"Nah ini dia yang kita tunggu-tunggu!" Mainaka dengan begitu gembira menggoda kedua tom & jerry yang sebentar lagi akan menjadi Dilan dan Milea.
Mikhayla dan Darren duduk diapit kedua orang tuanya masing masing.
Sementara adik dan kakak mereka tampak penasaran dengan jawaban apa yang akan diberikan oleh Mikhayla.
Melihat suasana menjadi canggung, Darren kembali buka suara.
"Ehem."
"Mikhayla Zalindra Permana apakah kamu menerima lamaranku meminta dirimu menjadi istriku, pendamping hidupku dan ibu bagi putra dan putri kita?"
Darren yang kini bangkit dari tempat duduknya, kini berlutut dihadapan Mikhayla disaksikan oleh kedua orang tua dan keluarga kedua belah pihak.
Darren menyodorkan kotak berwarna merah Marron di dalamnya sebuah cincin berlian cantik yang ia persembahkan untuk Mikhayla.
Tentu saja sikap manis dan romantis Darren saat ini bagaikan hujan dimusim kemarau.
Moment langka dan sepertinya Darren si Es balok dari Kutub Utara sudah mencair berganti Sinar matahari hangat yang menyinari bumi.
Mikhayla terpana dengan apa yang dilakukan Darren.
Sesaat lalu pria di hadapannya yang kini berlutut memegang kotak berisikan cincin masih mengesalkan dengan jahilan dan mulut pedasnya.
Tapi kini, bagaikan pangeran berkuda putih yang membangunkan sang putri dari tidur panjangnya.
Mikhayla menatap lamat-lamat wajah Darren yang kini tersenyum namun sorot matanya tak sabar menunggu jawaban dari putri cantik dihadapannya.
Melirik kedua orang tuanya dan kakak sulungnya, mereka dengan wajah mendukung apapun keputusan Mikhayla saat ini.
Mikhayla menatap kedua orang tua Darren dan dua orang yang akan menjadi calon adik iparnya kelak bila ia menerima lamaran Darren.
"Bismillahirrahmahnirahhim. Aku menerima lamaranmu, Darren."
Wajah cantik itu bersemu kemerahan rona pipinya menyiratkan malu-malu menunduk seakan tak sanggup menatap pria yang kini menjadi calon suaminya.
"Alhamdulillah." ucapan penuh rasa syukur seketika serentak terucap dari bibir semua yang menyaksikan.
Terlihat 2 pasangan baya yang kini tak bisa menutupi rasa haru bercampur bahagia.
Mommy Syahla memasangkan cincin di jari manis Mikhayla sebagai tanda Mikhayla menerima pinangan Darren putranya.
Mikhayla mencium tangan wanita baya yang kini berstatus calon ibu mertuanya.
Mommy Syahla memeluk Mikhayla mengusap lembut punggung wanita cantik yang telah menaklukan bongkahan Es sang putra sulung kebanggaan keluarga Daniel Harold.
"Sayang terima kasih, Mom bahagia sekali kamu mau menerima lamaran putra Mom yang seperti Es Balok itu. Mom yakin bersamamu Es Balok akan mencair menjadi susu cokelat yang manis dan hangat." Mommy Syahla dengan ucapannya yang sedikit terselip canda.
"Iya Mom." Mikhayla mengangguk tersenyum, lucu mendengar calon mertuanya memanggil Es Balok pada Darren.
"Tapi ingat ya, walaupun kalian sudah lamaran tetap harus jaga diri, ingat, belum Mahrom!" Abimana dengan tegas mengingatkan Darren.
"Ingat itu pesan calon ayah mertuamu. Dad tak akan segan memberikan hukuman padamu jika kamu berani macam-macam dengan calon menantu Dad!" ancaman Daniel meski diselingi tawa bahagianya.
"Darren kali ini kau tidak akan kontrol dan tanya jadwal praktek lagi kan?" ledek Mommy Tasya pada Darren teringat malam saat ia menjawab telp dari Darren di ponsel Mikhayla.
"Eh, iya Nyo, Mom." Darren jadi salah tingkah diledek oleh calon ibu mertuanya.
"Mikha, jangan sungkan. Jika Darren masih suka ganggu kamu, laporkan pada Daddy ya!" Daniel memeluk calon menantunya.
"Siap Dad!" Mikhayla tertawa.
"Hai, Calon Kakak ipar, duh senang deh! Akhirnya aku punya kakak perempuan, kamu tahu Mikha hidup diantara Es Balok dan Playboy Cap Badak ini sungguh melelahkan!" Divya memeluk Mikha, rekan sejawat yang kini sebentar lagi menjadi calon adik iparnya.
"Kamu bisa saja Div! Aku juga senang punya saudara perempuan." Mikhayla menerima pelukan hangat dari Divya.
"Apa kubilang, sejak awal aku tahu kalau Bi Dokter Cantik akan menjadi kakak iparku. Welcome to the family kak. Sekarang kak Mikha dapat bonus punya adik ganteng dan baik hatiku sepertiku!" Devano memeluk singkat calon kakak iparnya.
"Wah sepertinya bakal banyak DM gadis cantik yang mengidolakanmu Dev masuk ke IGku." Mikhayla menanggapi candaan Devano.
"Btw, makasi ya Kak sudah menerima kakakku yang sebeku kulkas 2 pintu, meski begitu sebenarnya Kak Darren baik hanya saja terkadang ucapannya itu sepedas richees level 10!" bisik Devano dan didengar Divya yang ikut setuju sambil tertawa.
Tentu saja kelakuan kedua adiknya berhasil membuat mata melotot Darren tertuju tanpa ampun pada Divya dan Devano.
"Tuh kakak lihat kan, duh untung Kak Mikha khilaf, jadi kau tidak jomblo lagi kak!" Devano semakin senang meledek Darren.
Kedua rekan bisnis yang biasanya bertemu hanya untuk keperluan bisnis kini sebentar lagi akan menjadi keluarga, kakak dan adik ipar.
"Apakah aku harus memanggilmu kak Naka?" canda Darren.
"Ya itu harus, Dek Darren!" Naka tertawa begitupun Darren.
"Bro, aku percaya kamu bisa menjaga Mikha. Kalau bisa hilangkan kebawelannya itu!" Naka tertawa dan Darren tersenyum senang karena mendapat kubu yang sama.
"Maaf, aku bukan bermaksud lancang mendahuluimu. Aku doakan agar kamu segera menyusul bersama Kanaya." Darren dengan serius mengingat ia mendahului kakak Mikha yang belum menikah.
"Tak masalah. Lagipula jodoh itu kan bukan berdasarkan urutan tapi datang disaat yang tepat. Bukan begitu?" Mainaka menepuk bahu Darren.
Darren menangkap sorot mata menerawang namun ia tak mau ikut campur persoalan pribadi Mainaka.
"Asik mengobrol jangan sampai lupa makan. Ayo, mari kita makan. Silahkan dicicipi hidangannya." Mommy Tasya mempersilahkan keluarga calon besannya untuk mencicipi sekaligus makan malam pertama kedua keluarga yang sebentar lagi jadi besan.
Suasana keakraban begitu terasa dari kedua belah pihak.
Canda Tawa serta obrolan berlanjut sekaligus membahas kapan dan bagaimana pernikahan keduanya akan dilaksanakan.
Seakan tak menemukan kendala, kedua keluarga tak menemukan kesulitan dalam menetukan kata sepakat seakan Allah felah memberika jalan bebas hambatan pada hubungan keduanya menuju janji suci sebuah maghligai pernikahan.
Bukan Mikha dan Darren namanya jika tidak ada ribut-ribut kecil.
"Kak please deh, nyebelinnya bisa dibuang dulu ga sih, Jangan sampai kakak iparku ini kabur gara-gara kelakuanmu!" Divya geleng kepala melihat kakaknya kembali ke mode awal layaknya Darren Harold si Es Balok dan Kaku.
"Kakak Ipar tenang saja, kalo calon suamimu menyebalkan, kau ingatkan kak Darren takut apa?" Devano menaikkan alis matanya membantu Mikhayla mengingat kejadian memalukan Darren yang fakut jarum suntik saat vaksin booster beberapa waktu yang lalu.
"Ah benar! Tenang saja. Aku dukung kamu Mikha. Selain itu kak Darren orang yang susah sekali disuruh minum obat. Tampaknya ia karma sendiri, kini calon istri seorang dokter!" Divya tertawa puas meledek kakak sulungnya.
Fakta baru yang Mikhayla bari saja ketahui soal Darren.
"Kalian ini rasanya bahagia sekali membuka semua aibku! Dasar adik tidak ada akhlak!" Darren kesal dengan kelakuan kedua adiknya yang kompak membuka semua aib-aib memalukan Darren.
"Oh iya Ka Milha satu lagi, Kakak harus kerumah kita, nanti aku akan kasih tahu lagi 2 rahasia yang tidak semua orang tahu. Tapi nanti saja aku kasih tahunya. Biar surprise!" Devano dengan tatapan jahilnya melirik pada Darren.
Senyum manis Mikhayla terpancar membius Darren menular pada Darren yang balik memandang Mikhayla dengan tatapan hangat penuh cinta.
Share this novel