bab 76

Romance Completed 2182

"Kayaknya akhir - akhir ini waktu kamu itu lebih banyak dikantor deh dibanding dirumah sama aku?" Tania merasa cemburu karena andra lebih perduli dengan pekerjaannya dibanding dirinya yang sedang hamil.mengetahui bahwa istrinya kini sedang merajuk maka andra langsung memberikan pengetian kepadanya.

andra mengecup singkat kening tania lalu memandangi wajah tania yang masih menyandar pada dadanya."bukan begitu sayang,aku harus selesaikan semua pekerjaan aku dikantor sebelum aku cuti.kan kasihan papa kalau disaat aku cuti nanti aku meninggalkan pekerjaan yang banyak untuknya?" Jelasnya lalu tersenyum manis kepada tania.

"Oke?" Tania mencoba mengerti keadaan andra."kita turun yuk sarapannya udah siap?" Ajak tania.dia dan andra pun langsung berjalan menuju pintu kamarnya tapi baru saja beberapa langkah terdengar suara jeritan tania."aarrgh.." teriaknya sambil mencengkram lengan andra.

dia langsung menoleh kearah tania yang sedang mengerang kesakitan."Kamu kenapa sayang?" Cemasnya.tapi tania tak menjawab pertanyaan andra,tak lama terdengar lagi suara teriakan tania dan kali ini tubuh tania secara perlahan turun kebawah sehingga saat ini dia duduk dilantai dengan kaki selonjoran."sakit dra??aaww..perut aku sakit?" rengeknya dengan tangannya memegangi perut buncitnya itu.

"Pe- perut kamu kenapa?ap-apa yang...?jangan - jangan kamu...kamu mau melahirkan?" Kata Andra yang semakin panik.dengan segera dia memanggil orang - orang yang ada dirumah untuk menolongnya.mendengar suara teriakan andra ibu tari,pak agung,oma,dinda dan damar langsung pergi kekamar tania.

"Tania?andra tania kenapa?" Tanya ibu tari yang keget ketika melihat tania duduk dilantai sambil menahan sakit."mah,pah kayaknya tania mau melahirkan sekarang deh?" Jawab andra."ya udah kalau gitu kita langsung bawa tania kerumah sakit aja?" Kata damar.andra pun langsung menggendong tubuh tania,dia dan yang lainnya keluar dari kamar tersebut.

Namun disaat mereka berada didekat pintu utama hal yang tania rasakan ternyata dirasakan juga oleh dinda."aww..damar?aku..perut aku sakit nih?" Kata nya.damar langsung menatap dinda dan memegangi perut buncit dinda."sayang perut kamu sakit?ya ampun jangan - jangan kamu mau melahirkan juga sama kaya tania?" Tebak damar dan dinda menjawab dengan anggukkan kepala.

"Andra?damar?sebaiknya kalian langsung bergegas kerumah sakit papa,mama sama oma kamu akan nyusul sekalian papa telfon papanya andra,pak sobri dan orang tua dinda?" Jelasnya.andra dan damar menuruti perintah pak agung dengan tergesa - gesa mereka berjalan menuju mobil andra.

Setelah mereka semua sudah masuk kedalam mobil andra pun langsung melajukan mobilnya itu dengan kecepatan tinggi."Aaa..!!" Teriak tania dan dinda secara bersamaan membuat andra yang sedang mengendarai mobil jadi panik.rasa mulas yang mendera mereka sangat lah kuat sampai - sampai tania dan dinda tak bisa diam dalam duduknya.

"Tin..tin.." andra membunyikan klakson mobilnya untuk memberitau kendaraan yang didepannya agar melaju dengan cepat.untung saja pengendara mobil itu pengertian sehingga mobil didepan andra melaju dengan cepat dan tidak menghalangi andra lagi.

tapi tak lama kemudian mobil andra berhenti."akh..sial?!pakai lampu merah segala lagi?!" Kesalnya.damar yang melihat dinda yang terus menerus mengerang kesakitan segera menyuruh andra untuk terus melajukan mobilnya.

"Dra?!ayo dong cepetan?!dinda udah kesakitan nih?" Perintah damar."loe ga liat apa ini lagi lampu merah masa iya gue trobos gitu aja si?emang loe mau kalau kita ditilang hah!?" Jawabnya dengan nada kesal."Aahh?!" Tania kembali menjerit dan itu membuat andra panik."sayang kamu yang sabar ya?" Andra mencoba menenangkan  tania.

"Ayo dong dra jalanin mobilnya,emang loe mau liat mereka melahirkan disini hah?!udah loe trobos aja lampu merahnya?!" Pinta damar,fikiran damar saat ini kacau jadi dia tak sadar kalau telah memberikan saran yang salah kepada andra mengingat dulunya damar adalah seorang polisi dan dia begitu pantang melanggar peraturan lalu lintas.

"arrggh?!" teriak andra sambil mengacak - acak rambutnya.kali ini andra bingung disatu sisi tania dan dinda harus secepatnya dibawa kerumah sakit tapi disisi lain dia juga tak mungkin melanggar rambu lalu lintas.dia sekarang semakin dibuat frustasi dengan kondisi yang seperti ini.

Perlahan dia mengatur nafasnya untuk menenangkan dirinya sendiri setelah itu dia bersiap - siap melajukan mobilnya."oke,hitungan mundur 3..2..1..?" Andra berbicara dengan dirinya sendiri."pegangan?" Perintah andra kepada tania dan yang lainnya lalu dia melajukan mobilnya secepat mungkin menerobos lampu merah itu.

Untuk kali ini dia terpaksa melanggar rambu lalu lintas ini semua dia lakukan untuk tania dan dinda.untung saja saat itu mobilnya tak terhalang oleh kendaraan lain jadi dia lebih gampang untuk melarikan diri.tapi sial baru saja mobil andra melaju beberapa meter tiba - tiba terdengar suara sirene motor polisi.

Andra melihat kearah kaca spion mobilnya disana terlihat seorang polisi mengendarai motor sedang mengejar mobilnya.andra sangat faham sekali pasti polisi itu mengejar mobilnya untuk ditilang.kini polisi itu sudah berada disamping kanan mobil andra dan dia mencoba menghadang mobil andra tapi andra berusaha untuk kabur dari kejaran polisi itu.seperti pepatah sepandai - pandainya tupai melompat pada akhirnya dia akan terjatuh juga,sama seperti andra sepintar - pintarnya dia menghindar tetap saja polisi itu bisa menghadangnya.

Yuupz..saat ini mobil andra berhenti karena motor polisi itu sudah berada tepat didepan mobilnya.polisi itu pun turun dari motornya lalu berjalan mendekati pintu mobil andra setelah itu dia mengetuk kaca mobil tersebut.andra pun langsung membuka kaca mobilnya dan menatap pak polisi itu dengan raut wajah ketakutan dan bersalah."selamat pagi pak?" Sapa pak polisi itu dengan tangan yang memberi hormat kepada andra.

"Pa..pagi pak?" Jawab andra dengan terbata."bisa anda tunjukan sim dan surat - surat mobil anda?" Pinta pak polisi itu.dengan segera andra mengambil dompet yang ada disakunya lalu mengeluarkan apa yang diminta pak polisi itu."maaf pak,anda saya tilang karena anda telah melakukan pelanggaran yaitu menerobos lampu merah?" Tegasnya.

Baru saja andra akan menjelaskan kepada polisi itu tapi damar sudah membuka suara."maaf pak kita sama sekali ga bermaksud untuk melakukan pelanggaran.tapi ini urgent?!istri - istri kami mau melahirkan dan harus secepatnya dibawa kerumah sakit makanya kami tadi terpaksa menerobos lampu merah?" Jelas damar.

Polisi itu melihat kearah dinda yang duduk dibangku belakang bersama damar setelah itu dia melirik sekilas kearah tania yang duduk disamping andra.lalu polisi itu berjalan kesisi pintu didekat tania dan meminta tania untuk membuka kaca mobilnya.

Dia menatap tania dan dinda secara intens sesekali dia fokus terhadap perut buncit kedua wanita itu."kalian fikir saya bisa ditipu dengan cara pura - pura hamil dan melahirkan seperti ini hah?!kalau memang begitu cara berfikir kalian,maaf??cara kalian sudah basi?" Tegasnya.

"Tapi pak kita lagi ga sandiwara?" Kata andra berusaha meyakinkan polisi tersebut.tania merasa kesal dengan polisi itu karena telah menghalanginya serta membuatnya merasakan sakit lebih lama.maka dengan cepat tangan tania meraih kerah baju polisi itu lalu menariknya dengan paksa.

sesaat polisi itu meringis kesakitan karena kepalanya terbentur dengan sisi atas mobil tapi tania tidak memperdulikan itu semua.yang ada dibenaknya saat itu adalah membentak dan memarahi poisi yang telah membuatnya sengsara.

"PAK!!SAYA SAMA KAKAK IPAR SAYA MEMANG MAU MELAHIRKAN!!APA BAPAK GAK LIAT EKSPRESI KESAKITAN KITA BERDUA HAH?!BAPAK MAU TANGGUNG JAWAB KALAU KITA BERDUA MELAHIRKAN DIMOBIL INI??!KALAU BAPAK MASIH MAU MENGHADANG KAMI MAKA KAMI AKAN MENUNTUT BAPAK,NGERTI?" bentak tania dengan memberikan tatapan tajam kepadanya sambil terus - terusan menarik kerah baju polisi itu.

Andra berusaha meredam emosi tania tapi sangat sulit karena emosinya tania sekarang ini sedang berada dipuncaknya.polisi yang dibentak oleh tania menjadi ciut nyalinya,syok..itulah yang dirasakannya karena baru pertama kali ini dia dibentak oleh seorang perempuan maka dari itu dia segera membebaskan mereka dari tilang."ba-baik m-ba ka-kalau gitu ka-kalian segera lanju-utkan perjalanannya?" Katanya dengan ketakutan.

Setelah itu tania pun melepaskan cengkraman tersebut,dengan cepat polisi itu berlari kearah motornya lalu segera menaiki dan menyalakan motornya kemudian pergi meninggalkan mereka semua."kamu liatin apa hah?!cepat jalan?!" Pinta tania dengan kesal karena dia melihat andra berdiam diri sambil memperhatikan polisi tadi.

Mendapat perintah yang seperti itu andra pun melajukan kembali mobilnya.sesampainya dirumah sakit tania dan dinda langsung ditangani oleh beberapa dokter dan suster."damar?gimana dengan dinda mar?" Tanya ibu lia mama dari dinda yang baru saja datang bersama suaminya beserta keluarga damar,andra dan keluarga pak sobri.

"Dinda dan tania sedang ditangani didalam mah,kita berdoa aja semoga proses persalinan mereka berjalan dengan lancar?" Katanya.satu jam sudah mereka semua menunggu di depan ruangan tempat tania dan dinda ditangani tapi para dokter itu belum juga keluar dari sana.

Rasa cemas dan takut menyelimuti mereka semua,damar dan andra terlihat sedang mundar - mandir dengan mulut tak berhenti komat - kamit melontarkan doa untuk istri mereka yang sedang berjuang didalam sana.

"Owe..owe.." terdengar suara tangisan bayi yang berasal dari dalam.senyum pun tampak diwajah mereka setelah mendengar suara tangisan bayi."alhamdulillah" kata mereka secara bersamaan dengan wajah yang senang.tak lama dokter - dokter itu pun keluar dari dalam ruangan tersebut.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience