Mata sinis Ran penuh dengan kebencian yang tidak bisa dia sembunyikan lagi. Hal itu membuat Hye Jin merasa tertekan tapi juga merasa lucu melihat respon dari istri Doojoon yang sangat menggemaskan baginya.
"Jadi seperti penampilan mu" gumam Hye Jin melihat wanita sedang bersandar di kasur, penampilan yang semakin cantik memakai gaun indah itu. Tapi lebih tepatnya sangat menggemaskan seperti anak polos.
Hye Jin dengan penasaran langsung menanyakan sesuatu yang lain "berapa umurmu?" Tanyanya berprasangka Ran masih di bawah umur.
"25"
"Ciccha?" Hye Jin semakin penasaran dengan wajah baby face Ran.
Ran menjawab pertanyaan itu dengan mimik wajah yang datar.
"Aku punya sesuatu buatmu" tutur Hye Jin mengambil sesuatu dari tas nya.
Wajah seorang lelaki dengan senyuman manis memakai sebuah seragam SMA yang sangat tinggi dan tampan.
"Ini...mas Doojoon" tebak Ran melihat foto yang diberikan oleh Hye Jin.
"Dulu saya adalah korban perundungan di bangku sekolah sampai pernah memutuskan untuk mengakhiri hidup. Tentu saja saya tidak memiliki teman selama di sekolah karena setiap kali orang-orang yang mendekatiku akan mendapatkan masalah. Bukan hanya makian, juga kekerasan yang sudah melewati batas karena mereka adalah anak-anak yang tidak memiliki hati nurani" Hye Jin mulai bercerita mengenai pertemuan nya dengan Doojoon
Ran sedikit tersentuh ketika seorang wanita yang sangat percaya diri, sangat cool, aktif, tidak pernah terpancarkan rasa takut di matanya, ternyata memiliki masa lalu yang kelam.
"Suatu hari aku di bully di depan kelas, tidak ada satupun yang menolong ataupun menahan mereka, justru semuanya acuh tidak peduli. Hingga seorang lelaki yang datang menolong ku, dia dengan berani menjadi dinding pelindung bagi mereka yang melempari sebuah kotoran ke arahku. Setiap orang ditatapnya dengan tajam, dia tidak berbicara hanya dengan mata nya saja sudah cukup membuat semuanya terdiam dan berhenti melukaiku"
Ran dengan senyuman menatap wajah tampan di foto itu, rupanya lelaki ini sangat baik.
"Kami berbeda kelas, tapi setiap jam istirahat dia selalu menunggu di depan pintu menemaniku makan lalu kembali mengantarku ke kelas, sejak saat itu aku merasa bebas dan bisa melakukan apa saja semauku, karena Doojoon selalu menjadi pelindung di sampingku"
Mendengar itu Ran kembali kesal, Doojoon sangat berlebihan memperlakukan wanita satu ini.
"Doojoon adalah seorang siswa yang aktif, cerdas dan sangat tampan. Dia sangat terkenal di kalangan para siswi, tapi Doojoon tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, semuanya hanya sebatas teman baginya"
"Apa kalian berdua menjalin hubungan saat itu?" Tanya Ran mendengarkan dengan serius meskipun hatinya sakit
"Dia adalah seorang kapten tim basket tingkat nasional dan dia sangat menyukai basket, tapi kedua orangtuanya tidak mengizinkan. Doojoon harus menjadi pewaris dan penerus perusahaan besar yang pada saat itu mereka terlalu ketat dan keras terhadap Doojoon. Setiap Doojoon pergi dari rumah, dia selalu datang menghampiri ku. Hingga akhirnya mulai muncul rasa suka di antara kami berdua" ucap Hye Jin.
"Mas Doojoon adalah SUAMIKU!" Ucap Ran dengan tegas.
Hye Jin tertawa melihat wajah merah Ran menahan emosinya. "Lalu apa tujuan anda menceritakan kisah cinta yang kandas itu pada saya!" Tanya Ran naik emosi.
"Aku memilih menghilang dari dia" jawab Hye Jin dengan senyuman tulus.
"Ya, ternyata rasa itu hanya sebuah kebaikan hati dari Doojoon yang selalu menolong bahkan membantu keluarga ku. Aku tidak ingin berutang budi pada seseorang yang tidak bisa ku raih saat itu. Keluarga Doojoon adalah keluarga terpandang sedangkan aku hanya seorang anak yang bekerja di toserba part time demi membiayai keluarga ku" ucap Hye Jin sampai membuat Ran merasa iba.
"Hingga suatu hari aku pergi menemui ibu dan ayah Doojoon menjelaskan semua penderitaan yang anak mereka rasakan. Saat itu mereka sadar kalau selama ini Doojoon tersiksa, tapi saat itu juga aku menghilang agar Doojoon tidak pernah menemui ku lagi. Mereka membantu agar Doojoon tidak bisa menemukan ku. Hingga akhirnya Doojoon pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studinya dan aku melanjutkan hidupku" jawab Hye Jin.
"Hiks hiks hiks! Pasti mas Doojoon sakit banget kamu tinggalkan. Kamu tega Hye Jin!" Ucap Ran membayangkan betapa sakitnya Doojoon saat itu.
"Umurku 30 Ran!" Tegur Hye Jin merasa tidak enak hati melihat Ran menangisi kisahnya
"Kamu jahat kak Hye Jin! Pantes aja mas Doojoon gak suka lihat kamu, kayaknya dia masih dendam sama kamu" tutur Ran seolah mewakili apa yang suaminya rasakan selama ini.
"Iya, aku jahat Ran. Oleh sebab itu aku datang untuk meminta maaf karena telah membuat nya kehilangan wanita berharga seperti diriku ini" ucap Hye Jin dengan percaya diri.
"Jadi kakak akan mengambil suamiku?" Tanya Ran seperti anak kecil.
Seketika tawa Hye Jin pecah melihat tingkah imut Ran yang tidak bisa di tebak. "Apa kamu mengizinkan?"
"Ya enggak dong! Tapi..."
"Tapi apa Ran..."
"Tapi aku..."
Klek!
Doojoon langsung masuk karena khawatir Ran bersama Hye Jin di kamar dengan waktu yang sangat lama.
Takutnya, Ran akan terpengaruh oleh akal bulus Hye Jin yang sepertinya tertarik pada Ran.
"Aku suka dia" ucap Hye Jin langsung duduk di kasur samping Ran. Dengan lembut, Hye Jin mengelus rambut Ran dan menyandarkan nya di bahunya.
Ya, penampilan Hye Jin bukanlah seperti wanita yang feminim, lebih tepatnya perempuan yang sangat suka berpakaian casual dan sangat cool dengan setelan jas nya.
"Hei, waktu mu habis! Kembali sekarang juga" ucap Doojoon dengan nada dingin.
"Kak Hye Jin" lirih Ran memanggil. Hye Jin langsung menoleh ke arah Ran.
"Kak Hye Jin? sejak kapan Ran berubah imut di depan Hye Jin?" Gumam Doojoon dengan sangat kesal. Sepertinya wanita gila itu sudah berhasil mengambil hati Ran.
"Iya manisku" jawab Hye menyentuh dagu Ran dengan lembut
"Woi!" Tegur Doojoon dengan sangat kesal melihat Hye Jin di samping istrinya
"Kakak harus bicara dengan mas Doojoon. Aku tidak akan mengganggu kalian" tutur Ran ingin membantu Hye Jin mengenai permintaan maafnya pada Doojoon.
"Apa yang sudah kamu lakukan pada istriku Hye Jin" ucap Doojoon dengan rahang tegang ingin mencekik wanita di depannya
"Aku hanya menceritakan sedikit masa lalumu. Tapi sepertinya aku tidak di anggap di tempat ini" jawab Hye Jin sambil tersenyum tapi menunjukkan wajah sedih pada Ran
"Mas! Kamu jangan marah dulu. Kak Hye Jin dengan tulus datang ke sini buat minta maaf ke kamu!" Ucap Ran melihat raut wajah Doojoon yang kesal dan ketus pada Hye Jin.
"Datang dengan tulus!? Aku yang bawa di ke sini demi kamu sayang!" gumam Doojoon dalam hati
Hye Jin berdiri lalu berhadapan dengan Doojoon, "maaf, selama ini kamu pasti kesulitan" ucap Hye Jin mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Permintaan maafmu di terima" jawab Doojoon langsung menghampiri Ran dan menangkis tangan Hye Jin seolah tidak peduli.
"Syukurlah kamu sudah menemukan dia. Aku bahagia" gumam Hye Jin sembari melihat keduanya dengan senyuman.
Ya, Hye Jin pergi karena tidak ingin merusak suasana keduanya. Setidaknya dia membuat Doojoon kesal itu sudah puas baginya.
"Sayang" lirih Doojoon sedang memeluk tubuh Ran dalam pangkuannya
"Hm?"
"Kalau kak Hendra ajakin kamu pulang jangan mau ya" bujuk manja Doojoon sembari menggenggam kedua tangan Ran dalam pelukannya.
Ran menoleh ke wajah Doojoon yang sedang bersandar di bahunya "Memangnya kenapa?" Ran melihat wajah Doojoon yang sedikit cemas dan sedih.
"Aku... enggak sanggup jauh dari kamu" lirih Doojoon sudah sangat cemas menunggu kedatangan kakak iparnya yang belum pasti.
Melihat raut wajah yang tidak biasa itu Ran penasaran "ada masalah apa kamu sama kak Hendra, hm?" Tanya Ran lembut.
Doojoon mulai curhat mengenai uneg-uneg nya. Pada saat dia sedang menunggu Ran dan Hye Jin di kamar, Doojoon baru menyadari satu hal yang fatal menurut nya.
Dengan segera Doojoon menuju ke lantai bawah menghampiri bi Iyem yang baru saja meletakkan telepon rumah di ruang tamu.
"Bi, siapa yang telepon?" Tanya Doojoon sudah mengetahui seseorang itu.
"Mas Hendra" jawab bi Iyem membuat Doojoon memijit pelipisnya dengan cemas.
"Bibi cerita Ran jatuh di taman sama kak Hendra?" Tanya Doojoon dengan menelan ludah berat.
"Iya tuan. Mas Hendra menanyakan keadaan nona Ran dan kejadian tadi malam.Ada apa tuan?" jawab bi Iyem tidak paham dengan raut wajah Doojoon yang sedang memikirkan masalah besar.
"Tidak apa-apa Bi" jawab Doojoon lalu berlari pergi kembali ke kamarnya.
"Terus apa masalah nya mas?" Tanya Ran setelah mendengar cerita dari Doojoon.
"Aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu Doojoon. Aku sangat mencintainya, kalau tanggungjawab ini sangat sulit bagimu, aku sangat amat bahagia mengambil kembali amanah itu"
Kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Doojoon. Bagaimana kalau Hendra datang membawa adiknya pergi meninggalkan dia sendiri? Sudah pasti Hendra sangat marah kalau tahu pertengkaran dan kecelakaan di taman tadi.
"Pokoknya kamu enggak boleh pergi!" Ucap Doojoon kembali mengecup bahu Ran dan menghirup aroma tubuh yang sangat wangi di kulit Ran.
"Mas Doojoon enggak jelas" ucap Ran sama sekali tidak mengerti.
"I love you istriku"
"I love me" jawab Ran
"Hm" Doojoon berdehem kesal
"Eh, I love you kang Doojoon" ucap Ran sambil terkekeh
Share this novel