Sesuai janji Darren akan bertemu dengan Daddy nya di luar rumah juga di luar perusahaan.
Darren penasaran mengapa Daddy Daniel mengajak Darren berbicara 4 mata ditempat yang Daddy nya pilih.
"Dad, maaf Aku baru sampai." Saat Darren masuk dalam sebuah ruang VIP tampak Daddy Daniel sudah menunggu di dalam.
"It's Ok Dar, Kamu bawa kotak itu?" Daddy Daniel langsung menanyakan perihal paket yang Darren terima di kantor namun tanpa diketahui pengirimnya.
Darren mengeluarkan kotak yang ia terima di kantor kepada Daniel.
Daniel membuka kotak yang diberikan Darren.
Meski Daniel sudah melihat dari kirimin foto yang Darren kirim tetap saja ketika membuka kotak tersebut dan melihat isinya wajah Daniel menjadi serius terlihat mengerutkan dahi.
"Sebenarnya apa maksudnya Dad?" Darren sambil melirik ke isi dalam kotak.
Daniel meletakkan apa yang baru saja ia lihat.
Sambil menyandarkan punggungnya Daniel seakan mengatur nafas untuk membuka tabir yang selama ini ia simpan rapat.
"Mereka kembali." Daniel menatap ke arah kotak.
"Mereka? Siapa Dad?" Darren memajukan tubuhnya semakin penasaran dengan teka teki.
"Itu adalah simbol organisasi mafia. Dulu ketua mereka berhasil di masukan penjara oleh Opa Harold. Adik dari ketua mereka membalas dendam hingga Opa meninggal. Namun kala itu Daddy masih terlalu kecil dan Oma Alisha hanya sendiri tidak memiliki kekuatan untuk menuntut keadilan atas kematian Opa yang dianggap wajar murni kecelakaan. Saat Oma Alisha tutup usia beliau juga berpesan kepada Daddy untuk jangan sekali - kali berurusan oleh Mereka." Daniel akhirnya membuka tabir rahasia yang selama ini ia simpan sendiri bahkan Mommy Syahla sendiri istri Daniel tidak ia beritahukan.
"Jadi karena itu Daddy menjual Rumah Sakit milik Oma?" Darren menanyakan.
"Sesuai permintaan Oma agar Daddy menghilangkan akses Mereka untuk mengusik hidup kita. Tapi saat kamu mengabari Dad soal ini, Dad rasa Mereka masih dendam kepada Daddy." Daniel tampak serius raut wajahnya tegang.
"Apakah ada hubungan kerjasama yang Aku lakukan oleh Rumah Sakit di Korea Selatan?" Darren menebak.
"Bisa jadi itu salah satunya. Jaringan mereka memang melakukan tindakan ilegal dengan menciptakan, memproduksi virus dan menyebarkannya. Opa dan Oma dulu meneliti melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan obat dan vaksin dari virus yang Mereka ciptakan. Kala itu Opa dan Oma berhasil. Namun sayangnya belum sempat Mereka publikasikan, mereka mensabotase dengan membuat Opa kala itu kecelakaan dan akhirnya Opa meninggal. Sejak saat itu Oma memilih pulang ke Indonesia untuk menghilangkan jejak dan menjual Rumah Sakit miliknya. Oma memutuskan menutup buku soal obat dan vaksin hasil penemuannya bersama Opa, hingga Oma menghembuskan nafas terakhir." jelas Daddy Daniel panjang lebar.
"Jadi maksud Dad, Mereka kembali untuk balas dendam? Sepertinya Mereka berpikir, kerjasama yang Aku lakukan untuk menggalang kekuatan kembali membawa formula obat dan vaksin milik Opa dan Oma." Analisa Darren.
"Seperti nya Mereka berpikir demikian. Dar, jangan pernah katakan ini pada siapapun termasuk Mommy dan adik-adikmu. Terutama Divya. Daddy tidak mau kalau Divya menjadi sasaran Mereka. Bagaimanapun Divya kini berada dalam jalur yang sama dengan Oma dan Opa." Daniel menatap lekat anak sulungnya.
"Apakah Kita tidak mengantisipasi, Darren takut Mereka melakukan hal-hal nekat pada Daddy dan keluarga Kita."Darren tampak memikirkan keselamatan Mommynya.
"Alexander Thomas. Itu nama ketua mereka yang Opa jebloskan ke penjara. Dan Adiknya Excel Thomas yang sengaja menyabotase Opa membuat Opa kecelakaan dan meninggal. Namun Daddy yakin kini bukan lagi Mereka berdua yang menjadi pemantik dan mengirimkan kita Teror, Kamu hanya perlu cari tahu siapa dia. Bisa saja anak Alexander atau anak Excel yang kini melakukannya." Daniel dengan tatapan lekat pada wajah Darren.
"Saat kuliah Aku memiliki teman yang bertugas di FBI. Ia memiliki jabatan yang tinggi saat ini. Bolehkah Aku meminta bantuan temanku mencari tahu informasi jaringan mereka?" Darren meminta pertimbangan.
"Tidak ada salahnya mencoba. Walaupun dulu FBI bisa Mereka kelabui bukan berarti kini masih sama. Tidak ada salahnya mencoba." Daniel optimis demi menyelamatkan keluarganya.
"Baik Dad, Aku akan mengabari Daddy jika sudah menerima informasi mengenai Mereka." Darren mantap setelah mendapat perserujuan Daddy Daniel.
"Satu lagi Dar, tolong bicara dengan Divya agar ia tidak terus membujuk Dad, memberikan ijin agar adikmu bisa pindah ke luar negeri. Terlebih saat ini sangat amat beresiko." Daddy Daniel yang baru memberitahukan pada Darren persoalan Divya yang ingin kembali balik ke negari asal sang Oma.
"Divya ingin kembali kesana? Ada masalah apa Dad?" Darren terkejut Divya meminta hal tersebut.
"Adikmu tampaknya menyukai seseorang. Namun pria itu sepertinya tidak membalas perasaannya." Daddy Daniel menjelaskan sedikit tersenyum.
"Divya bukannya memang hobi ganti pacar?" Darren yang tahu Divya dan Devano 11 12 dalam hal percintaan.
"Jangan bicara begitu, bagaimanapun Divya adikmu. Dia mungkin kemarin-kemarin hanya senang-senang tapi kali ini Dad tahu Divya jatuh cinta dan serius dengan perasaannya. Tapi Pria itu sepertinya mencintai wanita lain. Kamu Kakak Divya Dar, hanya Kamu yang bisa membantu." Daddy Daniel menyiratkan sesuatu.
"Maksud Dad, Aku harus bagaimana? Haruskah Aku menemui pria itu dan mengancamnya agar bersama Divya?" Darren asal menjawab karena ia benar-benar tidak mengerti maksud perkataan Daddy Daniel.
"Bukan itu maksud Dad. Kamu buat wanita yang di sukai pria itu agar jatuh cinta sama Kamu. Agar pria itu juga tahu bagaimana rasanya wanita yang dicintainya mencintai pria lain." Daniel masih belum memberikan ide.
"Bagaimana bisa Aku membuatnya jatuh cinta, Aku sendiri tidak mengenalnya." Darren yang semakin bingung menganggap Daddy Daniel terlalu tidak masuk akal.
"Kamu mengenalnya. Bahkan Kamu sering bertengkar dengannya." Daniel tersenyum senang melihat wajah Darren yang penasaran.
"Siapa?" Darren bertanya.
"dr. Mikhayla. Kenal?" Daddy Daniel tersenyum.
"Apa! No!" Darren dengan cepat menolak.
"Bukannya Kamu sedang mencari info Mikhayla. Untuk apa?" Daddy Daniel tahu semua sepak terjang putra putrinya.
"Bagaimana Daddy?" Darren terkejut Daddy Daniel mengetahui apa yang Darren kini lakukan.
"Kamu belum lahir, Dad, sudah malang melintang di dunia ini Dar. Jadi bagaimana dengan penawaran Daddy?" Daddy Daniel sengaja menantang Darren.
"Aku dan Mikha, jatuh cinta? No!" Darren membolakan matanya.
"Kamu tidak menyayangi adik dan keluargamu? Daddy Daniel memberikan sugesti dengan penekanan.
"Silahkan Kamu pikirkan baik-baik Dad, Tapi yakin Kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Mikhayla, ayolah jangan bohongi Dad, Kamu bisa membohongi perasaanmu namun kamu tidak bisa membohongi Dad. Daddy tahu Loh kejadian di Kampus Z. Kamu mau Dokter Arjuna menang taruhan darimu?" Daddy Daniel tahu persis soal kejadian adu sengit Darren dengan Arjuna.
"Jadi, pria yang Dad maksud Arjuna?" Darren menebak.
"Ya. Adikmu menyukainya." Daniel membenarkan.
"Apa bagusnya Arjuna, seperti tidak ada pria lain saja!" gerutu Darren.
"Wait, Daddy rupanya masih memata mataiku? Ugh!" Darren terlihat kesal.
"Daddy hanya menjaga kalian. Ya inilah alasan sesungguhnya. Kini Kamu tahu alasan Dad selama ini."
Darren masih enggak mengiyakan, namun ia juga tak sanggup menolak.
Darren memandang wajah Daniel seolah apa langkah terbaik yang harus Darren lakukan.
Share this novel