Manis 3

Romance Series 19934

Doojoon keluar bersama dengan Ran dari ruang ganti. Senyuman Doojoon semakin merekah mendapatkan keinginannya yang sudah terkabulkan.

"Dasar laki-laki gak ada puasnya" celetuk Ran mengomel di belakang Doojoon mengikuti langkahnya.

Doojoon melambatkan langkahnya menyetarakan dirinya di samping Ran "mas gak akan pernah puas kalau sama kamu" bisik Doojoon di telinga Ran.

"Mesum!" Oceh Ran mencoba kabur tapi tangan itu tak akan pernah lepas dari genggaman Doojoon

"Jadi kita ke mana?" Tanya Doojoon memberikan saran melalui matanya, yang satu di kursi para pemain atau di kursi para penonton.

"Terserah kamu aja yang penting bareng Vina" jawab Ran mengikuti

"Itu bukan terserah aku namanya, tapi pilihan kamu udah jelas" jawab Doojoon membawa Ran kembali ke kursi pemain bersama Vina.

"Kok lama sih? Bosen gue nungguin sendiri di sini" keluh Vina mengunyah Snack yang di bawa mereka tadi. Ran segera duduk ke tempatnya semula.

"Masih ngompres kepala mas Doojoon dulu" jawab Ran membawa kompres es batu dalam plastik persegi.

"Ngompres apa peres yang kenyal itu?" Ledek Vina membuat keduanya berdehem karena malu.

"Kalau sudah tau gak usah nanya" ucap Doojoon duduk di samping Ran. Kalimat Doojoon selalu saja membuat Vina tidak bisa menang

"Becanda doang bang, santai" ledek Vina mengacungkan dua jarinya ke langit

"Udah berapa poinnya?" Tanya Ran pada Vina

"Tim kita kayaknya kalah deh" jawab Vina mengobservasi hasil dari pengelihatannya

"Kok bisa! Intinya kita harus menang!" Kata Ran dengan semangat nya bersama Vina

"Kita pasti menang" Doojoon juga ikut mendukung dengan semangat

"Kamu gak main mas?" Tanya Ran menengok ke arah suaminya

"Mas lagi jagain peliharaan" jawab Doojoon mengambil Snack kentang yang berada di tangan Ran

"Peliharaan? Maksudnya kita berdua?" Pikir Vina tahu maksudnya namun Doojoon malas menjawabnya

"Rugi kalau dilewatin. Kan mereka sendiri yang lewat di depan mata kita berdua. Dan lagi ini itu permainan pastilah yang main itu jadi tontonan" jawab Vina membela diri.

"Vin, pantes aja poin kita kurang, Reza sudah panas di sana" kata Doojoon mengancam

"Biarin aja dianya, siapa suruh tebar pesona" jawab Vina juga ternyata sedang cemburu mendengar suara cewek-cewek meneriaki suaminya dengan semangat

Doojoon dan Ran saling menatap lalu menggeleng melihat hubungan mereka yang tidak pernah akur "mas main dulu ya, kita akan kalah kalau mata kamu melirik pria lain selain suamimu" kata Doojoon menggantikan Reza yang sudah duduk di samping Vina meneguk air mineral karena kehausan

"Aku cuma lihat mas aja kok, hati-hati mainnya ya sayang" pesan Ran melepaskan Doojoon dengan senyuman. Sedangkan Vina memasang wajah ketusnya melirik Reza

Reza menyisakan sedikit air mineral itu untuk menyemburkan airnya ke seluruh kepalanya "gak usah sok cari perhatian, daritadi udah banyak yang antri!" Ketus Vina sangat kesal

"Kamu cemburu Vin?" Tanya Reza senyum melihat Vina cemburu

"Gak usah nanya kalau tahu artinya. Anak udah mau lahir malah pecicilan di depan cewek-cewek. Kamu itu-cup" Vina stuck mendapatkan kecupan singkat di bibirnya

"Kamu kok manis banget kalau cemburu" gombal Reza menangkup wajah Vina yang masih kesal menatapnya

"Sekalipun cewek-cewek liatin aku terus, mata aku cuma fokus ke kamu kok" jawab Reza menjelaskan

"Bener? Gak bohong?" Terka Vina masih kesal

"Iya sayang, jadi gak usah pusingin mereka, kamu kan yang paling utama di hati aku" puji Reza kembali mesra

"Oekk, gak sanggup gue lihat kalian bedua" kata Ran merasa jijik melihat pasangan absurd di sampingnya

"Gak usah negur, udah sama juga. Bahkan kalian lebih parah, gak lihat tempat lagi" balas Vina menyenggol lengan Ran.

"Tuhh, fokus aja nyemangatin tim kita" tegur Reza pada keduanya yang tidak berhenti berdebat

"Oppa fighting!" Kata Ran bersemangat

Doojoon semakin semangat mendapatkan dukungan dari sang istri yang sudah kegirangan di kursi pemain.

"Chagiya fighting!" Teriak Ran mendukung bersama dengan para penonton di belakangnya. Vina juga ikutan mendukung temannya yang tidak kalah hebat

"Hah!" Ran ngos-ngosan bergerak aktif dengan perut buncitnya.

"Parah bener nih, belum juga lima menitan udah lemes" keluh Ran bersama Vina yang sudah tepar bersandar di pundak Reza.

Permainan kini di menangkan oleh tim merah. Tentu Ran dan Vina sangat bahagia tim dari suami mereka yang menang di permainan ini.

Permainan masih banyak sampai sore hari itu sangat dimeriahkan oleh banyak orang. Baik dari kerabat, keluarga dari para karyawan yang juga ikut menyaksikan perlombaan yang di adakan perusahaan.

Meskipun juara umum bukanlah di raih oleh tim merah tapi inti dari semua perlombaan ini adalah kebersamaan demi menjalin tali silaturahmi semua karyawan Doojoon, dan tujuan mereka tercapai juga semuanya menikmatinya

Tiba saat beberapa truk makanan masuk ke dalam lapangan luas yang sudah di tata rapi oleh kursi dan meja untuk makan bersama seluruh karyawan. Makanan yang sudah berjejer rapi di atas meja prasmanan sungguh menggugah selera semua yang hadir.

Doojoon naik ke panggung memberikan sedikit pemberitahuan di perlombaan yang sudah berakhir di sore hari ini.

"Selamat sore teman-teman. Sebelumnya saya mengucapkan selamat kepada Tim biru karena telah mendapatkan poin tertinggi di seluruh permainan. Sebelum kegiatan ini di tutup, saya persilahkan kepada semuanya untuk menikmati hidangan yang saya sediakan. Selamat menikmati" ucap Doojoon langsung meninggalkan panggung dan menghampiri Ran yang duduk berkumpul dengan semua karyawan.

Tentu saja Presdir yang akan lebih dulu dipersilahkan untuk mengambil makanan. "Ayuk mas!" Ajak Ran sudah tidak sabar. Tangan Ran sudah merangkul lengan Doojoon dengan manja

"Tadi mengeluh sudah enggak bisa jalan karena capek, kok sekarang kayak cacing kepanasan" ucap Doojoon mengikuti dari belakang menuju ke meja makan

"Gak usah banyak ngomong, nih pegangin ya sayang" ucap Ran memberikan dua piring di tangan Doojoon. Ran mengarahkan itu mengambil semua lauk pauk yang berada di meja panjang itu. Kalau masalah makanan pasti Ran di depan.

"Mampu habisin semuanya?" Tanya Doojoon hanya menuruti istrinya yang menuntunnya di depan meja prasmanan itu.

"Kan ada kamu" jawab Ran sudah memenuhi makanan di piring yang Doojoon pegang.

"Sekarang mas Doojoon cariin meja buat kita sama Vina sama Reza" perintah Ran pada Doojoon

"Lah, terus kamu gak ikut?" Tanya Doojoon masih menunggu

"Aku masih mau lagi, mas tunggu aku di sana aja ya. Jangan lupa panggil Vina sama Reza kemari" pesan Ran kembali mengambil piring lalu menaruh nasi segunung di piringnya.

Doojoon hanya bisa menggeleng melihat porsi makan istrinya yang sangat banyak. "Istri aku banyak juga makannya ya, gak malu di liatin orang lauknya setinggi gunung berapi" kata Doojoon menunggu istrinya dengan setia. Sembari meledek, tangan kekar itu tidak berhenti mengelus kepala Ran dengan gemas

"Istri istri! Anak-anak kamu yang maunya makan terus!" Koreksi Ran sudah selesai mengurusi piringnya dan menuju ke meja yang sudah di siapkan untuk mereka.

"Owhh, kirain maunya kamu" ledek Doojoon sangat suka mengerjai istrinya

"Mas Doojoon mah gitu! Ah...jadi gak nafsu makan!" Keluh Ran menaruh piringnya di atas meja yang menimbulkan bunyi karena kekesalan nya.

"Ehh, becanda sayang. Makan ya, mubazir kalau gak di makan" bujuk Doojoon dengan tawa yang tersembunyi di hatinya

"Gak mau! Kamu aja yang makan! Kamu keterlaluan bercanda nya. Kan aku malu di dengerin sama karyawan kamu!" Ketus Ran benar-benar kesal.

"Waduh! Berabe kalau kayak gini nih" batin Doojoon bergejolak. Dia tidak mungkin menghabiskan sendiri makanan yang sangat banyak itu sendirian

Ran dengan wajah datar dengan alis yang berkerut. "Aku mau pulang aja" keluh Ran beranjak dari kursinya di samping Doojoon.

Tapi tangan lihai Doojoon cepat menangkap pergelangan tangan Ran "jangan ngambek lagi sayang, makan ya, atau mas suapin" bujuk Doojoon lembut

"Nanti mereka ngamuk lagi loh kalau gak di kasih jatah. Sini aku suapin" ajak Doojoon kembali mendudukkan Ran di kursinya.

Wajah Ran masih tetap datar "aku mau makan durian!" minta Ran membuat Doojoon terdiam

"Oke, aku beliin tapi makan dulu ya" bujuk Doojoon membuat Ran mengangguk

"Sama manggis juga" tambah Ran mengambil keuntungan

"Oke, kita singgah di supermarket beli semua yang kamu mau" jawab Doojoon menyuapi Ran dengan tangannya sendiri.

Senyum Ran mengembang "kamu bobo di luar sebentar" singkat Ran mencoba membalas

"Oke. Ehhh, kalau itu big no!" Tolak Doojoon baru sadar kalau dia sedang dipermainkan juga

"Ehh, gak boleh dong. Pokoknya malam ini kamu Bobonya di luar!" Tegas Ran masih menerima suapan nasi dari Doojoon

"Terserah kamu" singkat Doojoon sudah tidak ingin berdebat.

"Enak gak rendang sama acarnya?" Tanya Doojoon melihat Ran sangat lahap

"Enak banget! Aku suka semuanya" jawab Ran juga memegangi sendok untuk menambah beberapa lauk di dalam mulutnya setelah Doojoon menyuapi

"Bagus deh kalau kamu suka" ucap Doojoon semakin bersemangat menyuapi Ran

Brak

Vina dan Reza baru saja datang dengan makanan yang sudah berada di piring mereka masing-masing

"Wihhh, enak benget sih lo makan banyak tapi gak gemuk-gemuk" kata Vina melihat porsi makan Ran yang memang sangat banyak.

"Cuma pipinya aja yang makin embul" gumam Doojoon menatap istrinya gemas

"Tidak makan pak?" Tanya Reza memperhatikan Doojoon hanya menyuapi Ran dengan tangannya sendiri. Bahkan piring makan Doojoon tidak ada sama sekali

"Puasin dia dulu, baru saya makan" jawab Doojoon serius menyuapi Ran untuk yang kesekian kalinya

"Mas" lirih Ran mulutnya dipenuhi oleh makanan

"Minum" rengek Ran hampir keselek

Doojoon mengangkat tangan nya memberikan kode pada pelayan makanan untuk membawakan mereka minum.

"Pelan-pelan minumnya sayang" pesan Doojoon selalu memperhatikan dan mengawasi dengan baik bayi gedenya itu.

Ran sangat kekenyangan sambil mengelus-elus perut buncitnya"aku udah gak mau" ucap Ran bersandar di kursinya. Sementara masih banyak lauk yang tersisa di piring mereka.

Doojoon menghela nafas panjang, istrinya tercinta ini memang sangat suka berbuat sesukanya "mas yang habisin ini semua?" Tanya Doojoon memastikan jawaban, jangan sampai lauk itu habis namun Ran masih ingin, yang ada pasti dia ngambek lagi sampai membuat Doojoon seharian tidak di gubris olehnya

Jangan lupa mampir di novel yang selanjutnya ya, judulnya Rewrite The Stars

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience