Episode 25

Romance Series 19934

Kicauan burung bersama dengan matahari pagi masuk di sela-sela tirai gorden kamar mereka. Semalaman Doojoon menjaga Ran sampai merasa enakan.

Ran terbangun lebih dulu ketika kompres di kepalanya terjatuh, memusatkan perhatiannya pada seorang lelaki yang tertidur pulas di sampingnya.

Ran menatap lama wajah itu dengan sendu, dia memberikan kecupan di pipi Doojoon dengan hati-hati agar ia tidak terbangun

Doojoon bergerak memeluk Ran seperti guling. Mata Doojoon masih tertutup, tangannya menyentuh kepala Ran memastikan demamnya yang sudah turun.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Ran merapatkan kepalanya di tengkuk leher Doojoon

"Aku tidak tidur sayang, aku hanya menutup mataku" jawab Doojoon merasa lega.

Tangan Ran sangat nyaman berada di dada Doojoon merasakan detak jantungnya "biarkan seperti ini untuk beberapa menit. Aku sangat lelah" keluhnya tidak membiarkan Ran bangkit dari kasur.

"Hm" jawab Ran merasa nyaman.

Hingga akhirnya mereka melanjutkan tidur meskipun matahari sudah menyinari tirai.

Doojoon yang baru saja membersihkan tubuhnya memakai handuk pendek sebatas pinggang. Tirai yang sudah terbuka tanpa ia sadari para perempuan memerhatikan dari kejauhan

"Ahh" teriakan di bawah sana terdengar sampai ke kamar mereka. Mereka terpana akan postur tubuh seorang lelaki yang memiliki istri

"Oh! Shit!"

Tanpa sadar tubuh sixpack Doojoon terekspos. Doojoon yang tersadarkan langsung menekan remote otomatis tirai kamar langsung tertutup.

Teriakan itu tidak membuat Ran terbangun, dia semakin meringkuk di dalam selimut. Doojoon menatap istrinya sendu. Sungguh indah ciptaan Tuhan yang saat ini sedang tidur seperti tuan putri.

"Anak nakal" ucap Doojoon memencet hidung Ran lama. Ran mengerang malas. Ia membuka matanya, menyadarkan diri dari tidurnya yang sangat nyenyak.

"Sudah sore, gak mau bangun? Sarapan dulu habis itu minum obat"

Ran baru sadar kalau suaminya ini hanya memakai handuk menutupi adik kecilnya di dalam sana. Wajah Ran merona melihat tubuh indah di depannya. Segera ia tutupi matanya dengan selimut.

"Mas, pakai baju dulu" pesan Ran sangat malu.

"Malam nanti kamu pasti lihat juga" kata Doojoon menarik selimut menatap Ran dengan menggoda

"Malam?"

"Emm" jawab Doojoon berada di atas Ran.

"Ihh! Nanti handuknya lepas!" Ucap Ran menutup kedua matanya dengan tangan.

"Kamu gak penasaran sama punyaku? Aku tidak pernah menunjukkannya pada siapapun kecuali dirimu" bisik Doojoon semakin menggoda Ran hingga memerah pipinya

"I love you Ran" lirih Doojoon di telinga Ran.

Tatapan mata lekat itu saling bertemu, tatapan mata yang meminta lebih. Tangan itu mulai menyentuh bibir yang tadinya pucat kini berwarna pink seksi.

Bibir yang sangat menawan, tidak perlu meminta izin Doojoon sudah tahu bahwa bibir itu hanya untuknya. Perlahan bibir itu diberikan kecupan singkat berulang hingga keduanya rapat menjadi satu

Permainan di dominasi oleh Doojoon yang sangat bersemangat, ciuman yang awalnya lembut semakin lama semakin cepat, Ran mencoba mengatur nafasnya, kini oksigen masuk tidaklah lancar, hambatan bibir yang melumat sungguh membuatnya kesulitan.

Ciuman itu semakin dalam hingga berubah menjadi lumatan, keduanya sama-sama panas, tangan Doojoon mulai masuk mencari dua titik tumpu yang sudah menawan terbungkus dalam baju Ran.

Tangan itu mulai aktif, Ran yang sudah hilang akal tersadar kalau saat ini bukanlah waktu yang tepat melakukannya.

"Mas Doojoon" tangan Ran segera menangkap tangan Doojoon yang sudah masuk di dalam bra miliknya.

"Hm?" Doojoon masih asik mengecup ceruk leher yang sangat putih dan mulus itu.

"Ahh, hmpt" suara desahan langsung membuat Ran menutupi mulutnya.

Tawa Doojoon langsung bermekaran, betapa merahnya wajah Ran saat ini. Dan ia sangat suka melihatnya.

"Ahhh, sepertinya aku akan gila" keluh Doojoon merebahkan dirinya di atas Ran.

"Kalau kamu gila, terus aku sama siapa?" Tanya Ran menangkup wajah Doojoon

"Sama akulah" jawab Doojoon asalan.

"Kamu aneh" ucap Ran masih asik ngobrol dengan Doojoon yang tidak ingin pindah dari posisinya.

"Aneh kenapa hm?" Doojoon mengecup singkat bibir ranum itu dengan lembut

"Kamu itu manja banget kayak anak kecil" keluh Ran sudah kewalahan menghadapi suaminya yang selalu berubah.

"Memang aku seperti ini kalau denganmu" jawabnya

"Ingat umur mas, udah mau kepala tiga juga" ledek Ran usil.

"Apa wajahku setua itu?" Tanya Doojoon memperlihatkan wajah tampannya bak idol Korea.

Umurnya memang hampir 30 tahun tapi tubuh sixpack dan wajah yang terjaga dengan perawatan serba mahal tentu saja akan selalu awet muda.

"Tidak, sangat tampan seperti Cha Eun Woo" jawab Ran memuji

Kening Doojoon berkerut ketika nama seorang lelaki keluar dari bibirnya "jangan pernah menyebut lelaki lain mulai sekarang" peringat Doojoon.

"Bagaimana caranya aku memanggil para mahasiswa ku kalau begitu?" Tanya Ran memikirkan

"Hei kamu, kau!" Peraga Doojoon dengan tingkah nya.

"Pft..hahahahaha" tawa Ran lepas melihat wajah ketus Doojoon mencontohkan.

Tawa renyah itu menulari Doojoon yang melihat istrinya yang sudah ceria dan segar kembali.

"Sekarang mandi terus aku tunggu di bawah" pesan Doojoon mengecup kening Ran lalu menuju ke dapur untuk memasak beberapa makanan.

Selang 30 menit
Bau harum bumbu dapur yang sedang di tumis sungguh membuat perutnya berbunyi meminta jatah. Segera Ran turun ke bawah dengan pakaian yang sangat adem jika dipandang oleh mata.

"What can I do for you sir?" Tanya Ran menuruni tangga menghampiri Doojoon di dapur.

"Kiss and hug me now, I have to charge my body" jawab Doojoon membuka kedua tangannya lebar-lebar menunggu Ran memeluk, satu tangannya masih memegang spatula.

Ran memberikan kecupan singkat lalu masuk ke dalam pelukannya. "Any else?" Tanya Ran masih melingkarkan kedua tangannya.

Doojoon menggeleng, ia memberikan kode istrinya menunggu di meja makan. Dengan patuhnya Ran duduk di kursi yang tidak jauh dari meja masak. Ia memerhatikan suaminya memasak dengan ahli, sesekali Doojoon melirik lalu tersenyum ketika mata mereka bertemu.

"Ran!" Panggil Mita dan Rasya yang berada di luar vila.

Mereka tidak bisa masuk karena para pengawal Doojoon yang diberikan perintah untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke Vila.

"Mas, aku ke depan sebentar ya" izin Ran pada Doojoon.

"Aku ikut, aku akan menemanimu" jawab Doojoon melepaskan celemek di atas mejanya

"Enggak perlu, aku gak lama kok. Oke?" Ucap Ran meyakinkan.

Doojoon menghela nafasnya berat" baiklah, untuk kali ini saja" jawab Doojoon menyentuh pipi chubby Ran.

Ran menuju ke halaman depan, nampak dua pengawal berada di halaman berdiri menghalangi kedua sahabatnya. J

"Astaga Ran, seharian kita semua nungguin kamu. Sekarang udah sore, mereka nanyain keadaan kamu di sana" Mita merasa lega melihat temannya ini sudah ceria kembali. Tapi yang membuatnya kesal adalah Doojoon yang tidak mengizinkan menjenguk Ran dari semalam.

"Ini tuh malam terakhir kita. Malam ini adalah malam puncak. Jadi mereka mau kamu tetap bersama sampai acara berakhir" Rasya menyampaikan semua keluh junior mereka pada Ran.

"Iya, aku tahu. Bilang aja ke mereka malam ini kita semua akan berkumpul dan melanjutkan kegiatan akhir kita" jawab Ran sangat ceria.

"Suami kamu ternyata aslinya menyeramkan ya Ran" gumam Mita bergidik ngeri mengingat kejadian semalam

"Doojoon ngomong apa ke kalian? Emang se seram itu ya?" Tanya Ran melihat dua raut wajah temannya gugup.

"Terus tadi hampir semua junior lihat Doojoon dengan tubuhnya yang seksi dari camp. Tadi pagi habis olahraga ya?" Selidik Rasya menyenggol lengan Ran

"Berarti mereka selalu perhatiin kamar aku dong?" Pikir Ran.

"Ya iyalah, semenjak suami kamu datang kami semua gak tahu gimana keadaan kamu. Makanya mereka selalu merhatiin kamar kamu itu" jawab Mita masih kesal mengingat kejadian semalam.

Ran mengangguk saja mendengarkan dua sahabatnya tidak berhenti berceloteh, Doojoon sudah menyelesaikan masakannya yang sudah di tata di atas meja. Hatinya mulai resah Ran tak kunjung kembali hingga akhirnya dia menghampiri ke depan

"Mereka adu apa lagi ke istriku?" Gumam Doojoon menyimak dari kejauhan.

Percakapan itu makin lama makin panjang dan tidak menemukan peyudahan dari ketiganya.

"Istriku tidak boleh berlama-lama di luar. Dia baru saja sembuh" ucap Doojoon menghampiri mereka

"Sayang, makanannya sudah siap" ucap Doojoon mengecup bibir Ran singkat lalu merangkul pinggangnya dengan manja.

"Ya ampun, gak lihat apa ini tuh di tempat umum" gumam Mita kaget

"Kalian mau gabung gak? Mas Doojoon sudah memasak makanan" ajak Ran pada kedua sahabatnya.

Mata tajam Doojoon memberikan kode untuk menolak ajakan Ran pada kedua wanita yang mengusiknya "gak deh, kita udah makan tadi. Sampai jumpa nanti malam" ucap keduanya langsung pergi.

"Kamu kenapa meluk meluk sih, malu di liatin sama pengawal kamu" Ran melepaskan pelukan Doojoon yang semakin Rapat memeluknya

"Nanti kamu masuk angin" jawab Doojoon masih memeluk Ran menunjukkan pada para lelaki yang memerhatikan dari luar.

"Udah peluknya, aku gak bisa jalan nih, kamu itu berat" keluh Ran menepuk lengan Doojoon yang masih melingkar di pinggang Ran.

"Gak bisa jalan? Aku gendong aja gimana? Atau aku bawakan kereta kencana buat jemput kamu?" Gombal Doojoon dengan wajah seriusnya.

"Gak usah lebay, dan gak usah gombal" singkat Ran mencubit perut Doojoon kuat hingga membuat Doojoon terperanjat

"Aww" keluhnya. Ran bergerak cepat meninggalkan Doojoon merengek kesakitan memegang perutnya. Berharap kalau Ran peduli, tak sedikitpun ia menoleh melihat Doojoon dan mempercepat langkahnya menuju ke dapur karena rasa laparnya dari semalam.

Kedua pengawalnya menahan tawa mereka melihat tingkah Doojoon pada istrinya. "Kenapa kalian tertawa?" Tanya Doojoon dengan suara bariton nya.

"Maaf tuan" ucap keduanya langsung menunduk

Doojoon langsung pergi meninggalkan mereka "sayang, tunggu aku" ucap Doojoon dengan suara manja.

Mereka menggeleng melihat tuannya yang sudah gila akan cinta

"Pelan-pelan makan nya sayang, gak ada yang mau rebut makanan mu" peringat Doojoon memerhatikan istrinya yang sedang makan.

"Enak masakan aku?" Tanya Doojoon duduk di samping Ran yang sedang makan sangat lahap.

Sesekali Doojoon membersihkan sisa makanan sela bibir Ran dengan tisu. Ia beranjak dari tempatnya mengambil segelas air putih hangat dan meminumkan istrinya dengan lembut.

Ia terkekeh melihat istrinya ini seperti anak kecil yang sedang diurusi makanannya. Ayam goreng dengan sambal yang tidak terlalu pedas di lidah Ran juga sayur tumis pakcoy kesukaannya.

Ia melahap habis semua yang berada di meja. Ia menyenderkan tubuhnya di kursi lalu mengelus perutnya yang kekenyangan.

"Udah kenyang?" Tanya Doojoon masih setia menemani sang istri

Dengan anggukan malas Ran membalas. "Minum obat dulu ya" Doojoon langsung membuka beberapa butir pil yang berukuran besar.

Doojoon memberikan 4 butir pil itu di tangan Ran, setelah dia memasukkan nya di dalam mulut Doojoon langsung memberikan segelas air putih hangat. Dengan sekali tegukan semua pil sudah berada di dalam sana.

Tangan Doojoon menyeka bibir Ran yang biasa dengan ibu jarinya "pintar" ucap Doojoon mengecup pipi Ran

selamat membaca

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience