Manis 5

Romance Series 19934

Pada hari di mana Doojoon di datangi oleh seorang profesor di perusahaannya. Professor itu langsung turun tangan karena menginginkan sesuatu pada muridnya dulu saat di luar negeri.

Doojoon dengan senang hati menyambut sang profesor di ruangannya.

"Selamat siang prof, bagaimana kabar anda?" Tanya Doojoon menyapa dengan ramah

"Baik, bagaimana denganmu?"

"Sangat baik prof. Apa yang membuat prof saya ke perusahaan saya?" Tanya Doojoon sepertinya tahu kalau lelaki tua ini sedang butuh bantuannya

"Ada sebuah lomba vocal yang di adakan oleh para mahasiswa. mereka ingin kamu menjadi juri di lomba tersebut" ucap profesor dengan senyuman nya.

"Maaf prof, tapi sepertinya saya kurang pantas menjadi juri. Dan kenapa prof sendiri yang datang menyampaikan pesan ini?" jawab Doojoon menolak dengan lembut

"Kalau mahasiswa yang datang ke sini, kamu pasti akan menolak undangan itu. Saya tidak ingin mengecewakan mereka" ucap prof sangat perduli dengan mahasiswa nya.

Doojoon sebenarnya sudah menerima undangan itu, dia memang menolak dan tidak menerima. Tapi kalau Professor sendiri yang datang, dengan berat hati harus dia terima. "Baiklah prof, tapi saya harus bicarakan ini dulu dengan istri saya" jawab Doojoon.

"Istrimulah yang menawarkan dirimu pada saat kami sedang membahas siapa yang akan jadi juri di kegiatan ini" jawab Professor dengan jujur "tapi saya tahu kamu pasti akan menolaknya. Ran sangat senang ketika tahu kamu yang akan menjadi salah satu juri di sana" ucap profesor itu melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Doojoon menghela nafasnya, hal gila apa lagi yang sedang Ran lakukan pada dirinya "untung sayang, kalau tidak aku pasti menolak dengan keras" gumam Doojoon memikirkan bumilnya yang entah sedang melakukan apa.

Ddrrttt...

"Assalamualaikum~" ucap Ran menelfon

"Waalaikum salam" jawab Doojoon datar

"Kok gitu sih jawabnya! Ulangi!" Bentak Ran langsung sensitif

"Waalaikum salam sayang" jawab Doojoon lembut

"Gitu dong. Suami aku mana?" Tanya Ran asalan

"Ini yang lagi ngomong memang siapa?" Doojoon menahan emosi demi sang istri

"Mantan aku!"

"Ohhh~ mantan? Aku matiin telfonnya"

"Mantan teman maksudnya, sekarang berstatus suami idaman" jawab Ran sangat pandai mempermainkan suaminya

"Kamu di rumah kan?" Tanya Doojoon memastikan

"Gak, lagi di kampus" jawab Ran sedang mengunyah Snack dalam genggamannya

"Kok belum pulang? Aku suruh supir aku jemput kamu"

"Lagi makan bakso mas, aku laper" jawab Ran manja

"Loh, itu bunyi keripik di mulut kamu sekarang makan bakso lagi?" Tanya Doojoon sangat teliti

"Baksonya belum dateng, jadi aku jajan Snack dikit buat ganjal baby baby aku di dalam perut" jawab Ran sedang asik menyeruput es teh dihadapannya

"Udah berapa porsi baksonya?"tanya Doojoon

"Udah mau masuk 3 porsi" jawabnya

"Kamu sama siapa makan nya?"

"Sama mahasiswa aku"

"Cowok atau cewek?"

"Sama Gibran yang lagi ambilin bakso aku" jawab Ran santai

Doojoon menyugar rambutnya kasar "supir aku udah di jalan jemput kamu" ketus Doojoon merasa kesal

"Iya, aku makan dulu ya suamiku. Bilang sama supir kamu jangan ngebut ke sini, aku masih mau menikmati bakso dengan santai" pesan Ran sebelum mematikan panggilan nya.

Doojoon jadi kepikiran istrinya bersama lelaki lain sedangkan Ran sedang asyik makan dengan lahap tiada beban.

Tok tok

"Assalamualaikum pak suami" ucap Ran sudah sampai di perusahaan, ia masuk ke ruangan Doojoon berniat untuk pulang bersama. Ran langsung menuju ke tempat suaminya sedang duduk di kursi kebesarannya

"Waalaikum salam, kenapa masih mampir ke sini? Nggak terus ke rumah aja" jawab Doojoon tidak ingin istrinya kesana-kemari di kandungan nya yang mau masuk bulan ke delapan

Ran menarik kursi roda yang sedang Doojoon duduki, "mas, kursinya gak roboh kalau aku duduk?" Tanya Ran ingin duduk di pangkuan Doojoon

"Gak, kursinya kuat kok. Sini" ajak Doojoon menepuk pahanya menyambut Ran

Saat Ran duduk "ugh!" Rupanya berat badan istrinya semakin naik "kenapa?" Tanya Ran mendengar suara desahan Doojoon

"Gak, aku suka cium pipi gembul kamu" jawab Doojoon mencubit gemas pipi chubby Ran yang semakin membesar

Wajah Ran sedikit kesal, berarti berat badannya naik jadi Doojoon berfikir dirinya itu gendut "aku berat gitu duduk di pangkuan kamu?" Tanya Ran memasang wajah merajuk pada Doojoon

"Siapa bilang kamu berat, kamu makin cantik kok setiap hari" jawab Doojoon melihat kekesalan di wajah sang istri

"Beneran?"

Doojoon mengangguk mengiyakan "kamu paling cantik di seluruh alam semesta setelah ibuku" jawab Doojoon merayu

"Gak usah gombal! Sini aku cium dulu" ucap Ran memeluk Doojoon dengan erat, menghirup aroma khas suaminya

"Malam kita jadi pergi kan?" Tanya Ran mengalungkan tangannya di ceruk leher Doojoon

"Hah? Kemana?" Tanya Doojoon tidak tahu

"Lomba vocal mas, kan di mulai malam ini" jawab Ran memberitahu

"Jadi kegiatan itu malam ini" Doojoon baru tahu "kamu masih kuat jalan gak?" Tanya Doojoon lebih cemas dengan keadaan Ran yang kelelahan ketika berjalan jauh.

"Aku kuat kok" jawab Ran mengepalkan kedua tangannya memperlihatkan pada Doojoon

Doojoon tersenyum bahagia "kalau gitu kita main satu ronde dulu" bisik Doojoon mengelus perut buncit Ran dengan lembut. Doojoon langsung menggendong erat Ran, membawanya ke kasur yang sudah menanti mereka "katanya aku berat, giliran pengen kekuatan nya dua kali lipat, aku kayak kapas pas kamu gendong ke sini" ucap Ran sudah tahu permainan licik suaminya kalau soal ranjang.

"Hehehe, selamat menikmati" ucap Doojoon menekan remote control tirai hingga tertutup rapat.

Kini kedua insan itu sudah masuk kedalam rumah mereka yang mewah, Ran langsung duduk bersandar di sofa dengan belakang yang ditambal oleh bantal "Ratih, ambilin aku buah" perintah Ran dengan manja

"Baik nona" jawab maid yang membawakan majikannya minuman

"Makan lagi?" Doojoon membulat kan matanya melihat Ran tidak berhenti mengunyah

"Kan tadi habis bergulat sama kamu, tenaga aku habis" jawab Ran dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Ini nona" maid memberikan sepiring anggur, manggis dan pear kesukaan nya. Ran langsung memakan buah itu dengan lahap "enaknya~" ucap Ran sangat lega

Doojoon hanya memerhatikan di sampingnya, "habis itu mandi ya" tutur Doojoon lembut. Ran memasukkan banyak anggur ke mulutnya, mengambil satu buah pear dan dimasukkan ke tasnya

"Gendong! Aku capek!" Tangan Ran sudah terbuka lebar menunggu suaminya menggendong. Doojoon membantu Ran memperbaiki posisi duduknya dan membantu Ran berdiri. Doojoon langsung menggendong dengan hati-hati dan membawanya menuju ke kamar mereka.

"Sekarang ambil cuti aja ya, mas kasihan lihat kamu capek bolak balik kelas mengajar. Nanti biar mas yang bicara sama prof Darwin" tutur Doojoon membantu Ran mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Mereka berdua sedang berada di depan cermin makeup Ran di kamarnya

"Kalau janin aku masuk bulan ke 9 aku udah cuti kok, paling seminggu" jawab Ran mengeluarkan buah peach dalam tasnya.

"Mas"

"Hm?"

"Gimana kalau baby moon kita di Korea aja?" Ucap Ran sambil menggigit buah peach nya

"Kenapa gak mau di sini?"

"Kalau aku lahiran, ada mama yang bantuin aku ngurusin bayi. Kalau di sini..."

"Iya, kita baby moon di Korea aja" jawab Doojoon tahu dan mengerti perkataan dari Ran.

"Mas"

"Hm?"

"Aku takut melahirkan, kata Vina sakit banget" keluh Ran kini menjadi melow, dia selalu kepikiran akan penjelasan dari Vina

"Ada aku yang selalu bersama kamu dan temenin kamu kapanpun itu" jawab Doojoon

"Hiks, tapi kan aku yang rasain. Terus aku keluarin dua lagi. Hiks hiks, kalau aku mati gimana?" Lirih Ran sudah mengeluarkan bulir-bulir bening di matanya

"Ran istriku yang paling kuat, wanita mana yang tidak takut melahirkan, mereka takut sayang tapi rasa takut itu hilang karena ingin segera berjumpa dengan buah hati mereka. Ada aku yang tidak akan pernah meninggalkan kamu sedetikpun. Kamu pasti bisa, aku akan berusaha melakukan yang terbaik untukmu dan anak-anak kita" ucap Doojoon mencoba menenangkan Ran di hadapannya.

"Aku minta maaf sering gangguin kamu, sering ngerepotin kamu. Maafin aku ya mas" ucap Ran menggenggam tangan seorang lelaki yang sedang berlutut dihadapan nya.

"Iya, mas maafin semua kesalahan kamu, baik itu kesalahan yang akan kamu perbuat di masa depan" jawab Doojoon "jangan nangis lagi ya, nanti jagoan kita ikut sedih juga" ucap Doojoon memeluk istrinya dengan kecupan yang tiada hentinya Ran dapatkan.

"Aku tahu perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya antara hidup dan mati. Aku tidak membiarkan wanita yang sangat berharga bagiku pergi begitu cepat" gumam Doojoon dalam hatinya

Malam pukul 19:30 Doojoon sudah siap dengan penampilannya dan segera pergi ke tempat yang harus dia hadiri. Di sisi lain Ran malah ketiduran setelah menangis dalam waktu yang cukup lama. Doojoon sampai kewalahan menenangkan Ran yang selalu memikirkan ucapan temannya. Hingga akhirnya dia tertidur pulas memeluk guling di atas kasur dengan nyaman.

"Aku tahu pasti kamu kecapean hari ini. Makanya ucapan suami itu di dengar sayang" ucap Doojoon menepuk-nepuk paha Ran agar semakin lelap

"Papa pergi dulu ya, jangan bangunin mama kalian" ucap Doojoon mengelus dan mengecup perut Ran.

"Mimpi indah ratuku" lirih Doojoon kemudian mengecup kening Ran dan pergi perlahan-lahan.

Doojoon menuju ke bawah, para maid dan mbok Arsih sudah siap-siap pulang menuju ke rumahnya

"Mbok malam ini menginap di sini saja ya, saya mau keluar" pinta Doojoon

"Baik tuan, nona mana?"

"Dia tidur mbok, tolong jagain dia, saya takut Ran bangun gak ada yang dia lihat" ucap Doojoon menjelaskan

"Iya tuan, pasti saya jagain" jawabnya

"Oh iya, buatkan makanan untuk Ran, pasti setelah bangun dia lapar karena belum makan tadi" tutur Doojoon sudah sangat tahu apa yang dibutuhkan

Mbok Arsih mengangguk sambil senyum-senyum "kalian bertiga bantuin mbok Arsih masak dulu baru kembali ke penginapan" pesan Doojoon lalu pergi meninggalkan rumah dan berangkat dengan mobil sedannya sendiri.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience