Darren VS Arjuna

Romance Series 4504

Di Kediaman Daniel Harold

Darren beserta keluarganya tengah berkumpul menikmati sarapan.

"Dad, hari ini ngak lupakan ada jadwal ke RS?" Divya sambil mengoles roti gandumnya dengan nutella.

"Iya Sayang. Nanti Dad akan ke Rumah Sakit. Dokter Arjuna juga sudah chat mengingatkan Dad." Daddy Daniel dengan senyumannya sangat bersyukur keluarganya begitu mensupport kesembuhannya.

"Dokter Arjuna perhatian sekali ya Dad, Mom jadi penasaran ingin melihatnya." Mommy Lala sambil melirik Divya.

"Alamat jadi cupid lagi Mom. Tapi semoga kali ini ga gagal lagi seperti Dokter Mikha." Devano yang melahap sandwich nya tak sadar sudah keceplosan.

"Maksud Kamu apa Dev?" Mommy Lala yakin Devano tahu sesuatu.

"Duh, gimana ya, intinya Devano kemarin ketemu Dokter Mikha sama cowok, kayaknya pacarnya deh, atau calon suaminya. Soalnya gandengan dan mereka mesra pokoknya Mom." Devano memilih jujur mengatakan pada sang Mommy.

"Div, Kamu kok ga bilang Mommy kalau Dokter Mikha sudah punya pacar?" Mommy Lala melirik ke arah Divya meminta penjelasan.

"Yang Aku lihat sih Dokter Mikha ga pernah dijemput siapapun. Tapi ga tahu juga Mom. Kalo di Rumah Sakit rumor-rumornya Pak Direktur yang menaruh hati sama Dokter Mikha." meski Divya sedikit sedih karena ia pun sebenarnya menyukai Dokter Arjuna.

"Wah kasian Kakak-Kakakku patah hati." Devano meneguk orange jus nya seketika di bekap oleh tangan Divya.

Darren seperti biasa tak turut dalam obrolan yang ia anggap pepesan kosong.

"Kamu bisa antar Dad dan Mom Dar?" Mom Lala menanyakan pada putra sulungnya.

"Iya Mom, Aku akan mengantar Mom ke Rumah Sakit." Darren menyesap kopinya.

"Mom setelah dari sirkuit Aku akan menyusul Dad and Mom ke Rumah Sakit. Aku kan juga ingin menemani Dad." Devano angkat bicara dan selalu semangat jika ada moment ke Rumah Sakit.

"Bilang aja Kamu mau ketemu Dokter Kanara. Dasar Playboy!" Divya meledek sang adik.

"Sambil menyelam minum air Kak. Usaha kan ga dosa. Dari pada diem aja tahu-tahu ketikung. Duh, sakit!" Devano melirik ke arah Darren yang dibalas tatapan sedingin es.

Daddy Daniel melihat interaksi ketiga anaknya hanya tersenyum.

Betapa ketiga anaknya sangat bertolak belakang. Meski Divya dan Devano memiliki kesamaan keduanya sangat bisa menunjukkan rasa sayang dan cintanya dengan terbuka berbeda dengan Darren yang cool dan kalem lebih introvert.

Di Perusahaan Darren

"Pekan depan Kami akan mulai pengerjaan. Kami harap Bro Darren hadir untuk meninjau." Mainaka yang hari ini ada meeting bersama Darren.

"Iya, Kami akan datang." Darren membalas jabat tangan Mainaka.

"Btw, Aku turut mendoakan semoga Tuan Daniel segera sembuh. Daddyku berpesan turut mendoakan kesembuhan Tuan Daniel." Mainaka menyampaikan pesan Daddy Abimana untuk Daddy Daniel.

"Ya, sampaikan salam kepada Tuan Abimana terima kasih." Darren balas mengirim pesan pada Mainaka untuk Tuan Abimana.

"Kalau begitu Aku permisi dulu, apakah Kita bisa makan siang bersama?" Mainaka mengajak Darren lunch.

"Maaf Aku sudah ada janji akan menemani Daddy ke Rumah Sakit." Darren menolak karena memang akan ada keperluan.

"Iya tak apa. Lain kali saja. Sampaikan Salamku untuk Tuan Daniel tetap semangat menjalani pengobatan." Mainaka yang memang seluwes dan sekomunikatif itu dalam berbicara pada setiap klien mereka karena dasarnya memang memiliki pribadi yang humble.

"Iya. Terima kasih.

Di Rumah Sakit

"Dokter Mikha!" panggil Divya.

"Dokter Divya. Ada apa?" Mikha yang menghentikan langkahnya melihat panggilan Divya.

"Hari ini Daddy akan konsul apakah Dokter Mikha akan mendampingi Dokter Arjuna?" Divya menanyakan.

"Iya, Aku akan berada disana. Memang ada apa?"

Divya mengambil tangan Mikha, "Meskipun Aku seorang dokter, tapi saat Daddyku sendiri yang menjadi pasien, ada ke khawatiran dihatiku dan tak dapat kupungkiri mempengaruhi pikiran logisku sedikit terbawa perasaan. Terima kasih Dokter Mikha sudah memberikan solusi terbaik untuk kesembuhan Daddyku." Divya memeluk rekan sejawatnya.

Divya memang oleh Dokter Arjuna diminta untuk tidak terlibat secara profesional terhadap pengobatan Daniel karena bagaimanapun Dokter juga manusia yang mana tetap ada perasaan yang terlibat apalagi pasiennya itu adalah Ayah Divya sendiri.

"Sudah tugas Kita Dok, memberikan yang terbaik bagi pasien Kita. Aku pun jika berada dalam posisi Dokter Divya belum tentu bisa sekuat Dokter." Mikha menepuk bahu rekan sejawatnya yang ia rasakan semakin dekat.

"Terima kasih. Aku sangat menghargainya Dokter Mikha." Divya menatap wanita dihadapannya memiliki sikap lembut dan baik.

Divya berpikir wajar jika Dokter Arjuna menyukai Dokter Mikha karena kepribadiannya yang mampu membuat siapapun menyukainya bahkan Mommynya langsung kepincut ingin menjadikan Mikhayla menantunya.

"Selamat siang, Dokter Divya, Dokter Mikha." sapa Dokter Arjuna saat melihat keduanya.

"Siang Dok." jawab keduanya.

Divya memang tak pernah memungkiri interaksi di Rumah Sakit bertemu dengan Dokter Arjuna meninggalkan rona merah jambu di hati Divya.

Tapi Divya menyadari tatapan itu bukan untuknya, tapi untuk Mikhayla.

"Dokter Mikha, keruangan Saya sebentar. Ada yang perlu Saya bicarakan." Dokter Arjuna meminta langsung.

Mikhayla melirik kearah Divya.

Mikha tahu bahwa tatapan Divya pada Dokter Arjuna bukan sekedar rekan kerja atau atasan.

Ada binar cinta yang Mikha tangkap dari tatapan Divya.

Mikha juga tidak buta kalau tatapan itu ia lihat juga di mata Dokter Arjuna untuk dirinya.

Hanya saja Mikha hingga kini tak merasakan hal itu.

Ia tidak merasakan perasaan lain pada Dokter Arjuna selain sesama rekan kerja dan atasan.

"Ayo Dokter Mikha. Dokter Divya Kami permisi dulu." Dokter Arjuna berjalan lebih dahulu.

"Dokter Divya Aku permisi dulu." pamit Mikha.

"Iya." senyum Divya yang ia paksakan.

"Dokter Kanara. Ada praktek?" Divya saat akan menuju poli.

"Iya Dok. Mari." Kanara yang memang pendiam meski tetap ramah sesama rekan sejawat.

"Devano, bakal kena batunya. Hebat kalau sampai bisa meluluhkan Dokter Kanara" batin Divya meneruskan langkahnya menuju poli.

Diruang Dokter Arjuna

Berkumpul keluarga Daniel, Tim Dokter yang terdiri dari Dokter Arjuna dan Dokter Mikhayla serta beberapa dokter lain.

"Apa kabar Tuan Daniel?" Dokter Arjuna saat Daddy Daniel masuk ke ruangannya.

Vibes Dokter Arjuna yang ramah, dengan senyumnya menyambut Daddy Daniel begitu sejuk dipandangan siapapun yang melihatnya.

"Aku selalu merasa sehat Dokter." Daniel menerima jabat hangat pria yang berusia sepantaran putra sulungnya.

"Silahkan duduk Tuan, Nyonya, dan..." Dokter Arjuna melihat Darren ia belum kenal.

"Ini Darren putraku Dokter Arjuna. Darren ini Dokter Arjuna, Direktur Rumah Sakit sekaligus Dokter yang merawat Daddy." Daniel mengenalkan keduanya.

"Darren."

"Arjuna."

Jabat tangan kedua pria tampan, rupawan dan tentunya mapan dengan profesi membanggakan membuat sulit memilih bila hal itu diminta.

"Bagaimana Dok apakah tindakan operasi bisa menyembuhkan Ayah Saya?" Darren langsung pada inti masalah.

"Untuk situasi Tuan Daniel Kami bisa mengatakan operasi adalah tindakan yang tepat. Kita semua sama-sama berdoa agar pasca operasi dan perawatan serta terapi Tuan Daniel bisa 100% bersih dari cancernya. Kami meminta keluarga dan tentunya Tuan Daniel untuk terus berdoa dan semangat. Bagaiman Tuan Daniel siap?" Arjuna dengan senyuman memberikan kekuatan pada pasiennya.

"Aku siap. Lakukan yang terbaik. Aku percaya padamu." Daniel menatap penuh keyakinan pada Arjuna.

"Saya, Dokter Mikha bersama dokter lainnya akan berusaha semaksimal mungkin dalam hal ini. Bukan begitu Dokter Mikha?" Arjuna menatap ke arah Dokyer Mikha yang memang duduk disebelahnya.

Senyuman manis dan anggukan kepala Mikha seakan saling menyambut seiring tatapan Arjuna padanya.

Tentu saja moment tersebut membuat yang melihat bisa berpikir keduanya ada getar-getar cinta.

Tak terkecuali Darren.

"Si Bar-Bar bisa senyum juga. Manis! tapi Bar-Bar kalau denganku!" batin Darren.

Divya yang berada disana melihat Tatapan Arjuna pada Mikha meninggalkan sedikit rasa teduh.

Meskipun banyak pria yang bertekuk lutut dengan Divya, dan Divya juga sering bongkar pasang pacar baru kali ini merasakan rasanya patah hati mencintai tapi tak dicintai.

"Kalau begitu sampai berjumpa 3 hari lagi. Jaga kesehatan Anda Tuan Daniel. Insha Allah semua akan baik-baik saja." Arjuna bangkit menyalami Daddy Daniel dan mengantarkan pasiennya hingga keluar ruangan.

"Kami permisi dulu." Daddy Daniel berpamitan kepada Arjuna dan timnya menyalami satu persatu.

"Terima kasih. Kami permisi." Mom Syahla menyalami Arjuna dan Tim nya.

Mommy Lala memeluk Mikha dan mengucapkan terima kasih.

"Makasih ya Dokter Mikha." Mom Lala saat memeluk Mikha membisikan ditelinga.

Mikha yang kaget dengan reaksi istri pasiennya hanya menjawab sambil tersenyum.

"Permisi Dok, Saya mau antar keluarga saya dulu." pamit Divya.

"Silahkan." Dokter Arjuna.

Moment menarik juga saat Darren bersalaman dengan Arjuna dan posisi Mikha yang berada disebalah Arjuna mau tak mau keduanya bersalaman.

"Tuan Darren, selalu beri semangat pada Tuan Daniel." Arjuna saat menjabat tangan Darren.

"Tentu." Seulas senyum Darren pada Arjuna.

"Bisa senyum juga Si Kutub Es!" batin Mikha.

Darren bergantian menyalami Mikha.

Keduanya berjabat tangan.

Tak ada senyum tak ada sapa hanya saling menatap.

"Emang si Bar-Bar dendam banget sama Gw!" batin Darren

"Si Kutub Es kayaknya emang ngajak ribut sama gw!" batin Mikha.

Tanpa sadar keduanya bersalaman cukup lama dengan pandangan dan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

"Tuan Darren, Dokter Mikha!" suara Arjuna membuyarkan lamunan keduanya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience