Daddy Daniel sudah kembali sehat dan bisa melakukan kegiatan dan hobinya seperti sebelumnya.
Seperti hari ini Daniel bersama rekan-rekan sesama pebisnis yang tentu seusia kurang lebih sama dengannya tampak menikmati permainan golf meski usia mereka rata-rata tak lagi muda bahkan lansia.
"Apa kabar Tuan Daniel. Bagaimana kondisi Anda?" Abimana menyapa salah satu rekan bisnisnya.
"Alhamdulillah. Aku sudah sehat. Terima kasih telah turut mendoakan kesehatanku." Daniel menyalami uluran tangan Abimana.
Kedua asik berbincang.
Membicarakan kegiatan Mereka yang kini telah turun gunung dari kancah perbisnisan yang telah mereka serahkan kepada putra mereka masing-masing.
"Halo semua maaf kami telat." Abimanyu dan Jonathan baru bergabung.
"Aku pikir kalian tidak datang." sapa Abimana.
"Tuan Daniel, ku dengar Kamu baru selesai operasi. Bagaimana keadaanmu?" Abimanyu yang sesama pebisnis meski tidak kenal dekat.
"Alhamdulillah. Kondisi kesehatanku sudah pulih kembali. Aku berterima kasih, berkat putramu Dokter Arjuna Aku bisa sembuh seperti sekarang." Daniel memang mengetahui bahwa Dokter Arjuna adalah putra Abimanyu.
"Aku senang jika putraku bisa memberikan manfaat bagi banyak orang." Abimanyu merasa bangga dengan sang putra.
"Tuan Daniel. Senang melihat Anda sudah sehat kembali." Jonathan dengan wajah senang melihat rekan nya kembali sehat.
"Terima kasih Tuan Jonathan."
Para lelaki paruh baya itu duduk beristirahat setelah beberapa kali bermain.
"Usia terkadang tidak pernah bohong. Baru sebentar sudah terasa lelah. Padahal dulu saat muda kita bisa berlama-lama sampai matahari meninggi." Daniel menyandarkan tubuhnya di kursi membuka topi dan mengusap keringatnya.
"Betul sekali Tuan Daniel, rasanya baru kemarin kita semua melajang, kemudian menikah kini tidak terasa pantasnya kita sudah gendong cucu." Abimana juga menyetujui perkataan Daniel.
"Tuan Abimana sepertinya sudah ingin gendong cucu rupanya?" Abimanyu tersenyum.
"Tidak terasa ya jika dulu saat menunggu kehamilan istri terasa begitu membahagiakan, tapi kini sekedar terbayang menggendong cucu rasanya sangat bahagia." Jonathan dengan ucapannya.
Tawa pria paruh baya yang berada disana saat mendengar perkataan Jonathan.
"Bukankah putra putri kalian saling berhubungan?" Daniel bertanya Abimana dan Jonathan.
Abimana dan Jonathan tersenyum tidak menjawab langsung pertanyaan Daniel.
Jonathan sadar hubungan Putrinya Kanaya dengan Mainaka memang belum mendapat lampu hijau dari Abimana dan istrinya.
Jonathan tak bisa menyalahkan karena toh memang putrinya Kanaya yang sikapnya susah diatur berbeda dengan Kanara yang patuh dengan Jonathan dan Kania.
Termasuk pilihan Kanaya saat menjadi seorang model.
Jonathan dan Kania sebenarnya tak pernah mempermasalahkan soal pilihan karier kedua putrinya.
Keduanya membebaskan pilihan selama mereka menyukai.
Hanya saja Jonathan dan Kania tidak suka adalah pergaulan yang bebas Kanaya lakukan bersama para rekan modelnya dan Sering menerima job menjadi model seksi itulah yang membuat Jonathan dan Kania tidak suka bahkan sering menasehati putrinya.
Tapi sikap keras kepala Kanaya membuat Jonathan dan Kania menarik ulur agar Kanaya tidak kabur.
"Btw, Tuan Abimana kalau tidak salah memiliki seorang putri kan?" Daniel memastikan.
"Iya Tuan Daniel. Putri Saya juga praktek di Rumaj Sakit yang sama bersama dengan putra Tuan Abimanyu." Abimana menjelaskan.
"Oh begitu? Siapa nama putri Tuan Abimana?" Daniel semakin ingin memastikan.
"Mikhayla." jawab Abimana.
"Oh Dokter Mikha. Ya Saya mengenal putri Tuan Abimana. Saya juga berterima kasih. Karena putri Tuan Abimana juga ikut merawat Saya selama pengobatan kemarin bersama Dokter Arjuna. Kalian sungguh hebat dan pasti bangga memiliki putra dan putri yang bisa membantu memberikan jalan kesembuhan banyak orang termasuk saya." Daniel berterima kasih sekaligus mengutarakan rasa kagumnya.
"Tuan Daniel juga pasti bangga memiliki penerus seperti putra Tuan. Saya dengar putra Tuan kini seperti Tuan Daniel yang sangat gesit dan piawai dalam berbisnis." Abimana mengetahui sepak terjang Darren dari putranya Mainaka.
"Saya hanya memberikan kesempatan selebihnya biarkan mereka yang berinprovisasi sendiri." tawa Daniel.
Daniel tak memungkiri jika Darren putranya memang sangat bertangan dingin seperti dirinya saat muda.
Kecerdasan, Kejelian, Kewibawaan Darren kini dalam memimpin perusahaan membuat Daniel bangga akan kemampuan sang putra sulungnya.
"Selamat siang semua! Maaf sekali Saya baru datang. Tampaknya sudah selesai permainan kita?" Bhaskara yang baru tiba menyalami satu persatu rekan bisnis sekaligus teman main golf nya.
"Tuan Bhaskara, sayang sekali padahal Anda adalah si penakluk lapangan." Daniel yang memang kagum dengan kepiawaian Bhaskara dalam permainan golf.
"Bisa saja Tuan Daniel. Oh iya Saya senang melihat Tuan Daniel sudah kembali sehat." Bhaskara dengan wajah tersenyum.
"Terima kasih Tuan Bhaskara."
"Sekalian semua sedang berkumpul, Saya ingin mengundang semuanya untuk datang ke acara anniversary perusahaan Saya di weekend ini." Bhaskara yang merupakan pebisnis international dan sang istri juga seorang pemilik perusahaan media terbesar di negara ini.
"Kami akan datang." jawab semua para pria baya pada Bhaskara.
"Jangan lupa para nyonya dan putra putri kalian kami mengundangnya juga. Agar silahturahmi kita bisa tetap terjaga." Bhaskara mengingatkan.
Kedatangan Bhaskara yang paling telat membuat para pria baya itu memutuskan kembali kelapangan seolah energi mereka pulih kembali.
Sementara di tempat berbeda seolah mereka memiliki kontak batin sedang ada yang membicarakan.
"Kenapa telingaku Gatal sekali sih! Aku selalu bersih dan tak pernah jorok!" barin Darren ditengah-tengah sesi meeting bersama kliennya yang berasal dari Dubai.
"Boss kenapa menggaruk telinga? Gatal!" bisik Lukman asisten Darren.
Tidak menjawab tatapan melotot Darren mewakili jawaban tentu mampu membungkam mulut Lukman.
Sementara di Rumah Sakit
"Kenapa telingaku berdenging ya? Apa tadi masuk air saat mandi?" Mikhayla yang sedang memeriksa pasien berhenti sejenak merasakan telinganya bermasalah.
"Ada apa Dok Mikha?" perawat menanyakan.
"Tolong periksa jadwal praktek apakah dr. Dani hari ini ada praktek? Saya sepertinya harus memeriksakan telinga saya." Mikha yang meminta perawat mengecek jadwal praktek dr Dani spesialis THT rekan sejawat Mikha di Rumah Sakit.
"Baik Dok." perawat menekan extention poli THT menanyakan kesediaan dr. Dani.
Lokasi pemotretan
"Nek, ambilkan eike cotton bud dong!" Kanaya menghentikan sesi pemotretannya memanggil asisten Kanaya yang gesturenya kemayu.
"Nih Nek, Kenapose ye?" pria kemayu itu heran melihat Kanaya mengorek telinganya.
"Ga tahu beib, telinga Gw gatel tiba-tiba!" Kanaya masih mengorek telinganya dengan cotton bud.
"Jangan dicolok-colok begitu Nek, bisa sekong nanti! kecuali kalo di colok yang lain. Baru Endull!" entah apa yang di bayangkan Marina penggilan pria kemayu itu yang memiliki nama asli Marno.
"Dih otak Lo ya Mar!" Kanaya melotot pada Marina alias Marno.
Di Perusahaan Mainaka.
"Kenapa Boss?" asisten Naka melihat Bossnya menepuk telinganya.
"Ga tahu telingaku kenapa seperti ada uwing-uwing." Naka memejamkan mata karena tiba-tiba seakan ada suara ditelinganya.
"Boss kemasukan air ga?" asisten Naka mengira-ngira.
"Seingatku sih enggak. Biarlah nanti hilang sendiri!" Mainaka kembali melanjutkan pekerjaannya.
Nah kan! Kalian kontak batin sama Daddy kalian. Mereka lagi membicarakan kalian guys. Tapi tenang yang dibicarakan hal hal baik kok!
Share this novel