Episode 69

Romance Series 19934

Hari ini adalah hari di mana semua orang sedang holiday bersama dengan keluarga tercinta. Begitu pula Ran yang sudah siap dengan style hangout nya yang sangat simple tapi keren ala muslimah.

Saat dia sedang menambahkan beberapa touch make up di wajahnya, Doojoon hanya diam memerhatikan istrinya yang sangat cantik hari ini.

"Emang mau ke mana sih?" Tanya Doojoon masih belum bersiap-siap. Begitu banyak perdebatan sejak pagi karena Doojoon lebih betah di rumah seharian menghabiskan waktu bersama tapi jiwa anak-anak Ran sangat membara dalam hatinya.

"Kita main di wahana aja hari ini" ajak Ran sangat riang.

"Di rumah aja yah" tolak Doojoon memohon di atas kasur dengan malasnya.

"Iya, mas di rumah aja! Biar aku keluar sendiri!" singkat Ran membuat Doojoon langsung bangkit dan memilih pakaian jalannya pagi ini.

Daripada dia di goda oleh pria lain, mau tidak mau dia harus ikut. Tidak lupa Ran menyemprotkan parfum di beberapa bagian tubuhnya. Ran sudah siap dengan penampilannya dan akan segera berangkat, tapi Doojoon dengan sangat cepat memakai pakaian ala kadarnya karena tidak ingin Ran tinggalkan.

"Sayang, tunggu dulu" panggil Doojoon memakai sepatunya sementara Ran sudah berada di bawah mengambil kunci mobil sedan milik suami nya

Ran tidak perduli sama sekali bahkan tidak menghiraukan suaminya yang kewalahan berlarian mengejarnya.

Tak

Doojoon masuk ke kemudi mobilnya di samping Ran yang memasang wajah kecut dengan kening yang sudah terangkat sebelah.

"Huft, kamu tega banget sih sayang ninggalin aku" ucap Doojoon dengan nafas tersengal-sengal.

"Turun." Ucap Ran dingin

"Waduh, bisa berabe kalau ngambeknya sampai malam. Bisa-bisa tidur di luar" batin Doojoon sudah keringat dingin.

"Maafin aku ya, aku tadi cuma bercanda. Suer" kata Doojoon merangkul lengan Ran dengan manja.

Namun reaksi Ran tidak berubah, wajahnya yang masih datar sangat jelas tidak menghiraukan Doojoon. "Sayang~ aku turutin deh semua keinginan kamu hari ini"

"Beneran?"

"Iya beneran! Kamu mau apa? Atau kita sekalian jalan-jalan ke luar negeri aja?" Tawar Doojoon bersemangat mengajak istrinya

"Siniin dompet kamu"Ran mengulurkan tangannya meminta sesuatu

"Nih" tarik Doojoon segera dari kantung celananya.

"Hari ini kamu harus turutin semua perintah dari aku" kata Ran memastikan

"Siap nyonya Ratu" kata Doojoon mematuhi.

Senyuman lebar Ran mengembang dan kembali ceria. "Sekarang kita mau ke mana dulu nih?" Tanya Doojoon sudah menghidupkan mobilnya

"Ke Disneyland dulu, aku udah lama gak ke main ke sana" kata Ran dibalas senyuman oleh Doojoon.

Beberapa menit setelahnya, keduanya masih di perjalanan "sayang" panggil Doojoon

"Hm?" Jawab Ran sibuk dengan benda persegi di depannya

"Mau mampir sarapan dulu?"

"Gak mau, mau ke wahana" tolak Ran memelas

"Sepagi ini?"

"Syutt! Gak ada penolakan" tolak Ran dengan senyuman

"Yaudah, pakai jaket aku" tutur Doojoon ingin melepaskan jaketnya, pakaian Ran memang tertutup, tapi kain nya berbahan dingin.

"Kan ada kamu yang meluk kalau dingin" jawab Ran dengan santai.

"Yah, setidaknya dia tidak ngambek lagi" gumam Doojoon dengan senyuman

Ran sudah mengambil tiket masuk bersama Doojoon. Tidak lupa membeli beberapa bando dengan hiasan kucing di kepalanya.

"Mas"

"Iya sayang"

"Aku pengen ice cream"

"Tapi kamu kan belum sarapan, sarapan dulu" tutur Doojoon membawa Ran masuk ke sebuah toko roti

Ran dipersilahkan untuk memilih segala jenis roti yang dia sukai, dengan segala jenis rasa roti yang sudah penuh dalam keranjang Ran.

"Beli ice cream mas" bujuk Ran lagi sangat ingin

"Makan dulu rotinya" tolak Doojoon dengan lembut

"Makan rotinya sama ice cream!" Bujuk Ran seperti anak kecil. Doojoon hanya bisa memijit pelipisnya dengan helaan nafas yang berat.

"Mau rasa apa?"

"Terserah! Yang penting banyak" jawab Ran full senyum

"Oke. Tunggu ya sayang. Kakinya jangan aktif jalan sana sini" pesan Doojoon sebelum pergi meninggalkan Ran. Karena jaraknya tidak jauh jadi Doojoon masih bisa memerhatikan Ran yang duduk di meja bundar yang dipenuhi oleh roti-roti miliknya.

"Ugh, kok aku pengen muntah ya" gumam Ran merasakan gejolak dari perutnya.

"Gawattt! Kalau mas Doojoon tahu aku mual karena asam lambung, pasti ice cream gagal" pikir Ran langsung membuka layar handphonenya menelfon Doojoon.

"Kenapa sayang? Ada yang mau di pesan lagi?" Tanya Doojoon sambil melihat Ran dari kejauhan

"Mas, aku mau ke toilet dulu bentar" izin Ran sebelum Doojoon cemas kehilangan pandangannya

"Mau aku temani?" Tawar Doojoon

"Enggak perlu, nanti kamu dapat antrian paling belakang. Aku bisa sendiri kok" jawab Ran meyakinkan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya

"Jangan lama" peringat Doojoon keheranan melihat Ran segera pergi dengan buru-buru

Doojoon terkekeh, "sepertinya sudah enggak bisa di tahan" ujar Doojoon kembali menunggu antrian.

"Oekkk"

Salah satu alasan Ran melewatkan sarapan pagi nya di rumah karena dia sengaja. Entah mengapa dia sangat tidak mood melihat masakan rumah.

"Belum sarapan, masuk angin jadi kembung kayak gini deh!" Keluh Ran menyeka bibir nya di depan wastafel, sedikit menambahkan liptint di bibirnya supaya wajahnya tidak terlalu pucat.

Ran kembali menuju ke meja nya "sayang" panggil Doojoon sudah menunggu di toilet wanita.

"Udah selesai? Perasaan giliran kamu masih lama deh" pikir Ran tahu nomor antrian Doojoon

"Udah sayang" jawab Doojoon merangkul tangan Ran dalam genggaman nya.

"Enak banget" ucap Ran sangat rakus menyantap roti bersama dengan ice cream dengan berbagai macam rasa. Sedangkan Doojoon hanya menyeruput secangkir kopi menunggu Ran selesai dengan makanannya

Setelah Ran menghabiskan makanannya, mereka menuju tempat wahana yang diinginkan Ran.

"Jadi mau ke mana dulu?" Tanya Doojoon hanya mengikuti

"Mau..." Karena terlalu banyak wahana di hadapan Ran, dia kebingungan memilih hingga akhirnya Ran ingin mengerjai Rangga.

"Masuk ke rumah hantu aja gimana?" Ran memberikan saran

"Berani?" Tanya Doojoon menantang

"Siapa takut!"

Beberapa saat kemudian ketika Doojoon dan Ran sudah keluar dari rumah hantu dengan kondisi yang mengenaskan.

"Hahaha, hantu nya jadi enggak punya harga diri karena kamu" ucap Ran masih terkekeh sepanjang perjalanan.

"Enggak sayang, cuma pengen tahu aja rasanya" jawab Doojoon

"Suka enggak?" Tanya Ran penasaran

"Suka dong, kan bibir kamu" jawab Doojoon membuat Ran tersipu malu.

Bukannya ketakutan, justru keduanya hanya asik bercumbu di dalam rumah hantu. Ya, Ran ketakutan melihat hantu-hantu yang datang menghampiri mereka, untung saja Doojoon punya banyak cara untuk membuat istrinya deg-degan saat bersamanya. Sibuk memarahi para hantu yang datang mengganggu mereka sedang ciuman di sudut ruangan gelap.

"Habis ini mau naik apa lagi?" Tawar Doojoon bersemangat

"Naik biang Lala" jawab Ran menunjuk kincir angin raksasa membuat Doojoon bergidik ngeri karena ketinggian

"Naik kapal aja ya, tinggi banget nanti kamu ketakutan" tolak Doojoon membujuk dengan lembut

"Ini yang terakhir mas" tolak Ran dengan wajah memelas.

"Oke" ucap Doojoon langsung membeli tiket

Keduanya masuk ke kotak biang Lala dengan happy. Ran masih mengemil satu cup ice cream vanila di tangannya

Kincir angin itu berputar, Ran semakin excited ingin melihat pemandangan kota dari ketinggian.

"Mas! Itu lihat tuhh" ucap Ran menunjuk ke luar. Tempat duduk mereka bergoyang, Doojoon sedikit cemas dengan keringat dinginnya

"Jangan banyak gerak sayang, bahaya" tutur Doojoon tidak berani melihat ke luar.

Ran mendekat lalu duduk di sebelah Doojoon. "Mas" lirih Ran dengan manja merangkul lengan Doojoon.

"Hem?"

"Mau lanjutin yang tadi" ucap Ran malu-malu.

Entah mengapa hari ini Doojoon sangat tampan dengan style yang sederhana tapi mampu membuat Ran tidak berpaling sedikit pun. Mungkin karena style-nya yang seperti anak muda dan rambut yang tidak teratur rapih semakin menambah panas penampilan Doojoon

"Gimana kalau kita pulang aja?" Ucap Doojoon dengan nada yang santai tapi matanya masih menatap wajah merona yang berada dalam pangkuannya.

Ran mengangguk malu, meskipun saat ini dia sangat imut dengan penampilan yang sempurna seperti muslimah.

"Oke"

Jalan-jalan akhir pekan kini selesai sampai mereka kembali ke rumah pada pukul 2 siang hari. Sesampainya di rumah, Ran sudah kedatangan tamu yang sangat dia nanti-nanti kedatangan nya.

"Assalamualaikum" ucap Doni datang dengan beberapa temannya

"Waalaikum salam! Ke mana aja! Kok baru kelihatan batang hidungnya" ucap Ran dengan kesal.

"Lagi siapin ini" ucap Doni sudah menata beberapa pohon strawberry di dalam pot yang sudah siap di makan.

Tanpa banyak bicara Ran langsung memetik buah itu dengan tangannya yang sangat semangat memilih strawberry yang paling merah.

"Doniiiii you're the best" puji Ran memberikan pola bentuk hati untuk Doni.

Sementara Doojoon hanya melirik dari kejauhan karena ada hal mendesak yang mengharuskan nya memeriksa beberapa berkas perusahaan.

"Selamat ulang tahun cantik" ucap Doni tidak lupa dengan gombalan yang tidak pernah hilang untuk Ran.

"Terimakasih yah atas hadiah yang sangat besar ini" ucap Ran memeluk pot-pot pohon strawberry nya dengan happy.

"I know you like it" ucap Doni ikut bahagia.

"Ehh, udah makan belum?"

"Btw, makasih ya atas semuanya" ucap Ran dengan tulus

"Siap, kalau ada apa-apa hubungi gue aja" ucap Doni mengedipkan matanya

"Ehh, btw. Si kutub Utara mana?"

"Kutub Utara?"

"Iya, adik anda yang sangat berbanding terbalik dengan anda" ucap Doni mencari keberadaan Muti

"Tumben tanyain dia, kangen yaa?"

"Ihhh, enggak lah. Cuma nanya doang. Biar enggak ada yang gangguin gue buat deket sama lo" ucap Doni mulai salah tingkah

"Kakak Don!" Peringat Ran.

"Iya-iya kak...Ran" ucap Doni sangat tidak terbiasa memanggil Ran sebagai kakak

"Adikku sekarang tinggal sama kak Hendra untuk sementara waktu" ucap Ran sembari mengajak mereka menuju ke dapur untuk makan

"Sebelum pulang, makan dulu ya guys. Udah di siapin makanannya sama bi Iyem di meja makan" ucap Ran mengambil buah jeruk untuk membuat jus.

Ran mengupas jeruk lalu di masukkan ke dalam blender. Sementara mereka sedang menikmati makanan dengan lahap. Melihat Ran melakukan nya sendiri, Doni berinisiatif ingin membantu hingga dia datang menghampiri Ran.

"Gelasnya di mana?" Tanya Doni sudah berdiri di sebelah Ran.

"Tuh di atas" ucap Ran

"Nih" Doni ikut membantu menuangkan jus itu ke setiap gelas.

Cekrek, gambar langsung terkirim ke tujuan.

"Kayaknya seru nih!" Ucap Hye Jin datang menghampiri di meja makan.

"Ehh kak Hye Jin!" Ran sangat semangat menyambut wanita fashionable yang sangat cool itu.

"Mau jus?" Tawar Ran masih berada di dapur bersama Doni ikut membagikan jus nya pada teman-teman nya.

Hye Jin mengangguk. Lalu mengambil posisi duduk di meja makan bersama dengan anak-anak lainnya

"Siapa?" Bisik Doni di telinga Ran

"Mantannya mas Doojoon" jawab Ran santai

"Mantan!?"

"Iya"

"Awas aja kalau berani macam-macam di belakang aku" ujar Doni menatap Hye Jin dengan datar.

"Enggak kok, dia udah punya tunangan" jawab Ran

"Bukan dia, tapi suami kamu" ucap Doni kembali ke kursinya.

Ran hanya tersenyum melihat reaksi Doni yang khawatir dengan perasaannya.

"Sayang!" Panggil Doojoon baru turun dari kamarnya, lebih tepatnya dia mendapatkan pesan yang berisikan foto antara Ran dan Doni yang sangat serasi di dapur, foto itu berasal dari Hye Jin yang sengaja mengacaukan fokus Doojoon.

"Iya mas? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Ran melihat Doojoon sangat terburu-buru.

"Aku mau bicara sama kamu" ucap Doojoon mengajak Ran menuju ke atas, lebih tepatnya ke kamar mereka.

Klek

"Ada apa mas?" Tanya Ran kembali memastikan wajah yang cemas itu. Ran menyeka bulir keringat yang mengalir di dahi Doojoon.

Srukk

Doojoon dengan manja langsung memeluk tubuh Ran dengan erat. "Kamu itu punyaku" gumam Doojoon dengan nada yang lemah.

"Hah? Kamu ngomong apa sih mas" Ran masih kebingungan dengan suara manja yang tidak bisa dia dengar.

Tatapan Ran terdiam ketika melihat meja kerja Doojoon yang dipenuhi oleh kertas-kertas dan map yang sudah berceceran di mana-mana.
"Kepalanya pusing ya? Mau aku pijitin?" Tanya Ran kembali.

Doojoon menggeleng, "terus maunya apa?" Tanya Ran lembut.

"Jangan jauh-jauh dari aku" jawab Doojoon masih memeluk Ran dalam waktu yang lama.

Beberapa saat kemudian, Ran turun ke bawah kembali pada tamu-tamu yang sudah dia tinggalkan sangat lama. Doojoon sangat manja dan tidak ingin Ran jauh-jauh darinya. Bahkan sekarang pun Doojoon memilih meninggalkan pekerjaannya hanya untuk memastikan Ran tidak dekat-dekat dengan anak itu

"Kak, Doni sama teman-temannya mana?" Tanya Ran melihat suasana di dapur dan di ruang tamu sudah sepi

"Sudah pulang, mereka titip salam aja ke kamu" jawab Hye Jin mendapatkan tatapan tajam dari Doojoon tapi dia tidak peduli

"Maaf ya lama" ucapnya

"It's okay Ran. Nih, aku ada hadiah buat kamu" ucap Hye Jin memberikan paper bag berukuran sedang pada Ran.

"Buka sekarang boleh?" Tanya Ran langsung duduk di sebelah Hye Jin, sementara Doojoon di single sofa di depan mereka

"Boleh dong" jawab Hye Jin

Perlahan Ran membuka paper bag yang berisikan benda kotak persegi panjang. "Ini... handphone?"

"Iya. Aku beliin kamu ini biar kita bebas japri tanpa ada satupun yang mengganggu" jawab Hye Jin melirik Doojoon yang hanya diam memerhatikan

Ya, dalam beberapa hari ini Ran memang tidak bisa menghubungi siapapun karena handphone nya rusak saat kekacauan malam itu ketika keduanya bertengkar.

Handphone itu hancur berkeping-keping karena amarah Doojoon yang meluap-luap malam itu. Kemarahan itu sampai membuat Ran tidak ingin menambah masalah lagi.

"Mas..." lirih Ran menatap meminta persetujuan.

"Ambil aja! Ini hak mu. Kalau dia marah, biar aku yang bawa kamu dari sini" ucap Hye Jin kali ini serius dengan ucapannya.

Doojoon mengangguk dengan senyuman. "Buka aja, aku enggak marah" tutur Doojoon tidak bisa menolak

Handphone itu adalah keluaran terbaru dengan warna lavender yang sangat mewah dan elegan. "Cantik banget" ucap Ran.

"Ran, coba login ke akun sosmed mu" ujar Hye Jin ingin melihat reaksi Ran ketika melihat akun Instagram nya.

Sorot mata Doojoon kembali tajam ke arah Hye Jin. "Astaghfirullah! Kok bisa sebanyak ini!" Ucap Ran melihat followers nya hampir 300 ribu orang

Ran menerima banyak notifikasi pesan maupun brand-brand yang ingin melakukan kontrak dengannya. Dia bahkan sampai lupa dengan dua orang yang sedang memerhatikan dirinya dengan intens.

"Kok bisa...aku..." Ran sampai kehabisan kata-kata melihat semua notifikasi dengan berbagai macam informasi

"Jangan lupa follback ya Ran" ucap Hye Jin berlalu pergi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience