Dimana Divya?

Romance Series 4504

Ting!

Sebuah pesan masuk di Ponsel Daddy Daniel.

"Sayang di HP mu ada pesan masuk." Mom Lala memberitahukan Daddy Daniel ada notifikasi di ponsel Sang Suami.

Keduanya sejak awal menikah memang saling menjaga privasi masing-masing pasangannya hingga hingga kini keduanya tidak pernah saling membuka ponsel pasangannya tanpa dipersilahkan si pemiliknya.

"Tolong Kamu buka saja Sayang." Daddy Daniel yang berada di kamar mandi tentu saja meminta istrinya yang membuka.

Dipersilahkan oleh sang suami Mommy Syahla membuka pesan yang masuk ke ponsel suaminya.

"Daddy!"

Daniel bergegas keluar dari kamar mandi saat mendengar teriakan istrinya.

"Sayang, ada apa?" Daniel menatap cemas Mommy Syahla yang tiba-tiba histeris dan pingsan seketika.

Daniel segera meraih ponselnya yang kini tergeletak di lantai.

Betapa terkejutnya Daniel melihat video yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal menampilkan Divya yang sedang terikat tali dengan mulut dilakban dan mata ditutup.

Daddy Daniel segera menghubungi nomor itu.

Sialnya panggilan Daddy Daniel tak dijawab.

Daniel terlebih dahulu memindahkan Mommy Syahla ke ranjang dan segera menghubungi Dokter.

Bersamaan dengan itu Daniel menghubungi Darren putranya.

"Assalamualaikum Dad."

"Apa!"

"Baik. Aku akan segera pulang. Kita akan cari cara!"

Darren menutup telpon bergegas menghubungi seseorang.

"Aku butuh bantuanmu. Aku kirim nomornya cari sampai dapat. Segera temukan Adikku!"

Darren menutup telponnya.

"Ada apa dengan Divya?" Dokter Arjuna menahan lengan Darren yang hendak pergi meninggalkannya.

"Divya di culik!"

Tatapan Darren tajam, terlihat menahan amarah.

Kini mereka sedang menunggu Mommy Syahla siuman.

Mommy Syahla yang memiliki penyakit Hipertensi seketika pingsan saat melihat video yang dikirm diponsel Daddy Daniel.

"Bagaimana Istriku Dok?" Daniel menanyakan kondisi Mom Syahla.

"Saat ini biarkan Nyonya Syahla dirawat disini agar Kita bisa memantau tekanan darahnya. Sementara jangan berikan Nyonya kabar yang membuatnya semakin syok." Dokter Kanara setelah memeriksa Mommy Syahla.

"Baik Dok. Terima kasih." Daddy Daniel sambil terus membelai kepala istrinya yang kini masih terpejam.

"Bagaimana Dar, sudah ada kabar?"

"Daddy tidak usah khawatir saat ini titik dimana Divya berada sudah ditemukan. Daddy tunggu disini saja menjaga Mommy, Aku akan kesana. Rasanya ingin menghajar bajingan yang sudah berani menculik Divya!" Darren sangat marah terhadap apa yang terjadi pada sanh adik.

"Aku ikut bersamamu Kak!" Devano dengan wajah merah menahan segala emosinya mengetahui Kakak Perempuannya kini disekap.

"Hati-hati kalian. Pastikan Divya selamat dan beri pelajaran kepada Mereka yang berani menculik Divya!"

Daniel menepuk bahu kedua putranya.

Darren dan Devano hendak memasuki mobil dan tentu Devano mengambil alih kemudi.

"Aku ikut bersama kalian!" Dokter Arjuna menghadang dengan mobilnya.

Kini ketiganya menuju lokasi Divya disekap.

"Lepaskan Aku! Kalian pengecut!" Teriak Divya saat sang penculik melepas sumbatan di mulutnya.

"Berisik!" Plak!

Divya ditampar hingga sudut bibirnya meneteskan darah.

"Jangan banyak ba@ot Kamu!"

Divya meludahi sang penculik.

Sikap Divya semakin membuat penculik marah dan mereka menyuntikan sesuatu ke lengan Divya.

Divya meronta sejadi jadinya hingga tali yang mengikat dirinya membuat luka akibat rontaan Divya.

Namun efek suntikan tersebut membuat tubuh Divya lemah dan tak sadarkan diri.

Devano menghentikan mobilnya diikuti Dokter Arjuna.

"Ini lokasi sesuai yang titik." Darren keluar mobil diikuti Devano dan Dokter Arjuna sudah bersiap.

Sebuah bangunan gudang tua yang penuh dengan kontainer-kontainer bekas.

Mereka mengendap-endap.

"Awas!" Darren menangkis seorang pria bermasker yang akan menyerang Devano.

Seketika Mereka dikepung oleh pria dengan pakaian dan masker sekitar 10 orang.

Baku hantam tidak dapat lagi dipungkiri oleh ketiganya.

Darren, Devano dan Arjuna tampak sigap menangkis dan menahan serangan.

Tak butuh waktu lama, mereka berhasil masuk ke dalam gudang segera mencari keberadaan Divya.

Ternyata sisa penculik kabur dan Devano yang pertama kali melihat Divya.

"Kak Divya!"

Mendengar teriakan Devano kelopak mata Divya terbuka meski tubuhnya lemah masih dalam ikatan dan matanya ditutup.

Darren segera melepaskan ikatan ditubuh Divya.

Devano membuka lakban dan menepuk pipi Kakak ya.

Dokter Arjuna dengan sigap memegang nadi dipergelangan tangan dan leher Divya.

"Cepat! Kita bawa ke Rumah Sakit!"

"Berikan kunci mobilmu pada Devano, Kamu ikut denganku jaga Divya dibelakang!"

Darren memberikan perintah.

Bagaimanapun kesalnya ia dengan Dokter Arjuna dalam kondisi seperti ini diantara Mereka Arjuna seorang Dokter ia pasti lebih tahu bagaimana menangani Divya sebelum sampai Rumah Sakit.

Andrew berlari saat melihat Divya dilarikan menuju IGD.

"Kalian tunggu diluar. Biarkan Kami yang menangani." Dokter Arjuna menahan Darren dan Devano.

"Aku akan masuk ke dalam. Kalian tunggu dulu di luar." Andrew turut masuk ke ruang IGD.

"Dad!" Devano saat melihat Daddy Daniel.

"Bagaimana Mom?" Kompak kedua putranya menanyakan kondisi Mommy mereka.

"Mom sudah siuman. Saat sadar Mommy kembali histeris. Namun kini sudah lebih tenang. Baru saja Dokter Kanara memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah Mom dan kini Mommy sudah kembali istirahat. Bagaimana Divya?" wajah Daddy Daniel terlihat cemas.

"Kami masih menunggu. Dokter Arjuna dan Kak Andrew sedang di dalam menangani Divya."

"Divya saat ini dalam kondisi pengaruh obat penenang. Sepertinya penculik menyuntikannya karena agar Divya tidak berontak. Tapi Uncle tidak perlu khawatir karena kami sudah memberikan obat yang bisa menghilangkan efeknya. Kita tinggal tunggu Divya siuman." Andrew menjelaskan kondisi adik sepupunya.

"Alhamdulillah. Terima kasih Andrew, terima kasih Dokter Arjuna." Daddy Daniel lega mendengar putrinya tidak seperti bayangannya yang sudah kalut saat melihat Divya dibawa ke Rumah Sakit tak sadarkan diri.

"Untuk sementara biarkan Dokter Divya dirawat intensif dulu karena Kami akan memantau apakah ada efek samping. Saya berjanji Tuan Daniel akan menjaga dan membantu memulihkan kondisi Divya." entah angin apa Dokter Arjuna menjabat tangan Daniel menatap pria paruh baya sekaligus pasien yang pernah ia tangani.

"Terima kasih Dokter Arjuna. Aku percayakan kondisi Divya kepadamu." Daddy Daniel melihat ada kesungguhan dalam ucapan Arjuna.

"Dad, Divya sudah ditemukan?" Saat membuka mata Mommy Syahla langsung menanyakan putrinya.

"Pelan-pelan Mom, apakah kepala Mom sudah tidak pusing?" Dadsy Daniel membantu Mommy Syahla duduk.

"Mom, Kak Divya sudah ditemukan. Kini sedang dirawat di Rumah Sakit ini." Devano menenangkan Mommynya.

"Mom ingin melihat Divya Dad!" Mommy Syahla mau turun melihat kondisi putrinya yang sejak kemsrin ia khawatirkan.

"Nyonya sebaiknya Anda istirahat dulu, Dokter Divya saat ini masih tidur pasca Kami tangani." Dokter Kanara menghampiri Mommy Syahla.

"Saya periksa dulu ya Nyonya tekanan darahnya." Dokter Kanara tersenyum sambil tangannya menggenggam Tangan kanan Mommy Syahla.

Mom Syahla menuruti ucapan Dokter Kanara ia membaringkan tubuhnya sambil dibantu Dokter Kanara.

Wajah teduh dan senyuman Kanara menentramkan Mom Syahla saat sang Dokter cantik idaman Devano memeriksa tekanan darah Momny Syahla.

"Alhamdulilkah. Tekanan darah nyonya sudah turun. Sebaiknya Nyonya malam ini istirahat yang cukup. Kami berjanji akan merawat Dokter Divya sebaik-baiknya. Dokter Arjuna langsung yang merawat secara intensif Dokter Divya. Jadi Nyonya jangan terlalu khawatir, besok saat Dokter Divya siuman dari tidurnya Nyonya sudah sehat kembali. Oke?"

Wajah jutek Kanara yang biasa menjadi pemandangan Devano meski Devano jusru jatuh hati karena sikap cueknya seakan meleleh saat melihat keramahan dan kelembutan Kanara berbicara dengan Mommynya.

"Baik Dokter Kanara. Terima kasih sudah merawat Mommy dan Divya." senyum Mommy Syahla.

"Kalau begitu Saya permisi dulu Nyonya, dan Tuan. Istirahat dan jangan tidur larut malam ya Nyonya. Jika ada apa-apa panggil Saya." pesan Dokter Kanara sebelum meninggalkan ruang rawat Mom Syahla.

"Bidadari Aku, Duh jadi makin cinta!"

Daddy Daniel dan Mommy Syahla geleng kepala mendengar kata-kata Devano sambil tersenyum.

"Dasar Bucin!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience