Episode 63

Romance Series 19934

Ran berada dalam pesawat. Kacamata hitam selalu menempel di matanya yang bengkak. Dia sempat mengemasi tiket bisnis class yang sudah di siapkan Doojoon di atas nakas tempat tidurnya.

Dia termenung sembari menatap jendela pesawat yang beberapa menit lagi akan terbang.

"Apa keputusan ku ini sudah benar?" Batin Ran bertanya-tanya.

"Ada yang bisa di bantu nona?" Tanya seorang pramugari cantik menghampiri Ran.

"Boleh berikan saya segelas susu hangat?"

"Tentu, saya akan mengambilnya" jawab sang pramugari dengan ramah.

Setelah Ran meneguk segelas susu itu, dia menyandarkan dirinya dan terlelap dalam tidur. Ya, tangisannya membuat dia merasa kantuk.

Sruk.

Untung saja Doojoon masih sempat menyusuli Ran yang berada dalam pesawat. Kursi mereka memang bersebelahan.

Doojoon menatap wajah pucat Ran yang tertidur karena kelelahan akan batin dan pikirannya. Dia melepas dengan pelan kacamata itu agar tidak mengganggu tidur Ran yang sangat pulas.

Doojoon memberikan kode pada pramugari untuk tidak membangunkan atau menawarkan sesuatu agar Ran tidak terganggu oleh kehadirannya.

Selama penerbangan, Doojoon sangat sibuk mengurusi Ran agar membuatnya nyaman selama tidur. Entah apa yang akan terjadi kalau seandainya Ran terbangun dan melihat suaminya sedang duduk di sebelahnya.

Cup "maaf sudah membuatmu menangis" lirih Doojoon memberikan kecupan singkat di kening Ran.

Selama tujuh jam mereka berada di pesawat, waktu malam kini menyambut mereka yang berada dalam pesawat.

Ran terbangun, dia merasa pusing dan sakit kepala karena tidur yang lama. Badannya pegal dan rasanya sangat lama.

Ran melihat sekeliling, terlihat Doojoon yang sedang menatapnya terdiam kaku dan kaget melihat respon Ran.

"Kamu... ngapain di sini mas?" Tanya Ran dingin

"Aku...ikut pulang bersama kamu" jawab Doojoon terlihat tegang.

Ran kembali mengalihkan pandangannya menuju ke jendela. Pemandangan malam yang sangat indah tapi sangat sesak bagi Ran.

"Sayang, aku bisa menceritakan semuanya"

"Cukup mas. Tidak perlu. Aku tidak ingin" jawab Ran membuat Doojoon terdiam

Sejak jawaban terakhir Ran, tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Doojoon juga diam tidak ingin mengatakan apapun demi mengikuti kehendak Ran.

Pukul 11:00 malam keduanya sampai di kediaman. Sikap dingin Ran pada Doojoon sangat terasa, bahkan Ran mencoba untuk mandiri di depan Doojoon, tidak membutuhkan bantuan ataupun meminta sesuatu.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Doojoon melihat Ran membawa bantal menuju ke luar.

"Aku ingin sendiri"

"Biar aku saja, kamu tetap di kamar" tolak Doojoon langsung keluar dari kamarnya.

Tak

"Hiks hiks, apa ini hadiah ulangtahun ku? Kalau benar, ini adalah hadiah yang paling ingin ku tolak selamanya hiks hiks"

Saling diam dan menyendiri dalam kesunyian semakin membuat Ran meratapi kesedihannya.

Doojoon duduk bersandar di dinding samping pintu kamar mereka. Tangisan Ran bahkan terdengar jelas di telinga Doojoon.

Doojoon merasa paling brengsek bagi Ran. Ingin rasanya dia masuk dan memeluk Ran. Doojoon merasa ini hanyalah masalah sepele karena Doojoon juga tidak memiliki perasaan apapun pada kekasihnya yang dulu.

Ternyata Ran sangat terluka akan kejadian ini. Doojoon sampai tidak menyangka masa lalunya menjadi sebuah pedang yang merusak ikatan mereka.

Pintu terkunci, Doojoon tidak bisa apa-apa selain menunggu sampai Ran bisa meluapkan semua sakit hatinya dan mau berbicara dengan Doojoon

Tep tep tep

"Kak?"

"Kakak ngapain di sini? Bangun kak" panggil Muti membangunkan Doojoon masih setia bersandar di samping pintu

"Hah? Sekarang jam berapa?" Tanya Doojoon mengucek matanya yang masih kantuk

"Jam 4 kak, aku sama kak Vina sudah menyiapkan surprise untuk kak Ran di taman bawah" ucap Muti sangat ceria. Dia tidak tahu kalau saat ini kedua kakak nya sedang perang dingin.

Doojoon tahu akan surprise ini, dia persembahkan untuk sang isteri tercinta tapi masalah mereka membuat kegiatan ini hilang begitu saja.

"Oke. Kamu siap-siap dulu. Kakak mau siap-siap juga" ucap Doojoon membuka pintu kamar yang sudah tidak terkunci lagi.

Perlahan Doojoon duduk menghampiri Ran yang terlelap memeluk bantalnya "Apa ini yang membuat mu tidak ingin memiliki hubungan dengan lelaki lain? Aku tidak pernah ingin melukai perasaan kamu sayang. Aku sangat sangat mencintai kamu" lirih Doojoon memerhatikan wajah pucat pasi itu dengan intens

"Semoga hadiah ini membuatmu tidak dingin lagi padaku"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience