Divya menghubungi Kakaknya menanyakan Darren apakah sudah landing atau belum.
Kerjasama dengan beberapa perusahaan di Korea Selatan dengan Perusahaan Darren yang di handle Divya di Korea Selatan.
Panggilan terhubung.
"Kak, dimana?" Divya langsung tanpa basa basi.
"Kakak pikir sudah hilang kebawelanmu!"
Darren masuk kini Divya malah dikejutkan Darren yang sudah ada di hadapannya.
Divya yang terakhir belum sempat melihat secara langsung kondisi Kakaknya, seketika jiwa Dokternya segera mengecek Darren dari ujung kepala hingga kaki.
"Kakak sudah sehat Div. Lihat kan?" Darren yang pasrah tubuhnya diputar kanan kiri karena Divya memastikan Darren benar sudah sehat.
"Alhamdulillah. Meskipun seperti Es Balok, namun Adikmu ini tetap mengkhawatirkanmu Kak!" Divya melepaskan pelukannya dari Kakak Sulungnya.
"Tak ada yang boleh memanggilku seperti itu! Kecuali, eh pokoknya Kamu ga boleh meledek Aku begitu, Aku ini Kakakmu paling ganteng sedunia fana." Darren hampir saja menyebut nama Mikhayla.
"Duh, duh yang punya panggilan sayang, iya deh, Es Balok cuma Dokter Mikhayla aja yang boleh kan?" Divya mengedipkan sebelah matanya.
"Berapa lama lagi Klien kita akan datang?" Darren memutar arlojinya mengalihkan pembicaraan.
"Segera Kak! Mereka sedang otw kesini." Divya tertawa menutup mulutnya lucu dengan Darren yang sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Lukman, Bossmu ini sepertinya tambah menggemaskan ya, apakah ada info baru yang Aku tidak tahu?" Divya mencoba menggali dari asisten Darren.
"Boss ke sambet sama ulet keket Nona. Baru saja pagi tadi keja-," Lukman menghentikan ucapannya melihat mata Darren yang sudah melotot sempurna.
"Ulet keket? Coba, coba ceritakan. Siapa wanita itu?" Divya antusias kini melihat Darren yang pasti akan memberikan asistennya hukuman karena kelemesan mulutnya.
"Namanya Chaterine Grey Nona." tetap saja Lukman menjawab pertanyaan Divya.
"Ow, Bagaimana orangnya?" Divya makin penasaran.
"Wow, sexy Nona, " Lukman sambil memberikan isyarat tangannya membentuk gitar spanyol.
"Oh gitu! Sejak kapan Kakakku yang cuek dengan wanita sekarang jadi playboy cap badak! Alamat makin sulit mendekati Mikhayla." Divya sengaja memanasi Darren.
"Lukman! Aku akan memotong gajimu!" Darren dengan kekesalan akibat mulut Lukman yang bocor.
"Aku jadi penasaran dengan perempuan yang bernama Chaterine itu. Kalo cantik dan sexy mengapa Kakak kesal, seharusnya senang donk. Sepertinya wanita itu naksir berat dengan kakak, sementara dengan Dokter Mikha ga tertarik dengan Kakak." Divya ingin tahu apakah Darren sungguh-sungguh mencintai Mikhayla.
"Aku justru jijik dengan ulet keket itu. Menggelikan sikapnya. Apalagi baju kurang bahan dan suara yang dibuat manja begitu malah membuatku geli!" Darren tak menyukai sikap Chaterine yang dianggap bagai perempuan tidak baik.
"Jangan terlalu benci nanti cinta. Lagi pula senang sekali Kakak cari masalah dengan wanita. Pantas saja jomblo." Divya kesal dengan sikap Kakaknya yang tidak manis dengan lawan jenis.
"Siapa yang cari masalah. Mikha saja yang selalu galak dan ngomel-ngomel jika denganku!" Tanpa sadar ia menyebut nama Mikha padahal tak ada yang mengarahkan kesana.
"Nah, kok jadi Mikha dibawa-bawa. Hayo ngaku, Kakak suka kan sama Mikhayla? Ngaku kak!" Divya senang sekali meledek kakaknya.
"Bodoh! Kenapa jadi nyebut nama dia sih!" Batin Darren.
Telpon ruang kerja Divya berdering.
"Ya, suruh masuk saja. Oh begitu, Ok. Saya akan keluar saja. Persilahkan dulu Mereka dan tawarkan mau minum apa."
Divya mendapat telepon dari asistennya.
"Kak Mr. Kim Jong Un sudah datang. Ayo Kita temui Mereka." Divya menghentikan candaannya kembali mode serius karena mereka akan segera menemui klien.
"Ok!" Darren mengikuti langkah Divya diiringi Lukman berjalan di belakang keduanya.
"Selamat darang Mr. Kim." Divya menjabat tangan Mr. Kim sambil melihat mengapa Arjuna datang bersama dengan Mr. Kim dan tampak akrab.
"Ternyata COO Miss Divya sangat cantik. Senang bisa berjumpa dengan Anda Nona. Tuan Darren, senang bisa berjumpa dengan CEO dari Harold Coorporation." terlihat Mr. Kim mengagumi Divya.
"Terima kasih Mr. Kim sudah bersedia datang. Btw, Dokter Arjuna," Darren langsung menanyakan keberadaan Dokter Arjuna bersama Mr. Kim.
"Kalian tentu saling kenal, Aku dengan Arjuna adalah teman lama. Kebetulan saja Arjuna sedang ada keperluan disini dan aku butuh saran tentang proyek ini. Ternyata Tuan Darren dan Arjuna saling mengenal. Aku semakin yakin dan senang bisa berbisnis dengan Perusahaan Tuan Darren dan Nona Divya." Mr. Kim melirik kearah Divya seakan ia sudah jatuh hati dengan wanita dihadapannya.
"Kalau begitu mari kita berbincang di dalam Mr. Kim." ajak Darren pada Mr. Kim.
Saat Mr. Kim masuk Arjuna mengikuti sambil menatap wajah Divya, namun Divya mengalihkan pandangannya memilih segera bergabung bersama Darren dan Mr. Kim.
Mr. Kim, Darren, Divya dan Arjuna terlibat perbincangan mengenai kerjasama mereka dan berjalan sangat lancar dan berakhir dengan kata sepakat.
"Btw, Saya mengundang Tuan Darren dan Nona Divya untuk datang nanti malam. Kami sangat berharap Tuan Darren dan Nona Divya bisa hadir. Sekaligus kita rayakan kerjasama Kita. Bagaimana?" Mr. Kim kembali menatap Divya.
"Kami akan hadir, bukan begitu COO Divya?" Darren melirik Adiknya tersenyum tahu bahwa Mr. Kim tertarik dengan Adik perempuannya.
"Kami akan hadir Mr. Kim." Divya mengangguk sambil tersenyum manis.
Tanpa sadar Arjuna melihat tidak suka dengan sikap Mr. Kim dengan Divya.
"Kami tunggu nanti malam kehadiran Tuan Darren dan Nona Divya. Kalau begitu Saya permisi dulu."
Mr. Kim menjabat tangan Darren setelah itu menjabat tangan Divya dengan tatapan mengagumi.
"Permisi Tuan Darren." Arjuna menjabat tangan Darren.
"Ya." Darren membalas jabat tangan Arjuna.
Saat menjabat tangan Divya tanpa terasa Arjuna menggenggam erat, hingga Divya melepasnya lebih dulu.
Sepeninggal kedua pria pengagum Divya Darren malah senyum tertawa sambil menatap sang adik.
"2 bulan Aku tak bertemu kakak, tampaknya kakak terlalu banyak minum obat!"
"Come On Div, Kakak hanya senang menonton persaingan dua pria yang menyukai Adik bawelku ini!"
"Jangan balas Aku, karena itu tidak lucu!"
"Duh, duh, jangan galak-galak Dek, nanti kedua pria tadi bisa kabur kalau lihat kegalakanmu!"
"Biar saja! Aku memang Kakak suka tapi gengsi!"
"Kakak lihat Mr. Kim suka sama Kamu Div, Perlu Kakak selidiki pria macam apa Dia?"
"Jangan aneh-aneh Kak, Aku akan mengadu pada Daddy!"
"Tidak, paling cerita pada Momny dan Devano!"
"Oh gitu! Jadi mainnya gitu ya Kak, Oke!" Divya mengambil ponsel nya.
"Padahal Aku berniat baik menolong Kakakku tersayang agar bisa dekat dan membuat Mikha jatuh hati. Tapi lebih baik ia menerima perjodohan yang dilakukan Mommynya."
Padahal Divya hanya gertak sambal, tanpa tahu ada accident Darren yang ke GAP oleh Mommy Tasya.
"Jangan-jangan karena malam itu, Mommynya tak suka denganku lalu Mikha di jodohkan." batin Darren.
"Dijodohkan!" reflek Darren.
"Yes! Kena kau kak! Divya di lawan!" Batin Divya.
"Ya, Mikha sendiri yang bercerita." Divya memasang wajah yang sangat meyakinkan.
Share this novel