Episode 47

Romance Series 19934

Doojoon kembali menarik kaos putih itu dari tubuh Ran. Bibir mereka kembali menyatu merasakan kenikmatan lumayan lembut yang memabukkan. Keduanya memberikan jalur masuk saling mengecap bahkan mentransfer rasa manis permen yang sudah meleleh di dua tempat.

Membelai setiap helai rambut yang sudah basah oleh keringat, Doojoon mengecap kedua gundukan kenyal yang sudah memerah karena Doojoon yang mengisap nya seperti bayi yang kehausan.

"Emhh" aneh tapi ini bukan pertama kalinya dia rasakan.

Keringat yang menetes dari permukaan wajah Doojoon mengalir deras ke tubuh Ran yang sudah tidak sanggup lagi. Doojoon yang begitu hebat tidak henti-hentinya menggusur seluruh tubuh Ran dengan bibirnya.

"Ahh, aku tidak sanggup" ucap Ran terengah-engah.

Doojoon masih melanjutkan gempurannya yang kesekian kalinya di dalam Ran. Hampir saja dia kehilangan Ran selamanya.

"Mas..."

"Emhh, sayang"

Birahi Doojoon yang semakin lama semakin gila, tubuh Ran yang sudah memerah dan berkeringat sampai semua tubuhnya basah.

"Ahh..."

Doojoon berhenti ketika sadar kalau wajah Ran sudah pucat karena kelelahan.

Cup

"I love you" ucap Doojoon lalu memeluk Ran erat dalam pelukannya.

Tujuan Doojoon adalah membuat Ran lelah agar dia bisa istirahat dan tidak pergi kemanapun. Sekarang kemanapun Ran pergi, Doojoon harus bersamanya.

"Kalau kamu mengingat hal itu lagi, aku akan melakukannya sampai kamu lelah, agar kamu tidak punya waktu untuk memikirkannya" bisik Doojoon di telinga Ran yang sudah tertidur pulas karena kelelahan.

Beberapa menit kemudian setelah Doojoon merasa Ran sudah sangat lelap, selanjutnya dia akan melakukan interogasi pada semua penduduk rumah mereka. Beraninya dia bermain-main dengan nyawa seseorang yang sangat dia cintai.

Doojoon perlahan beranjak dari kasur agar wanitanya itu tidak terusik. Ia menyelimuti tubuh indah itu dalam selimut bersama dengan kecupan singkat dari bibirnya.

"Aku tinggal bentar ya sayang" ucap Doojoon lalu pergi menuju ke ruang bawah di mana semua orang sudah berkumpul menunggu bos mereka datang.

Wajah tegas Doojoon sudah membuat nyali para pengawalnya ciut. Siapapun tidak berani menatap ataupun bertemu pandang dengan mata Doojoon yang sudah ingin menerkam mangsanya.

Bahkan para maid pun sudah ketakutan melihat lelaki yang pendiam dan tidak banyak reaksi kini seperti psikopat dingin yang sangat menyeramkan.

Doojoon mengambil tempat duduk di hadapan para pelayan rumah sekaligus para pengawalnya.

"Siapa?" Tanya Doojoon membuat semuanya makin menunduk. Semuanya kebingungan akan pertanyaan singkat dari tuan mereka. Suasana semakin tegang hawa semakin sesak di ruangan itu

"Maksud tuan?" Tanya mbok Arsih memberanikan diri, karena hanya dia yang berani

"Apa kalian tidak mengerti! Hah!? Saya memberikan waktu tiga detik untuk kalian mengakuinya" ucap Doojoon sudah muak.

"Atau saya sendiri yang menarik paksa?"

....

"Heh! Kesempatan mu tinggal satu detik. Aku sudah menyiapkan sepetak tanah untuk peristirahatan terakhir jika tidak ada yang mengakuinya"

Suasana semakin hening, tidak ada pengakuan dari pelaku sama sekali. Semuanya semakin gugup. Doojoon sudah tahu pelakunya melalui CCTV yang dia punya. Dia hanya ingin pelakunya mengakuinya dengan jujur

Siapapun orangnya, sedekat apapun mereka, Doojoon tidak perduli.

Salah seorang maid maju dengan langkah kaki gemetaran di depan Doojoon. Maid itu hanya menunduk diam dan ketakutan

Tiba seorang wanita masuk sambil menggendong anak laki-laki dengan senyuman ramahnya ke arah Doojoon. Tapi lelaki itu sama sekali tidak menggubris bahkan hanya menatapnya jijik. Mimik wajahnya seketika marah melihat Doojoon yang tidak merespon nya

"Aku yang menyuruhnya, kamu tidak pantas bersama dengan wanita buruk itu!" Ucapnya dengan lancang di depan Doojoon.

Ya, dia adalah anak dari mbok Arsih yang bekerja sebagai juru masak di rumah ini, tapi sampai sekarang dia tidak melaksanakan tugasnya sampai sekarang. Mantan chef yang sudah mengenal Doojoon bahkan sangat akrab dengannya, mbok Arsih dan anaknya adalah chef di rumah mama dan papa Doojoon di sini, karena orang tuanya sudah menetap di Korea jadi Doojoon sengaja mengerjakan mereka di kediamannya

"Akhirnya kamu datang ke rumah ini kak Mely" ucap Doojoon dingin.

Anak kecil itu berlari ke arah neneknya, sementara Doojoon menghampiri wanita itu dengan tatapan marah.

"Siapa kamu berani mengatakan istriku seperti itu?"

"Aku tahu masa lalunya Doojoon! Dia bukan perempuan baik-baik, dia telah membunuh mantan suaminya dan menggoda banyak pria!"

Semua yang berkumpul di ruangan itu terkejut melihat keberanian Mely mengatakan keburukan nona rumah mereka. Entah semua kalimat itu benar atau hanya manipulasi bagi para pengawal yang baru tahu masa lalu Ran dari janda beranak satu itu.

"Dia adalah perempuan munafik yang bersembunyi di balik jilbabnya Doojoon!" Ucapnya lagi membuat semuanya bergeming.

Plakk

Tamparan itu bergema di seluruh ruangan, tamparan renyah dari Muti yang baru saja masuk menjemput sang kakak di depan.

"Kamu!" Mely terbelalak kaget melihat gadis itu langsung menamparnya.

Plakk

Muti kembali melayangkan tamparannya di sebelah pipi mulus yang masih nganggur.

"Sekali lagi kamu mengatakan hal buruk tentang kakakku! Kamu mati di tanganku!" Ancam Muti tanpa rasa takut.

Mely memelototi gadis mudah di depannya dengan tatapan marah, tangannya sudah melayang ingin membalaskan tamparan keras yang dia dapatkan.

Tep

"Kamu berani?" Ucap Hendra menahan pergelangan tangannya dengan kuat. Hendra yang mendengar pun serasa ingin melayangkan tonjokan ke wanita ini.

"Akhh! Sakit brengsek!" Umpatnya ingin lepas dari genggaman itu tapi tidak bisa.

Doojoon terdiam kaku mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari wanita yang dia sangat kenal. Dari mana dia tahu masa lalu Ran? Siapa yang menceritakannya?

"Siapa yang udah nyakitin Ran gue!?" Vina dan Reza juga sudah datang setelah mendapatkan kabar dari Muti.

Vina langsung nyosor mencari pelakunya, dia sudah sangat geram ingin meluapkan amarah yang dia pendam.

"Kamu?" Tunjuk Vina pada maid yang sudah menangis ketakutan dengan tatapan mata yang mengarah ke bawah

Plakk

Vina menampar maid yang berada di depannya, "berani sekali kamu ya! Memangnya Ran salah apa pada kamu hah?" Tanya Vina pada maid yang sudah dia tampar.

"Maafkan saya nona" ucap maid muda itu sebenarnya hanya di perintahkan oleh Mely.

"Maaf maaf! Siapa yang nyuruh kamu?" Tanya Vina dengan emosi yang tak kunjung padam.

Maid itu melirik ke arah wanita yang sedang di urusi oleh Muti dan Hendra. Mata Vina tajam langsung nyosor menunjuk-nunjuk kepala Mely tanpa rasa takut sekalipun. Tentu saja Reza setia menemani sangat istri yang sedang hamil. Kalau seandainya janda itu melawan Vina, sudah pasti dia tidak akan selamat di tangannya

"Anjing lo! Bangsat! Lo mau mati!? Hah!" Umpat Vina seperti kesetanan ingin melahap habis wanita licik ini.

"Berani-beraninya kamu nunjuk saya?" Tanya Mely menepis tangan Vina kasar.

"Emang saya berani! Ayok sini lawan! Gue gak peduli sekalipun lo anak presiden atau siapapun, gue gak takut!" Jawab Vina sangat berani.

Mely melirik ke arah Doojoon berharap meminta perlindungan tapi Doojoon hanya tersenyum jahat dengan tatapan elangnya.

"Kenapa diem aja kak!?" Tanya Muti menghampiri Doojoon. Ya, Doojoon hanya diam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Bukannya tidak ingin membantu, tapi dia tidak ingin emosinya bisa langsung melenyapkan wanita itu tanpa siapapun yang tahu. "Biar polisi yang menanganinya dik, aku sudah muak melihat wajahnya"

"Bener banget! Laporin aja ke polisi! Biarin dia jadi fosil di penjara sampai dunia kiamat!" Ucap Vina sudah di tahan oleh Reza.

"Gak! Gak bisa gitu! Doojoon! Aku gak mau masuk penjara!" Ucapnya menghampiri Doojoon.

Brugh!

"Lepas!" Ucap Doojoon ketika lengannya di sentuh oleh Mely memohon belas kasih. Dia langsung membersihkan bekas tangan Mely dengan sapu tangannya. Ya Doojoon memiliki OCD akut. Dia tidak pernah menyentuh seseorang secara intens. Kecuali Ran, entah kenapa kalau bersama Ran kulitnya tidak pernah merasa aneh ketika bersentuhan justru Doojoon menginginkan lebih pada istrinya.

Reza sebagai adik sepupu tahu betul watak lelaki yang perfeksionis tiada duanya. Makanya sekalipun dalam keadaan darurat, Reza tidak pernah sama sekali meminjam atau meminta barang Doojoon kecuali dia yang memberikan.

Apalagi wanita itu baru saja menyentuhnya, sudah pasti Doojoon secara refleks mendorongnya menjauh bahkan sampai tergeletak di lantai.

Ran yang berada di kamar menyadari tidak ada seseorang di sampingnya, sepertinya tidak ada Doojoon di kamar ini.

Klek

Suara keributan berada di bawah. Ran tidak turun, melainkan mendengarkan semua percakapan itu seorang diri.

"Aku lakuin ini demi kamu Doojoon! Demi kebaikan kamu!" Ucap Mely meyakinkan lagi.

"Bawa mereka berdua sekarang juga!" Perintah Doojoon kepada pengawalnya.

Keduanya memohon sampai berlutut di depan Doojoon menunggu ampunan tapi Doojoon acuh sama sekali.

Tapi sebuah tangan mungil menggenggam jemari Doojoon, tatapan mata polos yang tidak mengerti dan memahami kejadian ini. Doojoon tidak menepis nya, melainkan menunggu kalimat yang akan dia ucapkan demi ibunya. Dalam benaknya hanya sebuah kekerasan yang diberikan untuk ibunya.

"Mama saya buat salah apa om? Kenapa di hukum?" Tanya seorang anak pada Doojoon.

Mbok Arsih mencoba menghentikan dengan menarik anak itu di hadapan Doojoon, Doojoon menahannya dan mencoba untuk menjelaskan

"Mama kamu buat salah sampai istri saya hampir mati" jawab Doojoon dengan datar tapi ada sedikit rasa iba dalam hatinya.

"Mama gak jahat om! Mama baik kok om" ucap anak itu meyakinkan.

"Tapi-"

"Mama enggak sengaja lukai tante kok" ucap Ran menghampiri.

Perlahan Ran turun dari tangga menghampiri mereka dengan suasana semakin sesak. Ran dengan senyuman terbaiknya menghampiri anak laki-laki yang sangat imut dan polos.

Sontak semuanya mengarah ke wanita yang tadinya sangat tersiksa sekarang terlihat baik-baik saja, meskipun ia memaksakan.

Mata Doojoon menatap penuh cemas, tapi Ran menyakinkan dengan senyumannya kalau dia baik-baik saja.

Ran menghampiri lelaki kecil itu, ia meraih jemari kecilnya dan menggenggamnya, mencoba menghilangkan rasa takut dan canggung di suasana ini. Ia berjongkok menyetarakan dirinya dengan anak kecil itu

"Tangan tante kok dingin?, wajah tante pucat kayak di tampol bedak" ucapnya terlihat sangat menggemaskan di mata Ran.

Mendengar hal itu, Doojoon semakin panik ingin memeriksanya, tapi Ran lagi-lagi menolak. "Emang iya?" Tanya Ran iseng pada anak kecil itu

"Iya tante, tapi tante tetep cantik kok" jawabnya serius dengan mimik wajah yang sangat meyakinkan.

Ran terkekeh, "makasih ya sudah bikin tante seneng" ucap Ran tulus

"Karena aku udah buat tante seneng, maafin mama ya" bujuknya terlihat kesedihan di matanya. Ran melirik Doojoon meminta jawaban.

"Enggak!" Jawab Doojoon dengan suara bariton nya.

"Emmm, Tante maafin, tapi..."

"Tapi apa Tante?"

"Kita kenalan dulu, boleh kan?"

"Boleh Tante. Nama saya Arjuna, saya umur 5 tahun, saya tinggal ber empat di rumah deket sini" jawabnya sangat bersemangat

"Oh ya? Siapa aja yang tinggal bareng Juna? Boleh kan Tante panggil Juna?"

Anak itu mengangguk senang, "boleh dong Tante, Juna suka" Ran mengangguk paham "Juna tinggal sama mama, nenek, sama kakek" jawab anak itu sangat cerewet.

"Tantee..." Lirihnya pelan

"Hem?"

"Mama gak di bawa ke kantor polisi kan?" Tanyanya sedikit gugup, apalagi Doojoon tidak pernah merubah mimik wajahnya yang tegas.

"Iya. Tapi Juna harus janji sama Tante"

"Janji apa Tante?"

"Janji buat jagain mama, Juna harus lindungi mama dari orang jahat! Juna harus marahin mama kalau buat jahat lagi sama Tante. Boleh?"

Juna mengangguk paham. "Iya tante, makasih ya Tante cantik yang baik" ucap Juna langsung memeluk Ran dengan erat.

"Sama-sama Juna" jawab Ran membalas pelukannya

"Tante wangi, ada manis-manisnya kayak bayi" ucap Juna mengendus aroma Ran yang khas.

"Beneran?"

"Udah. Jangan dekat-dekat dengan anak itu lagi" tahan Doojoon menarik Ran dalam pelukannya.

sorry ya guys. sekarang lagi fokus sama penelitian akhir semester aku. jadi agak sibuk urus proposal, hasil dan skripsi. Jadi kalau ada kesempatan pasti upload lagi kok episodenya. mohon doanya biar saya cepat selesai kejar S1. love you guys

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience