Patah Hati

Romance Series 4504

"Dad, sedang sibukkah?" Divya yang berada di pintu ruang kerja Daddy Daniel.

"Kemari Sayang." Daddy Daniel membuka kacamatanya tersenyum melihat putri tercintanya datang menghampiri.

Divya merangkul Daddy Daniel menyandarkan kepalanya di bahu sang ayah.

"Putri Dad sudah dewasa, masih manja saja!" Daniel paham betul jika perasaan Divya sedang galau.

Sejak kecil Divya yang ceria, energik dan tak pernah terlihat murung tapi jika Divya gundah maka Daniel tempat Divya berkeluh kesah mencurahkan segala perasaannya.

"Ada apa sayang? Cerita sama Dad!" Daniel mengurai pelukan sang putri sambil menatap wajah sendu putrinya.

"Boleh aku kembali ke RS Oma?" Divya ingin balik keluar negeri praktek di RS milik Omanya lagi.

"Loh, ada apa? Mommy ingin kita semua berkumpul. Cerita pada Daddy?" Daniel membawa putrinya duduk di sofa agar lebih nyaman.

"Aku hanya lebih nyaman di sana Dad." Divya masih menutup rapat.

"Apakah karena seseorang?" Daniel menatap netra putrinya yang memiliki buku mata lentik.

"Tidak. Aku hanya lebih cocok disana. Boleh ya Dad?" Divya sepertinya serius dengan permintaannya.

"Kamu tidak sedang menghindari seseorang kan?" Daniel ingin putrinya berbicara jujur.

"Ada! aku ingin bebas dari mantan-mantanku." Divya berbohong.

"Nakal! Dad tidak sedang bercanda. Berikan Dad alasan?" Daniel mencubit hidung putrinya.

"Kesempatanku disana lebih baik. Dan aku lebih mandiri." Divya mencari alasan logis.

Daniel menarik nafas panjang.

Entah ia harus bagaimana.

Satu sisi perasaan tidak bisa dipaksakan.

Namun melihat putri kecilnya yang kini dewasa dan jatuh cinta lalu patah hati rasanya hati Daniel sakit.

Divya terlihat sering bergonta ganti pacar atau gandengan atau TTM apalah sebutannya.

Semua hanya Divya anggap sekedar senang-senang tidak serius.

Berbeda dengan Dokter Arjuna. Divya benar-benar jatuh cinta.

Sebenarnya alasan Divya kala Mommy Syahla memintanya balik ke Indonesia karena ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Arjuna.

Saat tahu RS tempat ia akan praktek dipimpin oleh Arjuna dengan mantap Divya menuruti keinginan Mommy Syahla untuk kembali ke tanah air.

Divya yang memang menyukai Arjuna sebenarnya selalu berusaha dekat dan menarik perhatian Arjuna.

Sayangnya sikap Arjuna yang biasa saja menganggapnya tak lebih dari sekedar rekan sejawatnya sama seperti lainnya.

Namun semua berbeda saat kehadiran Mikhayla.

Seolah Arjuna terbius oleh Mikhayla.

Seringnya Divya mendapati tatapan Arjuna yang penuh perasaan pada Mikha membuat hati Divya sakit.

Berulang kali Divya coba menepis dan mengabaikan.

Tapi berulang kali pula rasa sakit itu harus Divya rasakan saat Arjuna dan Mikhayla berinteraksi.

Cara Arjuna berbicara, Cara memandang, bahka terakhir Divya tidak sengaja melihat keduanya ada di sebuah Cafe dan keduanya begitu dekat.

Arjuna yang memegang tangan Mikhayla dengan posisi keduanya begitu dekat tak bisa lagi dipungkiri mereka mungkin saja ada hubungan.

Setiap hari bertemu keduanya membuat Divya sulit mengontrol rasa sakit di hatinya.

Baru kali ini Divya jatuh cinta yang sebenarnya namun langsung patah hati.

Divya tidak mau mengatakan yang sejujurnya pada orang tuanya bahkan dengan Devano adiknya yang biasanya mereka saling bercerita, Divya enggan jujur.

Karena ia tak mau sampai orang tahu perasaannya pada Arjuna.

"Bagaimana Dad?" Divya menatap wajah Daniel.

"Sayang, Daddy memang sudah sehat. Namun ada ketakutan Daddy akan penyakit itu datang lagi. Apakah kamu tidak mau menjadi dokter pribadi Daddy?" Daniel dengan senyuman mencoba membuat alasan agar putrinya tetap tinggal.

Divya tentu tak tega dan ia masih ingat betul bagaimana paniknya dan hancur hatinya saat tahu Daniel mengidap kanker meski ia sendiri Dokter yang memiliki kapabilitas dibidang tersebut.

"Daddy punya Dokter terbaik. Dokter Arjuna pasti akan siap kapanpun bila pasiennya memerlukan." Divya sedikit berat mengucapkan nama yang ingin segera ia hapus dari hatinya.

"Tentu rasanya akan berbeda karena kamu adalah putri Dad sayang. Pikirkan baik-baik. Daddy membutuhkanmu." Daniel menggenggam tangan putrinya.

Berat hati Divya.

Terlebih jika Daniel sudah mengatakan seperti itu.

"Baiklah Dad. Anggap saja apa yang tadi aku katakan bukan untuk saat ini. Sekarang aku akan menjaga Dad, dan akan menjadi Dokter pribadi Dad! Aku kembali ke kamar ya Dad. Good Night Dad!" Divya mengecup pipi Daniel sebelum ia keluar ruangan kerja Daddynya.

"Good Night Sweet Heart!"

Ponsel Divya berdering.

Terlihat telpon dari Tama.

Divya memilih membiarkan saja tak menjawab.

Tring!

Pesan WA masuk ke HP Divya.

Tertulis dari Sakha.

Divya meraih HP nya memilih menonaktifkan ponselnya dan ia memilih memejamkan matanya meski sebatas terpejam tanpa lelap.

Di Kediaman Abimanyu

"Juna, bisa Papa bicara?" Abimanyu saat melihat Arjuna sedang duduk di balkon kamarnya.

"Ada apa Pa?" Arjuna menatap Papanya yang kini berdiri dihadapannya.

"Bagaimana jika Papa menjodohkan kamu dengan putri Tuan Daniel?" Abimanyu to the point.

"Maksud Papa, Dokter Divya?" Arjuna mengerurkan dahinya.

"Ya. Kita kenal baik dengan Tuan Daniel. Papa dan Tuan Daniel juga sama-sama ikut mendirikan RS tempat kalian sekarang. Papa berpikir apakah tidak sebaiknya kamu dan putrinya bisa bersama. Kita akan menjadi keluarga." Abimanyu menatap ekspresi wajah Arjuna.

"Juna belum memikirkan soal pernikahan. Juna harap Papa mengerti."

"Papa tidak meminta kamu secepatnya, tapi pikirkan apa yang baru saja papa katakan." Abimanyu meneouk bahu putranya sebelum meninggalkan Juna yang masih betah mencari udara segar di balkon.

Arjuna bukan tidak mengetahui kalau Divya memiliki perasaan padanya.

Tapi tak ada getar hatinya bila bersama Divya.

Perasaan berbeda saat pertama kali ia melihat Mikhayla.

Hati Arjuna berdesir dan terasa ingin memiliki.

Namun Arjuna ragu apakah yang ia salah mengartikan sikap Mikha yang tiba-tiba menggenggam erat tangannya.

Arjuna melihat kepanikan, kecemasan dan waspada dari raut cantik wanita yang berhasil menggoyahkan benteng tinggi dalam sanubarinya.

Tak dipungkiri oleh Arjuna bertemu Mikha di RS adalah kebahagiaan tersendiri bagi Arjuna.

Namun sikap Mikha yang biasa saja layaknya dokter pada atasannya membuat Arjuna ragu untuk jujur mengungkapkan perasaannya.

Terlebih tampaknya ada sesuatu antara Mikha dan Darren.

"Apakah aku harus jujur pada perasaanku pada Mikhayla?"

"Bagaimana kalau Mikhayla malah menjauh dan menghindariku?"

Terbersit nama Divya dalam benak Arjuna.

"Aku tahu kamu menyukaiku Divya, tapi hatiku tak bergetar oleh dirimu."

Arjuna melihat kontak WA milik Mikhayla.

Perempuan itu memasang foto di status WAnya yang menurut Arjuna begitu cantik.

"Mengapa dengan Darren aku lihat sisi lain dirimu, sedangkan saat kita bekerja bersama sikapmu begitu formal."

Arjuna menyugar kasar rambutnya seolah pening kepalanya.

*Cinta tidak pernah bisa memilih, Kapan dan Dimana ia akan melabihkan singgasananya.

Cinta juga tak mengenal waktu, hadirnya tiba-tiba bahkan sering tidak disadari oleh pemiliknya.

Cinta memang buta. Saat yang lain mengatakan dia jika hatiku memilihmu lantas harus bagaimana?

Cinta membuat lupa. Karena hanya namamu yang ada dalam ingatanku*

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience