Saat malam pukul 12:00 Semua barang juga sampah sudah dikemas dan dikembalikan ke tempat aslinya. Vina sedang mengantar pacarnya keluar diikuti oleh Reza yang sangat menjaga sahabatnya. Haikal sudah kembali karena harus ke kantor besok pagi, berbeda dengan Rangga yang masih menetap menyelesaikan beberapa benda berat yang harus dipindahkan. Tentu saja Ran tidak diizinkan untuk membantu meskipun dia sangat bersih keras tidak ingin menyusahkan mereka, dia hanya bisa duduk di ayunan taman melihat dua orang lelaki sedang beradu kekuatan mengangkat meja ke dalam rumah.
Ran mengayunkan dengan kuat agar ayunan itu bergerak bebas mengikuti alurnya. Dia menatap langit yang cerah bersama dengan bulan bintang di atasnya. Menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskan nya seperti mengeluarkan semua beban dalam dirinya. "Ran" panggil Doojoon mendekatinya. Ran menghentikan ayunan yang akan menabrak Doojoon jika tidak di tahan oleh kakinya.
"Weyoo oppa?(kenapa kak?)" tanya Ran tersenyum menyambut senyuman dari Doojoon untuknya.
"Sepertinya malam ini kamu sangat bahagia" ujar Doojoon memerhatikan.
"Kelihatan ya?" tanya Ran
"Senyuman lebar itu menandakan kalau kamu sedang bahagia" pikir Doojoon pindah ke belakang Ran memegang kedua tali ayunan dan mengayunkannya.
"Oppa! Yang kuat dorong talinya. Hahaha..." tawa lepas Ran terdengar oleh Rangga yang hanya bisa memerhatikan dari kejauhan.
"Lo masih sulit lupain dia?" tanya Reza menghampiri Rangga. Ia melihat Ran dan Doojoon sangat bahagia di taman yang dibuatkan Rangga untuk Ran.
"Bukan lupain Za, gue gak pernah ada niatan mengakhiri hubungan ini" keluh Rangga sangat sedih.
"Gue gak tahu harus berpihak pada siapa. Lo sama Rizki itu sahabat gue, dan Ran sangat berarti bagi kita. Gue cuma bisa berdoa yang terbaik untuk kalian" ucap Reza menyentuh pundak Rangga merasa menyemangati.
"Setelah lihat mereka, gue sadar kalau selama ini seseorang yang selalu membuat Ran bahagia, itu dia" kata Rangga mengingat kenangannya dulu bersama Ran.
"Cuma seseorang spesial yang bisa buat dia tertawa lepas kayak gitu" keluh Rangga sangat tahu tawa yang Ran selalu berikan saat mereka bersama.
"Terus sekarang...lo mau lepasin dia?" tanya Reza menyimpulkan.
"Gue mau berjuang lagi buat ngedapetin dia Za" kata Rangga masih memerhatikan keduanya.
Terlihat Doojoon sedang berjongkok di depan Ran mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisikan sebuah cincin. berlian. "Loh... Doojoon ngapain gitu?" Reza memerhatikan bersama dengan Rangga.
"Ran... Will you marry me?" kata Doojoon tepat dihadapan Ran dengan gagah.
"Aku tahu kalau selama ini kamu masih mengharapkan Rangga. Tolong berikan sedikit ruang kosong untuk diriku di hatimu" ucap Doojoon lembut menatap kedua bola mata Ran yang polos.
"Aku hanyalah seorang janda. Aku tidak pantas bersanding denganmu kak. Aku wanita yang mempunyai banyak kekurangan. Aku tidak sesempurna wanita di luar sana" jawab Ran lembut.
"I love you the way you are. Aku tidak perduli dengan masa lalumu tapi aku menghargai itu" tambah Doojoon.
"Aku memiliki masa lalu yang kelam, aku hanya akan mempermalukan mu di hadapan orang-orang di luar sana"
"Kenapa kita harus peduli dengan omongan orang. Kita yang menjalaninya Ran, meskipun banyak wanita di luar sana, bagiku kamu yang paling sempurna. Cuma kamu Ran" jelas Doojoon masih dengan posisi yang sama. Sementara Ran hanya bisa duduk diam menggenggam erat tali ayunan di kedua sisi.
"Tunggu dulu Rangga, kita harus mendengar jawaban Ran" tahan Reza pada Rangga yang ingin menghentikan Doojoon melakukan niatnya.
"Aku sudah mati rasa kak, aku takut mencintai seseorang yang akan meninggalkanku lagi. Aku trauma, aku terguncang. Aku..."
"Ran... sampai maut memisahkan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan mengisi hari-harimu dengan kebahagiaan" bujuk Doojoon dengan suara lembutnya.
"Apa lagi yang akan kamu keluhkan, aku akan menutupi semua lukamu Ran. Please... marry me" Doojoon sangat sangat menjaga kata-katanya agar Ran tidak terluka dan mengingat semua kejadian kelamnya.
"Aku tidak memaksamu untuk mencintaiku, setidaknya berdirilah di sampingku agar aku bisa menjagamu seutuhnya" kata Doojoon masih memegang erat kotak yang berisi cincin berlian di dalamnya.
"Berikan waktu seminggu untukku memikirkan semuanya" pinta Ran.
"Itu terlalu lama Ran. Aku memberimu waktu tiga hari. Cincin ini akan aku jaga hingga tiba pada waktunya. Tapi jika kamu menolak, aku akan tinggal di Korea selamanya. Aku sudah menunggu selama ini demi menjaga trauma yang kamu miliki, sudah saatnya untukku memutuskan agar aku tidak terlarut dalam perasaan ini" kata Doojoon mengambil langkah memberanikan diri.
"Baiklah" jawab Ran. Doojoon kembali memasukkan cincin berlian itu ke dalam kantong celananya.
Rangga tersenyum, berfikir kalau Ran langsung menolak lamaran dari saingan nya. Itu membuatnya berfikir kalau masih ada kesempatan untuknya bersama Ran kembali.
"Woyy! Ngapain kalian gitu, udah kayak pencuri ngintip tuan rumah" teriak Vina tidak tahu situasi.
"Ngapain sih! Gue penasaran" kata Vina langsung dibungkam oleh Reza karena mulutnya yang berisik.
***
Saat ini Ran sedang mempersiapkan diri mengenakan baju terusan berwarna ungu muda selaras dengan jilbab pasmina putih halus, memakai high heels setinggi 5 cm seperti wanita cantik lainnya.
Saat pagi pukul 04:00 Rangga menelpon mengirimkan sebuah foto kucing miliknya dulu, yang berubah dari kucing itu adalah tubuhnya yang sangat gemuk. Ran sangat ingin bertemu dengan kucing miliknya. Rangga sengaja melakukan nya agar mempunyai waktu untuk mendekati Ran.
"Assalamualaikum... kamu sudah bangun?"tanya Rangga lembut.
"Wa alaikum salam. Sudah" jawabnya
"Aku akan memberikan kucingmu tapi kamu harus menghabiskan waktu seharian bersamaku. Kamu... mau?" tanya Rangga kaku
"Mmmm... Jam berapa kita akan pergi?" tanya Ran lembut dan tidak sabar bertemu dengan kucing kesayangan nya.
"Jam 7!" jawab Rangga sangat semangat
"Sepagi itu?"
"Iya. Aku akan menunggumu di bawah." Kata Rangga langsung mematikan panggilan nya.
Pertama kalinya saat Ran tiba di Indonesia Rangga mengajaknya keluar karena hari ini hari minggu. Alasan untuk kucing tapi nyatanya Rangga mengajak untuk berkencan tanpa di sadari oleh Ran.
Juga sikap nya yang masih canggung pada Ran, seperti baru pertama kali bertemu. Mungkin dia berfikir kalau Ran masih marah padanya.
Saat Ran melihat ke Jendela, mobil Rangga sudah berada di depan pagar rumah. Entah mobil itu milik Rangga atau milik yang sama persis dengan Rangga.
Saat ini masih pukul 06:20, ia sudah selesai mempersiapkan diri dan menuju ke teras rumah menunggu Rangga menjemput.
Terbiasa menjadi on time pada apapun membuatnya lebih mengerti bagaimana menghargai waktu.
Mobil itu masih saja berhenti di depan pagar rumah yang masih tertutup hingga Ran datang membukanya.
Ran berjalan keluar pagar rumah dan segera mengunci nya.
Puk
Rangga keluar dari mobilnya dengan style pakaian seperti anak muda, style rambut yang berbeda dan penampilan yang tidak seperti biasanya tapi sangat tampan.
Dia memakai celana jeans hitam, sepatu bermerek juga sweater hitam yang begitu menampakkan kulit putih langsat nya.
Ketika Rangga mendekatinya, matanya berbinar saling bertatapan.
Deg
Deg
Deg
"Apa penampilan ku aneh?" tanya Ran merasa gugup di pandangi seperti itu.
"Kamu... Cantik" jawab Rangga merona.
"Kamu sangat menggemaskan Ran, aku sangat ingin memelukmu" batin Rangga menggeliat menatap Ran sama seperti yang dulu
"Penampilan kamu hari ini sangat berbeda dari biasanya" ucapnya juga merasa malu.
"Apa kamu suka penampilan ku seperti ini?" tanya Rangga penasaran
"Suka" jawab Ran refleks. Saat ini Ran menganggap mereka hanya sebatas teman.
"Aku sangat merindukan sikap mu yang ceria ini" gumam Rangga merasa sangat bahagia.
... Krik krik
... Krik krik
... Krik krik
"Mmm... kita mau ke mana hari ini?" tanya Ran pada Rangga yang hanya diam tiada percakapan.
Mengapa Rangga sangat kaku seperti pertama kali saling mengenal.
"Masuk ke mobil dulu, nanti aku jelasin di dalam" tutur Rangga membawaku masuk ke dalam mobil dengan lembut.
Membukakan pintu mobil untuknya dan mengendarainya menuju ke kediaman Aditya untuk bertemu dengan Rachel yang sangat merindukannya.
"Mama mau ketemu sama kamu" tutur Rangga membukakan pintu untuk Ran.
Ia masuk ke rumah yang sangat akrab dengannya, Rachel yang sedari tadi menunggu kedatangan Ran di ruang tamu sangat penasaran melihat seorang wanita yang sangat disayanginya.
"Ran" teriak Rachel langsung memeluknya erat. Tangisan rindu yang selama ini selalu ditahannya koni pecah dan lenyap begitu saja.
"Tante apa kabar?" tanya Ran basa basi.
"Tante?" Rachel yang terbiasa dipanggil mama oleh Ran kini sangat aneh baginya.
"Baik, kalau kamu gimana?"
"Alhamdulillah tante, aku baik" jawabnya.
Rangga yang baru turun dari tangga menggendong kucing kesayangan Ran yang sudah tumbuh dan gemuk. "Dia merawat mu dengan baik" gumam Ran tersenyum melihat kucingnya.
"Sini" kata Ran ingin merebut nya tapi dielakkan oleh Rangga.
"Nanti dulu, aku mau ajak kamu ke suatu tempat" ajak Rangga sudah memasukkan kucingnya ke dalam tas Ransel khusus untuk kucing.
Mereka pergi ke suatu tempat yang membuat Ran kebingungan, "ngapain kita ke sini?" tanya Ran mengikuti Rangga melintasi setiap makan hingga mereka tiba di sebuah batu nisan yang bertuliskan Aditya bin Aditya.
"Ini...siapa?" tanya Ran kaku.
"Dia Adit sahabatmu dulu" singkat Rangga menyentuh batu nisan saudaranya.
"Maksudnya?"
"Dia saudara kembar ku, dulu terjadi kecelakaan pada kami berdua hingga dia mendonorkan matanya demi aku. Dia menceritakan semua tentangmu, tidak ada yang terlewatkan sedikit pun tentang kamu darinya. Dia memintaku untuk menjagamu sama seperti dulu kamu menjaganya. Tapi ternyata aku juga jatuh hati padamu. Aku hanya berniat untuk menjagamu tapi nyatanya aku menginginkan lebih. Hubungan yang diawali dengan kebohongan pasti akan berakhir luka. Hari ini aku ingin membuka awal baru dengan mu Ran, aku ingin memperbaiki hubungan kita yang hancur dulunya. Maafkan aku telah menyembunyikan jati diriku yang sebenarnya. Bukannya aku tidak ingin memberitahu kamu dulu, aku takut kamu tidak akan menerima ku di samping mu, aku tidak ingin kamu malah menjauhiku. Jadi aku mengaku sebagai Aditya yang dulu padahal sebenarnya aku adalah Rangga Aditya, saudaranya kembarnya" Rangga menjelaskan semuanya sedetail mungkin. Ran masih bingung akan penjelasan dari Rangga, dia mencoba untuk mencerna semuanya.
"Aku menerima kamu sebagai kekasihku dulu karena janji yang pernah kami buat bersama. Aditya adalah seorang anak yang lembut dan baik hatinya, dia yang mengajarkan aku untuk menjadi anak yang lembut sepertinya, karena sifatnya itulah aku menyukainya dan kami berjanji untuk hidup bersama. Aku pikir dia adalah kamu hingga akhirnya aku benar-benar mencintaimu dan berfikir kamu adalah sahabatku yang dulu" pikir Ran mencoba membandingkan sifat Rangga dengan sahabat kecilnya dulu. "Berarti selama ini kamu mencoba untuk menjadi seperti Aditya padaku?" tanya Ran menyimpulkan.
"Aku tidak se sabar dan selembut Aditya tapi aku berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu Ran. Aku benar-benar mencintaimu" jelas Rangga.
"Aku sangat bingung harus bereaksi seperti apa pada kejadian ini" gumamnya dalam hati.
"Rangga... yang lalu biarlah berlalu. Percuma kamu menjelaskan semuanya, tidak ada artinya lagi buatku"
Ran menatap batu nisan yang berada di sampingnya, dia menyentuh nisan itu dan mulai menutup kedua matanya "hai. maaf kalau aku baru mengenalmu. Jujur saja aku masih belum mengerti akan semua ini, tapi aku yakin kalau kamu adalah sahabatku dulu. Semoga kamu tenang di sana" ucap Ran dalam hatinya.
Dia langsung meninggalkan makam itu bersama dengan Rangga. "Ran!" Panggilnya.
Langkah kaki itu berhenti "apa masih ada yang belum tersampaikan?"
"Aku ingin memperbaiki hubungan kita" singkat Rangga.
"Ayo kembali bersama. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku akan berubah demi kamu" bujuk Rangga kini berada di hadapannya.
Saat ini dua orang lelaki sedang meminta kepastian untuk menjalin hubungan dengannya. Pasti saat ini ia sangat bingung, yang mana harus dia lepaskan dan dia terima.
Don't forget to give me rate and follow
Share this novel