Tania segera menutup laptopnya karena pekerjaannya sudah selesai kemudian menaruhnya di atas meja yang ada disamping tempat tidurnya.setelah itu dia merapatkan tubuhnya kesamping andra lalu menyadarkan kepalanya dibahu suaminya sambil menggenggam tangan andra.
"Kamu cemburu ya sama pak adrian,hm?" Tebaknya."hah...ya iya lah sayang suami mana yang senang kalau melihat istrinya dekat dengan laki - laki lain?" Jelasnya."andra?hubungan aku sama pak adrian itu cuma sebatas bisnis aja ko ga lebih,lagian ya sayang aku,cinta aku,perhatian aku,seluruh jiwa raga ini hanya untuk kamu?" Jujurnya.andra tersenyum saat mendengarkan kata - kata tania.
"Aku sangat percaya dengan kamu tania,tapi yang buat aku khawatir adalah laki - laki diluaran sana aku takut mereka akan ngerebut kamu dari aku.asal kamu tau kalau hal itu benaran terjadi maka aku akan milih untuk mati aja dari pada hidup tanpa kamu?" Jelasnya."gembel?!" Kata tania."ko gembel si,gombal tau?" Andra memperbaiki kata tania.
"harusnya kamu itu tenang aja sayang,kalau pun nanti ada yang ganggu aku pasti bakal aku kasih pelajaran ko.kamu masih ingat kan kalau istri kamu ini adalah mantan preman pasar?" jelasnya."benar juga si?mana ada yang mau dekat sama singa betina,cuma aku aja yang bisa taklukin hati kamu?" katanya.
"ihh kamu mah masa dibilang singa betina si?!Oke sekarang aku mau tanya,kamu punya cara ga biar aku ga dideketin laki - laki lain?" Tanya tania."ada?" Jawabnya.tania langsung merubah posisi duduknya kini dia telah duduk berhadapan dengan andra."apa?" tanyanya penasaran."HAMIL?!" Tekannya.tania langsung terdiam mendengar kata itu,melihat keterdiaman istrinya andra perlahan mendekatkan wajahnya ke tania.
Mata andra sekarang tertuju pada bibir istrinya itu namun saat ingin lebih memajukan wajahnya tiba - tiba saja hp andra berdering.bukannya dia mengangkat panggilan telefon itu tapi dia malah membiarkannya saja hpnya berbunyi."hp kamu bunyi tuh diangkat aja dulu?" Pinta tania.
"Biarin aja paling orang iseng?" Katanya lalu dia melanjutkan lagi mendekatkan wajahnya ketania.untuk kedua kalinya terdengar dering hp tapi sekarang berasal dari hp tania.karena kesal andra pun segera mengambil hp tania lalu memutuskan panggilan telfon tersebut tanpa melihat siapa yang menelfon.
Kemudian andra mengulang kembali perbuatannya tadi dan untuk kesekian kalinya terdengar suara panggilan telfon lagi dari hp tania.karena penasaran tania pun mendorong wajah andra dengan tangannya lalu segera mengambil hp nya dan melihat siapa yang telfon itu.
Andra sangat kesal karena moment tadi telah dirusak oleh panggilan telfon saking kesalnya dia menepuk wajahnya dengan bantal guling berkali - kali."halo kak damar ada apa...sekarang...oke aku kesana sekarang?" Kata tania pada damar ditelfon.setelah selesai berbicara dia pun langsung mematikan telfon tersebut
"Kamu mau kemana?" Tanya andra saat melihat tania turun dari tempat tidur."aku mau ganti baju terus pergi kerumah mama sayang?" Jawabnya sambil berjalan kelemari pakaiannya dan mengambil beberapa pakaian didalam sana."ngapain kesana?ini kan udah malam sayang?" Katanya dengan malas."tadi kak damar bilang kalau dinda katanya ingin ketemu sama aku,bawaan debay katanya?ini pakaian kamu segera ganti ya?" Katanya sambil memberikan kemeja dan celana panjang kepada andra.
Kemudian tania masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pakaian."Hufftt..ga dinda ga damar selalu aja ganggu gue sama tania?" Kesalnya."aku dengar itu sayang?" Teriak tania dari dalam kamar mandi.setengah jam kemudian mereka berdua sampai dirumah mamanya.dan kini mereka sudah berada diruang tamu disana terlihat kedua orang tuanya,damar dan oma yang duduk disana.
"Malam mah pah?" Sapa tania dan andra secara bersamaan lalu menyalimi orang tertua yang ada disana."kak,dindanya mana?" Tanya tania.belum sempat damar menjawab terdengar suara teriakan dinda."tania..?!" Teriak dinda dari arah tangga.dinda segera berlari menghampiri tania lalu memeluknya bahkan beberapa kali menciumi wajah tania sebagai bentuk kangennya kepada adik iparnya itu.
"Wah..wah..wah..main nyosor - nyosor aja nih kakak ipar?" Kata tania."biarin aja nak,kakak ipar mu itu dari tadi kepingin banget ketemu kamu?katanya kangen sama kamu makanya tadi mama ksmu suruh damar buat telfon kamu?" Jawab papanya."hai baby girl or baby boy kamu kangen ya sama tante yang cantik ini?" Ge er tania sambil mengelus - elus perut dinda.
"Iya tante..aku kangen nih sama tante cantik?" Jawab dinda yang berpura - pura sebagai anak didalam perutnya.
"Ya udah tania kita langsung kekamar yuk,malam ini aku mau tidur sama kamu?" Pinta dinda."eh tunggu sayang maksud kamu tania akan tidur dikamar kita,lah terus aku tidur dimana?" Kata damar sambil bangun dari tempat duduknya.
"Buat malam ini kamu tidur di kamar tania bareng sama andra oke?" Jawabnya.betapa kagetnya andra dan damar saat mendengar permintaan dari dinda."apa din,masa aku tidur sama damar si?" Kesal andra.damar langsung menghampiri andra lalu tangannya menjewer keping adik iparnya itu."aduhh duhh..sakit?" Ringis andra."biar rasa loe fikir gue senang apa tidur bareng sama loe,emang nya gue cowo apaan?" Kata damar dengan tangan yang masih berada ditelinga andra.
"Damar kamu apa - apaan si?cepat lepasin tangan kamu kasihan andra?" Pinta papanya.dengan terpaksa damar melepaskan tangannya itu padahal dia masih ingin memberi pelajaran kepada andra.
Melihat suaminya yang merasa kesakitan itu tania pun langsung menghampirinya."sakit yang?" Tanyanya lalu membelai telinga andra yang memerah karena jeweran damar."iya?" Jawabnya sambil menunjukkan ekspresi melas anak kecil."dasar ya anak muda jaman sekarang ga ada etikanya.berani - beraninya berprilaku seperti itu didepan orang yang lebih tua!?" Marah oma lestari.
Dengan mata malas dia melihat omanya,ingin sekali rasanya tania memberikan cabai kemulut omanya agar dia berhenti marah - marah.karena tak mau lama - lama disana dia pun segera menghampiri orang tuanya lalu menyalimi mereka sebelum dia pergi ke kamar bersama dinda.
Tania menggandeng tangan dinda lalu berjalan kearah tangga,tapi sebelum kakinya melangkah dianak tangga tersebut tania mengeluarkan kata yang membuat semuanya ingin tertawa terkecuali omanya.
"Oma?jangan marah - marah mulu dong nanti cepat tua loh?ehh...tapi emang udah tua si,jadi jangan ditua - tua in lagi oma kasihan mukanya nanti tambah jelek?" Ejek nya dengan segera tania dan dinda berlari menaiki tangga karena mereka tau setelah ini pasti akan ada ledakan dari omanya.
Dan benar saja baru beberapa detik tania berkata seperti itu terdengar suara teriakan oma memanggil namanya."TANIAAA..?!CUCU KURANG AJAR KAMU YA?!agung!!tari!!ini yang kalian ajarkan sama tania kurang ajar sama yang lebih tua,hah?!" Kesalnya.
"Eh?!saya itu lagi marah kenapa kalian senyum - senyum gitu?" Lanjutnya.andra hanya menggeleng - gelengkan kepalanya karena dia tak menyangka tania akan meledeki omanya seperti itu.
Keesokan paginya anggota keluarga itu sudah berkumpul diruang makan kecuali dinda dan tania mereka belum bergabung dengan yang lainnya."dra?tania mana ko belum turun si?dinda juga kemana apa mereka berdua belum bangun?" Tanya ibu tari.
"Tania udah bangun mah?tadi si aku liat dia sama dinda ada dibelakang?" Jawabnya."pagi semuanya?" Sapa tania yang sedang berjalan menuju meja makan bersama dengan dinda yang terlihat begitu pucat.
"Maaf ya kita telat?" Katanya lagi sambil menduduki bangku kosong yang ada disana."sayang ko muka kamu pucat gitu si?" Cemas damar ketika melihat dinda yang sedang tak sehat itu."biasa kak ibu hamil kalau pagi - pagi pasti mual - mual?" Jelasnya.ketika melihat semuanya sudah berkumpul pak agung pun segera meminta mereka untuk memulai sarapannya.
Baru saja mereka akan menyantap hidangan tersebut namun tiba - tiba saja oma mengeluarkan suaranya."seenaknya aja ya kamu dinda dirumah ini?kamu tau ga sudah berapa lama saya nunggu kamu disini?kamu fikir kita semua kerjanya cuma nungguin kamu,hah?" Ketus oma.
"Ma-maaf oma?" Hanya kata itu yang keluar dari mulut dinda."oma ko ngomong gitu si ke istri aku,lagian dinda telat datang kesini karena alasan kehamilannya oma?" Kata damar yang tak suka dengan omongan omanya."mar istri kamu itu udah salah jadi jangan dibelain lagi.udah manja egois lagi ga ada bagus - bagusnya sekali kamu ini?" Katanya.
Dinda hanya tertunduk lemas saat omanya bicara seperti itu.tania yang tau kalau dinda sedang sedih langsung melihat kearah dinda lalu mengusap - usap punggungnya."aku mohon sama oma jangan mulai perdebatan disini kita kan mau sarapan?" Kesal damar.
"Hah..kalau aja kamu dulu menerima untuk menikah dengan gadis pilihan oma pasti ga akan seperti ini nasib kamu?mengurusi wanita yang lemah?" Oma mulai mengungkit kejadian masa lalu.
Share this novel