Tok,Tok,Tok!
"Assalamualaikum Kakakku yang ganteng, Sibukkah?"
Mikhayla membuka ruang kerja Naka dengan wajah cerianya.
"Waalaikumsalam, Calon Istri Darrel Harold, Hehehehe!" Mainaka senang menggoda Mikhayla yang akan bereaksi emosi dengan ucapan Naka.
"Jangan mulai! Kak, Aku bawa kejutan untuk Kakak." Mikhayla melupakan sejenak candaan Naka dan fokus dengan apa yang dibawanya.
"Duh, yang mau jadi istri orang so sweet banget sih pake kejutan segala!" Naka gemas dicubitnya pipi Mikha.
"Ih Sakit tahu Kak! Tolongin Aku dong yang diluar!"
"Hai Naka! Apa kabar?"
Suga masuk ke dalam ruang kerja Mainaka.
"Suga?"
Sesuai tebakan Mikhayla kedatangan Suga sukses mengejutkan sang Kakak.
"Kau! Kemana saja selama ini!"
Mainaka memiting leher sahabat SMP nya yang sejak kejadian itu, hubungan persahabatan Mereka renggang. Saat Suga pindah ke Timur Tengah pun Naka tidak mengetahuinya.
"Duh kalian ga anggap Aku ada ya? Perlu Aku balik sekarang?" Mikha seakan nyamuk dimusim kemarau oleh kedua sahabat lama yang baru saja berjumpa.
"Duh, masih ngambekan ya Dek Mikhayla padahal nanti malem mau dilamar tuh!" Naka memberikan kode pada Suga.
"Lamar? Siapa?" Suga balik bertanya pada keduanya.
"Jangan dengerin, Kak Naka emang suka asal ngomong!" Mikha semakin kesal dengan ledekan Naka sejak tadi.
"Tuh orangnya yang lagi ngambek nanti malam kayaknya bakal ada yang dilamar Darren Harold!"
Mikha semakin melotot kearah Naka sementara sang Kakak menikmati wajah kesal Sang Adik.
"Serius? Wah bisa gawat dong Gw bawa kabur calon istrinya Darren Harold!" Suga menepuk dahinya mengingat kejadian yang tadi saat bertemu Mikhayla.
"Wait, Jelaskan apa nih maksudnya?" Naka dengan tingkat kekepoan tinggi terutama perihal Adik semata wayangnya.
"Jadi tuh gini Ka, tadi-" Suga menjelaskan secara runtun dan detail kronologis bagaimana ia dan Mikha bertemu sekaligus adegan kejar-kejaran ala Fast and Farioust dengan Darren Harold.
"Hahahahahahahaa, Lo itu Ga, dari dulu mau aja dimanfaatin Mikha, Pasti sekarang Darren lagi ngeburu Kalian berdua, terutama Lo Ga, bakal ga jadi deh kerjasama perusahaan Lo sama Dia!" Naka tertawa mendengar penuturan Suga.
"Apes Gw setiap ketemu Lo bawel!" Suga melet kearah Mikhayla.
Mereka tertawa bersama,
"Ka, Gw minta maaf ya soal dulu Gw ga jujur soal kondisi Gw yang_"
"Jujur Ga, waktu itu Gw kaget sekaligus ga nyangka kalo Lo begitu, walaupun apa yang Lo lakuin mungkin itu hak Lo. Cuma saat itu Gw ada rasa takut aja kalau Lo jadikan pertemanan Kita jadi sesuatu yang Gw sendiri ga bisa terima. Sorry ya Ga!" Mainaka menepuk bahu Suga.
"Ya Gw paham Ka, sejujurnya Gw balik ke Indonesia selain karena Abu udah wafat, Gw juga lagi berusaha untuk berubah. Gw tahu selama ini Gw salah jalan. Gw pengen berubah, pengen kembali ke kodrat Gw. Jujur Gw kapok dan trauma apalagi sejak kejadian terakhir dengan mantan pacar Gw,Si Brengs@k Matthew. Sumpah disitu Gw sadar selama ini Gw udah durhaka sama Abu, ga denger nasehat beliau." Ada penyesalan teramat dalam di wajah Suga.
"Manusia seperti Kita kan emang tempat salah dan dosa. Tapi kalau Kita mau berubah menjadi baik dan meninggalkan semua yang buruk, Gw yakin Allah bakal kasih kita jalan Ga. Asal Lo sungguh-sungguh dan ga balik lagi kayak dulu. Lo harus yakin bahwa Lo pasti bisa seperti Gw dan cowok lainnya. Gw akan bantu Lo! Jangan sungkan! " Mainaka menepuk bahu Suga memberikan semangat dan dukungannya sebagai seorang sahabat.
"Duh kalian ga cocok melow begini! Btw, Aku mau balik lagi ke Rumab Sakit nih Kak, ada praktek sore!" Mikha sambil melirik jam tangannya.
"Gw juga balik dulu ya. Next time Kita ketemu lagi. Dan buat Lo bawel, Selamat ya kalo nanti malem Darren Harold jadi ngelamar Lo!" Suga mengacak rambut Mikha dan sukses membuat Mikha berkali lipat kekesalannya.
"Ywd kalau gitu Kakak anter sekalian aja, btw Kamu nanti jangan pulang malem loh! Kan mau ada yang dateng!" Mainaka mengangkat kedua alis matanya kembali meledek Mikhayla.
"Mulai kan! Kalian bedua nih Ya! Udah ah, ayo cepet!" tarik Mikha pada kedua pria di hadapannya.
Kehilangan jejak mobil yang membawa Mikha mengantarkan Darren menuju Rumah Sakit.
Siapa tahu Mikha kembali ke Rumah Sakit.
Langkah cepat dan terburu-buru menuju ruangan Mikha.
"Dokter Mikhayla ada?" Darren bertanya saat ada perawat yang baru saja keluar dari ruangan Mikha.
"Dokter Mikha sedang tidak ada ditempat." perawat menjawab pertanyaan Darren.
Darren berkali mencoba menghubungi telepon Mikha namun tak ada jawaban.
"Tuan Darren, ada apa?" Dokter Arjuna melihat Darren berada didepan ruang Mikha.
"Mau bertemu Dokter Mikha?" Dokter Arjuna kembali bertanya.
"Saya permisi dulu!"
Darren tak mengindahkan pertanyaan Dokter Arjuna memilih pergi meninggalkan Rumah Sakit.
"Ingat ya jangan pulang telat! Masa Darren datang Kamu ga ada? Terus dia dan keluarganya melamar siapa dong! Mbok Sum? Hehehhee."
"Sudah balik sana Kak, ga bosen gitu ledekin Aku terus!"
"Ok, Ok! Kakak pamit ya. Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!"
Mikha melambaikan tangan pada Mainaka yang langsung balik kanan pasca mengantar Mikhayla ke Rumah Sakit.
"Dokter Mikha!"
Mikha menghentikan langkahnya saat akan membuka pintu ruang prakteknya.
"Dokter Arjuna, ada apa?"
"Tadi Tuan Darren kesini mencari Dokter Mikha." Dokter Arjuna menunggu reaksi Mikhayla penasaran ada apa dengan keduanya.
"Saya masuk dulu Dok. Permisi."
Tanpa menjawab, Mikha memilih untuk langsung masuk ruang prakteknya.
"Silahkan."
"Bagaimana ini, Darren mengatakan akan memutuskan kerjasamanya!" Chaterine menghentakan heelsnya dengan kasar.
"Mana pesonamu Chaty, ayo dong lakukan sesuatu!" Matthew meremehkan Chaterine yang tak dipedulikan Darren.
"Tenang saja Kak! Aku tidak akan menyerah! Aku pastikan akan bisa mendapatkan Darren Harold dan menjatuhkannya!"
Tawa Chaterine dan Matthew memecah hening bangunan yang lebih mirip seperti gudang.
Keduanya terbuai bisikan iblis yang telah merasuki hati dan pikiran mereka menggoda nurani menjelma menjadi kebencian mendalam.
"Tentu. Kita akan menjatuhkan keluarga Daniel Harold agar dendam Papa dan Uncle terbalaskan."
Kedua manusia namun berhati iblis itu ber cheers menikmati air neraka yang memabukkan.
Matthew meneguk minuman hingga tandas tak tersisa.
"Aku pastikan keluargamu tidak akan hidup tenang Daniel Harold!" batin Matthew.
*
"Assalamualaikum. Bagaimana soal anak-anak Kita? Boleh nanti malam Saya dan keluarga datang?"
"Waalaikumsalam. Tentu saja Kami senang bila silaturahmi itu dapat terlaksana. Jam berapa?"
"Insha Allah sekitar pukul 20.00 WIB Kami akan tiba."
"Kalau begitu Kami menunggu dirumah."
"Terima kasih. Sampai bertemu nanti."
"Iya. Semoga semua berjalan dengan lancar."
"Saya pun berharap demikian. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Sayang, Tuan Abimana siap menerima kita nanti malam."
"Semoga ini langkah yang tepat ya Darling. Bagaimanapun ini Kita lakukan demi kebaikan kedua belah keluarga. Toh akhirnya mereka saling suka."
"Ya Aku juga awalnya sempat takut, apalagi Daddy tahu sendiri bagaimana Darren dingin sekali pada wanita. Tapi sejak Mommy melihat interaksi keduanya, meski mereka sering ribut dan bertengkar namun tanpa Mereka sadari Mereka saling tertarik dan perhatian satu sama lain. Semoga mereka benar-benar berjodoh."
"Ya, meski Daddy akui, Kita mungkin saja egois sebagai orang tua, namun Allah mendukung rencana kita dan keluarga Tuan Abimana, buktinya mereka kini merasakan saling cinta cuma ya begitulah anak muda, masih gede gengsi!"
"Kayak sendirinya ga gede gengsi aja!"
"Mana ada Aku gengsi, sejak awal Aku sudah jujur bahwa Aku sangat mencintaimu Darl! Kamu saja yang senang bikin Aku ketar ketir!"
Kedua pasangan paruh baya itu tertawa bersama menikmati masa tuanya dengan bahagia bersama orang tercinta.
Share this novel