Episode 67

Romance Series 19934

Pagi menyinari kamar Doojoon yang masih tertidur lelap. Mencari keberadaan Ran yang sudah hilang lagi dari pandangan nya.

Sebuah sticky note bertuliskan kalau saat ini dia sedang berada di taman bersama kedua pengawal yang dia pecat kemarin.

"Memang moodnya cepat berubah" gumam Doojoon tersenyum miring.

Dia melangkah menuju balkon kamarnya, mengecek kondisi istrinya yang sangat riang berada di taman belakang sedang mengurusi bunganya

Kening Doojoon mengerut melihat dua pengawal itu kembali kerja menemani Ran

"Gak pernah berubah"lirih Doojoon kembali memerhatikan wanitanya dari kejauhan.

"Mas Doojoon!" Teriak Ran melambai dengan sangat bahagia

Doojoon tersenyum membalas panggilan itu, "saranghe" ucap Ran membentuk pola hati di jemarinya

Entah sudah berapa kali Doojoon tersenyum dalam beberapa menit ini, memang Ran yang paling bisa membuatnya bahagia

Tok tok tok

"Tuan?"

Klek

"Ada apa Bi?" Tanya Doojoon mendapatkan panggilan dari luar kamarnya

"Ada tamu di depan" ucap bi Iyem merasa sangat canggung dan semakin menjaga jarak ketika menyaksikan kejadian semalam yang sangat menakutkan bagi mereka

"Mmm, Bi. Maaf atas kejadian semalam" lirih Doojoon merasa bersalah

"Tidak apa-apa tuan, saya paham" jawabnya dengan kaku

"Bibi jangan takut, itu yang terakhir kalinya" ujar Doojoon tersenyum hangat

Bi Iyem pergi dengan sendirinya. Dia sudah merasa lega melihat majikan nya sudah kembali harmonis lagi

"Kurang ajar! Lama banget datangnya!" Ucap seorang wanita menahan emosi menunggu Doojoon yang baru turun dari kamar.

"Tahu kan maksud kedatanganmu di sini?" Tanya Doojoon dengan sombong

"Iya! Gara-gara tiket pesawat yang flight nya malam! Saya jadi tidak punya waktu untuk siap-siap!" Ucap wanita cantik itu sangat santai bahkan dengan wajah kesalnya berbicara dengan Doojoon

"Tunggu dia datang dulu, terus kamu jelaskan semuanya dan langsung kembali ke Korea" perintah Doojoon dengan ketus di hadapan wanita yang sangat kesal saat ini.

"Enggak nawarin sarapan? Kasar banget sih jadi orang!" Ucap Hye Jin sepertinya sudah biasa mendapatkan perubahan ketus Doojoon pada dirinya.

"Nanti istri saya marah kalau kamu dekat-dekat dengan saya" jawab Doojoon langsung mengambil kesimpulan

"Kalau deket-deket sama dia boleh kan?" Tanya Hye Jin tersenyum nakal.

Doojoon hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari menyeruput secangkir kopi di ruang tamu.

"Aku suka dengan dekorasi rumah ini" puji Hye Jin melihat sekeliling.

"Mantan suami Ran yang menyiapkan semua ini" jawab Doojoon sedikit kesal dengan pertanyaan itu

"Wihhh, sepertinya mantan suami istrimu ini bukan orang biasa" puji Hye Jin memanas manasi Doojoon ingin menaikkan emosinya

"Nggak mempan. Sekarang cuma saya satu-satunya suami terbaik yang dia miliki" jawab Doojoon mencoba positif thinking.

"Dia di mana sekarang?"

"Di taman belakang"

"Kok di biarin sih, informasi terbaru hari ini, istrimu adalah seorang diplomat terbaik yang di idamkan semua orang karena parasnya juga kemampuan politik yang berhasil menarik perhatian pangeran Arab" ucap Hye Jin tidak mau kalah adu debat dengan seseorang yang kini di rasanya sangat akrab.

Dahi Doojoon berkerut, membayangkannya saja sudah membuat dirinya sangat kesal. Doojoon yang penasaran itu lalu membuka tab melihat berita viral. Benar saja, Ran masuk di kategori ke dua dalam pencarian terpanas hari ini

"Dan yang paling membuat saya tertarik adalah berita seorang diplomat muda yang kini menjadi seorang dosen di universitas terkenal adalah seorang wanita cantik dan masih SINGLE" ucap Hye Jin semakin membuat lelaki di depannya terpojokkan

"Hmmm, kalau dilihat-lihat dari latar belakang mu, sepertinya Ran masih bisa mendapatkan yang lebih mapan dan hebat. Apalagi dia sangat..."

"Cukup!"

Doojoon sangat terusik dengan semua kalimat yang Hye Jin ucapkan. Baru kali ini Doojoon merasa terintimidasi hanya sebuah kalimat yang di ucapkan.

"Enggak nyaman?" Tanya seorang wanita yang merasa sangat puas dengan semua intimidasi nya.

Tawa lepas yang sangat besar merasa puas membalaskan rasa kesalnya karena sebuah tiket yang tiba-tiba masuk melewati email pukul 12:00 malam.

Waktu semakin berlalu, Ran di datangi seorang pelayan mendapatkan informasi mengenai tamu yang datang pada pagi ini

"Apa!" Ran langsung emosi dengan wajah yang sangat cemberut. Ran segera meletakkan alat bercocok tanam nya sembarangan dengan kesal.

"Nanti kita lanjut lagi" ujar Ran dengan sangat kesal ingin langsung menghampiri Doojoon dan langsung memarahi wanita yang berstatus mantan itu.

"Hati-hati nona" peringat sang pengawal melihat Ran berjalan sangat cepat, sedangkan dia sedang berjalan di rumput yang basah sehabis disirami oleh air.

Ran tidak menghiraukan sama sekali, matanya fokus menuju ke pintu masuk dengan sangat segera.

Slep, brukk.

Kedua pengawal langsung berlari menghampiri Ran yang sudah terpeleset jatuh diantara jalan setapak menuju rumah.

Sendal Ran yang dipenuhi lumpur ketika bertemu dengan lantai yang licin sudah pasti akan membuatnya jatuh.

"Aku bisa sendiri!" Ucap Ran sangat percaya diri dengan kalimatnya.

Gaun kuning cerah Ran di penuhi oleh bercak tanah dan lumpur, apalagi kakinya sudah becek dan sendalnya yang putus.

Ran sedikit membersihkan lumpur yang menempel dengan cepat karena tidak ingin suaminya berduaan dengan wanita itu.

Salah satu pengawal Ran berlari masuk ke dalam Ingin memberitahukan Ran yang jatuh di taman.

Sementara satunya "nona..." Lirih sang pengawal hanya bisa menjaga dari kejauhan

"Hm?" Tanya Ran mengangkat kedua alisnya melihat pengawalnya

"Itu... sepertinya kaki nona terluka" tutur pengawalnya melihat darah yang mengalir di pergelangan kakinya.

Ran terdiam, kaki? Kenapa dia tidak merasakan sakit? Atau hanya sedikit perih di bagian bawah lututnya.Mungkin hanya luka yang kecil, pikirnya.

"Ugh!" Kaki Ran sepertinya keseleo lagi, dia hanya bisa berjalan dengan pelan menuju gazebo di taman nya, karena itu yang paling dekat untuk istirahat sejenak.

Sebelah kaki Ran yang terasa perih bergetar dengan sendirinya, apalagi bagian itu juga sudah terasa sakit ketika dia menyadari kakinya sedikit keseleo di kaki yang sama.

Ran sama sekali tidak ingin melihat ke bawah, apalagi mengecek kakinya yang sudah dialiri darah. Dia hanya diam sembari memberitahu pengawal di samping nya bahwa dia baik-baik saja.

Tiba-tiba Doojoon datang dengan nafas yang terengah karena berlari menuju ke sini. Ran menoleh ke arah Doojoon berlari ke arahnya.

Tanpa bertanya, Doojoon melihat kondisi tubuh Ran dari atas ke bawah. Penuh dengan tanah dan lagi Doojoon langsung memeriksa kaki Ran yang sudah di aliri oleh darah yang banyak.

Tep, Ran menahan jemari itu membuka gaun bawahnya. Penolakan itu membuat Doojoon tersadar di sekelilingnya banyak pria dan para pelayan yang sudah cemas melihatnya. Ran menggeleng dalam diamnya.

Tiba-tiba seorang perempuan datang ikut bersama dengan Bi Iyem datang, dia adalah Hye Jin

"Huaaaaa" tangis Ran langsung pecah dalam pelukan Doojoon.

Sontak Doojoon kaget melihat reaksi Ran yang seperti sangat kesakitan. "Kita masuk ke dalam" ucap Doojoon langsung menggendong Ran menuju ke kamarnya.

Kini Ran berada di dalam kamar mandi bersama dengan Doojoon. Perlahan Doojoon membantu melepaskan gaun yang sangat kotor itu demi memeriksa setiap luka yang dia sebabkan saat terjatuh di taman.

"Mas...aku...takut" lirih Ran tidak berani melihat ke bawah, saat ini Ran duduk di atas bathub yang sedang di isi penuh oleh air.

"Salah siapa nggak hati-hati?"ujar Doojoon langsung mengecek aliran darah di kaki Ran. Doojoon langsung membersihkan lumpur di antara luka Ran

Doojoon langsung menarik jubah mandi Ran dan membawanya ke kasur, sang dokter sudah berada di sana.

"Lakukan segera dok" pinta Doojoon semakin membuat Ran berkeringat dingin. Wajah Doojoon terlihat kesal ketika melihat kaki Ran.

"Mau ke mana?" Tanya Ran merangkul lengan Doojoon. Wajah memelas itu terpasang dengan jelas agar Doojoon luluh, tapi sebenarnya Ran sangat takut.

Doojoon menyeka keringat dingin yang mengalir di wajahnya. Dengan sedikit helaan nafas, Doojoon memeluk Ran memberikan kekuatan.

Ya, Doojoon berfikir itu hanyalah goresan kecil, tapi sebuah sobekan luka yang membutuhkan jahitan sampai Doojoon syok dan tidak bisa berkata-kata. Sudah pasti saat ini Ran menahan rasa sakit yang tidak tertahankan, hingga kakinya gemetaran.

"Ada aku" ucap Doojoon meyakinkan Ran yang mulai pucat pasi. "Mas..." Lirih Ran hanya berani menatap Doojoon bukan ke arah lain.

"Jantung kamu bergetar kuat" lirih Ran seperti biasa menaruh jemarinya di dada Doojoon.

"Boleh panggil suster di luar" ujar sang dokter langsung mendapatkan perintah dari Doojoon.

Sang suster masuk lalu segera membantu sang dokter yang membutuhkan bantuan untuk segera menjahit luka di bagian betis Ran di bagian punggung tulang keras lebih tepatnya.

"Huaaaa" teriak Ran merasa kesakitan ketika suntikan rasa sakit mengenai luka Ran.

"Sus, kakinya tolong di tahan" perintah sangat dokter karena Ran mulai menggeliat kesakitan.

Ran hanya bisa menangis dalam pelukan Doojoon yang semakin erat, dia pun tidak tahan mendengar teriakan kesakitan dari Ran

Posisi Doojoon yang sedang membelakangi dokter karena ingin menghalangi pandangan Ran melihat kaki nya.

"Ugh" keluh Ran semakin mengeratkan jemarinya dalam pelukan Doojoon.

"Hiks hiks" Ran menangis seperti anak kecil dalam dekapan Doojoon yang tidak pernah dia lepaskan.

"Lain kali kalau main, jangan pergi tanpa aku ya" tutur Doojoon dengan lembut sembari mengelus kepala Ran yang hanya menenggelamkan kepalanya dalam tubuh Doojoon.

"Sakit nggak?" Tanya Doojoon hanya di jawab anggukan oleh Ran.

"Masih mau ke taman tanpa aku?" Tanya Doojoon di jawab gelengan oleh Ran.

"Jangan takut, kan ada aku di sini" ucap Doojoon dengan sangat lembut. Ran kembali mengangguk-anggukkan kepala meski tangisannya masih ada.

Dokter dan suster yang mendengar percakapan manis itu tersenyum melihat keduanya saling menguatkan.

Saat Doojoon menyadarinya, "istriku memang manja seperti ini, jadi kalau sudah selesai dokter boleh meninggalkan kami" tutur Doojoon dengan senyuman hangatnya. Dokter paham dengan maksud dari Doojoon

Doojoon hanya tidak ingin Ran mendengar luka jahitan yang dia dapatkan dari dokter. Sudah pasti membuat Ran kepikiran dan takut.

Setelah beberapa menit kemudian, sang dokter menaruh beberapa pil obat untuk Ran minum lalu meninggalkan keduanya yang masih saling berpelukan.

"Udah selesai?" Tanya Ran mengangkat kepalanya menatap Doojoon

"Sudah, sekarang kamu mandi dulu" tutur Doojoon langsung menggendong Ran menuju bathub yang sudah dia siapkan.

Karena Doojoon tidak ingin Ran melihat lukanya, dia berinisiatif menyelimuti kaki Ran dengan kain tempat luka berada.

Doojoon kembali melepaskan jubah mandi Ran, dan menaruhnya pelan-pelan masuk ke dalam bathub dengan kaki kanan yang terangkat ke atas di ujung bathub sebagai sandaran.

Sebelum suntikan penghilang rasa sakit itu hilang, Doojoon dengan cepat memandikan Ran yang masih ditempeli oleh lumpur. Kulit putih yang lembut itu kini sudah bersih kembali.

Di sela-sela itupun, Doojoon juga mandi karena pakaiannya kotor sehabis menggendong Ran.

Setelah Doojoon memakaikan kembali jubah mandi yang baru untuk Ran, dia juga segera mengganti pakaiannya menuju walk in closet lalu memakannya secepat kilat demi Ran yang menunggu giliran nya memakai baju.

Ran memakai gaun pendek sebatas lutut demi mengindari pergesekan pakaiannya dengan lukanya lalu mengeringkan rambut Ran yang mulai panjang sampai pinggangnya.

Doojoon kembali menggendong Ran menuju kasur yang sudah di ganti dengan sangat cepat oleh BI Iyem dan pelayan lainnya.

"Mas?"

"Hm?"

"I'm sorry, I love you" ucap Ran sembari melihat reaksi Doojoon.

Ya, Doojoon hanya diam tanpa sepatah katapun setelah dokter meninggalkan mereka. Ya, mungkin demi mengejar waktu agar rasa sakit itu tidak datang saat dia banyak bergerak.

"Makan dulu, habis itu minum obat" perintah Doojoon dengan lembut. Ran mengangguk dengan pelan.

Tok tok tok

Seseorang masuk membawa baki makanan yang akan di santap oleh Ran.

Hye Jin full senyum masuk ke kamar membawa makanan hangat yang sudah di siapkan. Raut wajah Ran berubah menjadi kecut dan ketus.

Doojoon pikir Hye Jin sudah pergi dari tempat ini. "Hye Jin?" Doojoon melihat dengan kesal karena wanita itu datang di waktu yang tidak tepat.

"Aku datang untuk meluruskan kesalahpahaman ini" ucap Hye Jin menarik kursi dan duduk di samping Ran

"Tapi sekarang..."

"Ck. Kamu keluar dulu! Aku mau membahas sesuatu yang penting dengan Ran" ucap Hye Jin dengan ketus tapi tersenyum saat matanya bertemu dengan Ran

Doojoon hanya ingin menjaga perasaan istrinya. "Aku juga punya banyak pertanyaan sama dia" ucap Ran ingin mengaung menatap Hye Jin.

Doojoon tahu Ran sangat pandai dalam percekcokan antara perempuan tapi yang membuat nya cemas adalah Hye Jin yang akan menceritakan masa lalu mereka yang akhirnya akan membuat Ran kesal lagi

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience