Andin, Dinda, Syahla, dan Gina kini bersua melepas rindu berkumpul bersama memanjakan diri di tempat favorit Mereka dimana lagi kalau bukan N'Beauty, sebuah Klinik Kecantikan Terkenal Seantero jagat raya. Tempat Artis, Sosialita dan Kaum Pejabat dari mulai Istri Sah hingga Ani-Ani Berkelas menikmati Treatment luar biasa yang hasilnya memuaskan dan gak kaleng-kaleng.
Para Wanita yang bersahabat sudah puluhan tahun dan telah memiliki putra putri yang sudah dewasa bahkan sudah pantas punya menantu dan cucu.
"La, Darren sekarang sudah netap di Indonesia ya?" tanya Dinda pada Syahla.
"Iya Mbak Dinda, Daddynya minta Darren buat nerusin perusahaan." jawab Syahla.
"Oh iya Abizhar bagaimana kabarnya Mbak Andin. Aku kangen sekali dengan murid cerdasku, sudah lama ga lihat Abizhar. Cuma lihat dari media sosialnya." Syahla mengingat murid kesayangannya Abizhar, Si ketua kelas yang cerdas dan pinter bonusnya tampan.
"Abizhar alhamdulillah kabarnya baik. Sehat. Masih ditugaskan di Makassar. Bulan depan akan dipindah tugaskan ke Jakarta. Waktu itu saat telepon salam buat Miss Lala katanya." Andin menyampaikan salam Abizhar pada guru sekaligus wali kelas Abizhar saat SD.
"Abizhar benar-benar menggapai cita-citanya waktu itu ingin jadi polisi. Eh sekarang sudah jadi Pak Kombes." Miss Lala yang mengenang bagaimana Abizhar saat menjadi siswanya yang berprestasi.
"Oh iya La, Kabar Andrew dan Angel bagaimana?" Andin menanyakan kedua sahabat Abizhar sekaligus keponakan Daniel dan Syahla.
"Alhamdulillah Mereka baik. Dua-duanya sekarang jadi Dokter hebat di Amerika." Syahla mengingat sudah lama ia tak bertemu dengan kedua keponakan sekaligus murid-muridnya itu.
"Oh iya Din, Fadli dan Fadlan bagaimana? masih di Amerika? Kapan pulang? Oma Dona menanyakan kangen sama mereka.
"Ya itulah Din, Gw aja Bundanya kangen banget ketemu Mereka. Kayaknya nih anak berdua harus di kasih ultimatum. Gw bakal ancem ngawinin Mereka berdua biar pulang inget rumah!" Dinda yang juga rindu dengan kedua putranya yang betah di Amerika mengurus perusahaan milik keluarga Mereka setelah lulus dari sekolah pengacara seperti Ayah Fandi.
"Ya ampun Mbak Dinda ada-ada aja pake diancem." Gina tersenyum mendengar luapan emosi Dinda.
"Oh iya Gin, Gladis masuk babak final puteri Indonesia ya. Aduh anakmu itu cantik, pinter, anggun pokoknya paket komplit banget. Kalo Kita besanan gimana?" Dinda kini asal menembak pada Gina.
"Kalo Aku sih setuju saja Mbak, asal anak-anaknya saling suka dan mau. Kalo dipaksakan juga ga enak kan Mbak. Kalo mereka jodoh kenapa enggak." Gina tak mengiyakan tak juga menolak semua dikembalikan kepada anak-anaknya.
"Betul itu Gin. Semua Kita kembalikan kepada anak-anak. Kita sebagai orang tua hanya mendoakan yang terbaik buat anak-anak kita." Andin memberikan pendapatnya.
"Cie yang pengalaman dijodohin mendadak nikah sama Kakak Gw, tapi awet sampe sekarang." Dinda meledek sahabat sekaligus Kakak iparnya.
Andin tersenyum teringat bagaimana ia dan Satya menikah dan menjalani kehidupan awal-awal pernikahan mereka yang banyak drama dan penuh lika liku.
"Cie juga deh buat Mbak Dinda yang di tembak 3 cowok ." Syahla justru meledek Dinda.
"Dan kita sekarang jadi sahabatan awet sampe sekarang berkat ketiga cowok itu." Gina menambahkan.
Tertawa bersama mengenang masa-masa muda menjadi hal yang mampu membuat wajah tersenyum.
Masa lalu yang sudah bisa ditertawakan bersama adalah moment terindah dan saat yang dinantikan.
"Gak nyangka ya, Gina anaknya paling banyak. Gilang rajin amat Gin!" canda Dinda pada Gina.
"Aku tuh kena kutukan apa ya Mbak, masa KB dari mulai suntik, pil, iud sampe kalender semua gagal. Nah itu jadinya 4!" Gina yang memang aneh dengan dirinya sendiri.
"Itu bukan kutukan, tapi keenakan!" Dinda tertawa menanggapi keluhan Gina.
"Mbak Dinda yang enak, sekali hamil langsung dapet kembar. Sama kayak Mbak Andin." Syahla kini berucap.
"Justru yang keren kamu La, 3 kali lahiran 3 kali pake metode lahiran yang berbeda." Dinda menanggapi.
Syahla 3 kali melahirkan memang menggunakan metode lahiran yang berbeda.
Melahirkan Darren Syahla lakukan secara normal meski kontraksi dialami Syahla selama 2 hari 2 malam. Saat lahiran Divya dilakukan melalui operasi Caesar karena Divya terlilit tali pusar. Nah melahirkan Devano dengan metode water bird karena saat itu Dokter Alisha menginginkan Syahla mencoba metode lahiran yang saat itu metode terbaru.
"Kalian semua bersyukur punya anak perempuan. Aku punya anak dua laki-laki dan ga inget pulang! untung keponakan cantikku Safeea dan Safeena cantik, baik dan selalu ada buat Aunty kesayangannya." Dinda mengeluhkan kedua putranya lagi dan senang dengan kedua keponakan cantiknya yang kembar tapi berbeda perilaku.
"Gapapa Mbak Dinda, nanti kan punya mantu perempuan. Sama aja." Gina menentramkan.
"Aamiin." Dinda mengaminkan.
"Oh iya, Suami-Suami kita kayaknya juga lagi kumpul deh." Dinda baru saja mendapat pesan dari Fandi mengabarkan ia sedang bersama dengan Satya, Daniel dan Gilang.
"Biarin aja. Gimana setelah ini kita lanjut shopping. Aku mau mampir ke butik Mama Shopia ya Din." Dinda mengajak semuanya.
"Iya, Gw juga udah bilang ke Mama Shopia, katanya sipp! Kalian bahkan bebas pilih Bunda bilang free!" Andin menyampaikan pesan Mama Shopia.
"Ahhhh happy deh, disaat usia Kita yang tak lagi muda tapi kalau untuk shopping rasanya tenaga selalu full ga berasa tuh asam urat, rematik, migran." Dinda dengan segala penyakit yang biasa menyerang para kaum pelita.
Mereka melihat sebuah tayangan televisi saat seorang wanita berusia paruh baya namun masih cantik dan anggun seorang founder Love Care Yayasan yang bergerak dibidang kemanusiaan khususnya anak-anak.
"Kira-kira perempuan itu punya anak perempuan ga ya? Pengen rasanya jodohin sama anakku." Dinda asal berucap.
"Ada. Namanya Anara." jawaban Syahla sambil menatap ke layar televisi.
"Kok Kamu tahu La?" Dinda menoleh ke arah Syahla.
"Aku dan Daniel beberapa waktu lalu sempat ingin menjodohkan Darren dengan putri Jeng Anara namun anak-anaknya ga minat. Mungkin sudah ada pilihan lain. Karakternya sama seperti Darren. Mungkin itu yang buat Mereka ga cocok." Syahla mengingat saat jamuan makan malam kedua keluarga Mereka.
Andin, Dinda dan Gina hanya manggut-manggut mendengarkan cerita Syahla.
" Ya sudah Kita beri kebebasan anak-anak Kita memilih siapa yang ingin Mereka jadikan pendamping. Selama seiman, baik dan Mereka saling mencintai Kita sebagai orang tua hanya bisa merestui. Iya ga?" Andin menguatkan kawan-kawannya.
"Iya. Setuju." Gina mengiyakan.
"Tapi Aku ga mau kalo punya menantu walaupun cantik dan ngetop seperti wanita itu." Dinda melirik ke arah TV yang sedang mewawancari seorang model dengan pose foto-foto dan busananya yang terbilang Vulgar.
"Ya kalau bisa jangan seperti itu juga sih. Mereka kan akan jadi Ibu dari cucu-cucu Kita. Paling tidak yang sopanlah." Gina menanggapi.
"Nah bener tuh. Ga sanggup Aku digibahin satu komplek. Bu Dinda mantunya hot dan seksi banget! Enggak deh!" Dinda seakan membayangkan jika ia memiliki menantu seperti model yang ada di televisi.
Semua tertawa melihat ekspresi Dinda yang begitu lucu.
Share this novel