Episode 49

Romance Series 19934

Di sebuah Mall pusat pembelanjaan yang sangat ramai oleh para pembeli segala barang-barang baik dari fashion, food, dan masih banyak lagi

Seorang wanita cantik sedang asik berkeliling mencari ataupun melihat pakaian-pakaian cantik, bahkan beberapa paper bag sudah tergantung di genggaman suaminya yang bisa pasrah menerima keadaan.

"Za, pengen itu" tunjuk Vina melihat sebuah pakaian baby yang sangat menggemaskan.

"Nanti aja ya, pamali beli barang baby kalau terlalu awal" jawab Reza dengan lembut.

"Ihhh, gak usah percaya yang kayak gituan! Aku pengen beli, gimana kalau baju ini udah keburu di beli orang?" Bantah Vina langsung mengambil beberapa perlengkapan bayi tanpa mendengar saran dari Reza

"Nanti ya Vin, aku gak mau kamu kenapa-napa nanti. Janin kamu kan masih 3 bulan. Nanti yaa sayang" bujuk Reza sangat kekeh

"Kamu kayak ibu-ibu! Bacot lu! Diem!" Bentak Vina membuat Reza terdiam kaku dan kesal di buatnya.

"Vin. Aku gak suka kamu ngomong kasar" peringat Reza sangat benci dengan mulut Vina yang suka mengumpat dengan kata-kata kotor dan kasar.

"Ini yang aku gak suka dari kamu! Suka ngatur! Ngomong aja di atur sama kamu! Bisa gak sih gak usah sok ngatur! Nikahin aja boneka atau anjing biar sesuka hati kamu ngaturnya gimana!" Jawab Vina ikutan kesal selalu mendengar kalimat itu setiap hari.

Srukk!

Tanpa suara, Reza langsung meninggalkan Vina bersama dengan barang-barangnya di lantai. "Kamu mau ke mana woy?" Tanya Vina

"Cari anjing buat di nikahin!" Jawab Reza dari kejauhan.

"Marah aja kalau mau marah!" Teriak Vina sudah jengah selalu beradu mulut dengan suaminya itu.

Akhirnya Vina sendiri yang membawa paper bag belanjaan miliknya, untung saja belanjaan itu tidaklah berat hanya saja paper bag itu membuatnya kewalahan karena sangat banyak sampai memenuhi kedua tangannya.

"Dasar suami gak bertanggung jawab sama istri! Gak peka banget!" Umpat Vina sepanjang perjalanan entah menuju ke mana.

"AAAKKHHHHJGK" teriak Reza berada di lantai paling atas mall bagian parkiran.

Terlihat begitu banyak beban yang berada di pundak lelaki kekar yang sedang melepaskan amarah lewat teriakan.

"Bisa-bisanya gue nikahin perempuan kayak gitu. Untung sayang" gumam Reza hanya bisa mengelus dadanya. Dia duduk di sebuah kursi panjang lalu bersandar sendiri di sana

Ia menikmati pemandangan sore matahari terbenam untuk meredam emosi yang perlahan menghilang.

"Permisi mas, saya boleh duduk di sini?" Tanya seorang wanita menghampiri Reza yang termenung sendiri.

Reza mengangguk mengiyakan, wanita itu duduk ikut memandangi sunset yang hampir terbenam. "Lagi ada masalah ya mas?" Tanya wanita itu seolah tahu apa yang ada dipikiran Reza yang tampak frustasi.

Reza mengernyitkan dahinya melirik ke arah wanita tersebut lalu kembali fokus ke depan. "Setiap manusia pasti ada masalah mba" jawab Doojoon ketus.

Wanita itu terkekeh kecil mendengar jawaban Reza. "Emang lucu?" Gumam Reza dalam hati melirik wanita cantik di sebelahnya. Tapi dia tidak tergoda sama sekali

"Mau saya bantu biar masalah nya cepat kelar?" Tawar wanita itu perlahan mendekati Reza dengan menggoda

"Waduh! Bisa berabe kalau Vina lihat ni cewek" umpat Reza dalam hati.

"Maaf mba saya sudah insyaf dan saya sudah punya istri" jawab Reza menolak dengan tegas. Sementara tangan wanita itu sudah mulai menjalar dari tangan menuju ke bahu Doojoon yang sangat kekar dan berotot

"Gak apa-apa mas, banyak yang kayak gitu kok. Saya bisa jaga rahasia" jawabnya dengan ribuan rayuan

"Saya gak minat." Jawab Reza melepaskan rangkulan wanita cantik yang sangat menginginkannya. Reza beranjak dari kursinya tapi wanita itu masih menempel layaknya tokek merangkul lengan Reza

"Gak usah takut ketahuan istrinya, buat mas gratis!" Jawab wanita itu dengan tatapan menggoda

"Justru saya yang khawatir sama mba kalau sampai istri saya tahu" jawab Reza sudah sangat risih pada wanita ini.

"Reza!" Panggil Vina sudah berada di tempat kejadian karena mobil mereka berada di parkiran lantai atas tempat Reza menikmati sunset sekarang ini.

Wajah Vina memerah panas melihat seorang wanita sedang merangkul manja lengan Reza, apalagi wanita itu sengaja menempelkan kedua benda kenyal itu di lengan suaminya

Apalagi dia sudah kelelahan membawa barang belanjaan sendiri sambil mencari keberadaan suaminya yang entah kemana. Sudah 30 menit dia berkeliling mecari Reza dan akhirnya berakhir di parkiran mobil.

"Anjing lo! Bangsat! Bisa-bisanya lonte nongkrong di sini!" Umpat Vina membuat orang-orang di sekitarnya melirik ke arahnya

Wanita itu langsung menghadapi Vina, wajahnya seperti ditampar oleh kotoran mendengar kalimat dari Vina. Apalagi orang-orang saling berbisik-bisik di sekeliling mereka.

Bahkan Reza syok mendengar kalimat yang bahkan dia tidak berani mengatakannya langsung pada orangnya. "Siapa lo? Beraninya ngomong gitu?"

"Saya istrinya! Udah jalang! Pelakor lagi! Gak usah jadi lintah sama suami orang!" kata Vina kembali membuat wanita itu tertampar berkali-kali.

Anehnya Reza merasa kasihan pada wanita di depannya yang tidak berdaya. "Kamu!"

"Iya? kenapa? Marah? Syukur kalau sadar diri" jawab Vina membuat wanita yang sangat aktif tadi jadi tidak bisa berkutik

"Mba, mending pergi aja daripada trauma sama perkataan istri saya. Mba gak bakalan menang kalau debat sama istri saya. Sebelum suasana makin rame, mending tinggalin tempat ini. Gak usah minta maaf ke saya atas perlakuan mba tadi, saya yang minta maaf atas ucapan istri saya meskipun itu benar" ucap Reza memerintah wanita itu dengan sopan karena sudah sangat tertekan oleh suasana.

Wanita cantik itu langsung pergi dengan kebingungan dan rasa malu atas perkataan Vina.

Di dalam mobil keduanya masih terdiam bahkan saat di rumah pun keduanya masih terdiam. Keduanya menunggu topik untuk dibicarakan

"Mantan kamu?" Selidik Vina ketus sembari melepaskan perhiasan di tubuhnya dan mengganti pakaian santai di dalam kamar

"Aku gak punya mantan Vin"

"Terus perempuan tadi siapa?"

"Gak kenal"

"Terus kenapa nempel-nempel sama kamu?"

"Dia aja yang napsu sama aku"

"Idihhh, bilang aja kamu juga yang mau"

"Astaghfirullah Vin, aku udah punya kamu"

"Memangnya gue peduli?"

"Udah Vin! Aku capek debat sama kamu!"

"Memangnya cuma lo doang? Gue juga bangsat!"

"Vina!!" Mata Reza melotot dengan amarah yang ingin meluap

Vina terdiam, dia tahu kalau Reza sudah benar-benar marah akan sikapnya. Apalagi suara Reza bergema di telinga nya.

"Kamu itu lagi hamil, bisa gak hilangin kebiasaan buruk mulut kamu! Dampaknya pasti ke janin kamu Vin. Tolong Vin, kamu itu calon ibu, calon pendidik bagi anak kita nanti" ucap Reza terkesan seperti memarahi Vina dengan emosional

Tentu saja Vina merasa tertusuk duri mendengar kalimat itu di bibir suaminya. Seolah Reza tidak menerima dirinya apa adanya

"Calon ibu?" Ucap Vina menatap Reza dengan tajam "ini bukan kemauan gue Za! Lo yang buat gue kayak gini! Dari awal gue juga gak mau terima lo di hidup gue! Tapi lo yang maksa Za! Gue udah nolak lo dan terima kejadian naas malam itu. Tapi lo masih aja maksain gue di dunia lo!" Akhirnya Vina mulai menunjukkan sisi lemahnya yang tersimpan selama ini

"Kalau bukan karena janin ini, gue gak mau terima lo sekalipun gue cinta Za, hiks hiks" tangisan Vina semakin lama semakin kencang.

Kalimat yang ditujukan pada lelaki di depannya hanya terpaku menatap Vina yang sesak menahan amarahnya.

"Gue muak di atur-atur buat jadi istri idaman seperti yang lo mau ! Ini hidup gue Za, kalau lo gak mau terima gue apa adanya ya gak usah! Akhiri aja semua ini!" Ucap Vina.

"Kita berdua gak cocok Za, udah! Kita berteman aja" lirih Vina sudah kelelahan bahkan ngos-ngosan karena berteriak menyampaikan semua keluh kesahnya

"I'm sorry" ucap Reza menarik Vina masuk ke dalam dekapannya.

"Maafin aku udah nyakitin kamu, aku salah" ucap Reza langsung gugup seketika. Melihat Vina serius dengan ucapannya sudah membuat dirinya takut ditinggalkan oleh wanita ini.

"Semarah apapun kamu ke aku, jangan pernah berniat buat mengakhiri hubungan ini Vin, kecuali kalau aku udah mati" ucap Reza dengan lembut tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku janji gak akan maksa dan marahin kamu lagi" ucap Reza mencoba membujuk wanita yang masih tersedu-sedu dalam pelukannya

"Hiks hiks... jangan deket-deket sama perempuan! Aku benci hiks hiks" ucap Vina

"Iya, aku janji"

"Gak boleh bentak-bentak aku!"

"Iya, aku gak akan bentak-bentak kamu lagi"

"Oke. Hiks"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience