat tahu sifat Ran yang tidak tegaan pada setiap pengawalnya. Sudah pasti apa yang dia makan tentu orang yang bersamanya harus merasakannya juga.
"Kami berdua memesan makanannya tuan"
"Kenapa kalian tidak bergantian, kenapa harus kalian berdua yang memesannya?" Tanya salah seorang pengawal yang datang bersama Doojoon
"hanya saya yang memesannya" jawab sang pengawal
"Saat saya menemani nyonya yang sedang menikmati makanannya, nyonya memerintahkan saya untuk langsung membayar tagihannya dan akhirnya saya menyusul dan... meninggalkan nyonya"
"Terus kenapa istri saya hilang tanpa jejak?"
"Nyonya meninggalkan tas juga handphonenya di meja makannya tuan" jawab sang pengawal dengan detail.
"Kita semua berpencar, cari di setiap sudut kota ini" perintah Doojoon dengan ketenangannya meskipun dalam hati sudah sangat khawatir.
Malam semakin larut, waktu menunjukkan pukul sepuluh lewat, Doojoon yang kembali ke hotel berfikir kalau istrinya sudah kembali.
Begitu banyak kemungkinan yang terjadi di benak Doojoon, istrinya cukuplah cerdas jikalau sampai terjadi masalah, Ran tidak selemah itu jika tersesat dia pasti tahu jalan pulang menuju ke hotel mereka.
Saat pemikiran itu terlintas di pikiran nya, Doojoon segera menghubungi pihak berwajib untuk mambantu menemukan istrinya yang tak kunjung kembali
"Apakah ini bagian dari rencana si biadab itu?" Pikir Doojoon mengerutkan keningnya saking emosi
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada istriku, kalian semua akan mati tanpa sisa" gumam Doojoon semakin menjadi-jadi
Doojoon segera mengambil telepon genggam nya, "halo bos?" Ucap Reza di seberang sana
"Ada pergerakan dari musuh?" Tanya Doojoon tanpa basa-basi
"Ran baik-baik aja kan?" Terka Reza paham dengan situasi
"Ran...hilang"
"Astaghfirullah! Kok bisa? Apa jangan jangan...dia di culik?" Ucap Reza langsung berdiri dari duduknya.
"Kenapa Za?" Tanya Vina yang saat itu bersama dengan Reza di ruang tamu, tentu saja Doni juga mendengar kalimat itu di telinga nya.
"Oke bos, olah TKP" ucap Reza langsung menuju ke ruang kerjanya
"Ran kenapa Za?" Tanya Vina ikutan cemas melihat wajah Reza yang tegang.
"Ran hilang"
"What! Gue harus telfon bang Hendra dulu"
"Jangan Vin, kamu tenang dulu, biar informasi ini kita simpan sampai Ran ketemu"
"Kalau gak ketemu gimana?"
"Bang Doojoon gak setolol itu biarin istrinya hilang, dia pasti udah siapin senjata temuin Ran" jawab Reza langsung melihat beberapa CCTV rumah yang sangat asing bagi Vina.
"Lo lagi selidiki apa Za?"
"Vin, kamu percaya kan sama aku?" Tanya Reza menghentikan penyelidikan nya karena ada Vina yang serius memerhatikan
"Kenapa lo tanya begitu?" Tanya Vina kebingungan plus gugup
"Aku bakalan jelasin ke kamu tapi gak sekarang Vin, aku gak mau kamu kepikiran dan stres mikirin masalah ini. Aku gak mau dampaknya sama janin kita. Sekarang selesaiin dulu masalah kamu sama Doni, temenin dia dulu, ada hal yang lebih penting sekarang" jelas Reza dengan lembut
"Oke, gue percaya. Tapi lo harus hati-hati dan jaga diri, gue...gak mau lo kenapa-napa, gue belum mau jadi janda anak satu" jawab Vina tahu kalau masalah yang di hadapi mereka adalah masalah besar dan berbahaya.
"Makasih bee" ucap Reza mengecup kening sang istri.
"Bee? Lebah?"
"Iya, kamu my bee"
"Kok lebah sih, yang lain kek"
"Bee. Kamu itu manis dan wangi, tapi nyengat"
"Sakit dong"
"Gak sakit, cuma nyebelin dikit"
"Ihh, gak nyambung"
Sorry ya guys baru bisa upload, beberapa Minggu yang lalu terjadi masalah akun saya tidak bisa login sampai saya memutuskan untuk berhenti, followers dan akun saya tidak bisa terbaca dan semua data saya hilang, saya menyerah karena berfikir sudah tidak ada kesempatan lagi, tapi beberapa minggu kemudian saya mencobanya kembali, Alhamdulillah sudah akun saya sudah kembali meskipun tidak seperti dulu, tapi saya bersyukur akun ini sudah kembali ke tangan saya. terimakasih masih setia menunggu. love you all
Share this novel