"Papa sangat senang sekali karena bisa bertemu dengan anak papa yang telah lama hilang?" Pak agung sangat terharu dengan semua ini.giska bingung harus berkata apa kepada orang yang dipeluknya saat ini.hanya air mata lah yang dapat mengungkapkan perasaan nya.beberapa detik kemudian ayah dan anak itu melepas pelukan mereka.
"Tania kamu kenapa menangis nak?" Tanya papanya sambil menghapus air mata anaknya itu dengan kedua ibu jari tangannya."aku senang karena su-dah menemukan orang tua kandung aku tapi hiks a-ku sedih karena...karena ud-dah membuat ibu kandungku koma?a-ku udah bikin dia celaka begini,aku jahat??aku jahat??" Sedihnya.damar mengusap bahu tania berkali - kali mencoba menenangkan adiknya itu.
"Tania dengar kakak ya,stop menyalahkan diri kamu seperti itu semua ini bukan salah kamu,oke?" Pinta nya.kakak...ya nama itu langsung dia sebutkan untuk mengganti pnggilan terhadap dirinya."makasih kak?" jawab nya denga tersenyum.
ditempat lain irfan sedang bingung karena dia tak bisa menghubungi giska padahal dia ingin menyampaikan tentang nani."akh..giska hp nya pakai ga aktif segala lagi terus gue ngomongin hal ini gimana?mana gue juga ga tau lagi tempat tinggal giska sekarang?eh..apa mungkin dia ada dikantornya andra,coba deh gue datang kesana?" Katanya.
Setengah jam kemudian irfan datang kekantor andra,tapi usahanya sia - sia dia tak menemukan giska disana bahkan juga andra yang notabennya adalah satu - satunya orang yang ingin dia tanyai soal giska.namun dia berinisiatif meminta nomor hp andra kepada salah seorang karyawan yang ada disana.setelah mendapatkannya dia langsung menghubungi andra untuk mencari tau keberadaan giska.
Andra yang tengah menemani tania dan dinda didepan ruangan ibu tari tiba - tiba dikagetkan oleh suara telfon dari hpnya.dengan segera dia menggangkat panggilan telfon tersebut."halo" sapa andra."dra halo dra ini gue irfan?" Kata nya."irfan??ngapain loe telfon gue?" Herannya."gue mau tanya soal giska nih,loe tau ga dia ada dimana soalnya ada hal penting yang mau gue omongin kedia?" Tanya irfan.
"Kebetulan giska lagi sama gue kita sekarang lagi ada dirumah sakit medika soalnya tadi ibu tari mengalami kecelakaan?" Jelasnya."oke?gue datang kesana ya?" Kata irfan yang langsung mengakhiri telfonnya.
Beberapa menit kemudian sampailah irfan dirumah sakit medika dengan segera dia menanyakan ruang rawat ibu tari kepada salah seorang perawat disana.disisi lain tania sedang tertunduk lemas memikirkan keadaan mamanya didalam ruang rawat,dinda memberikan ketenangan kepadanya dengan memegang tangannya.
"GISKA?!" terdengar suara teriakan seseorang yang memanggil giska dari kejauhan.orang itu pun langsung menghampiri giska,dinda dan andra."irfan?!" Heran giska ketika melihat dia ada dirumah sakit."hah..hah..hah.." irfan mencoba mengatur nafasnya yang terengah - engah karena berlarian tadi.
"Untung lah gue bisa nemuin loe disini gis?" Katanya."ada apa si fan?terus loe tau dari mana gue ada disini?" Tanya nya."gue tau dari andra?singkat aja ya,gue tau siapa orang yang udah bikin celaka ibu tari?" Katanya.
"loe tau siapa dalang dari semua ini?" Tanya damar yang baru saja keluar dari ruangan mamanya bersama papanya."cepat katakan siapa yang udah ngebuat mama gue begini hah?!" Katanya lagi sambil mencengkram dan mengguncang - guncangkan bahu irfan."tenang damar?" pinta papanya.
"I-iya gue cerita tapi lepasin dulu dong tangannya ini,sakit tau?" Pintanya.damar pun segera melepas kedua tangannya dari bahu irfan,setelah merasa tenang irfan menceritakan apa yang sebenarnya.
"tadi gue liat nani dijalan gue penasaran karena liat dia jalan dengan tergesa - gesa akhirnya gue ikutin dia.pas gue lagi ikutin dia ga sengaja gue dengar kalau dia itu mau celakain loe gis tapi malah yang kena ibu tari makanya dia ngerasa kesal banget?" Jelasnya.
betapa kagetnya tania saat mendengar penjelasan irfan tadi."Loe serius fan?jadi..jadi ka nani yang lakuin ini semua fan?" Tania masih tak percaya dengan kabar ini.setelah mendengar cerita itu damar langsung pergi dari sana.sempat dirinya dihadang oleh papanya akan tetapi damar tetap melanjutkan perjalanannya.
"Pah aku mau pergi juga ya aku tau kemana kak damar akan pergi?" Pamit tania."aku ikut?" Pinta andra dan dinda secara bersamaan lalu mereka pun pergi mengejar damar."lah..lah..lah..kenapa gue jadi ditinggal gini si?wah habis manis sepah dibuang,pak kalau gitu saya ikut kejar mereka deh pamit dulu ya?" Katanya sambil menyalimi pak agung.
Dengan kecepatan penuh andra melajukan mobilnya untuk mengejar mobil damar yang berada didepannya.setelah lama kedua mobil itu saling mengejar akhirnya mobil - mobil tersebut berhenti disebuah rumah yang tak asing bagi mereka semua.rumah tersebut adalah rumah kediaman keluarga pak sobri.damar langsung keluar dari mobilnya begitu juga dengan andra dan yang lainnya.
"Dukk..dukk..dukk" damar mengetok pintu rumah tersebut dengan kasar."NANI?!NANI?!BUKA PINTUNYA NANI!!" teriak damar.ibu wulan dan pak sobri yang berada didalamnya merasa terganggu akan hal itu lalu mereka memutuskan untuk mengecek siapa yang bertamu kerumah mereka dengan cara seperti itu.
"Kak damar jangan teriak seperti itu ga enak sama tetangga?" Pinta tania kepada kakaknya."maaf tania aku ga bisa tenang setelah tau siapa orang yang udah bikin celaka mama?" Tegas damar.ketika tania dan damar berbicara tiba - tiba saja pintu rumah itu terbuka secara perlahan.
"kalian??ko ada disini?" tanya pak sobri.namun Damar tak menjawab pertanyaan dari pak sobri dia malah langsung memasuki rumah itu tanpa permisi kepada ibu wulan dan pak sobri yang sudah membukakan pintu untuk mereka."dimana nani!!" Tanya damar dengan marah."a-ada apa ini ko nak damar cari nani segala?" Pak sobri balik bertanya kepada damar.
"Kedatangan saya kesini buat menangkap nani?!" Jawabnya sambil menatap kedua pasangan didepannya itu dengan tatapan tajam."apa??tapi kenapa??giska coba jelaskan sama ibu nak apa yang terjadi?" Ibu wulan terlihat sangat bingung dan takut."bu?kak nani...dia...dia udah mencelakai ibu tari sampai ibu tari koma dirumah sakit?" Jelasnya.
"NANI!!KELUAR KAMU!!AKU TAU KAMU ADA DIDALAM!!PERCUMA KAMU BERSEMBUNYI!!CEPATT KELUAR NANI!!" Teriak damar sambil mencari keberadaan nani dirumah itu."damar itu nani?" Kata dinda yang melihat nani keluar dari sebuah ruangan.
"BERHENTI?!ATAU KAMU AKU TEMBAK SEKARANG JUGA?!" tegas damar sambil menodongkan sebuah pistol kepada nani.tania tak tega melihat kedua orang tua yang selama ini merawatnya terlihat sedih dengan kejadian didepan mata mereka.maka dari itu dengan segera dia menghadang kakaknya.dia sekarang berdiri tepat dihadapan damar sambil merentangkan kedua tangannya untuk melindugi nani.
"Tania kamu apa - apaan si?!cepat pergi dari sana?!kamu tau kan nani itu orang jahat dia berusaha mencelakai kamu sampai - sampai mama yang jadi korbannya?" Kata damar.tapi tania tidak menggubris perkataan dari kakaknya itu dia tetap ingin melindungi nani.
"Aku tau kak orang yang dibelakang aku ini adalah orang yang menyebabkan mama masuk rumah sakit,tapi bagaimana pun juga dia ini tetap kakak aku,aku ga mau terjadi sesuatu dengan dia.sekarang aku tanya apa dengan cara kak damar melukai kak nani ini akan membuat mama sadar dari koma hah?!aku mohon jangan perlakukan kak nani seperti ini kasihan ayah sama ibu?" Tania memohon kepada kakaknya."Damar??ini semua bukan sepenuhnya salah aku,yang menabrak mama kamu itu bukan aku tapi gofur?" Katanya.
Share this novel