Setelah mereka berendam dan membersihkan diri bersama di kamar mandi, akhirnya Doojoon mengajak Ran ke lantai bawah untuk bertemu dengan orang-orang baru..
Untung saja Ran memakai pakaian yang tertutup, jadi dia tidak cemas akan bekas di leher bahkan lengan nya pun ada kissmark.
"Mas mau kenalin siapa ke aku?" Tanya Ran melangkah menuruni tangga. Doojoon tidak pernah melepaskan genggamannya pada Ran. Saat ini dia sedang di serang bucin tingkat akut.
"Ada deh, kamu pasti suka" jawab Doojoon dengan lembut
Tiba di ruang tamu, Ran berhadapan dengan seorang wanita tua yang tersenyum ramah padanya juga ke tiga gadis yang memakai seragam yang biasa di sebut dengan maid
"Mereka siapa?"
"Kenalkan ini mbok Arsih dan ke tiga maid yang akan bekerja di rumah ini" Doojoon menjelaskan pada istrinya tercinta
"Salam kenal mbok Arsih" ucap Ran mengulurkan tangannya
"Salam kenal nona muda. Anda sangat cantik, pantas saja tuan sangat sigap menjaga nona" ucap mbok itu jujur
"Terimakasih atas pujiannya, mbok Arsih juga kelihatan muda dan kuat" tutur Ran sudah merasa dekat dengan mbok itu
Ia beralih ke tiga maid yang menunduk pada tuan mereka "kalau kalian siapa?"
Mereka melirik ke arah Doojoon meminta izin untuk menjawab pertanyaan Ran, Doojoon mengangguk mengiyakan
"Saya Ratih dan kedua teman saya bernama Sri dan Siti" ucapnya sopan sambil menunduk
"Apa yang kalian takutkan, kalau kalian berbicara dengan orang. Tidak sopan kalau menunduk seperti itu" ucap Ran lembut
"Kami menghormati anda nona" ucap mereka serentak
"Apa suami saya mengancam kalian seperti ini?" Tanya Ran melirik Doojoon curiga. Doojoon menggeleng cepat dan menyangkalnya
"Tidak nyonya, kami tidak berani" jawab mereka
"Jangan panggil saya nyonya, panggil nona saja seperti mbok Arsih" tutur Ran dengan tenang.
Merek kembali melirik Doojoon meminta izin "jujur sama aku mas, kamu kan yang ancam mereka?" Tanya Ran semakin penasaran.
Ya, ke tiga pelayan itu berasal dari rumah orangtuanya yang di tugaskan bekerja di rumah mereka. Sudah pasti mereka kenal sifat Doojoon yang tidaklah akrab, tegas dan tidak banyak bicara jikalau di rumah, apalagi dia jarang di rumah karena selalu berkelana keliling kota maupun ke manca negara demi menghilangkan kegalauannya dulu. Tapi Doojoon adalah orang yang baik, dan tidak pernah marah, hanya saja dia acuh pada orang asing dan tidak peduli.
"Enggak sayang" jawab Doojoon lembut "saya gak pernah marah ke kalian kan?" Tanya Doojoon berubah datar
Mereka menggeleng cepat "oke, pertanyaan selanjutnya, umur kalian berapa?" Tanya Ran melihat gadis gadis yang masih sangat muda
"Saya 23 nona" jawab Ratih. Lalu Ran melihat ke kedua gadis di sampingnya
"Kami 22 nona" jawab keduanya di balas anggukan oleh keduanya.
Ran tersenyum lalu beranjak ke mbok Arsih. Ia tidak memperdulikan Doojoon yang berada di sofa sambil memperhatikannya.
"Mbok Arsih yang siapin makanya kan?" Tebak Ran sudah menganggap wanita tua ini seperti ibunya
"Iya, saya yang akan memasak makanan khas Indonesia untuk nona" jawan mbok Arsih bersemangat
Wajah Ran seketika murung "mbok bisa masak masakan Korea atau luar negeri gitu gak?" Tanya Ran penasaran
"Gak bisa mbak" jawabnya "tapi anak saya yang akan memasaknya" jawab mbok Arsih tahu maksud dari Ran
Dia tahu kalau Ran juga mencoba untuk memahami jenis makanan suaminya yang tentu berbeda lidah dengan dirinya "maksudnya?"
"Namanya kak Mely, dia juga bekerja di sini tapi saat ini dia sedang menjemput anaknya di sekolah" jawab Doojoon menghampiri Ran.
"Owhh" jawab Ran.
"Yasudah, kalian kembali ke pekerjaan masing-masing" titah Doojoon langsung menarik Ran duduk di sofa bersamanya.
"Mau saya buatkan jus tuan?" Tawar mbok Arsih menghampiri mereka
"Kamu mau jus gak?" Tanya Doojoon menatap Ran.
"Mm, boleh" jawab Ran.
"Eh, lupa. Makanan nya sudah siap mbok?" Tanya Doojoon baru ingat kalau mereka belum sarapan
"Sudah tuan, mau makan sekarang?" Tanya mbok siap sedia
"Iya, jusnya nanti saja. Kami sarapan dulu" pesan Doojoon langsung beranjak membawa Ran ke meja makan.
Mata Ran seketika berbinar melihat makanan yang berbagai macam jenis di atas meja "wow" gumam Ran sangat gembira melihat semuanya
"Silahkan" Doojoon menarik kursi mempersilahkan sang istri duduk di kursi yang dia siapkan. Ran langsung duduk. Doojoon segera mendekatkan kursinya di dekat Ran.
"Makanan sebanyak ini cuma kita berdua yang habisin?" Tanya Ran melihat Doojoon
"Iya. Kalau masih kurang nanti di masakin lagi" jawab Doojoon
"Tapi ini lebih dari cukup. Aku gak kuat habisin" porsi makan Ran memang banyak tapi dia tidaklah rakus.
"Mbok Arsih" panggil Ran lembut
"Ada apa nona?" Jawabnya menghampiri
"Tolong panggil ke tiga maid tadi, kita makan bareng di sini" pesan Ran dengan suara santainya
"Biarin aja mereka Ran, kita sarapan dulu" ucap Doojoon merasa kesal. Ia ingin menghabiskan makanannya berduaan dengan Ran saja. Sepertinya istrinya ini tidaklah peka terhadap nya
"Tapi sayang, aku maunya sama kamu aja" ucap Doojoon memeluk lengan Ran memohon.
"Nanti aja ya, kita rayakan kedatangan mereka dengan makan bersama-sama. Biar kita semua makin akrab seperti keluarga" tutur Ran menjelaskan.
"Tapi-"
"Kali ini aja mas" mohon Ran
Doojoon langsung melepaskan rangkulannya, wajahnya berubah datar tidak berekspresi "dasar gak peka" gumam Doojoon di dengar oleh Ran. Anehnya baru kali ini Doojoon kesal di depannya. Lucu juga.
"Kalian langsung duduk saja ya, kita makan bareng. mbok Arsih ikut juga" tutur Ran sangat ramah pada mereka "tidak usah perdulikan suami saya, kalian langsung makan saja" pesan Ran melihat ketiga maid itu masih rada canggung dan sangat menaati aturan.
Mereka duduk di depan Ran, mengambil makanan yang mereka sukai, sedangkan Doojoon seperti anak kecil yang hanya diam dengan wajah ketusnya. Ran mengambilkan nasi juga lauk di piring Doojoon tapi wajahnya sama sekali tidak berubah.
"Sini, aa..." Ran menyuapi Doojoon agar ngambeknya hilang. Doojoon tersenyum lalu membuka mulutnya lebar-lebar.
Ternyata sangat mudah membujuknya. Sebenarnya Doojoon menginginkan perhatian lebih dari Ran, tapi Ran masih sedikit membatasi dirinya. Tidak ingin masa lalunya terulang kembali
Suapan demi suapan masuk ke mulut Doojoon melalui Ran. Hingga Doojoon menyadari kalau istrinya sama sekali belum memasukkan apapun di mulutnya melainkan fokus mengurusi makanan suaminya dengan lahap.
"Kamu juga makan sayang" tutur Doojoon menahan sendok makan yang akan masuk ke mulutnya.
"Iya, setelah ini aku langsung makan" jawab Ran melayangkan suapan terakhir milik Doojoon.
"Sini aku suapin" ucap Doojoon mengambil piring nasi milik Ran. Dengan anggukan Ran dengan pasrah menerima semuanya daripada melihat suaminya ngambek lagi
Mbok Arsih dan ketiga maid itu tersenyum melihat pemandangan romantis tuan dan nona muda mereka.
Doojoon mengambilkan air di gelasnya dan diberikan ke Ran. Ia meminum air putih itu dengan santai. Doojoon menyuapi lagi, dengan senang hati Ran menerima dan makan dengan sangat lahap
"Habis ini minum obat ya" tutur Doojoon di sela-sela dia menyuapi istrinya.
"Em" jawab Ran dipenuhi nasi dalam mulutnya.
Beberapa menit kemudian, Ran sudah meminum obatnya dan mereka kembali ke kamar. Doojoon menjelaskan keterangan mengenai penjaga yang berada di luar, wawasan bebas ran berada di lantai dua sampai ke lantai atas di balkon taman. Dia bebas memakai pakaian apa saja, tapi kalau sudah berada di lantai satu dia harus memakai pakaian tertutup atau terkecuali jika Doojoon yang memberikan izin untuk memakai pakaian bebas di rumah mereka.
"Mas" panggil Ran sedang mambaca buku di ranjang kamar sedangkan Doojoon berada di sampingnya sambil memangku laptop menerima email dari sekretarisnya.
"Hm?" Jawab Doojoon melirik ke arah Ran
"Kamu gak kerja?" Tanya Ran mendongak melihat Doojoon, hari ini adalah hari Senin. Sudah pasti suaminya itu pergi ke perusahaan mereka
"Nih lagi kerja" jawab Doojoon menunjukkan laptopnya yang berisi file penting dari perusahaan
"Maksudnya ke kantor" ucap Ran masih membutuhkan jawaban
"Seminggu ini aku kerja di rumah. Mau temani kamu" jawab Doojoon kembali berkutat dengan laptopnya. Tangan nya tidak berhenti mengelus rambut Ran yang bersandar di bahunya.
Mungkin Doojoon meminta izin berada di rumah karena Ran yang masih dalam tahap pemulihan "aku udah sehat kok. Kalau alasan kamu gak ke kantor karena aku mending sekarang kamu batalin aja ya" ucap Ran tidak enak hati.
"Memang salah kalau saya mau menjaga pemulihan istri saya?" Tanya Doojoon kembali fokus menatap Ran.
"Enggak sih, tapi saya-"
Cup
"Aku cuti seminggu karena pengen berduaan bareng kamu" jawab Doojoon jujur.
Kecupan singkat bertengger di kening Ran "tuh kan! Besok kamu ke kantor aja" tutur Ran semakin berat hati
"Udah terlanjur Ran, lagian ada tugas penting dari mama khusus buat aku dan kamu" ucap Doojoon mengharapkan sesuatu dari senyuman manisnya.
"Tugas apa?" tanya Ran penasaran
"Intinya kita harus sering melakukan itu..." Ucap Doojoon mengarah pada dua gundukan indah di hadapannya
Mata Doojoon mengarah pada sesuatu yang membuatnya kehilangan akal semalam
Plakk
"Mas Doojoon mesum!" Teriak Ran menampar pudak Doojoon hingga membuatnya kaget. Tangannya kini sedang menutupi dua gundukan kenyal karena mata dan senyuman nakal Doojoon membuat nya malu
"Ran..." Lirih Doojoon menatap wanitanya dengan tatapan menggoda
Mata itu menatap pada sebuah bibir ranum yang sangat mengkilap, Doojoon lagi-lagi mabuk kepayang dibuatnya. Ran sudah siap menerima serangan dengan senyum jahilnya
Tep
Kini bibir itu bertemu dengan persegi panjang tebal yang sedang dipegang Ran. "Gimana rasanya cium buku? Enak?" Tanya Ran melihat tatapan kesal Doojoon ke arahnya
"Keras! Gak ada kenyalnya" Jawab Doojoon datar
"Bwahahaaa. Rasain! Kamu sih pikirannya ke situ mulu hahahah" tawa Ran pecah melihat kekonyolan Doojoon kalau sedang kesal.
Ran tertawa lepas sambil memegang perutnya, "jangan!!!" Teriak Ran kembali menahan tangan Doojoon. Wajah memelas Ran mencoba membujuk, senyuman jahat sang suami sudah mulai menjalari pinggang Ran dan menggelitiknya sampai Ran kewalahan menahan kegelian dari tangan Doojoon.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar di ketok oleh seseorang dari luar
"Siapa?" Tanya Ran bangun dari baringnya
"Ada tamu di luar tuan, nona. Tamunya itu pak RT" jawab maid menjelaskan dengan sopan
"Suruh dia masuk" perintah Doojoon pada maid.
Mereka berdua beranjak dari kasur, Ran mengambil pakaiannya yang berada dalam lemari "jangan lupa jilbabnya sayang" pesan Doojoon di telinga Ran.
Senyuman lebar terukir di bibirnya, "kamu deluan aja, gak enak tamu tunggu lama" perintah Ran masih mengganti pakaiannya dengan pakaian yang tertutup
"Jangan lama-lama, aku tunggu di bawah. Gak usah makeup, nanti pak RT tertarik dan saingan aku makin banyak" ucap Doojoon langsung menuju ke bawah setelah mengeluarkan kalimatnya
"Assalamualaikum mas, maaf mengganggu waktunya" ucap pak RT sudah duduk di sofa tamu.
"Waalaikum salam pak, sama sekali tidak menggangu. Ada yang bisa di bantu pak?" Tanya Doojoon langsung to the point
"Ini mas, undangan khitanan anak saya sekaligus pengajian dari ibu-ibu majelis ta'lim. Juga salam dari ibu-ibu kompleks mengundang istri mas untuk hadir" ucap pak RT menyodorkan kertas putih di atas meja.
Doojoon tersenyum mengambil kertas undangan itu lalu membacanya. Ran menuruni tangga menghampiri keduanya di ruang tamu
"Assalamualaikum pak. Maaf tadi saya tidak menyambut bapak di depan" sapa Ran dengan senyuman ramahnya. Ia langsung duduk di samping menempeli Doojoon
"MasyaAllah, ini istrinya ya mas. Sangat cantik" puji pak RT memang pangling, senyuman itu dibalas dengan ramah oleh pak RT
"Namanya Ran pak, dia istri saya dunia akhirat" jawab Doojoon menggenggam jemari mungil itu lalu memasukkannya dalam pelukannya
Tentu saja Ran hampir melty di buatnya.
"Sayang, kita dapat undangan khitanan dan pengajian dari pak RT" ucap Doojoon mengajak ngobrol istrinya
"Wahh, pasti seru! Kapan mas?" Tanya Ran bersemangat
"Lusa jam 9 pagi"
"Oke. Nanti kita pergi ya mas" ajak Ran memegang erat lengan Doojoon
Doojoon mengangguk melihat senyuman istrinya "mba Ran kalau mau datang besok juga boleh" tambah pak RT ramah
Doojoon tidak mengerti apa yang barusan di ucapkan oleh pak RT tapi Ran memahaminya dengan sangat jelas karena pasti warga kompleks akan membantu menyiapkan konsumsi dan lain sebagainya terutama para ibu-ibu kompleks yang saling bantu membantu
"Wah! Saya di ajak juga pak?" Tanya Ran lagi merasa sangat syok bahagia
Anggukan kecil dari pak RT sangat berarti bagi Ran, akhirnya dia bisa bertemu dengan ibu-ibu tetangga yang pastinya sangat ramah semua.
Doojoon hanya bisa tersenyum melihat Ran dengan raut wajah yang berbinar seperti tidak sabar menunggu sampai besok
Pak RT langsung meninggalkan kediaman mereka setelah menyampaikan pesannya.
Mereka kembali ke kamar, entah apa maksud Doojoon selalu membawa istrinya itu nongkrong di kamar. Padahal masih banyak tempat yang bisa mereka gunakan untuk bersantai saat di rumah apalagi di taman dekat kolam renang belakang, di sana sangat lah indah.
"Jadi kamu besok pergi ke sana?" Tanya Doojoon berada di samping Ran sedang memutar tv besar di depan kasur mereka
"Iya, tapi aku ke kampus dulu mas, terus langsung mampir ke sana" jawab Ran mencari siaran TV kesukaannya
Sedangkan Doojoon masih sibuk mengurus file yang bertumpuk-tumpuk di laptopnya "kamu ngajar besok?" Tanya Doojoon terlihat lesu.
"Iya, aku udah sehat mas. Besok ada kelas pagi" jawab Ran fokus menonton drama Korea kesukaannya.
"Jadi besok kita gak sama-sama lagi dong?" Gumam Doojoon sedikit kecewa. Dia langsung menutup layar laptop nya dan menaruhnya di nakas. Ia berfikir keras sambil menatap istrinya yang sangat fokus memerhatikan layar TV berukuran besar di depannya
"Apa suamimu ini tidak tampan sampai mata kamu gak berkedip sedikit pun?" Tanya Doojoon memerhatikan istrinya melihat drama Korea terbaru yang dibintangi oleh aktor kesukaannya
"Eemm~" jawab Ran fokus sampai dia sendiri salah tingkah melihat acting yang sangat cool dan keren di matanya.
Doojoon menatap datar wajah istrinya itu, "Ran" panggil Doojoon lembut
"Hm?" Ran tidak menoleh sedikitpun
"Aku..."
"Hm?"
"Aku cemburu!" Ucap Doojoon merebut remot langsung mematikan TV dan melemparkannya jauh di sudut kamar agar Ran tidak mengambilnya.
"Ih, kok di matiin!" Keluh Ran turun dari kasur mengambil remot itu buru-buru kemudian menyalakannya kembali.
Tatapan mata Doojoon terlihat membara, sontak Ran kikuk dan takut melihat reaksi wajah Doojoon mengikutinya tanpa berpaling.
Ran mematikan TV dan melemparkannya kembali remot itu ke asalnya. Ran berjalan lambat mendekati Doojoon dengan alis yang sudah berkerut datar.
Ran duduk di samping kasur tempat Doojoon bersandar, Ran menelan ludahnya karena Doojoon kali ini benar-benar kesal, sepertinya dia akan memarahi Ran.
Memang dia salah karena tak menghiraukan panggilan suaminya yang dari tadi ingin membicarakan sesuatu tapi drama di tv itu sangat seru sampai semuanya jadi kacau begini.
Entah bagaimana dia akan membujuk Doojoon, karena Doojoon adalah orang baru meskipun mereka sudah kenal lama tapi kebiasaan ataupun hal yang tidak di sukai Doojoon sama sekali tidak diketahui nya. Selama ini Doojoon selalu menunjukkan sisi lembut dan hangatnya bersama Ran.
"Em...maaf" ucap Ran memanyunkan bibirnya seperti bayi agar membuat Doojoon luluh.
Doojoon memalingkan wajahnya, tidak ada respon dan dia semakin diam tiada suara.
"Mas Doojoon, saya minta maaf" ucap Ran lembut, ia menjulurkan tangannya untuk bersalaman agar mereka berbaikan tapi Doojoon masih saja diam.
"Mas... ngomong dong, aku gak suka di diemin kayak gini" keluh Ran suaranya merendah. Dia memperbaiki duduknya menghadap Doojoon di depannya.
Ran menggoyangkan lengan Doojoon meminta respon, tapi masih saja lelakinya tidak menghiraukan "mas marah? Aku minta maaf"
Lagi-lagi Doojoon memalingkan wajahnya tidak ingin melihat Ran di depannya "katanya kalau ada apa-apa harus di omongin" keluh Ran suaranya seperti ingin menangis.
"Mas...aku...gak suka di diemin kayak gini. Maafin aku. Aku salah"
Se nakal apapun jika Ran melakukan kesalahan, dia akan meminta maaf meskipun itu menyakitkan dan menyulitkan baginya. Ego Ran memang sangat besar tapi jika dia tahu kalau dia salah, dia sendiri yang akan meminta maaf sampai perasaannya lega.
Doojoon hanya ingin menguji sampai mana batas tidak enakan Ran jika dia membuat kesalahan. "Ternyata kamu seperti ini" gumam Doojoon dalam hatinya. "Pantas saja orang-orang tidak tahan jika kamu melakukan kesalahan, dengan senang hati mereka pasti akan memaafkan" gumam Doojoon lagi jadi merasa bersalah pada istrinya yang mengharapkan ampunan suaminya
"Mas, maaf tadi gak ngerespon kamu. Tadi ceritanya seru" ucap Ran jujur tapi kedua manik mata nya mulai berair.
"Jangan diemin aku lagi, hiks...hiks" kini suara Ran tidak karuan. Satu hal yang dia ketahui dari Doojoon. Marah, kesal atau cemburunya Doojoon adalah diam dengan wajah datarnya.
"Mas Doojoon...mpphhh"
Doojoon langsung melahap bibir pink itu bersama tangisannya. Tangan itu sudah merangkul leher kokoh yang berada di atasnya. Mata tegas itu menatapnya penuh nafsu, ciuman itu tidak ada jeda dan saling terpaut sangat dalam.
"Asin" ucap Doojoon dengan senyuman pepsodent yang mengarah ke bibir Ran. Nafas Ran semakin tinggi dan tidak beraturan, dia juga kebingungan kenapa tadi dia merespon dengan panas tatapan itu hingga membuatnya salah tingkah dan akhirnya posisi mereka kembali seperti beberapa jam yang lalu pada saat fajar
"Masih berani mengabaikan ku?" Tanya Doojoon dan langsung mendapat jawaban dari wanita yang berada di bawahnya.
Ran menggeleng cepat "kamu akan berakhir seperti ini kalau masih melakukannya" ancam Doojoon menakut nakuti hingga Ran benar-benar percaya dengan ucapannya.
Ran mengangguk paham dengan ekspresi wajahnya yang takut "lagi?" Tanya Doojoon ingin melanjutkan pergulatan mereka
Ran menggeleng cepat lagi, dia tidak berani melayani Doojoon jika kondisinya seperti tadi. Ia seperti di lahap habis seperti diterkam oleh binatang buas. Saking panasnya ciuman itu suara Ran seperti tertahan dan kehilangan banyak tenaganya.
"Mas..."
"Hm?" Doojoon mendekatkan wajahnya hingga tiada batas keduanya saling menempel dengan tatapan sendu dari Doojoon yang berubah lembut
"Aku sudah keramas 2 kali" lirih Ran menegang tidak berdaya di bawah Doojoon. Ya karena semalam mereka melakukannya dua kali.
Waktu menunjukkan pukul 14:00 yang akan memasuki waktu sore tidak mungkin mereka akan keramas lagi jika melakukannya.
"Sebentar saja" ucap Doojoon langsung menarik selimut menutupi dirinya dan Ran.
jangan lupa comment dan give rate yaa
Share this novel