Episode 40

Romance Series 19934

Rangkulan manja dari wanita yang sedang merasakan sentuhan, belaian bahkan kecupan-kecupan yang dia dapatkan dari seorang lelaki yang dipenuhi oleh nafsu saat ini sedang bergerilya di dua gundukan sintal yang sangat indah milik Ran

Tangan yang sedari tadi meremas selimut merasakan kenikmatan yang masih di awalnya.

Doojoon yang semakin gila melihat raut wajah Ran yang sangat menikmati perlakuannya. Desahan-desahan lembut keluar di bibir Ran yang sudah memerah merona.

Doojoon menyetarakan dirinya kembali menatap Ran dekat "jika kamu meminum pil itu lagi, jangan harap kamu bisa keluar rumah Ran" ucap Doojoon menyinggung pil kontrasepsi yang sudah dia musnahkan di muka bumi ini.

"Aku pikir kamu tidak menginginkan anak mas?" Ucapnya sembari mengatur nafasnya

Jika anak adalah sebuah jalan untuk Ran agar tidak meninggalkan Doojoon, maka pasti akan dia lakukan

"Aku menginginkannya. Dan lagi, panggil namaku Ran. Aku ingin kamu memanggil namaku saat kita sedang menyatu seperti ini" lirih Doojoon menyentuh wajah Ran dengan tangannya, sebelahnya lagi sebagai tumpuan tubuhnya yang sedang berada di atas Ran

"Aku...tidak mau" jawab Ran menolak

"Ran...kamu sudah berjanji akan melayaniku malam ini" peringat Doojoon masih menunggu

Ran memalingkan wajahnya ke samping, ia menarik nafas dalam-dalam lalu kembali menatap Doojoon

"Doo...joon" lirihnya

"Sekali lagi"

"Doojoon oppa"

Doojoon kembali menyerbu bibir imut yang sudah tidak berdaya di buatnya. Ran yang kini tahu bagaimana performa suaminya yang tidak pernah habis.

Ciuman saja sudah membuat Ran kuwalahan di buatnya. Doojoon yang masih memakai boxer menarik selimut menutupi dirinya.

"Sekalipun kamu meminta berhenti, aku akan terus melanjutkan Ran" ucap Doojoon melepaskan seluruh benda yang berada di tubuhnya.

Ran yang melihat pun menelan ludah berat ketika matanya melihat kejantanan Doojoon yang sangat perkasa.

"Apa aku yang jarang melihatnya atau memang miliknya itu semakin besar" gumam Ran dalam hati.

"Dia selalu menunggumu Ran. Jadi jangan kecewakan milikku yang akan menjadi milikmu sepenuhnya" lirih Doojoon kini sudah masuk ke permainan inti.

Ran terbelalak merasakan sesuatu masuk ke dalam miliknya. Sudah berapa kali mereka melakukannya tapi masih saja Ran sangat kaget di buatnya.

Semakin lama suara-suara kenikmatan itu semakin kencang mengikuti iramanya. Malam itu keduanya terbakar oleh cinta dunia yang sangat membara.

Pagi yang sangat cerah bersama dengan kicauan burung yang sangat menenangkan. Ran yang masih berada di dalam selimut merasakan ketidak hadiran seseorang di sampingnya yang sudah kosong.

Ran membuka matanya mencari seorang lelaki yang membuatnya sakit pinggang kelelahan. Rupanya lelaki itu sedang berada di balkon kamar sambil menikmati pemandangan sekitar yang masih asri oleh tanaman yang berada di taman mereka di bawah.

Ran melirik mencari jubah untuk menutupi dirinya. Ia berjalan menghampiri Doojoon yang berdiri sambil menikmati kopi yang berada di sampingnya.

Ran memeluk Doojoon dari belakang. Kehadiran tangan yang sedang merangkul pinggangnya tentu saja Doojoon berbalik arah membalas pelukan itu dari depan

"Kenapa gak tidur lagi? Kamu pasti capek" kata Doojoon memeluk Ran dengan hangat

"Kamu gak ada di samping aku" jawabnya

"Tidur lagi yuk, aku temani" ajak Doojoon tapi Ran menggeleng

"Aku mau lihat pemandangan pagi hari dari sini" ucapnya

"Tunggu bentar" pesan Doojoon memasukkan Ran dalam tubuhnya yang tinggi. Doojoon memberikan kode pada pengawalnya yang berada di bawah untuk segera pergi menjauh karena istrinya tidak memakai pakaian tertutup. Tentu saja dia tidak mau siapapun melihat istrinya yang memakai pakaian terbuka seperti saat ini.

"Udah boleh" kata Doojoon melepaskan pelukannya.

Ran berdiri sambil menikmati pemandangan yang sangat asri dengan udara yang masih sangat segar "cantiknya" puji Ran melihat pemandangan yang membuat nya takjub

"Kayak kamu" tambah Doojoon memeluk Ran dari belakang. Ia menyandarkan dagunya di atas kepala Ran.

"Itu masih ada sepetak tanah di samping rumah baru udah ada yang beli mas?" Tanya Ran menunjuk ke samping kediaman mereka.

Ada sebuah lahan kosong yang berada di tengah antara rumah Ran dan rumah baru yang juga cukup besar dan mewah.

"Kamu mau?" Tanya Doojoon

"Berapaan harganya?" Tanya Ran penasaran

"Kamu mau bangun apa di tanah itu?" Tanya Doojoon

"Aku mau buat tanaman hidroponik khusus untuk sayuran. Biar kita gak usah beli sayuran lagi. Aku suka berkebun kalau ada waktu senggang bareng kamu" keluh Ran menja.

"Kamu gak liat taman bunga sama pohon-pohon buah di halaman kita, sekarang pengawal saya berubah profesi jadi tukang kebun karena kamu gak punya waktu luang yang banyak. Sekarang mau buat kebun lagi? Masih sanggup?" Tanya Doojoon malas memutar matanya. Ada-ada saja permintaan Ran yang tidak bisa dia pertanggungjawabkan.

"Kan gak lama lagi libur semester, aku pasti di rumah gak ada kesibukan. Daripada pengawal kamu makan gaji buta, mending bantuin aku jagain tanaman-tanaman di rumah kita" jelas Ran ikut memeluk rangkulan dari Doojoon

"Tujuh turunan pun aku masih bisa gaji mereka, kamu gak perlu pusing mikirin uang aku sayang " tutur Doojoon menjelaskan

"Ehh, itu bukannya rumah tetangga baru itu kan mas?" Tunjuk Ran mengarah di samping lahan kosong yang ingin Ran beli

"Iya, aku kenal sama tetangga baru kita itu, dia orang yang baik" jawab Doojoon baru mengetahui informasi itu dari Reza

"Siapa mas? Aku kenal gak?"

"Kayaknya kamu gak kenal sama dia, tapi dia pasti tahu kamu" jelas Doojoon

"Siapa?"

Cup "gak usah kepo, nanti kamu juga tahu" jawab Doojoon membuat istrinya penasaran.

"Kalau istrinya? Kamu kenal gak?"

"Ih, dibilangin gak usah kepo malah nanya lagi. Kamu pengen tahu informasi tetangga kita itu memangnya kenapa?"

"Penasaran aja" jawab Ran jujur

"Kamu penasaran gak sama yang ada di kantong celana aku?" Tanya Doojoon memberikan petunjuk

"Apa itu?" Tanya Ran memutar badannya menatap Doojoon. Wajah berseri Ran terpampang jelas ketika tahu kalau dia akan menerima hadiah.

"Cium dulu dong" pinta Doojoon

Cup "udah" jawab Ran exited

"Yang lama kayak semalam sayang" pinta Doojoon lagi. Ran melirik ke kiri ke kanan takut nanti orang melihat ke arah mereka berdua. Setelah Ran melihat situasi aman. Ran berjinjit menyentuh wajah Doojoon yang sangat sulit diraih nya.

"Susah! Kamu tinggi banget" keluh Ran merasa pegal

Doojoon terkekeh, wanita mungil ini selalu saja membuatnya gemas bukan main.

Tep

Doojoon mengangkat pinggul Ran naik di atas balkon "ehh" Ran yang kaget itu langsung memegangi lengan Doojoon karena dia merasa akan jatuh ke bawah. Sudah pasti tubuh Ran akan patah kalau dia jatuh ke bawah, membayangkan saja sudah membuat Ran merinding

"Kamu mau bunuh aku?" Tanya Ran ketakutan

"Tenang sayang, aku pegangin kamu" ucap Doojoon merangkul pinggang ramping yang ditutupi oleh jubah

"Mana hadiahnya?" Tanya Ran menjulurkan tangannya

"Cium dulu" pinta Doojoon

"Kalau aku udah terima, aku cium sampai kamu puas" tawar Ran menantang

"Beneran?" Tanya Doojoon

"Em em, lagian nyawa aku ada di tangan kamu" kata Ran menunjukkan posisinya yang berada di atas balkon, hanya tangan Doojoon yang memeluknya agar tidak jatuh ke bawah. Doojoon mengangguk yakin. "Ambilin di saku celana aku" pesan Doojoon tidak bisa mengambilnya sendiri

"Sebelah mana? Depan atau belakang?" Tanya Ran sudah meraba celana Doojoon menari hadiahnya

"Kiri depan. Kalau mau di tengah depan juga boleh" rayu Doojoon tersenyum nakal.

"Ish! Mesum!" Celetuk Ran langsung mendapatkan sebuah kotak persegi panjang berwarna pink seukuran tanagannya.

"Apa ini?" Tanya Ran penasaran

"Buka aja" titah Doojoon

Ran membuka kotak itu perlahan "wahh" mata Ran berbinar melihat isi kotak yang di dalamnya

"Kamu suka?" Tanya Doojoon dengan senyuman melihat Ran

"Suka banget, pakein" pinta Ran memasangkan sebuah kalung berbentuk matahari yang sangat berkilau .

"Pegangan dulu" ucap Doojoon akan melepaskan rangkulannya. Ran langsung berpegangan di leher Doojoon yang sedang memasangkan kalung indah yang berkilauan di ceruk leher yang putih mulus itu.

"Cantik gak?" Tanya Ran menunjukkan senyuman terbaiknya di depan Doojoon yang kembali merangkul pinggang ramping itu, sedangkan Ran masih merangkul leher tegas itu dengan nyaman.

"Always" jawab Doojoon

Tatapan mata yang masih stay begitu lama. Tatapan takjub melihat wanita yang tulus dengan senyuman manisnya. Tatapan cinta sangat nampak dari keduanya.

"Sarange... chagiya" lirih Ran membuat lamunan Doojoon buyar mendengar nya

"Kamu bilang apa!?"

"Sepertinya...aku jatuh hati padamu mas" ucap Ran menatap mata itu dengan sendu.

Doojoon yang mendengar itu terdiam mencoba untuk mencerna semua kalimat yang selama ini dia tunggu.

"Maksudnya...kamu...suka sama aku?" Tanya Doojoon gelagapan

"Iya. Maaf aku sudah membuat mu menunggu lama. Aku-"

"Katakan dengan jelas Ran!" Ucap Doojoon hampir gila menerima pengakuan cinta dari orang yang sangat dia cintai

"Aku cinta kamu! Aku suka sama kamu mas Doojoon!" Tegas Ran meyakinkan dengan sangat.

Puluhan sampai ratusan kalipun Ran akan selalu mengatakannya. Dia tidak akan kehilangan lagi cinta yang sedang menyambutnya selama ini. Baru menyadari kalau saling mencintai itu adalah karunia terindah bagi keduanya.

Saling mencintai adalah hal yang semua orang inginkan. Begitupun Ran dan Doojoon yang baru memulai semuanya dari masa lalu yang kelam.

Bulir air mata bahagia mengalir di pipi seorang lelaki yang menantikan momen ini sejak lama. Senyuman yang sangat mekar dengan binar mata Doojoon yang tidak bisa dia sembunyikan.

"Terimakasih sayang, terimakasih sudah menerima aku" lirih Doojoon menunduk di depan Ran. Dia sangat bahagia sampai malu rasanya menangis seperti bayi di depan Ran.

"Aku yang berterima kasih karena kamu selalu berada di sisiku selama ini" jawab Ran lega sudah menyatakan perasaannya

"Mas, tatap aku" lirih Ran memangku wajah lelaki tampan yang tidak pernah menunjukkan sisi lembut nya kecuali hanya Ran.

Doojoon mendongak menatap Ran, "aku bersyukur memiliki kamu di hidupku. Kamu mau kan menemani aku sampai habis umurku? Sampai rambut ku memutih, sampai aku tidak sanggup lagi berdiri dengan kedua kakiku, sampai dunia ini berakhir" ajak Ran dengan suara lembutnya. Jejak air mata yang berada di pelupuk mata Doojoon di seka nya dengan lembut.

"Aku mau! Aku mau hidup selamanya denganmu Ran!" Jawab Doojoon semakin melty di buatnya

"Udah, jangan nangis lagi. Udah tua kok masih cengeng, gak sesuai sama umur" ucap Ran terkekeh.

"Kamu harusnya kasih tau aku sayang, biar aku persiapkan diri di depan kamu. Seharusnya aku jual mahal dulu biar kamu ngejar-ngejar aku" kata Doojoon sangat malu di tatap seperti itu.

"Emang kamu bisa jual mahal sama aku?" Tanya Ran

"Enggak, karena aku yang selalu ngejar kamu" jawab Doojoon jujur.

"Oke deh"

"Ciumannya mana?" Tagih Doojoon tidak pernah lupa hal yang seperti itu

"Tutup matanya" pesan Ran. Doojoon langsung menutup matanya.

Cup "udah tuh" kata Ran mengusili. Dia hanya mengecup bibir Doojoon tidak lama.

"Ck. Yang lama sayanggg" keluh Doojoon sudah menunggu.

"Gak mau! Semalam udah banyak banget!" Tolak Ran hingga Doojoon membuka matanya

"Katanya cinta, tapi masih sama...cup"

Ran langsung menambal bibir itu dengan bibirnya. Ciuman yang Doojoon inginkan adalah ciuman yang sangat lama.

Memang Ran sudah ahli dalam berciuman, nyatanya Doojoon selalu saja meminta karena selalu terbuai dibuatnya.

Jemari Doojoon membelai lembut pinggang Ran yang masih menikmati ciuman mereka. Sebelahnya lagi mengeratkan genggaman di ceruk leher Ran yang sangat mempesona

Ciuman itu berubah menjadi lumatan bahkan gigitan yang saling melawan satu sama lain. Keduanya menikmati dengan sangat panas.

"Emh...Eh!" Ran kaget ketika Doojoon menggendongnya saat mereka masih berciuman

"Mau ke mana?" Tanya Ran melepaskan tautannya

"Olahraga pagi" jawab Doojoon melangkah menuju ke kamar mereka.

Bruk

"Mas, aku masih pegel"

"Siapa suruh kamu goda aku. Satu ronde aja ya" bujuk Doojoon ingin

"Kamu tuh gak pernah satu ronde, pasti ada ronde selanjutnya. Aku udah tahu sifat asli kamu kalau lagi pengen" jelas Ran sangat faham kalau Doojoon tidak pernah puas jika hanya sekali.

"Hehehe, kamu pinter banget sih" puji Doojoon agar dapat jatah

"Kita bobo aja ya"

"Habis mandi kita istirahat lagi. Tapi lanjut dulu, kegantung sayang" kata Doojoon tidak bisa di ajak kompromi.

"Awas aja lama!"

"Gak kok!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience