"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Mikha dan Darren mengucap salam saat masuk.
Terlihat Daddy Abimana dan Mommy Tasya sedang duduk di ruang keluarga.
"Pengantin baru sudah pulang." Mommy Tasya sudah gatel ingin segera menggoda anak menantunya.
"Daddy, Mommy!" Mikha mencium tangan Daddy Abimana dan Mommy Tasya begitupun Darren ini kali pertamanya setelah menikah ia datang dengan status sebagai menantu.
"Sayang apa baik-baik saja?"
Pertanyaan Daddy Abimana membuat Darren salah tingkah.
"Daddy, kok nanya begitu sih, kayak ga pernah muda aja. Kalian sudah makan belum?"
Mommy Tasya menyikut lengan suaminya yang tatapannya seakan ingin menerkam sang menantu.
"Cie, Cie ada penganten baru nih! Duh, kayaknya mukanya happy banget. Gimana Sukses Bro?"
Tentu saja Mainaka semangat menggoda sang adik ipar yang terlihat kikuk dengan ucapan Daddy Abimana.
Darren hanya tersenyum karena ia sendiri bingung takut salah merespon, bisa-bisa ayah mertuanya bakal semakin horor menatapnya.
"Makanya kamu cepet nikah, jadi bisa tahu rasanya surga dunia!"
Darren, Mikha dan Daddy Abimana serentak tersedak mendengar ucapan Mommy Tasya.
Sedangkan Mainaka disinggung soal nikah seketika diam seribu bahasa.
"Mom," Daddy Abimana memberi kode kepada Mommy Tasya.
"Ups wait, Mommy ambil dulu."
Mommy Tasya mengambil sesuatu kala Daddy Abimana memberikan kode kepadanya.
"Sayang, Mommy dan Daddy ada sesuatu untuk kalian." Mommy Tasya memberikan sesuatu kepada Darren dan Mikha.
Mikha menatap Darren, anggukan Darren kemudian menuntun Mikha membuka pemberian Daddy Abimana dan Mommy Tasya.
"Mom, Dad, ini untuk kami?"
"Iya Sayang. Daddy dan Mommy ingin kalian menerimanya, jangan ditolak!"
"Daddy, Mommy terima kasih. Aku jadi tidak enak menerimanya. Bisa diterima menjadi bagian dari kekuarga Daddy dan Mommy aku sudah senang." Darren sangat berterima kasih sekaligus ada sedikit tidak enak hati.
"Darren, Daddy tahu kamu mungkin bisa dan mampu, tapi terimalah. Bagaimanapun Daddy dan Mommy ingin memberikan hadiah kepada kalian berdua." Daddy Abimana tahu menantunya tak enak hati dengan hadiah pemberian mereka.
"Sekali lagi terima kasih Daddy, Mommy."
"Ah, Daddy, Mommy, makasi ya." Mikha memeluk Mommy dan Daddynya.
"Nah udah tangis-tangisannya. Sekarang ada sesuatu dari kakak untuk kalian berdua. Semoga suka ya. Terutama dirimu Bro!" Mainaka menyerahkan hadiah darinya pada kedua pengantin baru ini.
"Wah, Kak Naka kok tahu sih aku mau kesini. Ah happy deh! Makasi kak!"Mikha memeluk Naka dengan perasaan senang.
"Makasi Bro!" Darren bertos ria dengan Naka.
"Ih udah punya suami juga, ga malu meluk sama cium kakak!" Naka tampak menepis canda tingkah Mikha saat memeluk dan mencium pipinya.
"Kan aku sayang kak Naka." dalih Mikha.
"Kalau ada maunya!" Naka melet pada sang adik.
"Pokoknya makasi kakakku sayang, aku doakan semoga segera nikah sama kak Naya!"
Deg!
Naka sebisa mungkin mengendalikan ekspresi wajahnya agar tidak terlihat oleh keluarganya.
"Lebih baik kamu dan Darren segera pergi honeymoon dan pulang bawakan kakak keponakan yang cantik dan tampan!" Naka mengacak rambut Mikhayla.
"Maksudnya pesennya sekaligus 2 gitu! Memang aku pabrik bayi!" Mikha mengerucutkan bibirnya.
"Darren, kamu harus terbiasa. Begitulah Mikha aslinya." Mommy Tasya memberi pengertian pada Darren.
"Justru itu Mom yang bikin Falling in Love." entah angin darimana jawaban Darren terdengar gombal.
Daddy Abimana tersedak mendengar putrinya digombalin dihadapan matanya.
"Sejak kapan Bro jadi raja gombal? Ku kira cupu ternyata suhu!" Naka tertawa.
"Pelan-pelan!" Mommy Tasya memberikan air sambil menepuk pelan punggung Daddy Abimana.
"Daddy, Mommy sebenarnya Darren dan Mikha kemaren sudah membicarakan mengenai rencana kami untuk tinggal di rumah kami. Apakah Daddy dan Mommy memberikan izin kepada aku untuk membawa Mikha tinggal bersamaku dirumah kami?" Darren dengan hati-hati menyampaikan maksud hatinya.
Mendengar kata-kata Darren sebetulnya hati orang tua semua akan merasakan hal yang sama.
Ada bahagia karena bisa melihat dan mengantarkan anak-anak mereka hingga menikah.
Namun tak bisa dipungkiri saat seperti ini seakan ada kesedihan seakan anak-anak akan pergi.
"Daddy, Mommy, Mikha dan Darren bukan tidak mau tinggal dirumah Mommy dan Daddy, namun kami ingin belajar mandiri dan bisa merasakan bagaimana berumah tangga yang sesungguhnya. Kami janji akan sering menengok Daddy dan Mommy." Mikha kini duduk diantara kedua orang tuanya memeluk keduanya mencoba memberikan penghiburan.
"Daddy tidak akan menahan kamu Sayang, bagaimanapun saat ijab kabul terjadi maka secara langsung Darren lah yang kini bertanggung jawab kepadamu secara lahir dan batin. Insha Allah Daddy dan Mommy mengizinkan. Tapi kalian sering-sering menengok kami ya." Usia mengajarkan Daddy Abimana semakin bijaksana dalam melihat semua segi kehidupan.
"Benar Sayang, Darren sering-sering ya kalian kesini menengok Mommy dan Daddy." Mommy Tasya dengan mata berkaca-kaca meski mengikhlaskan keinginan keduanya.
"Mom, Dad, jangan nangis dong! Mikha dan Darren mereka pasti akan sering kesini. Mommy seperti tidak tahu saja Mikha bagaimana. Paling tidak sampai seminggu juga sudah main kesini!" Mainaka sengaja mencairkan suasana yang seketika mengharu biru.
"Iya, aku akan sering kesini. Nanti siapa yang akan diledek kak Naka begitu kan?" Mikha membulatkan bola matanya pada Mainaka.
"Betul sekali! Adikku paling tahu kesenanganku!" Naka mengancungkan jempol pada Mikha.
"Kalian lebih baik sekarang istirahat di kamar. Ayo Mikha ajak Darren ke kamarmu! Semoga suka dengan apa yang Mommy siapkan!" Mommy Tasya mengedipkan mata pada Mikha.
"Jangan bilang Mommy sudah make over kamar aku?"
"Sudah sana kalian berdua naik. Buatkan Mommy dan Daddy Cucu yang lucu-lucu!" Darren kini tahu bahwa ibu mertuanya 11 12 dengan Mommy Syahla ibunya.
"Daddy, kenapa gelisah begitu? Yuk kita jangan mau kalah sama yang muda!" Mommy Tasya mengajak Daddy Abimana ke kamar.
"Yah aku ditinggal sendiri jadinya?" Mainaka yang tak ada pasangan hanya tinggal sendirian setelah kedua pasangan lintas usia masuk ke dalam kamarnya masing-masing.
"Den Naka, kok sendirian? Bapak Ibu dan Non Mikha Mas Darren kemana?" tanya salah satu asisten rumah tangga kala membawakan jus untuk Naka.
"Ke Pulau Kapuk!"
"Oh emang ada ya Den Pulau Kapuk, Kok Den Naka ga ikut? Ga diajak ya?"
Dari pada Naka semakin emosi dengan asisten rumah tangganya lebih baik ia pun ke kamarnya seorang diri. Inget Sendiri!
Mikha mengajak Darren ke kamarnya.
Ceklek!
"Ya Tuhan. Mommy memang benar-benar!"
Darren yang mengikuti langkah Mikha memandang keseluruh sudut kamar yang didekor layaknya kamar pengantin.
"Mommy pengertian banget ya Sayang!" Darren tersenyum sambil melihat-lihat kamar Mikha.
Darren duduk di tepi ranjang Mikhayla sambil menatap penuh maksud pada sang istri.
"Sayang, aku kangen."
Darren menepuk sisi disebelahnya dengan tatapan siang menerkam.
Tentu saja, meski sudah menjadi mantan perawan tetap saja Mkkha masih kikuk kala sang suami meminta Mokacino Ding Dong bersama.
Share this novel