Waktu menunjukkan pukul lima dini hari, Vina menunggu kabar dari sahabatnya yang tak kunjung di temukan. Wajah kelelahan dan rasa kantuknya sangat menggangu
"Istirahat dulu, kamu gelisah dari tadi" ucap Reza membelai istrinya yang berada dalam rangkulannya
"Gak mau, tunggu kabar dari bos kamu" jawab Vina menutup mata tapi masih sangat jelas mendengar suara suaminya
"Mau aku buatin jus? Atau mau minum susu?" Tawar Reza dengan lembut
Vina menggeleng, "aku mau makan seblak Za" manja Vina dengan lembut
"Jam segini seblak udah tutup semua bee"
"Ya usaha dong! Masa punya otak gak di pake mikir" bantah Vina menang Raza datar
"Bentar, aku cari dulu" kata Reza mengambil handphonenya di sebelah kasur
"Yang pedes Za"
"Siap Bee"
"Bangunin kalau udah ada" pesan Vina merasa sudah kantuk.
Beberapa menit setelah memastikan Vina tertidur dengan pulas, Reza berjinjit menuju ke bawah mencari makanan yang di idamkan sang bumil tercinta.
Mengambil jaket kulit dan kunci mobil menuju ke garasi, tapi dia berpapasan dengan seorang anak yang lemah lesu tidak berdaya
"Doni?" Terka Reza mendekati sosok yang terkulai lemah
"Kak Reza? Ngapain ke sini?" Tanya Doni nongkrong di depan garasi menunggu motor kesayangannya yang di tahan oleh Vina. Tampaknya Doni mencoba untuk mengambilnya diam-diam, tapi kedapatan oleh Reza
"Cari seblak, Kakakmu pengen makan itu"
"Hah? Mana ada seblak jam segini?" Kata Doni kebingungan
"Emang sih, terus gimana dong?"
"Buat aja, simple kok" saran Doni dengan santai
"Emang kamu bisa masak?" Tanya Reza meragukan
"Kan kakak yang buat"
"Hehe...Cuma bisa masak telur ceplok sama Indomie" jawab Reza membuat adik ipar geleng-geleng kepala.
"Pantesan, jodoh itu cerminan diri. Sebelas duabelas sama istrinya" gumam Doni di dengar langsung oleh Reza
Doni langsung menuju ke dapur mencari bahan-bahan untuk membuat seblak. Sudah pasti Reza mengikut.
"Mmm..biar saya bangunin mba buat masak" ucap Reza sedikit meragukan kemampuan Doni
Masalahnya adalah, kalau sampai Vina tidak suka oleh rasanya, pasti Reza akan di ceramahi habis-habisan oleh Vina, apalagi kalau tahu kalau adiknya yang memasakkan untuknya.
"Gak usah, kasian mba nya di bangunin cuma gara-gara seblak" jawab Doni sibuk mondar-mandir mengumpulkan bahan, sementara Reza hanya memperhatikan dari dekat
"Kakakmu request yang pedes" pesan Reza masih menyaksikan.
Sebenarnya Doni tipikal orang yang hangat, tapi ego dia terlalu besar kalau menunjukkan sisi lembutnya pada Vina.
Srukkk
Tubuh Ran di himpit oleh lelaki yang sedang menjamahnya dengan lembut mengikuti irama nafas yang mulai naik turun.
Jemari mungil itu membelai dan menyentuh rahang kokoh yang saat ini menatapnya dengan intens.
"Jangan tinggalkan aku mas" lirih Ran dalam deru nafasnya, debaran-debaran detak jantung yang semakin naik
Cup
"Selamanya" jawab Doojoon menarik jemari Ran, mengecupnya dan menyatukan penyatuan mereka.
"Mas..." lirih Ran berbisik di telinga Doojoon
Doojoon terhenti, apalagi tangan Ran mencoba untuk menahan dada kekar yang semakin menghimpit tubuhnya.
Srukk
Ran mendorong tubuh Doojoon hingga tergeletak di dinding kasur hotel.
"Biar aku melayani mu malam ini" bisik wanita cantik yang sudah berada di pangkuan Doojoon.
Tubuh indah yang sangat bening dan kenyal seperti jelly, apalagi wangi susu yang menempel di tubuh Ran sangat menghipnotis lelaki yang sudah tergila-gila dengan wanitanya
Tersisa dalaman yang masih menempel di tubuh Ran, tapi sudah mampu membuat Doojoon tergoda.
Ran kembali memainkan tangannya di tubuh Doojoon, "ugh" Doojoon seperti hilang kesadaran.
Ran menyentuh bibir tebal Doojoon, "biar aku saja" jawab Doojoon semakin gila
Tep
"Aku bisa gila kalau kamu yang memegang kendali" ucap Doojoon memang sudah menengang di seluruh tubuhnya, seolah semuanya berteriak menahan birahinya yang semakin memuncak
Cup
Ran memberikan ciuman panas yang membuat Doojoon membulatkan matanya, Ran sudah pandai dalam melakukan ciuman.
Doojoon tidak ingin melewatkan kesempatan ini, dia semakin memaksa masuk bersama jemari aktif secara otomatis melakukan tugasnya.
"Umh" suara Ran semakin aneh, saat ini keduanya sama-sama menginginkan lebih
Tak
Kancing bra milik Ran dilepas oleh jemari Doojoon,
Srukk
Doojoon kembali memegang kendali, keduanya semakin panas oleh keringat. Gairah yang saling tersalurkan dalam hubungan intim di malam yang sangat berkesan bagi keduanya.
"I love you Ran"
"I love you too mas"
Share this novel