Doojoon hanya mendengarkan dan menatap mata ranum yang sudah meneteskan air mata sangat deras. Hati Doojoon terasa sakit melihat wanitanya menangis tersedu-sedu.
Tep, Doojoon menangkup wajah sembab itu dengan penuh hati-hati
"Dengerin aku dulu. You're my life and my wife forever" ucap Doojoon sangat hati-hati dengan senyuman penjelasan agar hati Ran tenang.
"Hiks hiks"
"Bagaimana bisa aku melirik wanita lain kalau kamu saja sudah sangat penuh mengisi hatiku" ucap Doojoon
"Mas, hiks hiks aku sudah terbiasa terbuai dengan kalimat-kalimat yang membuatku percaya begitu saja hiks hiks" lirih Ran kehilangan kepercayaan dirinya
"Hei, saat ini dia sangat bahagia dengan tunangannya dan aku juga bahagia dengan Ranku" ucap Doojoon tanpa meninggikan setiap kalimat yang dia tuturkan.
"Buktinya?" Tanya Ran meminta kepastian
"Apa kamu tidak bisa melihat usahaku selama ini mendapatkan kamu?"
"Itu karena kekasihmu yang dulu meninggal. Kamu juga bilang kalau aku mirip sama kekasih kamu makanya kamu deketin aku kan?"
Deg
Semua itu benar, dulu Doojoon memang mendekati Ran karena rasa yang pertama kali Doojoon rasakan seperti hal yang sama saat dia merasakan cinta pada kekasihnya dulu
"Perasaan ku pada dia hanya orang yang asing lagi sayang. Waktu sudah berlalu dan semua itu hanya masa lalu. Dia sudah tidak mempunyai tempat di hatiku" ucap Doojoon meyakinkan
"Terus kenapa kamu bawa dia kemari sampai kamu begitu kasar pada mama dan papa? Seharusnya papa memukuli kamu sampai babak belur!" ucap Ran tidak bisa menemukan cela dari semua jawaban suaminya hingga akhirnya membuat dia kesal, semua jawaban yang Doojoon berikan benar adanya
"Hubungan ku dulu dengan mama dan papa tidaklah cukup dekat. Di tambah lagi dulu mereka menolak hubungan ku dengan Hye Jin" mendengar nama perempuan itu di sebut membuat kening Ran mengkerut "tapi setelah Hye Jin menjelaskan semuanya aku paham dan meminta maaf sama mama dan papa. Semuanya sudah selesai sayang, tenang saja aku masih milikmu selamanya" ucap Doojoon menggombal di suasana yang mulai hangat.
"Terus kenapa foto-foto mesra kamu dan dia masih ada di kamar ini?" Ucap Ran dengan ketus
"Hah? Di mana?" Doojoon kebingungan.
Ran segera mengambil kardus kotak yang berisikan album dan surat-surat cinta antara Doojoon dan kekasihnya dulu.
"Sayang, apa kamu lupa kalau ini kali pertama aku mengunjungi rumah kakek sejak 7 tahun terakhir?" Doojoon saja sudah lupa di mana dia menyimpan barang-barang ini.
"Terus kenapa kamu enggak pernah cerita selama aku di sini?" Tanya Ran menginterogasi
"Ran, wanita yang aku cintai dulu-"
Tep, Ran menepis kedua tangan Doojoon. Cinta? Doojoon masih mengucapkan kata cinta pada wanitanya yang dulu?
"Karena dia sudah mati dan aku juga tidak ingin membuat mu sedih mengingat kekasihmu yang pergi dan menghilang!"
Wanita memang tidak pernah kalah dalam perdebatan, batin Doojoon menghela nafas panjang.
"Aku minta maaf atas semua kesalahan ku" ucap Doojoon sakit kepala karena pertanyaan Ran yang bertubi-tubi
Lebih tepatnya Ran saat ini sedang cemburu dan tidak Ingin Doojoon pergi meninggalkan dia. Tapi Ran berhak menanyakan ini semua demi kedamaian dan kepastian hatinya
"Mas, kalau kamu ingin bersama dia, aku ikhlas hiks hiks" lirih Ran menyeka air matanya yang tidak bisa berhenti.
"Please don't cry sayang" bujuk Doojoon kebingungan untuk membuat istrinya berhenti menangis
"Aku... hiks hiks aku... hiks hiks gak mau ngerasain hal yang sama lagi hiks hiks"
"Sayang, aku tidak pernah berniat meninggalkan kamu. Trust me!"
Doojoon ingin memeluk tapi Ran langsung menyeret kopernya pergi meninggalkan Doojoon sendiri di kamar.
Tak
Ran berpapasan dengan orang tua Doojoon di ruang tamu bersama dengan wanita cantik yang bernama Hye Jin. Hubungan orang tua Doojoon dan kekasihnya dulu sepertinya lebih dekat. Senyuman tulus yang diberikan untuk Ran membuat nya makin terluka.
"Loh, Ran sayang? Kamu mau ke mana?" Tanya ibu Doojoon melihat Ran membawa kopernya dengan kondisi mata yang memerah.
"Maafin Ran ma, pa. Ran mau pulang" ucap Ran bergegas pergi tanpa harus berpamitan dengan semua orang rumah.
Jujur saat ini, hatinya sangat sakit sampai air mata saja tidak bisa berhenti. Trauma ini tidak baik untuk kesehatan nya. Hatinya berdebar begitu berat hingga membuatnya sesak.
"Ran!" Panggil Doojoon berlari keluar dengan kondisi yang kacau dan sangat khawatir.
Orang tua Doojoon menghampiri, "ada apa dengan Ran? Kenapa mata dia sembab Doojoon? Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Tanya ibunya khawatir
Doojoon menyugar rambutnya yang berhamburan. "Ma, pa. Aku akan kembali ke Indonesia" ucap Doojoon tidak memberikan penjelasan. Dia pergi menyusul Ran yang sudah berada di Bandara
Para orang tua tahu kalau mereka berdua mungkin sedang bertengkar. Itu adalah masalah mereka, sebagai orang tua memberikan mereka kesempatan untuk menyelesaikan masalah itu berdua.
"Sepertinya ada kesalahpahaman antara Doojoon dan istrinya" ucap Hye Jin tahu.
"Semua ini karena kamu Hye Jin. Sebenarnya Tante tidak ingin membahas masalah ini lagi. Tapi kamu datang tiba-tiba tanpa memberitahu kami" ucap ibu Doojoon
"Aku hanya ingin melihat wanita yang Doojoon kejar-kejar sampai membuatnya tidak pernah kembali ke Korea beberapa tahun terakhir.Tante, kita lihat seberapa keras Doojoon bisa membujuk istrinya yang manis itu" ucap Hye Jin terkekeh melihat sikap bucin Doojoon pada Ran.
Don't forget to comment guyss
Share this novel