Episode 58

Romance Series 19934

Tak

Ran di bawa menuju ke kamar Doojoon yang sudah di siapkan dengan rapi dan bersih. Kamar yang sangat luas dengan nuansa klasik tidak mewah, lebih menggambarkan seseorang yang sederhana tapi perfeksionis.

"Tadi barang-barang eonni sudah di kemas sama maid. Mau istirahat atau mandi? Maid juga sudah siapkan air hangat di bathtub untuk eonni. Atau mau makan biar Jennie panggil maid nya bawa makanan ke sini? Eonni mau apa?" Tanya Jennie sangat bahagia dan aktif di depan Ran.

Sudah pasti dia merasa kesepian di mansion yang di tinggali para orang-orang dewasa. Dan anak-anak Tante Doojoon juga orang-orang yang sibuk dengan pendidikan mereka. Jadi sudah pasti dia sangat bahagia ketika tahu Ran akan berkunjung ke sini. Karena dia mempunyai teman ngobrol dan bermain saat dia di Indonesia dulu bersama Ran

"Kakak mandi dulu. Jennie boleh turun ke bawah sama papa mama juga Tante di sana" ucap Ran tidak ingin merepotkan adiknya

Wajah Jennie berubah sedih, sepertinya Ran tidak peka pada perasaan nya. Gadis cantik itu hanya ingin bermain bersama dengannya.

"Jennie boleh bantuin eonni mandi?" Tanya gadis itu meminta izin melayani Ran seperti para maid

"Maksudnya?" Ran kebingungan

"Jennie udah nungguin eonni dari kemarin, Jennie pengen cerita banyak hal sama eonni" ucapnya seperti mengadu dengan manja

"Kakak gak nyaman kalau mandi di bantuin. Mmm... gimana kalau Jennie tunggu di sini sampai kakak selesai terus kita ngobrol sepuasnya" ucap Ran membuat gadis itu tersenyum kembali

"Deal?"

"Deal!"

"Jangan lama-lama mandinya eonni"

"Gak lama Jennie" jawab Ran segera menuju ke kamar mandi.

Sementara Doojoon sedang berada di ruang kerja sang kakek membahas tentang bisnis, bisnis dan bisnis yang tiada habisnya.

Sudah beberapa jam hingga pukul sembilan malam ketiga lelaki itu baru keluar dari ruang kerja mereka.

Alasan Doojoon tidak ingin pulang kampung adalah waktunya di dedikasikan untuk perusahaan dan pekerjaan sehingga tidak punya waktu luang karena terlalu sibuk. Ketika pria itu memang workaholic tapi semenjak Doojoon menikah, rasanya semua waktu dan pikiran nya hanya untuk Ran seorang.

"Ke kamar mana Jennie membawa Ran?" Ujar Doojoon berada di kamar Jennie ingin memastikan keberadaan sang istri

"Sepertinya di kamar itu" gumam Doojoon menuju ke lantai atas kamar yang saat ini kedua perempuan sedang tertawa bebas tiada beban.

Tak

Doojoon langsung melihat keberadaan keduanya asik ngemil makanan ringan sampai makanan berat. Terlebih lagi keduanya asik berada di atas kasur mengunyah dengan tawa renyah

"Loh! Jennie belum tidur? Besok sekolah kan?" Ucap Doojoon langsung menghampiri keduanya

"Jennie tidur bareng eonni di sini" ucap Jennie memeluk Ran erat. Seolah tidak ingin meminjamkan barang kesayangannya pada orang lain

"Ini kamar kakak Jennie" ucap Doojoon sudah diambang batas kewarasan karena lelahnya

"Gak mau! Eonni ijinkan Jennie tidur bareng di sini" tolak Jennie keras kepala.

Doojoon menghela nafasnya lagi, dia merogoh kantong celananya mengambil handphone dan menghubungi seseorang

"Mama, bawa anak kecilmu dari kamarku" ucap Doojoon dengan nada kesal efek lelahnya.

"Oppaa!"

"Terus aku tidur di mana Jennie?" Tanya Doojoon sangat bodoh

"Di mansion ini ada puluhan kamar, jadi oppa pilih sendiri aja" jawab Jennie tidak ingin pisah

"Mas" panggil Ran lembut.

"Huff, Sayang, aku capek banget dan gak mau debat sama kamu gara-gara anak manja ini" tolak Doojoon sangat sensitif malam ini.

"Eonni" lirih Jennie memasang wajah memelas

"Kita bicara besok lagi ya, Jennie tidak kasian sama suami kakak? Besok kita lanjut lagi" bujuk Ran hingga membuat gadis itu turun sendiri nya dan langsung pergi tanpa pamit

"Dua hari lagi kita pulang" ujar Doojoon sudah tidak tahan berada di mansion ini.

"Cepet banget" beo Ran memberesi barang-barang yang sedikit berantakan di kasur

Srukk

"Aku gak punya waktu sama kamu di sini" rengek Doojoon memeluk Ran dari belakang

"Mandi dulu gih, biar seger lagi" pinta Ran dengan lembut

"Bareng"

"Aku sudah mandi mas"

"Bahkan kamu saja menghindar dari aku" rengek Doojoon lagi meluapkan rasa lelahnya dalam pelukan Ran.

"Mandi dulu, jangan lama-lama nanti masuk angin" ucap Ran mengiring suaminya menuju ke kamar mandi.

Baju yang belum di ganti sejak tiba dari bandara sudah pasti membuat Doojoon tidak nyaman memakainya lagi. Ran membantu melepaskan kaos putih di tubuh Doojoon bersama dengan perkakas lainnya yang menempel.

Beberapa menit kemudian Doojoon keluar memakai jubah mandinya dengan kondisi rambut yang masih basah. Ran sudah menunggu di meja rias menggenggam hairdryer membantu mengeringkan rambut Doojoon

"Duduk sini" Ran memberikan petunjuk untuk Doojoon duduk di kursi rias.

Doojoon patuh, Ran melakukan tugasnya mengeringkan rambut Doojoon, sementara sang suami sibuk menggosokkan kepalanya di perut Ran. "Mas"

"Hm?"

"Ngantuk ya?" Doojoon sudah tidak punya tenaga.

Doojoon mengangguk singkat. Memang Doojoon kelelahan seharian mengurus Ran saat di bandara lalu membahas urusan perusahaan setibanya di sini.

"Kok mukanya kayak kesel gitu? Ada apa mas? Hm?" Tanya Ran memangku wajah itu dengan lembut

"Papa kasih kepercayaan untuk memimpin perusahaan cabang di Indonesia" keluh Doojoon

"Perusahaan baru rampung itu?"

"Em" jawab Doojoon masih memeluk Ran

"Berarti papa sama mama pasti tinggal di sini?"

"Iya" jawab Doojoon singkat. "Pasti kelelahan banget suamiku" gumam Ran merasa kasihan. Banyak yang ingin dia tanyakan tapi suasana tidak memungkinkan untuk suaminya

"Mau aku pijitin kepalanya?" Tawar Ran sudah pegel berdiri dalam waktu yang lama

Doojoon mengangguk patuh, Ran mengiring suaminya menuju ke kasur.

Keduanya masuk ke dalam selimut. Ran bersandar di dinding kasur dan Doojoon terbaring lelah menyandarkan kepalanya di dada Ran

Jemari Ran memijat dengan lembut hingga membuat Doojoon tertidur pulas. Cup "mimpi indah" ucap Ran ikut terlelap sambil memeluk Doojoon.

Pukul tujuh pagi semuanya sudah berkumpul untuk sarapan bersama-sama, kecuali dua insan yang masih terbungkus selimut dan tidak perduli dengan panggilan berkali-kali dari pintu kamar mereka.

"Mas, lepasin gak!" Ucap Ran sudah kesal. Pasalnya Ran sudah siap beberapa jam yang lalu untuk keluar dan membantu keluarga Doojoon menyiapkan makanan tapi Doojoon tidak mau melepaskan pelukannya sedetikpun

"Ngapain bangun pagi-pagi sayang, kita berdua kan masih honeymoon" keluh Doojoon malas

"Tapi ada orang ketuk pintu mas, siapa tahu mama butuh sesuatu"

"Itu Jennie. Mau nempel lagi sama kamu" jawab Doojoon tidak perduli.

"Tapi-"

"Mandi bareng"

"Gak mau!"

"Eitss, semalam kamu nolak. Pagi ini harus mandi bareng" tolak Doojoon tidak memberikan kesempatan pada Ran untuk kabur

"Tapi..."

"Kamu selalu nolak kalau aku ajak mandi. Kenapa sih?" Pikir Doojoon selama ini mereka mandi bersama-sama itu bisa di hitung jari. Itupun karena Doojoon yang masuk diam-diam ke kamar mandi ketika Ran sedang berada di dalam.

"Aku...malu!" Ucap Ran

"Heiii...bagian mana lagi yang belum aku cium? Bahkan aku tahu setiap area sensitif kamu sayang" ucap Doojoon langsung menyentuh dan mengecup area sensitif di tubuh Ran

"Ihhh, geliii" ucap Ran tidak bisa berkutik.

"Sekali lagi yuk" ucap Doojoon mengajak senam pagi

"Udah tadi"

"Tapi gak cukup"

"Kamu yang ngak pernah puas!"

"Yaudah, yang terakhir kali ya, ya sayang"

"Sekarang jam tujuh mas, nanti kita terlambat sarapan bareng mama papa"

Wajah Doojoon kesal. "Yaudah mandi bareng" ucap Doojoon langsung mengangkat Ran membawanya ke kamar mandi

"Mas!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience