Episode 57

Romance Series 19934

Tina di bandara internasional Korea Selatan, niat Doojoon ingin memberikan suprise kepada kedua orangtuanya di kediaman keluarganya.

Beberapa pengawal sudah ready berada di parkiran dengan sigap langsung mengambil barang-barang keduanya yang sudah sangat fashionable dan pastinya couple an.

Kondisi weather di Korea memang masuk musim gugur tapi memang masih terasa hawa dingin merasuk ke kulit.

"Dingin?" Tanya Doojoon menatap dengan senyuman hangatnya ke arah sang istri yang sangat kegirangan.

Ran menggeleng senyum seperti bayi. Mata lebar dan pipi chubby itu membuat Doojoon gemas, bahkan hidung nya sudah berwarna pink karena kedinginan. Yah meskipun wanita cantik itu sudah memakai jubah tebalnya tapi tubuh Ran memang mudah merasa dingin.

Doojoon menangkup tubuh Ran ke dalam dekapannya, "main nya nanti aja ya, aku gak mau kamu sakit karena penyesuaian cuaca di sini" ucap Doojoon seperti membujuk anak kecil.

Wajah Ran memang cemberut tapi dia mengangguk dengan patuh. Pengawalnya sudah membukakan pintu keduanya ke dalam mobil.

"Padahal aku pengen liat pohon sakura berguguran mas" ucap Ran sambil melihat kaca jendela. Dedaunan kering jatuh sepanjang perjalanan. Mata berbinar penuh kagum pada setiap keindahan pohon berwarna warni menghiasi jalan

"Awas aja pergi tanpa sepengetahuan aku" ucap Doojoon sudah tahu isi kepala Ran

"Iya-iya! Bawel!" Ucap Ran membuat sang supir terkekeh kecil mendengarnya.

seperti adik yang sedang di marahi oleh sang kakak, tapi adiknya keras kepala dan acuh akan nasihat itu.

Entah semakin lama kepribadian Ran seperti anak kecil kalau bersama suaminya. Apalagi Doojoon, semakin bawel tapi manja banget

"Mas"

"Hem?"

"Aku gugup ketemu sama keluarga kamu. Penampilan aku gimana? Udah sopan dan rapih kan?" Tanya Ran khawatir akan mengecewakan suaminya nanti

Doojoon langsung memerhatikan dengan fokus setiap inci tubuh sang istri, sembari berfikir keras dengan postur tubuh yang sangat serius

"Kayaknya kakek aku..."

Glek, Ran menelan ludah berat mendengar ucapan Doojoon yang belum selesai

"Kenapa mas? Kok muka kamu gak yakin gitu sih?" Tanya Ran semakin menjadi-jadi

"Gak..."

"Gak apa!?"

"Aku gak tahu sayang"

"Ihhh, terus gimana dong!?"

Wajah Ran gugup sekaligus tegang. Doojoon sengaja membuat Ran semakin kepikiran akan persepsi keluarga nya pada Ran.

Sepanjang perjalanan Ran diam dengan ekspresi wajah yang tegang. Doojoon diam-diam menyembunyikan kekehan nya melirik sang istri

Gerbang terbuka, taman yang tersusun rapi dan sangat luas. Tempat tinggal keluarga Doojoon tidak pantas di sebut dengan rumah tapi Mansion yang sangat luas dan besar seperti istana.

Sampai di depan pintu utama, mobil berhenti, tapi keduanya masih berada di dalam. "Yuk!" Ajak Doojoon mengulurkan tangannya

"Mas...aku..." Ran sangat gugup sampai tangannya pun berkeringat.

"Be yourself honey, itu tugasku untuk membuat mereka menyukaimu, not you" bisik Doojoon di telinga Ran.

Ran mengangguk menggenggam jemari itu dengan kuat. "Senyum dong" bujuk Doojoon menyemangati

"Gimana kalau mereka gak suka sama aku?" Lirih Ran menunduk lemah

"gak akan ada yang berani nolak kamu selama ada aku. Nanti aku colok mata mereka kalau sampai menatap kamu sinis" ucap Doojoon sedikit jail.

"Beneran?"

"Beneran sayang!"

"Kamu berani colok mata kakek kamu?"

"...."

"Gak usah banyak mikir. Atau mau aku gendong sampa kamar?"

"Enggak!"

"Yaudah, yuk!" Ajak Doojoon menyambut tangan Ran untuk yang kedua kalinya.

Ran masuk ke mansion keluarga besar Doojoon

Seluruh mata langsung tertuju pada wanita yang sedang menggenggam erat tangan Doojoon. Ran semakin gugup, semuanya sudah berada di kursi kebesaran mereka masing-masing.

"Oppa! Eonni!" Panggil Jennie langsung berlari ke arah mereka.

Tanpa ragu, gadis lucu itu memeluk Ran dengan bahagia. "Bogosippossoyo eonni!" Ucap Jenny kegirangan

"Naduu" jawab Ran sudah ahli dengan bahasa suaminya

Gugup. Itu yang saat ini Ran rasakan. Seluruh mata mengarah ke arahnya.

"Ohh, jadi ini wanita yang bikin Doojoon gak pernah kembali ke Korea selama beberapa tahun ini" ucap seorang wanita menggunakan bahasa Korea, tentu saja Ran tahu artinya.

"Welcome home sayang" ucap mama Doojoon menyambut dengan pelukan hangatnya pada Ran.

Ran hanya tersenyum karena suasana masih sangat canggung. Ayah Doojoon adalah anak satu-satunya dari sang kakek yang akan mewarisi semua harta kekayaan yang sudah mendarah daging dari para nenek moyang mereka sejak dulu. Yang berarti kalau kelurga mereka adalah keluarga yang terpandang di Korea Selatan. Apalagi sang kakek adalah orang kedua terkaya yang memiliki banyak bisnis di Korea bahkan sampai seluruh penjuru dunia.

Mungkin inilah salah satu alasan Ran merasa insecure dengan dirinya sendiri, melihat background family Doojoon sudah pasti sangat jauh berbeda. Apalagi ibu Doojoon adalah seorang desainer terkenal yang selalu menjadi sorotan publik.

Saudara kakek Doojoon memili 3 putri, yaitu sepupu ayah Doojoon juga memiliki peran penting dalam perusahaan yang sudah mereka pegang masing-masing. Dan yang paling membuat Ran gugup adalah ketiga wanita cantik itu sudah memasang mata penuh penilaian pada Ran.

"Cantik" ucap salah satunya.

"Boleh juga" ucap mereka membuat Doojoon tersenyum bangga pada wanita-wanita yang dia panggil Tante biasanya.

Ran tersenyum lalu memperkenalkan dirinya meskipun mereka sudah tahu dari sang mama mertua yang selalu memuji anak cantiknya.

Kini semuanya sedang berkumpul di ruang keluarga, Ran merasa nyaman karena di sambut dengan hangat oleh keluarga Doojoon, apalagi para tante mengerubungi Ran karena penasaran bisa meluluhkan hati es yang tidak punya perasaan bagi mereka. Seorang lelaki yang melangkahkan kaki dan memilih untuk sendiri tiba-tiba saat pulang sudah membawa seorang istri yang membuat Doojoon menjadi orang yang hangat dan tidak pendiam seperti dulu

"Ayah, kakek ke mana?" Tanya Doojoon mencari keberadaan sang kakek yang dirindukannya

"Kakek berada di taman memeriksa sesuatu" jawab sang Ayah

"Sepertinya aku tahu" ujar Doojoon tersenyum

"Apa itu mas?" Tanya Ran penasaran

"Nanti juga kamu tahu, sekarang kamu istirahat dulu, pasti capek kan seharian di pesawat. Doojoon, bawa istrimu ke kamarnya" pinta sang mama mengerti.

"Biar Jennie yang antar eonni ke kamar" ajak gadis cantik itu sudah menarik tangan Ran dengan happy

"Biar saya saja Jennie" tolak Doojoon menahan Ran dalam rangkulannya

"Gak mau!"

Doojoon menghela nafas panjang dan memasang wajah datarnya seperti dulu. Sudah pasti dia tidak akan punya waktu bersama dengan Ran kalau di mansion ini.

"Ihhh! Oppa berubah kalau udah di sini! Gak perduli lagi sama Jennie!" Ucap adiknya kesal.

Padahal Doojoon hanya tidak ingin berpisah dari sang istri yang jadi serba penurut dan patuh pada setiap kalimat yang keluarga Doojoon ucapkan.

"Aku pergi ya mas" ucap Ran melepaskan rangkulan Doojoon meskipun Ran juga tidak ingin jauh dari Doojoon, mengingat semuanya masih sangat asing dan canggung.

don't forget to follow and give rate guyss

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience