Wajah Ran penuh kebahagiaan memotong kue ulang tahunnya dengan sangat excited, Doojoon hanya menyaksikan dengan teliti dan penuh pengawasan.
Mengambil sepotong kue dan menaruhnya di piring yang Doojoon berikan. Seorang lelaki dengan acts of service, belum lagi dengan rayuan manisnya yang selalu membuat Ran merinding mendengarnya
"Hap" satu suapan masuk ke mulut Ran.
"Gimana? Enak kue nya?" Tanya Doojoon penasaran
Mata Ran terbelalak, merasakan kue seempuk dan seenak ini, semua cita rasa kesukaan nya menyatu menjadi satu "wahhh, delicious" puji Ran dengan body language nya
Karena Doojoon penasaran akan rasanya, dia langsung menyodorkan wajahnya mendekati Ran menunggu suapan
"Mau dong!" ucap Doojoon berharap kalau istrinya peka di situasi romantis ini.
Ran mengambil dengan sendoknya, menyuapi seorang lelaki yang sudah percaya diri. Tangan Ran menuju ke bibir yang sudah terbuka lebar menunggu cake yang menurut Ran sangat enak.
Hap
"Eittss, udah tua. Jadi ambil sendiri" ucap Ran langsung melahap habis cake yang berada di sendok untuk Doojoon
"Udah berani ya" ungkit Doojoon tidak marah, melainkan dia mencoba untuk bermain juga
Ran menghabiskan sepiring cake sambil mengoceh "gak mas, aku gak berani. Lagian kan kue nya dekat kamu...ehmppppttt"
Mulut yang masih di penuhi kue itu di tarik paksa oleh bibir Doojoon yang memang dari tadi sudah menunggu
Doojoon menjilati sela bibirnya dengan seksi, "emm...enak. tapi lebih enak bibir kamu" ucap Doojoon seketika membuat Ran menjadi patung.
Masih tidak percaya, tapi Doojoon sudah sering melakukannya, mungkin hanya sedikit terkejut. Tapi wajah yang tersipu malu itu sangatlah jelas, karena Ran tidak berani melihat sosok yang sedari tadi sudah memerhatikan gerak geriknya
Deg
Deg
Deg
"Sesekali panggil aku sayang" pinta Doojoon semakin ingin menggoda wanita yang terdiam kaku kebingungan
"Oke?" Doojoon menunggu jawaban, tapi sorot mata Ran selalu saja berpindah ke lain arah
Bukannya Ran tidak terbiasa, tapi detak jantungnya berdegup kencang sampai Doojoon saja merasakan debaran itu. Apalagi penampilan Doojoon hanya memakai jubah mandinya yang belum dia ganti. Belum lagi Rambutnya yang setengah basah dan tubuhnya yang terbentuk jelas semakin membuat Ran malu.
"Ahhhhh" dalam hati Ran berteriak
"Sayang?" Panggil Doojoon
Namun Ran masih membayangkan tubuh indah itu dalam lamunannya. Ran menelan ludah berat ketika Doojoon sudah tiba-tiba berjongkok di depannya
"Kamu kenapa?" Tanya Doojoon sengaja menunjukkan gaya maskulin yang semakin membuat Ran tersudutkan oleh suaminya sendiri
"Hah? Aku...aku baik-baik aja" jawab Ran mencoba mengontrol perasaan yang sangat berbeda, rasa panas semakin menggelitiknya
"Aku punya hadiah buat kamu" ucap Doojoon sudah nyaman menjadikan paha Ran sebagai penyangga tubuhnya.
"Hadiah apa mas?"
"Tutup dulu mata nya" pinta Doojoon
"Kamu gak macam-macam kan?" Tanya Ran gugup
Doojoon menghela nafasnya, sedikit memelas agar Ran menurutinya.
Ran menutup kedua matanya. Doojoon langsung mengarahkan tangan Ran menuju hadiah yang akan di berikan
Tep
"Buka mata kamu" pinta Doojoon
Ran membuka matanya, "hadiahnya mana mas?" Tanya Ran hanya melihat wajah Doojoon di depannya
"Aku hadiahnya" jawab Doojoon menangkup wajahnya dengan tangan Ran
"Pftttt, makasih ya, hadiahnya berkesan sekali" ucap Ran terkekeh
"Kamu gak kesal?"
"Kesal kenapa?"
"Aku gak ngasih hadiah ke kamu"
"Aku suka kok hadiahnya, ini aja udah lebih dari cukup" jawab Ran dengan senyuman polosnya
"Tapi tadi kamu ketawa sayang, kamu gak tulus terima aku sebagai hadiahnya" ucap Doojoon ngambek
"Ihhh tulus kok, aku terima dengan sangat bahagia" jawab Ran tersenyum lebar
"I'm not sure"
"Terus gimana biar kamu percaya?" Tanya Ran
"Pembuktian, aku butuh pembuktian"
"Pembuktian gimana mas?"
"Kamu sendiri yang pikirkan bagaimana cara membuktikan nya sayang" jawab Doojoon menaikkan keningnya
Cup,
Ran mengecup pipi Doojoon
"Cukup?"
Doojoon menggeleng
Cup, cup
Ran mengecup kedua mata Doojoon
"Udah?"
Doojoon menggeleng
Cup
Ran mengecup hidung Doojoon
"Udah cukup gak?" Tanya Ran
"Kamu gak ikhlas! Yang banyak sayang" Kata Doojoon masih mau
"Ini siapa yang ulang tahun sih sebenarnya" keluh Ran dalam hati
"Oke."
Sepertinya Doojoon mencoba bermain-main, tapi dia tidak tahu apa yang ada di benak Ran.
Tep
Ran menaruh sedikit krim di bibir bawah Doojoon, menariknya semakin mendekati wajah cantik itu. "Seperti ini?" Tanya Ran sekali lagi. Doojoon mengangguk cepat
Seketika Doojoon hanyut pada setiap perlakuan yang Ran berikan. Ran menarik tubuh Doojoon semakin dekat, melihat bibir yang tersenyum tipis menunggu keberanian Ran.
Cup
Ran mengecupnya singkat, tapi berulang-ulang. Ran hanya ingin memacu adrenalin Doojoon yang belum lepas kendali. Bermain-main dalam hal ini, tentu saja Doojoon lebih ahli.
"Ck, kelamaan" ucap Doojoon menarik tengkuk Ran dan menerobos masuk ke dalam rasa manis crim yang sudah cair dalam bibir menggoda iman milik Ran.
"Emmphhh! Mas!" Panggil Ran menahan tubuh Doojoon yang semakin lama semakin menyudutkan Ran, bahkan kursi itu sudah miring akan jatuh.
Bukannya berhenti, Doojoon masih melanjutkan lumatan nya yang sudah membara dan mabuk kepayang.
"Mas Doojoon!" Panggil Ran panik tiba-tiba tubuhnya di angkat seketika tanpa aba-aba.
"Aku...gak tahan lagi" lirih Doojoon dengan nafas yang memburu penuh gairah.
Jangan lupa buat follow and share ya. Biar saya semangat lagi buat lanjut dan membuat karya baru ;)
Share this novel