Operasi

Romance Series 4504

Wajah-wajah ketegangan, dengan jantung yang berdebar, serta doa yang tak henti dilafazkan saat menunggu Daddy Daniel menjalani operasi.

Mom Lala tak henti berdzikir di luar ruangan didampingi oleh Devano dan Darren kedua putranya sementara Divya bersama Dokter Arjuna, Dokter Mikhayla bersama tim dokter lainnya berada di dalam berjuang segenap jiwa mencari jalan kesembuhan bagi Daddy Daniel.

Lampu di depan ruang operasi berhenti menyala menandakan operasi telah selesai.

Tampak Dokter Arjuna beserta jajarannya keluar dari ruang operasi masih menggunakan pakaian serba hijau menemui keluarga pasien.

"Bagaimana Dokter?" wajah wanita yang kini tak lagi muda begitu khawatir dengan keadaan suaminya dialah Mom Lala.

"Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar. Tuan Daniel juga dalam keadaan yang normal. Stabil. Namun saat ini masih dalam pengaruh anestesi. Kami akan pindah dulu ke ruang rawat. Baru setelah itu pasien boleh dijenguk. Kami akan meneliti apakah sel kankernya sudah berhasil semua diangkat semoga saja setelah ini Tuan Daniel bebas dari kanker." Dokter Arjuna juga tampak lega bisa menyelesaikan tugasnya sebagai Dokter.

"Alhamdulillah. Semoga Daddy segera pulih. Terima kasih Dokter Arjuna, Terima kasih Dokter Mikha, terima kasih dokter semuanya." Mom Lala dengan airmata mengucapkan rasa syukurnya dan berterima kasih kepada seluruh dokter yang membantu proses operasi suaminya.

"Terima kasih Dokter Arjuna." Darren menyalami Dokter Arjuna.

Dibalas anggukan Dokter Arjuna sambil menepuk bahu Darren.

"Terima kasih Dokter Mikha." Darren menatap Mikha dalam sambil menjabat tangan wanita yang belakang menjadi rekan seterunya.

Mikha menatap netra biru di hadapannya.

Nyess

Tak ada kata yang terucap hanya anggukan dan senyum yang tak terlihat tertutup masker.

"Makasi ya Dokter Mikha. Mommy sangat bersyukur." Mom Lala memeluk Mikha begitu erat bahkan menyebut Mommy kepada Mikha seolah ia berbicara pada dirinya.

"Mom, Kak, Dek, aku masuk dulu ya. Kami masih akan menyiapkan Daddy sebelum dipindahkan keruang rawat. Ayo Dokter Mikha." Divya yang terlihat tegar meski di dalam sana semua dapat melihat sorot matanya begitu tegang melihat Daddy tercintanya berjuang melawan penyakit.

Perasaan tak bisa berbohong meski Divya seorang dokter ia juga manusia sekaligus putri dari pasiennya sendiri.

"Mom titip Daddy ya Divya!" Mom Lala melepas putrinya kembali ke ruang operasi.

"Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Daddy kalian selamat dan sehat kembali Dar, Dev!" Darren dan Devano memeluk Mommy Lala.

Daddy Daniel sudah siuman. Ia membuka matanya perlahan.

Layaknya pasien yang habis operasi tubuh Daniel menggigil dingin.

"Dad, dingin ya. Mom pakaikan selimut lebih tebal ya." Mom Lala bahagia melihat suaminya sudah siuman dan segera memakaikan selimut lebih tebal melihat Daniel kedinginan.

"Honey." Daniel tersenyum meraih tangan wanita yang telah puluhan tahun dicintainya.

"Aku disini. Kamu belum boleh minum Sayang. Nanti kalau sudah buang angin baru boleh makan dan minum" Mom Lala tersenyum kecil dengan ucapannya.

"Aku tidak haus, melihat wajah cantikmu saja dahagaku hilang berganti sejuk."

Meski puluhan tahun membina rumah tangga dengan Daniel namun rona merah pipi Mom Lala selalu bersemu manakala suaminya merayu.

"Daddy ini, baru siuman sudah gombal aja! Panutanku Daddy!" Devano mendekat kearah Daddynya merangkul.

"Bagaimana Dad, are you oke?" Darren mendekati brangkar Daniel.

"I feel Ok. Don't worry Dar, i will get well soon!"

Darren menggenggam tangan ayahnya.

"Selamat Malam semua. Selamat Malam Tuan Daniel. Bagaimana apakah ada yang dirasakan?" Dokter Mikhayla masuk untuk visit setelah mendengar Daddy Daniel siuman.

"Masih sedikit kebal di bagian perut ke bawah. Sedikit pusing tapi tidak terlalu." jelas Daddy Daniel.

"Iya. Kebal disebabkan karena efek anestesi yang masih ada nanti bila sudah habis maka kebal akan menghilang, biasanya akan terasa sedikit nyeri saat pengaruh anestesi habis. Itu wajar. Tapi jika sakitnya tidak tertahankan akan kami berika obat pereda nyeri. Adapun pusing itu sama. Akan kami berikan obat pereda pusingnya. Jika kondisi memungkinkan brangkar Tuan Daniel akan kami tinggikan sedikit sehingga tidak pusing. Jangan sungkan untuk memanggil perawat atau saya jika ada yang dirasakan. Saat ini belum boleh makan dan minum dulu ya Tuan Daniel. Setelah buang angin baru diperbolehkan. Ada yang ingin ditanyakan?" Mikhayla begitu lembut, santun dan profesional.

Darren memperhatikan setiap kata-kata Mikha dan ia melihat gadis galak di hadapannya seakan hilang berganti gadis yang ramah dan lembut.

"Mikir apa sih aku!"batin Darren.

"Terima kasih Dokter Mikha." Daddy Daniel berterima kasih.

"Kalau begitu Tuan Daniel istirahat yang cukup ya malam ini. Semoga besok sudah pulih. Kalau begitu saya permisi dulu. Mari semuanya." Mikha dengan ramah penuh sopan santun pamit meninggalkan ruangan rawat Daniel.

"Makasi Calon kakak ipar! Ups, Kakak Dokter!" Devano keceplosan.

"Alhamduilillah Dad. Daddy pokoknya harus banyak istirahat. Mommy akan selalu mendampingi Daddy." Mom Lala memeluk suaminya.

"Jiwa jombloku meronta melihat Daddy dan Mommy." komentar Devano melihat kemesraan kedua orangtuanya.

Tugasnya hari ini selesai.

Lelah tentu saja. Rasanya ingin segera pulang ke rumah.

Mikha tidak bawa mobil karena ia memang lebih senang tak menyetir jika selesai operasi.

"Dokter Mikha!" panggil Divya.

"Dokter Divya. Ikut jaga?" Mikha melihat Divya berjalan ke arahnya.

"Iya. Aku akan menemani Daddy malam ini. Kasihan Mommy sejak semalam kurang istirahat. Dokter Mikha, terima kasih banyak, sudah menangani Daddy dengan baik." Divya seketika merangkul rekan sejawatnya.

Mikha memahami perasaan Divya.

Bagaimanapun perasaan Divya sebagai seorang anak terhadap ayahnya tentu tak mudah apalagi ia melihat langsung bagaimana tadi sang ayah berjuang melawan penyakitnya di atas meja operasi.

Mikha sendiri pun tidak akan setegar Divya jika ia yang berada dalam posisi yang sama.

"Ini semua berkat usaha dan doa semua pihak. Dokter Divya tak perlu berterima kasih." Mikha memeluk rekan sejawatnya sambil mengusap punggung Divya.

Seakan kelegaan terpancar dari wajah Divya meski airmata itu Divya tahan sekuat tenaga.

"Kak Darren!" Divya melihat Darren yang keluar ruangan sedang berjalan kearah dirinya.

Mikha dengan posisi menghadap berlawan arah tak melihat kedatangan Darren.

Darren melihat saat Divya memeluk Mikhayla.

Tadinya Darren ingin putar arah namun terlanjur dilihat Divya dan ia dipanggil, mau tak mau ia menghampiri.

Mikha melihat Darren mendekat kearah mereka.

"Dokter Divya, saya pamit duluan ya. Mari!" Mikhayla menganggukan kepalanya saat pamit.

"Dia benci banget kayaknya sama aku!" batin Darren perasa saat Mikha segera menghindar saat ia datang.

"Hati-hati Dok!" Divya sedikit berteriak karena langkah Mikhayla begitu cepat.

"Kakak itu jangan jutek-jutek kenapa sih! Lihat Dokter Mikha, langsung ngacir kan!" Divya kesal dengan kakaknya yang berwajah tampan maksimal tapi juteknya juga maksimal.

"Dia aja sensian!" Darren seolah tetap cool meninggalkan Divya yang masih kesal dengan sikap kakaknya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience