Episode 36

Romance Series 19934

Waktu sudah menunjukkan pukul 15:30. Ran yang kini sedang melaksanakan sholat ashar di dalam ruang pasien VIP sambil menunggu Doojoon sadar.

Wajah berseri yang masih dibasahi oleh air wudhu itu sangat cantik dan bercahaya. Mukena berwarna pink itu membuatnya gemes seperti gadis polos.

Doojoon yang baru saja sadar sudah kepayang dibuatnya. Ran sangat serius dengan doanya sampai tidak memperhatikan Doojoon yang senyum-senyum sendiri.

"Sepertinya aku sudah menang Ran" gumamnya dalam hati.

Saat Ran sudah menyelesaikan doanya, dengan rapih dia melipat kembali sajadah panjang dan menaruhnya di sofa, namun mukena yang masih dikenakannya. Aktivitas Ran tidak pernah luput dari pandangan seseorang yang berada di atas brankar

Ran menyadari sesuatu yang sedang mengawasi dirinya, dia menoleh ke arah brankar "mas Doojoon!" Tangisan langsung membanjiri pipi wanita cantik itu dengan wajah sedihnya

"Kok nangis sih" ucap Doojoon dengan suara parau. Meskipun terlihat lemah tapi tangannya masih bisa mengelus pipi chubby Ran yang kini bertumpu di brankar Doojoon

"Hiks hiks, aku pikir kamu gak bakalan sadar. Aku khawatir banget sama kamu. Aku takut kamu tinggalin aku lagi. Aku takut kamu kenapa-kenapa. Hiks hiks, maafin aku udah bikin kamu kayak gini" ucap Ran panjang lebar. Anehnya Doojoon tersenyum bahagia melihat wajah khawatir di depannya.

"Aku gak apa-apa" singkatnya sampai membuat Ran sangat gemas ingin mencubitnya. Selalu saja dia terlihat tidak ingin mencemaskan wanita yang sangat manja dan polos yang sedang menggenggam tangannya erat

"Ada yang sakit gak?" Tanya Ran memastikan kondisinya

Doojoon tersenyum lagi dengan gelengan kepala kalau pertanda dia baik-baik saja. "Kok kamu senyum-senyum sih mas, ini lagi serius tau!" ucap Ran bawel

"Aku bahagia" jawab Doojoon menyeka air mata Ran yang masih tersisa di pelipis matanya

"Kamu cantik banget" puji Doojoon memerhatikan wajah polos itu dengan sendu "boleh peluk?" ucap Doojoon meminta dengan lembut

Kok bisa sih punya suami yang selembut ini, lelaki yang selalu memberikan senyuman dan semangat di wajahnya.

Sruk

Ran langsung memeluk Doojoon, lebih tepatnya masuk ke pelukan Doojoon yang sangat hangat "gak marah lagi kan sama aku?" Tanya Doojoon mengelus punuk kepala Ran dalam pelukannya

"Kalau kamu?" Tanya Ran balik

"Aku gak bisa marah kalau lihat wajah polos kamu" jawab Doojoon

"Owhh, jadi kalau aku bikin kamu emosi, it's okay ya?" Gumam Ran masih memeluk Doojoon

"Gak gitu juga konsepnya sayang" jawab Doojoon terkekeh melihat bocil polos yang berada dalam pelukannya

Tak

"Eh, udah sadar bang?" Tanya Reza yang baru saja masuk membawa makanan yang di suruh oleh Ran untuk Doojoon

Pelukan itu kini harus dihentikan karena ada pengganggu yang merusak suasana romantis mereka.

"Mas makan dulu ya" ucap Ran membuka bekal yang berisikan bubur buatan mbok Arsih yang diambil langsung oleh sekertaris nya.

Ran memberikan air hangat untuk Doojoon sebelum menyuapinya bubur. Doojoon sangat patuh mengikuti setiap perintah dari Ran.

"Udah, aku udah kenyang" tolak Doojoon sudah menghabiskan semangkuk bubur yang kini sedang di tambahkan lagi oleh Ran

"Kamu harus banyak makan mas, kalau pingsan lagi gimana?" Ucap Ran masih memaksa sendok bubur itu masuk ke mulut Doojoon

"Tapi sayang.."

"Aaa... pesawat masuk. Blub" bubur masuk dengan cepat ke mulut Doojoon

"Gue heran sama lo, orang yang paling menjaga tubuhnya dari hal yang ngerusak diri sekarang jadi kayak gini" kata Reza masuk ke dalam pembicaraan mereka

Ya, Doojoon memang orang yang sangat perfeksionis dalam segala hal, apalagi menyangkut tubuhnya yang selalu sehat dan bugar "memang putus cinta itu bikin orang jadi berantakan ya" kata Reza lagi

Tatapan tegas Doojoon melirik lelaki yang sedari tadi berkicau sambil men scrool hpnya duduk di sofa

"Nih masih ada dikit lagi buburnya" ucap Ran masih sigap menyuapi bubur

"Udah yah, perut aku udah penuh" ucap Doojoon manja

"Dikit lagi ya sayang, mubazir kalau gak di habiskan" tutur Ran membuat Doojoon salah tingkah

"Sayang" gumam Doojoon baru pertama kali mendengar Ran memanggilnya sayang. Wajah merona Doojoon terlihat jelas di mata Ran. Kali ini Doojoon salah tingkah di buatnya. Ingin saja dia menerkam Ran saat ini juga

Doojoon segera membuka mulutnya lebar-lebar menerima suapan dari Ran dengan senang hati bahkan berbunga-bunga. Sementara Reza juga ikut tersenyum melihat keromantisan yang sangat jelas di depan matanya.Tidak ingin menganggu, sudah pasti dia harus pergi demi memberikan mereka waktu berdua lebih banyak lagi.

"Gue balik ya, Vina udah nungguin" pamit Reza di berikan jempol oleh bosnya yang sedang bahagia.

"Pinter" puji Ran menyeka sisa bubur di bibir Doojoon dengan ibu jarinya. Doojoon rasanya ingin teriak mendapat perhatian seperti ini dari orang yang sangat ia cintai

Ran langsung memencet bel yang berada di dinding samping brankar Doojoon. Seorang dokter datang bersama dengan suster yang menemani.

"Bagaimana dokter?" Tanya Ran setelah dokter melakukan pemeriksaan pada Doojoon

"Kondisi pasien sudah membaik, tapi untuk beberapa hari masih dalam pengawasan dokter. Apabila keadaan nya lebih baik, maka pasien sudah boleh pulang" jawab dokter tersebut

"Terimakasih dokter" ucap Ran

"Kalau begitu saya kembali dulu" pamit sang dokter meninggalkan kamar inap mereka.
Pukul 20:00

Kini hanya mereka berdua yang berada di ruangan itu, Doojoon seperti pria yang di mabuk cinta, mendapat tatapan dari Ran saja sudah membuatnya berpaling karena malu.

"Mas"

"Hm?"

"Kita VC sama mama kamu ya, mereka khawatir sama keadaan kamu daritadi" ajak Ran lembut

"Boleh" jawab Doojoon

Ran segera mengambil HP miliknya dan bergegas kembali duduk di samping brankar dengan kursi yang sudah di sediakan untuknya

Akal cerdik Doojoon langsung memberikan kode. "Sayang" panggil Doojoon

"Kenapa? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Ran

"Duduk sini" ajak Doojoon menepuk-nepuk tempatnya berbaring.

"Gak boleh, ini kan khusus untuk pasien" jawab Ran menolak

"Boleh kok, aku yang tanggung jawab. Lagian gak ada yang liatin" bujuk Doojoon mengajak

Ran mengangguk, Doojoon bangun dari baringnya dan duduk bersama di atas kasur pasien. "Gini lebih gampang ngomong sama mama" gumam Doojoon langsung memanggil sang mama

"Assalamualaikum mah" ucap Ran menyapa

"Waalaikum salam sayang, gimana keadaan Doojoon, dia udah sadar kan?" Tanya ibunya dengan raut wajah yang cemas

"Alhamdulillah mas Doojoon udah siuman" jawab Ran mengarahkan camera depan ke arah Doojoon di sampingnya

"Kok bisa sampai gak ngurusin diri Doojoon, mama sampai gak percaya kamu pingsan karena kekurangan cairan tubuh" kata ibunya tahu segalanya tentang sang anak.

"Maafin Ran gak bisa jagain mas Doojoon dengan baik" ucap Ran tulus

"Kamu gak salah Ran, yang salah Doojoon gak bisa rawat diri udah gede" oceh ibunya kini mendapat semprot untuk pria tampan yang sedang memeluk pinggang Ran diam-diam di depan kamera

"Iya aku salah" ucap Doojoon menerima semua ocehan ibunya. Ia bersandar di pundak Ran sambil mendengarkan ocehan dari ibunya

"Ran, kayaknya mama, Jennie sama papa akan menetap di Korea dalam waktu yang lama" ucap ibunya pada Ran

Kini ayah Doojoon yang akan memimpin perusahaan di Korea karena kakeknya yang sudah tua. Ayah Doojoon adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga mereka. Jadi kini waktunya ayahnya yang akan memimpin perusahaan pusat di negara tempatnya berasal.

"Iya mah, Ran ngerti. Salam sama Jennie sama papa ya"

"Anyyong eonni!" Sapa Jennie langsung mengambil alih camera hp ibunya

"Anyyong" jawab Ran ramah

"Oppa baik-baik aja kan?" Tanya Jennie cemas tapi dengan wajah riangnya

"Iya, mas Doojoon baik-baik aja" jawab Ran

"Udah, kita berdua mau istirahat. Nanti lagi nelfon nya" kata Doojoon merampas handphone genggam itu di tangan Ran

"Ishh, oppa jahat!" Oceh Jennie sangat ngebet

"Ihh, mas! Gak sopan sama orang tua!" Tegur Ran merampas handphone di genggaman Doojoon.

"Udah ya Jennie, aku mau istirahat dulu. Nanti aja ngomongnya sama istriku tercinta" ucap Doojoon menahan handphone itu di tangan Ran

"Ishh, Jennie mau kasih tahu rahasia oppa sama eonni!" Kata Jennie mengadu. Dia masih sangat ingin berbicara dengan Ran karena sangat rindu dan sudah lama tidak memberi kabar

"Jennie!" mata Doojoon memberikan kode untuk diam

"Eonni, oppa itu takut sama jarum suntik!" adu Jennie di dengar jelas oleh Ran sebelum panggilan itu dimatikan.

Ran mengangkat sebelah alis menatap Doojoon "itu beneran mas?" Tanya Ran tidak menyangka.

Ya, salah satu alasan Doojoon selalu menjaga pola hidup sehat adalah takut akan jarum suntik jika dia sakit.

"Enggak kok yang" jawab Doojoon mengacungkan kedua jarinya peace. Sudah pasti Doojoon akan menyembunyikannya demi terlihat cool dan gentle man.

Wajah cemas Doojoon sudah menandakan kalau perkataan Jennie itu benar.

"Oo.." Ran hanya menganggukkan kepalanya

"Beneran sayang, kamu percaya kan?" Tanya Doojoon meyakinkan Ran di hadapannya

"Iya iya, aku percaya" jawab Ran menatap mata Doojoon yang coba ia alihkan "bwahaha" Ran terkekeh melihat Doojoon yang terlihat kasian dan tidak berdaya dengan wajah kesalnya melihat Ran

"Kamu cantik" kata Doojoon tulus menatap Ran dengan lekat semakin dekat hingga hampir wajah mereka berdempetan

"Aku memang cantik!" Ucap Ran menyentuh wajahnya dan memperlihatkan ekspresi gemas menggoda di depan Doojoon

"Ahhh! Ya Allah! Tolong jantungku ini! Istriku sangat silau!" Puji Doojoon alay

"Memangnya aku bidadari sampai silau begitu?"

"Mau bukti?"

Ran mengangguk

Cup

"Tuh, wanita yang aku kecup itu pertanda kalau dia spek bidadari" jawab Doojoon mengecup pipi Ran sekilas

"Memang! Mata kamu gak salah lihat kok" jawab Ran makin GeEr ketika di puji

Sruk

Doojoon langsung menyesuaikan posisi baring mereka di atas brankar. Wajah mereka saling bertatapan satu sama lain.

"Aku ngantuk, kita bobo aja ya" lirih Doojoon sebelum memberikan kecupan singkat di kening Ran

Ran membelai wajah Doojoon dengan senyuman yang membuat hati begitu tenang dan damai. "Sayang" lirih Doojoon

"Hum?"

"Pengen di elus sampai bobo" manja Doojoon masih lemah tidak bertenaga

"Sini" panggil Ran menarik Doojoon masuk ke dalam pelukannya. Wajah Doojoon masuk ke ceruk leher yang masih tertutupi oleh mukenanya yang cantik

Menghirup bau khas bayi di tubuhnya. Pelukan Doojoon sangat erat. Ran menepuk-nepuk pundak Doojoon kadang pindah ke kepalanya agar membuat Doojoon nyaman dan cepat terlelap

Tangan mungil itu tidak lelah membelai rambut seorang lelaki yang berada dalam pelukannya. Diam-diam Ran mengecup setiap inci bagian wajah Doojoon tanpa sepengetahuannya. "Kamu tampan banget, gak tega kalau ngasih ke orang lain" gumam Ran masih setia menemani hingga keduanya terlelap dalam mimpi indah

buat kalian yang penasaran sama Visual dari mas Doojoon dan tokoh lain di my destiny. jangan lupa kunjungi Ig : mydestinyTRL ya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience