"assalamualaikum!" Ucap seorang lelaki langsung nyosor masuk ke rumah Ran yang sedang berada di meja makan bersama dengan Doojoon.
"Waalaikum salam, adikku mana?" Jawab Ran langsung mencari keberadaan sang adi.
Doni langsung membuka kulkas mengambil minuman soda "Di depan. Aku laperrr, masakin" ucap Doni tidak perduli dengan lelaki di depannya yang diam sambil menatap sinis ke arahnya.
"Beraninya dia nyuruh-nyuruh istri saya" beo Doojoon dalam hati.
"Assalamualaikum"
Muti masuk langsung sungkem kepada kedua kakak yang sedang makan buah.
"Langsung makan ya, kakak buatin" ucap Ran langsung menuju ke dapur.
"Asik, udah lama gak dimasakin sama cewek cantik" ucap Doni mengambil sebutir anggur di depannya.
"Yang simpel aja" pinta Muti menuju ke kamar mengganti seragamnya
"Aku bantuin ya" ucap Doni beranjak dari kursinya.
"Hei! Jaga batasan kamu!" Ucap Doojoon sangat serius dengan kata-kata nya. Ran hanya tersenyum menyaksikan wajah Doojoon menahan amarahnya
"Owhh, sorry bang" ucap Doni tersenyum menunjukkan gigi putih nya.
"Kenapa udah jarang ke rumah?" Tanya Doni hanya menyaksikan dari meja makan.
Sementara Doojoon menjaga seperti pengawal di sampingnya. Takut jika Doni datang ikut membantu apalagi jika dia selalu ingin menempeli Ran.
"Jangan kecut gitu mukanya mas, dia emang gitu orangnya" bisik Ran menyiku lengan Doojoon.
"Hm" singkat Doojoon diam tapi matanya sangat tajam mengekor setiap gerakan Doni yang selalu menatap Ran dengan kagum.
"Kakak sibuk Don, jadi udah jarang ke sana" jawab Ran hanya memanaskan makanan yang sudah siap sedia.
"Kak Ran kan bilang kalau aku boleh main ke sini sesuka hati kan?" Ucap Doni ingin menunjukkan kekuasaan nya di hati Ran.
"Emang istri saya pernah ngomong gitu?" Tanya Doojoon dengan ketus.
"Tanya aja sendiri!"
Doojoon menatap Ran dengan wajah kesalnya "iya mas" jawab Ran dengan senyumnya.
"Becandain ah" batin Doni tersenyum nakal "Kalau nginep di sini boleh?"
"Enggak!" Tolak Doojoon tegas. Mereka seperti kucing dan tikus.
Aneh! Suaminya seperti anak kecil yang tidak ingin permen nya di rebut anak lain. "Don." Peringat Ran dengan tatapan matanya
Doni patuh dan mengehentikan perseteruan mereka. "Mas, panggil Muti ke sini" perintah Ran pada Doojoon
"Suruh maid aja" jawab Doojoon tidak ingin meninggalkan
Akhirnya maid langsung menuju ke kamar memanggil Muti. Makanan sudah di tata di atas meja oleh Ran.
"Habisin makanya, kakak mau pergi" pesan Ran
"Mau ke mana?" Tanya Doni sengaja
"Bukan urusan kamu!" Jawab Doojoon seperti ingin mengubur anak ini di dalam bumi. Kalau bukan rasa bersalah yang dulu karena menyembunyikan kecelakaan antara kakaknya dan Reza adik sepupunya sungguh anak ini pasti sudah dia usir sedari tadi.
Keesokan harinya sehabis Ran mengisi jam perkuliahan di kelas baru, yaitu mahasiswa semester awal yang baru saja selesai pada pukul 11:00
Vina sudah menunggu di ruangan prodi yang sudah sangat akrab dengannya, jadi Vina bisa bebas keluar masuk di ruangan dosen prodi HI yang sudah ramai karena waktu istirahat.
"Udah selesai?" Tanya Vina sedang ngemil Snack yang berada di meja sambil duduk di kursi Ran.
"Udah, lunch yok" ajak Ran terlihat sedikit kelelahan. Secepat kilat dia merampas sesuatu yang sedang Vina kunyah dengan renyah
"Enak ya?" Tanya Ran merogoh kantong Snack itu tanpa perduli tatapan kesal Vina yang tiba-tiba di rampas paksa darinya
"Enak juga ya. Beli di mana?" Tanya Ran ingin membeli Snack renyah ini secepatnya
Dengan ketusnya Vina menjawab"lah, ini kan punya elo"
Ran stuck, berfikir sejenak "gue gak pernah beli ini" jawabnya bingung
"Ini gue dapetin di atas meja lo Ran, nih sama puding yang belum berani gue sentuh karena nungguin lo" jawab Vina menunjukkan beberapa Snack dalam kantong kresek dan puding red Velvet yang masih terbungkus rapih
"Gue gak mesen tuh" jawab Ran lagi mencoba mengira-ngira seseorang yang memberinya
"Lah, terus ini punya siapa dong, gue udah habisin dua bungkus makanannya" kata Vina syok dengan gaya absurd nya
"Ya mau gimana lagi kalau udah masuk ke dalam perut" jawab Ran asal. Dia masih melanjutkan ngemilnya hingga Snack sebungkus itu lenyap dalam sekejap
"Mungkin dari mahasiswi aku kali, santai aja. Gue udah sering dapat yang kayak gini" jawab Ran santai
Ya, Ran itu seperti idol di kampus karena kecerdasannya yang bisa di hilang ahli dalam banyak hal. Keahliannya itu membuatnya naik level dan berkelas diantara para mahasiswa bahkan para Dosen yang mencoba untuk mengambil hatinya karena mereka tahu kalau Ran itu single karena sangat privasi mengenai hidupnya tapi dia wanita yang humble dan murah senyum ke semua orang yang menyapanya
"Kita bawa pudingnya ke kantin, sekalian makan bakso favorit lo" ajak Ran menarik lengan Vina paksa tapi tidak kasar.
"Iya-iya sabar neng! Gue atur nafas sama posisi dulu" tahan Vina merasa pegal karena lama duduk.
Ran pasrah menunggu sahabatnya itu meregangkan otot-otot tubuhnya yang sudah kaku dan encok
"Makanya olahraga" celetuk Ran menunggu dengan bosan
"Olahraga malam? Udah sering gue kalau itu" jawaban Vina mengambang di pikiran Ran
Ran memangku wajah sambil menggelengkan kepalanya"Memang otak kamu selalu aja ke situ ya" ucapnya
"Enak. Kamu gak suka? Aku sih suka" jawab Vina paling suka pembahasan malam mereka.
Tiba saat pesanan datang di meja, sambil asik mengobrol sesuatu yang absurd hingga membuat keduanya tertawa renyah bahagia. Tanpa di rasa keduanya sudah kekenyangan karena dua mangkok bakso legend di kampus mereka.
"Alhamdulillah kenyang" ucap Vina mengelus perutnya yang sedikit bervolume.
"Nih masih ada puding red Velvet yang belum kita unboxing" kata Ran menaruhnya di depan mereka.
"Enggak deh! Gue udah kenyang! Lo aja yang makan" serah Vina memindahkannya di depan Ran.
Daripada mubazir, Ran akhirnya melahap habis puding dessert yang selalu menjadi favoritnya.
Ddrrttt
"Assalamualaikum sayang" ucap Ran semangat
"Waalaikum salam. Masih di kampus?" Tanya Doojoon berada di kantor
"Iya, habis makan bareng Vina. Kamu udah makan?"
"Belum, sekarang lagi ngurusin semua arsip yang mau di pindahin ke kantor cabang" jawab Doojoon
"Kantor papa? Kamu pindah kerja di sana?"
"Nanti sampai rumah aku cerita ya, kamu gak mau mampir ke sini?" Tanya Doojoon berharap
"Nanti aja, kamu makan dulu gih, sesibuk apapun kesehatan nomor satu. Aku gak mau kamu sakit" keluh Ran mengomeli
"Iya sayang, aku pasti makan kok"
"Atau aku pesanin grab food aja? Lagian kalau lagi sibuk ngapain nelfon aku!" Kata Ran mengubah mode serius
"Reza udah pesan. Aku kangen sama kamu" lirih Doojoon membuat Ran tersentuh
"Aku tunggu di rumah sayang, take care chagiya" ucap Ran lalu mematikan panggilannya.
"Terus sekarang lo masih ada kelas lagi?" Tanya Vina peka
"Iya, tapi gak lama sih. Lo udah mau balik?" Tanya Ran
"Gue temenin aja, malas di rumah sendirian" jawabnya
"Okedeh"
Selang beberapa waktu ketika kelas di mulai, Ran sedang menjelaskan beberapa materi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa yang sangat fokus karena Ran memang ahli menarik perhatian mereka dengan caranya sendiri apalagi wajahnya yang sangat cantik itu tidak bisa membuat muridnya berpaling darinya.
"Ugh" lirih Ran merasa perutnya sangat sakit.
Dia mencoba untuk terlihat biasa karena sakitnya masih bisa di tahan beberapa saat, Vina yang menyadari keanehan dari mimik wajah yang pucat dan berkeringat itu membuatnya cemas
"Lo oke?" Tanya Vina dari bangku paling belakang dengan isyarat matanya
Ran mengangguk pelan dan memilih melanjutkan penjelasannya. "Ughhh" Ran berjalan keluar mengeluarkan muntahnya yang sangat banyak.
"Oekk!"
Vina berlari menghampiri bersama dengan para murid yang terkejut melihatnya "Lo kenapa Ran?" Tanya Vina membantu.
"Ughhh! Sakitt banget Vin" lirih Ran
Brugh!
"Ran!" Teriak Vina
Tiba-tiba saja Ran pingsan tidak sadarkan diri,
"Tolong bantu saya bawa Ran ke mobil sekarang" pinta Vina memohon pada para muridnya.
"Biar saya saja yang gendong" Gibran yang entah datang darimana langsung menggendong Ran membawanya ke mobil Vina.
Vina masih kebingungan tapi mengekori sahabatnya itu yang sedang di gendong oleh seseorang dengan buru-buru ke mobilnya
"Mobilnya?" Gibran berhenti di parkiran mobil para dosen.
"Hah? Oh yang ini" tunjuk Vina tepat di depan mobilnya
"Biar saya yang nyetir" ucap Gibran langsung mengambil alih kemudi mobil Vina. Sementara Vina berada di kursi penumpang memangku Ran yang masih belum sadarkan diri
"Siapa cowok ganteng ini?" Batin Vina melirik dari kaca spion mobil
"Saya mahasiswa semester akhir jurusan HI, saya kenal baik dengan Ran" ucapnya seolah menjawab arti dar tatapan Vina padanya.
"Cepetan!" Pinta Vina langsung menghubungi suaminya.
"Halo sayang, aku lagi meeting nih, kamu kenapa?"
"Mas Doojoon mana?"
"Kenapa kamu tanyain dia?"
"Ran pingsan sekarang kita menuju ke rumah sakit"
"Apa! Oke oke, aku jelasin. Kamu hati-hati ya"
Tut
Reza yang baru masuk ke ruang meeting mereka menghampiri Doojoon dengan gugup,
"Pak Doojoon" panggil Reza pelan
Doojoon menengok mengangkat kedua alisnya. "Ran pingsan sekarang dia di bawa ke rumah sakit" ucapnya membuat Doojoon langsung berlari meninggalkan rapat. Seketika suasana hening, seluruh karyawan menatap Reza penasaran.
"Emm, saya rasa rapat sampai di sini saja, nanti kita lanjutkan" ucap Reza juga pergi menyusul Doojoon yang sudah menancapkan gas mobilnya.
Ran yang sudah tiba di rumah sakit segera di ambil alih oleh dokter memeriksa keadaannya. Rasa cemas yang menimpa Vina membuat tidak bisa tenang dan sangat takut terjadi sesuatu padanya.
"Vin! Ran kenapa?" Doojoon yang baru sampai sudah kelihatan sangat khawatir sambil menatap lewat jendela kaca UGD melihat istrinya sedang di tangani oleh dokter
"Tadi pas Ran lagi ngajar tiba-tiba dia muntah terus megang perutnya katanya sakit banget" jawab Vina sangat tertekan melihat tatapan mata Doojoon yang seram.
"Dengan keluarga pasien?"
Dokter yang baru saja keluar memeriksa langsung di interogasi oleh Doojoon "setelah saya periksa, di tubuh pasien terdapat racun yang di campurkan ke dalam minuman. Dan racun yang di campurkan itu adalah racun tikus. Beruntung pasien segera di bawa ke rumah sakit secepatnya" jawab sang dokter menjelaskan.
Reza langsung memastikan kondisi istrinya, sudah pasti Vina juga makan apa yang Ran konsumsi tadi. Tapi melihat istrinya baik-baik saja pasti ada keganjalan di kejadian ini
"Apa racunnya berdampak pada kondisi pasien dok?"
"Setelah ini pasien sadar, dia akan merasakan pusing dan mual. Sebaiknya pasien di rawat inap untuk mengetahui kondisinya ke depan dan kami bisa langsung melakukan penanganan apabila pasien mengalami perubahan" jelas sang dokter
"Pindahkan ke VVIP dok" ucap Doojoon di balas anggukan oleh sang dokter.
"Vin, tadi kalian makan apa aja? Jelasin semuanya ke aku!" Ucap Doojoon
"Tadi kita makan yang biasa-biasa aja kok, semua yang Ran makan gue makan juga. Tadi seingat gue pas nungguin Ran di kantor dia emang minum minuman coklat gitu di gelas cup plastik di luar sebelum hampirin gue" jawab Vina yakin.
"Lo tahu siapa yang ngasih minuman itu?"
"Mana gue tahu, Kayaknya Ran beli itu di luar deh jadi gue gak liat" jawab Vina.
"Za, periksa CCTV kampus sekarang juga dan kegiatan dia selama di kampus" perintah Doojoon langsung Reza laksanakan.
"Dia?" Tatapan Doojoon mengarah ke lelaki yang hanya diam tapi menyaksikan mereka. Padahal mereka pernah bertemu di perkemahan tapi begitulah Doojoon kalau gak penting ya swipe aja
"Dia mahasiswa nya Ran yang bantu gue bawa Ran ke sini" jawab Vina.
"Terimakasih sudah membantu istri saya ke sini" ucap Doojoon tulus
"Sama-sama kalau begitu saya pamit dulu pak" ucapnya langsung pergi meninggalkan
sorry ya guys lambat update, soalnya lagi stress jadi butuh healing dulu biar dapat imaginasi baru lagi. hehehehe. love you guys
Share this novel