"Pagi Boss. Mr. Grey sudah datang." Lukman memberitahu Darren kedatangan relasi bisnis Darren dari London.
"Apa kabar Tuan Darren senang bertemu Anda. I'm so sorry, Saya mendengar Tuan baru saja mengalami musibah? Bagaimana kondisi Anda sekarang?" Mr. Grey berempati atas kejadian yang dialami Darren.
"Silahkan duduk Mr. Grey. Ya, saat ini Saya sudah baik-saja seperti yang Mr. Grey lihat. Kalau boleh Saya tahu ada apa Mr. Grey hingga jauh-jauh terbang kesini. Seharusnya Saya yang kesana." Mr. Grey sudah menjadi relasi lama perusahaan sejak Daniel memimpin. Usia Mr. Grey bahkan lebih tua sedikit dari Daniel, Daddy Darren.
"Aku masih sehat dan sanggup kalau London - Jakarta. Aku sengaja datang langsung menemuimu untuk mengenalkan penggantiku. Mendengar Tuan Daniel sudah pensiun, Aku pun ingin mengikuti jejaknya." Mr. Grey duduk santai di sofa ruang kerja Darren.
"Saya senang dan merasa terhormat Mr. Grey sampai harus datang kesini untuk mengenalkan pengganti Mr. Grey. Kalau boleh tahu siapa?"
Darren pernah diceritakan oleh Daddy Daniel bahwa tak sekalipun Darren mendengar Mr. Grey menikah dan punya anak. Namun mungkin saja Daddy Daniel lupa menceritakan atau Darren yang sering tak mengingat hal yang menurutnya penting.
"Silahkan Nona, Mr. Grey dan Tuan Darren ada di dalam." Lukman datang bersama seorang perempuan berwajah cantik, bule, tinggi, berbadan layaknya gitar spanyol, dan pakaian yang sangat membuat mata pria mampu melihat tanpa berpaling.
"Hai Sayang, kesini. Dad akan mengenalkanmu dengan Tuan Darren. Tuan Darren ini putri Saya Chaterine."
"Chaterine Grey."
"Darren Harold"
Chaterine menjabat tangan Darren menatap nakal pada pria yang berada dihadapannya.
"Dia sangat tampan. Aku bisa jatuh cinta lama-lama." Batin Chaterine.
Darren melepaskan tangannya dari Chaterine yang masih saja menggenggam dengan tatapan yang seakan siap memangsa Darren.
"Kalau bukan putri Mr. Grey, Aku sudah usir perempuan ini!" Batin Darren tak suka dengan tatapan Chaterine dan gelagat nakalnya.
"Seterusnya Chaterine yang akan bekerjasama dengan Tuan Darren, Saya berharap hubungan bisnis Kita yang sudah sejak lama tetap terjalin oleh Kalian berdua." Mr. Grey dengan tatapan penuh arti melihat gelagat Chaterine pada Darren.
"Aku tak sabar ingin segera bekerjasama dengan Tuan Darren. Sekaligus ku harap Tuan Darren tidak keberatan untuk mengenalkanku dengan kebiasaan disini." Chaterine menyilangkan kaki jenjangnya memperlihatkan paha mulusnya yang terekspose karena rok Chaterine yang begitu pendek.
"Maklum saja Tuan Darren, Chaterine baru kali ini menetap di Indonesia, jadi Ia belum tahu bagaimana keadaan disini. Saya harap Tuan Darren tidak keberatan untuk menjadi teman Chaterine." Mr. Grey dengan penuh harap.
"OMG! Sekarang saja Aku sudah muak lihat gerak geriknya bagai cacing kepanasan!" Batin Darren.
"Saya rasa Nona Chaterine akan terbiasa. Lagi pula Indonesia begitu terkenal di dunia, semuanya bisa diakses dari internet dan sosial media. Jadi, tidak perlu harus Saya yang memberitahu, Nona akan cepat memahami sendiri." Dengan halus Darren sebetulnya secara tersirat menolak dekat dengan wanita ulet keket dihadapannya.
"Sepertinya Kau harus sedikit berusaha Chaty?" Mr. Grey tersenyum pada Chaterine.
"Sialan nih cowok! Berani nolak Gw! Belum tahu Chaterine punya 1000 cara membuat Kamu bertekuk lutut Darren!" Batin Chaterine dengan masih tersenyum pada Darren.
"Anyway, untuk kerjsama proyek yang kemaren Kita bicarakan sepenuhnya sudah dengan Chaterine. So, jika ada perkembangan apapun mulai sekarang Tuan Darren bisa menghubungi Chaterine. Karena Aku sudah pensiun. Bukan begitu Sayang?" Mr. Grey menatap kearah Chaterine.
"Sure Dad. Kau istirahat dan bersenang-senanglah. Aku pastikan, Aku dan Tuan Darren bisa berkolaborasi dengan baik." Chaterine kembali menatap dengan tatapan nakal pada Darren.
"Kalau begitu Aku permisi dulu, silahkan Kalian lanjutkan meetingnya." Mr. Grey bangkit dan segera pamit.
"Kenapa terburu-buru Mr. Grey." Darren semakin tak nyaman bila ia hanya berdua dengan si ulet keket.
"Aku sudah janji akan bermain golf dengan kawanku. Silahkan kalian lanjutkan meetingnya.
Sepeninggal Mr. Grey, Darren sengaja memanggil Lukman asistennya karena berdua dengan ulet keket Darren ngeri sendiri.
Bagaimanapun Ia pria dewasa yang normal. Sementara wanita dihadapannya memakai pakaian kurang bahan. Meski Chaterine bukan tipe wanita yang Darren sukai.
"Saya rasa sudah selesai bahasan Kita. Selanjutkan asisten Saya akan menghubungi Anda Nona Chaterine." Darren berdiri agar sang tamu sadar diri untuk segera pergi.
"Sebagai pertemuan pertama Kita sebagai relasi bisnis, bisakah Kita makan siang bersama? Aku ingin mencicipi kuliner Indonesia." Chaterine dengan nada bicara yang manja.
Chaterine ikut berdiri melangkah maju semakin dekat di hadapan Darren.
Darren tak nyaman dengan tingkah agresif Chaterine.
"Maaf Nona Chaterine Saya sudah ada janji hari." Darren segera menolak dengan alasan.
"Oh begitu. Baiklah. Next time Aku akan mengajakmu, dan jangan menolak. Karena Aku paling tidak suka rekan bisnis yang banyak penolakan." tatapan Chaterine sedikit penuh intimidasi seakan memberitahukan kekesalannya akan penolakan Darren.
"Saya juga tidak suka, jika rekan bisnis Saya terlalu menekan dan Maaf next time pakailah pakaian yang lebih sopan, karena ini kantor, bukan Club!" Darren pantang di ancam terlebih oleh perempuan yang sejak awal ia tidak suka.
Kini jarak antara Chaterine dan Darren hanya sebatas 2 jengkal.
"Kau takut tergoda dengan pakaianku seperti ini? Ok, Aku permisi Tuan Darren." Chaterine dengan sudut bibirkan menyungging memakai kacamatanya sebelum keluar dari ruangan Darren.
"Boss, ga panas dingin kan?" Lukman melihat Darren yang masih berdiri.
"Bukan panas dingin, tapi kesambet Lukman! Ah, hari yang menyebalkan." Darren merenggangkan dasinya menahan kesal.
"Hati-hati Boss tergoda oleh Nona Chaterine yang seperti gitar spanyol!" Lukman malah membuat Darren bertambah kesal.
"Tergoda gundulmu! Melihatnya saja rasanya aku ingin mengambil garam dan cuka dan kusiram padanya! Kau tidak lihat sikapnya seperti ulet keket begitu! Huh!"
"Waduh, gatel dong Boss kalau kena ulet keket! Tapi sungguh Boss tidak tertarik? Seksi dan wuh!" Lukman dengan gerakan tangan membentuk gitar spanyol.
Melihat asistennya yang meledek Darren memilik menimpuk Lukman dengan pulpen.
"Ya ampun Boss. Gitu aja marah! Pulpen ya jangan di lempar Boss. Kalau lempar Nona Chaterine ke Saya baru tuh Saya bahagia!"
"Sudah keluar sana. Ambil kalau perlu dan sekalian kau bawa perempuan ulet keket itu jauh-jauh dariku!" Darren mengusir asistennya yang sudah kepincut Chaterine.
"Ah iya Saya lupa Boss kan sudah Bucin Akut sama Dokter Mikha."
"Kau, sudah bosan bekerja denganku, huh!" Darren yang semakin emosi dengan ucapan Lukman terus meledeknya.
"Ok, Boss. I'm so sorry. Boss jangan lupa siang Kita akan ke Korea Selatan." Lukman mengingatkan.
"Iya Aku ingat. Sudah sana. Aku bosan melihatmu!"
Share this novel