Episode 71

Romance Series 19934

Ran sedang menunggu hasil testpack di dalam kamar mandi. Dia sangat khawatir menunggu hasilnya. Apakah benar perkiraan nya kali ini

Deg

"Halo Vin" ucap Ran memanggil lewat telepon

"Hm, kenapa beb?"

"Kamu lagi ngapain?" Tanya Ran terdengar jelas suaranya gugup

"Main game. Kenapa?" Jawab Vina sedang asik main game online sambil ngemil makanan di kamarnya

"Reza mana?"

"Kerjalah! Gue sendiri di rumah. Mau bilang apa sih! Bikin tegang aja" ucap Vina penasaran

"Kayaknya gue..."

"Gue apa! Jangan gitu-"

"Hamil."

"Hah? What! Hamil?"

"Iya" jawab Ran menangis bahagia di dalam kamar mandi sendiri.

"Alhamdulillah, akhirnya gue punya temen buat Konsul. Selamat ya beb" ucap Vina turut merasakan kebahagiaan.

"Sekitar 5 Minggu" jawab Ran melihat hasil testpack yang sudah di jamin kualitasnya.

"Suami lo udah tahu?"

"Belum Vin, gue takut kecewain dia lagi. Jadi gue coba buat tes dulu" jawab Ran masih menangis haru.

"Dia pasti seneng banget Ran" ucap Vina ikut meneteskan air mata bahagia

"Makasih ya Vin, gue matiin dulu" ucap Ran segera keluar memberitahukannya pada Doojoon.

"Mas Doojoon! Hiks hiks" mendengar suara Ran yang sedang menangis, Doojoon langsung terbangun kaget.

"Kenapa sayang? Apa yang sakit?" Tanya Doojoon kebingungan mendapatkan pelukan erat dari Ran.

"Lihat ini" lirih Ran memberikan dua testpack berwarna biru dan pink di tangan Doojoon

"Ini..." Doojoon gelapan sambil menatap Ran

"Em, aku hamil mas" ucapnya sangat bersemangat

Doojoon yang melihat garis dua itu langsung memeluk Ran kembali dengan erat "Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas rezeki yang paling berharga ini" ucap Doojoon dengan tangisan yang sudah tidak bisa dia bendung.

"Terimakasih sayang, aku janji bakal jagain kamu dan janin kita. I love you so much, I love you more, I do love you Ran Tania!" Ucap Doojoon sangat amat bahagia.

"Kita ke dokter kandungan sekarang juga" ajak Doojoon sangat bersemangat

"Sabar sayang, sekarang udah sore. Besok aja kita perginya" ucap Ran tidak tergesa-gesa.

"Aku sangat bahagia Ran! I love you sayang" ucap Doojoon tidak berhenti mengecup setiap inci wajah Ran

"Sama-sama. Kita harus jagain janin ini mas. Bentar lagi kamu bakalan jadi ayah" ucap Ran semakin membuat Doojoon berbinar binar

"Iya sayang, kamu harus kuat. Aku selalu ada buat jagain kamu" ucap Doojoon masih memeluk Ran erat

"Sekarang kamu mau apa? Mau aku buatin makan? Atau kita shoping? Kita jalan-jalan keluar? Eh, kamu gak boleh banyak gerak dulu. Pokoknya kalau kamu butuh sesuatu panggil aku aja" ucap Doojoon sudah kebingungan melayani istrinya saking bahagia.

Cup

"Kamu gemesin mas" ucap Ran mengecup pipi Doojoon.

Doojoon tersipu malu, kenapa bisa wanita cantik dan sangat menggemaskan ini menjadi pasangan hidupnya. Apalagi sekarang ada mahluk kecil yang hidup dalam perut Ran.

"Sekarang aku mau telfon mama sama papa. Mereka pasti seneng banget" ucap Ran meraih handphonenya di sebelah Doojoon

"Jangan! Mereka pasti bawa kamu ke Korea kalau tahu kamu hamil. Nanti aku yang ngasih tahu mereka. Sekarang telfon kak Hendra sama kak Ayu" ucap Doojoon

"Kalau gitu aku gak ngasih tahu juga deh, biar adil" jawab Ran melemparkan handphonenya ke sudut.

"Sekarang kamu gak boleh ngelakuin apapun tanpa seizin aku. Kamu diem aja di kamar"

"Terus kalau aku keluar gimana?"

"Aku gendong"

"Kalau aku mau mandi?"

"Aku mandiin"

"Iss! Mesum!"

"Biarin, ini kewajiban!"

"Bukan kewajiban tapi keinginan kamu!"

Keesokan harinya, Ran dan Doojoon berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Lebih tepatnya cek kandungan untuk yang pertama kalinya.

"Kok baunya kayak gini sih!" Keluh Ran ketika masuk ke dalam mobil

"Mobilnya baru di cuci biar kamu enggak eneg di dalam mobil" jawab Doojoon dengan lembut

"Ugh, aku enggak mau naik mobil ini" ucap Ran keluar dari mobil.

"Mobilnya wangi kok sayang, aku sengaja gantiin pewanginya dengan parfum kesukaan kamu"

"Kepala aku pusing cium baunya" ucap Ran dengan malas

"Kita naik taksi aja" ujar Doojoon langsung mengeluarkan handphonenya

"Naik motor kamu aja"

"Tapi bahaya-"

"Enggak mau! Maunya naik motor kamu" tolak Ran dengan cemberut

"Oke, tunggu di sini" Doojoon langsung masuk ke garasi mengambil motornya.

Dengan amat sangat hati-hati Doojoon mengendarai motornya menuju ke rumah sakit, yang biasanya sampai hanya dengan 15 menit kini 30 menit lebih Doojoon masih mengendarai motornya agar Ran merasa nyaman.

Bayangin aja seberapa lambat motor itu berjalan ;)

"kita cek dulu janinnya ya" tutur sang dokter sudah membuka baju Ran sebatas dada lalu mengoleskan sejenis cairan di perutnya.

"Wah, selamat ya Bu, Pak, janinnya kembar" ucap dokter ikut terkejut melihat dua titik yang sangat jelas terekam di monitor

"Kembar!" Keduanya histeris dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.

Doojoon sampai meneteskan air mata yang tidak di sadari oleh Ran bahkan sang dokter yang sedari tadi hanya tersenyum bahagia

"Janinnya sudah masuk Minggu ke 5. Apa ada keluhan yang di rasakan Bu?"

"Mual, pusing, biasanya saya enggak milih-milih makanan dok, sekarang lihat makanan kayak enggak minat bahkan enggak ada selera makan" jawab Ran mengeluarkan uneg-unegnya dalam seminggu terakhir.

"Memang trisemester pertama adalah masa yang sulit bagi ibu, perubahan hormon bahkan mood yang berubah-ubah sering terjadi dan itu normal. Tapi lebih memerhatikan pola makan yang sehat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, protein dan jangan terlalu banyak pikiran. Di sini tugas seorang suami harus lebih sigap lagi ya pak, istrinya harus selalu diperhatikan dan di jaga, juga selalu ingatkan untuk mengonsumsi makanan nya agar pertumbuhan janin di dalam perut sehat" ujar sang dokter pada dua insan yang sangat bahagia dengan senyuman merekah dari keduanya

"Kalian harus sehat-sehat ya sayang" ucap Doojoon mengelus perut Ran dengan lembut

"Jangan keseringan keluar rumah dulu ya sayang. Takut janinnya kenapa-kenapa" peringat Doojoon sepanjang perjalanan.

Sebelum mereka meninggalkan ruangan, dokter tidak lupa untuk memberikan informasi mengenai kandungan Ran yang masih sangat muda hingga tidak menuntut kemungkinan untuk keguguran kalau sampai ada benturan ataupun hal-hal yang tidak diinginkan.

Doojoon dengan sigap menanyakan semua pertanyaan yang seharusnya di lakukan dan tidak dilakukan dalam menjaga ibu juga janin yang berada di dalam perut Ran demi keselamatan keduanya.

"Mas"

"Hm?"

"Aku pengen makan bakso di kampus aku" ucap Ran masih berada di atas motor

"Kamu enggak capek kan?" Tanya Doojoon menepi di ujung jalan

Ran menggeleng. "Aku laper"

"Kita delivery aja" pesan Doojoon memikirkan jarak menuju ke kampus masih jauh. Belum lagi mereka mengendarai motor, takutnya Ran tidak merasa nyaman dan pasti akan banyak benturan jikalau ada polisi tidur yang dia lewati.

"Terserah, yang penting baksonya yang dari kampus" pesan Ran kembali menyandarkan tubuhnya di punggung kekar itu

"Oke"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience