Hai Suami! Hai Istri!

Romance Series 4504

Alarm berdering dari ponsel Mikhayla.
Dering ponselnya istrinya mengusik tidurnya.
Darren mencari sumber suara yang bukan berasal dari HP nya.
"HPku lowbat. Mungkin HP Mikha."
Mengumpulkan kesadaran sambil membolakan mata membuka sepenuhnya.
Darren tersenyum menatap wanita yang kini masih lelap berbantalkan lengan kekarnya.
"Kamu lelah ya Sayang." Darren membelai rambut Mikhayla yang menutupi kecantikan paras istrinya.
Darren melirik jam tangan dipinggir nakas.
Tega tak tega Darren membangunkan Mikha karena waktu subuh sudah masuk.
"Sayang, bangun yuk." Darren dengan suara lembut sambil membelai pipi kenyal Mikha.
Kerutan dahi Mikha menjadi awal wanita yang pagi ini menjadi mantan perawan segera bangun dari mimpi indahnya.
"Sayang, bangun yuk. Kita subuhan." Darren membelai rambut Mikha menatap istrinya dengan bahagia.
Mikha menaikkan kelopak matanya agar segera terjaga.
"Sudah subuh ya Yang?" Mikha dengan suara serak khas bangun tidur.
"Iya. Makanya aku bangunin kamu. Kita mandi yuk, terus jamaahan."
"Aku mandi duluan. Kalau bareng kamu bakal ga jadi mandi lagi!" Mikha yang mendengar ajakan Darren sukses dibuat 100% pulih kesadarannya dan bangun dari nyamannya pembaringan.
"Awww!" Mikha merasakan bagian intinya sedikit perih dan terasa mengganjal.
"Pelan Sayang. Aku bantu ya. Sini!"
Darren mengetahui istrinya pasti akan merasakan seperti yang banyak diceritakan pasangan pengantin baru lainnya.
"Yang, kamu mau ngapain, turunin. Aku bisa jalan sendiri." Mikha yang kaget Darren menggendongnya ala bridle menuju toilet.
"Jangan banyak gerak dong Sayang, kali DJ bangun bisa repot. Kita bisa telat subuhan." Darren perlahan menurunkan Mikha saat sampai toilet.
"DJ? Siapa?" wajah Mikha bingung.
"Emang belum kenal? Mau kenalan ga?"
"Dimana?"
Tanpa basa basi Daren meraih tangan Mikha membawanya kepada DJ yang setiap pagi selalu morning glory tak pernah absen.
"Astagfirullah! Kamu ngagetin aku sih!" Mikha terkejut bukan main saat tangannya diajak menyentuh DJ yang dalam posisi siap upacara bendera dengan sikap sempurnanya.
"Kaget banget sih Sayang, semalam kan udah 2 kali kenalan, masa masih kaget aja. Harus sering-sering diajak silahturahmi Sayang jadinya akrab." Darren puas mengerjai istrinya yang sukses kesal dipagi hari.
"Astagfirullah, kenapa aku bisa nikah sama Es Balok yang Omes!" Mikha menepuk dahinya.
"Salah Sayang, kamu itu menikah sama Pria Tampan dengan Sejuta Pesona!"
"Mending kamu keluar dulu Yang, aku mau mandi, lama-lama bisa stress aku deket kamu! Ya Allah Mommy Tasya, Daddy Abi anak kalian sangat membagongkan!" kelutus Mikha.
"Mandi bareng aja Sayang, biar cepet! Aku bantuin gosok punggung kamu juga mau." usaha Modus tiada henti itulah prinsip Darren.
"No! Cepet kekuar dulu. Kita nanti kehabisan subuhan."
Darren mengalah membiarkan Mikha mandi dengan tenang tanpa gangguan kemesuman sang suami.
"Assalamualaikum Warahmatullah."
"Assalamualaikum Warahmatullah."
Darren berbalik menghadap Mikhayla mengulurkan tangannya.
Mikhayla meraih tangan Darren mencium punggung tangan suaminya.
Ada rasa hangat dihati Darren.
Begitupun Mikha, tak mengangka laki-laki yang awalnya bagai Tom&Jerry dengannya kini menjadi imamnya.
Darren mengecup lembut dahi istrinya begitu hikmat.
Jemari panjang nan lentik digenggam Darren sambil mwmandang wajah cantik berbalut mukena membuatnya menatap teduh tersenyum.
"Sayang terima kasih sudah bersedia menjadi istriku seutuhnya, terima kasih mau menerimaku dengan segala kekurangan yang aku miliki. Maaf kalau hingga saat ini ataupun nanti ada kata-kata, perbuatan dan sikapku yang tidak berkenan dihatimu, tapi yang pasti i love you forever." Darrwn mengecup tangan Mikhayla membawa tubuh ramping dalam dekapannya.
"Yang, janji ya kalau kamu tidak akan pernah mengkhianatiku. Katakan jika aku salah, tegur aku dengan lembut, bimbing aku bila keliru, tapi jangan pernah gunakan kekerasan, sebab aku bukan lawanmu, aku hanya wanita yang mencintaimu dan aku bisa sakit hati dan kecewa."
Darren mengurai pelukannya, perlahan ia membuka mukena yang dikenakan oleh Mikha.
"Sayang, bolehkah kita ulangi yang semalam?" Darren menaikkan kedua alisnya seakan masih terbuai dengan aktivitas baru yang menjadi candu.
Anggukan Mikhayla menjadi sinyal persetujuan.
Tanpa berlama Darren menggendong Mikha membawanya keperaduan mengulangi penyatuan keduanya hingga sang fajar meninggi hari keduanya baru selesai menuntaskan segala rasa yang mulai menjadi kenyamanan dan saling membutuhkan.
"Sayang, bangun yuk! Kita makan dulu!" Darren membelai pipi Mikha yang masih lelap kelelahan pasca pertemuan DJ dengan sarangnya.
"Jam berapa sekarang Yang?" Mikha mengerjapkan kedua matanya, menutup mulutnya yang menguap sambil menggeliat, merenggangkan tubuh lelahnya.
"Jam 11 Sayang. Capek ya?" senyum Darren sambil menghujami wajah Mikha kecupan.
"Ga nyadar udah bikin aku kelelahan ya!" Mikha membolakan matanya.
"Maaf Sayang, habis DJ ketagihan sama sarangnya, gimana dong!" tanpa dosa Darren mengatakannya karena memang ia candu dengan apa yang ada pada istrinya.
"Dasar Bule Omes!"
"Sayang buka mulutnya, Aa...." Darren mengarahkan sendok menyuapi Mikha.
"Kapan pesennya yang? Aku ga denger?" Mikha sambil mengunyah makanan.
"Jangan bicara kalau sedang mengunyah. Pelan-pelan makannya. Aku pikir kamu kelelahan kalau harus turun, jadi aku minta sarapan dikamar saja." Darren kembali menyuapi Mikhayla.
"Kamu juga makan Yang jangan nyuapin aku doang. Sini Aa...." Mikha balik menyuapi Darren.
"Sayang, setelah menikah kamu maunya kita tinggal dimana?" Darren mengusap sudut bibir istrinya yang ada sisa makanan.
"Sweet banget sih Yang, aku jadi meleleh!" Mikha diperlakukan sebegitunya menjadi malu malu meong.
"Kamu makannya belepotan kayak anak kecil." Darren tertawa.
"Anak kecil tapi dieksploitasi dari semalam sampe siang,huh!" Mikha mengerucutkan bibirnya.
Tentu saja melihat Mikha menggemaskan begitu kecupan hangat mendarat sempurna dari Darren pada bibir manyun Mikhayla.
"Tuh kan nyosor lagi!"
"Abisnya gemes tahu! Dari dulu kalau kamu ngomel-ngomel bibir sexymu bikin aku ingin melahapmu!" Darren tak sadar sebuah pengakuan ia utarakan.
"Oh jadi kamu emang udah ngeres ya! Nyesel meladenimu berantem!"
"Aku sih enggak, gara-gara ribut sama kamu, sekarang aku punya istri cantik, manis, gemesin yang pastinya uww, you look so sexy baby!" Tatapan elang Darren siap menerkam menggoda Mikhayla.
"Aduh, ampun DJ! Yok makan!" Mikha menyuapi Darren menutup mulut omes suaminya.
"Sayang belum jawab pertanyaanku, kita mau tinggal dimana?"
"Sebetulnya aku masih berat sih untuk pisah dari Mommy dan Daddy tapi sebaiknya kita tinggal berdua, aku ingin belajar saling mengenal dengan kamu Yang, dan kita sama-sama memulainya berdua. Kalau kamu bagaimana Yang?"
"Aku juga punya pikiran yang sama denganmu, bagaimanaoun kita sudah menikah, ya sebaiknya kita memiliki temoat tinggal sendiri agar kita bisa belajar mandiri, adapun seminggu sekali kita bisa menginap bergantian kerumah Mommy dan Daddy kan?"
"Ya, aku setuju Yang. Berarti kita cari dulu rumahnya, bagaimana?"
"Sebenarnya aku sudah memiliki beberapa pilihan, tapi aku mau kamu yang memilihnya, kalaupun belum cocok nanti kita akan cari rumah yang cocok untuk kamu. Aku mau kamu merasa nyaman tinggal dirumah itu."
"Tapi kita pulang kerumah Daddy dan Mommy dulu ya lalu gantian kerumah Daddy Abi dan Mommy Tasya. Boleh?"
"Tentu boleh Sayang, sekarang orang tua kita ada 4, Daddy Abi dan Daddy Daniel juga Mommy Syahla dan Mommy Tasya. Kita harus tetap menengok dan merawat mereka, karena mereka kita bisa bahagia seperti sekarang. Aku juga akan meminta izin pada mereka mengenai rencana kita soal pindah rumah."
"Aku senang kamu berpikir begitu Yang. Terima kasih." Mikha beranjak dari kursi memeluk suaminya.
"Tidak perlu terima kasih, karena ini tugasku sebagai suamimu. Aku juga tidak membatasi apapun baik pekerjaan, hobi ataupun aktivitas tang kamu senangi dan lakukan, aku hanya mengingatkan sekarang prioritasmu adalah keluarga, aku dan calon anak-anak kita adalah yang kamu harus utamakan, selebihnya aku tidak akan melarang."
"Berarti kalo deket cowok lain boleh dong!" Mikha memancing diair keruh meskipun hanya sebatas candaan.
"Coba saja kalau berani, kupastikan pria itu tidak ada lagi dibumi!" wajah horor Darren mendengar kata-kata Mikha.
"Duh, cemburu ya Mas Bule aku!" Mikha menyolek hidung mancunh Darren.
"Tentu aku cemburu, seenaknya saja ada yang mau mengusik milikku, hadapi dulu suaminya!" Darren mencubit pelan dagu rungi Mikha.
"Kamu tahu ga Sayang, sejak pertama bertemu kamu aku tuh sudah suka sama kamu, cuma galaknya itu yang bikin aku semakin gemes!" Darren mencubit pelan hidung Mikha.
"Aku sih pure sebel sama kamu! Kamu tuh dulu persih Es Balok dari Kutub Utara, Kulkas 2 pintu plus jutek ngeselin!" dengan lancar Mikha mengeluarkan unek-uneknya.
"Oh berani ya ngatain suaminya, sini mana yang kesel sama aku, aku cium ya!"
Darren mengelitik Mikhayla tentu saja Mikhayla yang berhasil lepas dari pelukan Darren malah menggoda berlari.
Darren pun mengejar istrinya.
Terjadilah kejar-kejaran di dalam kamar hotel president suite.
Ah romantisnya pengantin baru kita.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience