Langit malam di akhir pekan bertabur bintang menampilkan pesona bulan yang membuat keindahan sempurna.
Mikhayla berada dalam kamar, berbaring malas sambil mendengarkan musik membiarkan pikirannya berkelana tanpa arah.
"Sayang, loh kok belum siap? Belum mandi juga ya? Ayo cepet mandi, dandan cantik. Masa mau menemui calon suami masih model begini." Mommy Tasya duduk di sisi ranjang Mikhayla menggoyangkan tubuh putrinya yang masih leyeh-leyeh di pembaringan.
Mikhayla tanpa protes segera masuk ke kamar mandi.
"Sayang, kalau sudah siap turun ya." Mommy Tasya sebelum keluar dari kamar Mikha.
Mikhayla dalam balutan bathrobe berjalan ke walk in closet miliknya.
Terlihat gaun cantik berwarna maroon tentu saja disiapkan Mommy Tasya terlihat simple namun cantik.
Mikha memakainya dan merias tipis wajahnya.
Kehadiran keluarga Daniel Harold beserta istri dan anak-anaknya di Kediaman Abimana Aryastya Permana disambut hangat sang pemilik rumah.
Tentu saja sebagai tokoh utama malah ini Darren Harold sudah terlihat sangat tampan dan gagah dalam balutan jas dengan warna yang entah bagaimana bisa serasi dengan gaun yang Mikhayla kenakan.
Hati mana yang tak bergetar saat wanita yang telah mengaduk-ngaduk perasaan seorang Darren Harold setelah sekian lama tertidur dingin membeku ibarat bongkahan es di kutub utara.
Mikhayla ya turun di dampingin oleh Mommy Tasya seolah menyihir mata Darren hingga netra biru pria yang biasanya menyebalkan bagi Mikhayka dengan mulut pedasnya kini terpaku, terpesona bagaikan melihat bidadari turun dari khayangan.
"Kak biasa aja dong matanya, jangan mupeng gitu." bisik Devano pada Darren dengan suara penuh ledekan.
Darren mengabaikan ocehan jahil adik bungsunya, bagi Darren malam ini kecantikan Mikhayla seakan memasung manik biru milik Darren dalam pesona sang perempuan cantik yang kini telah ada di hadapannya.
"Cantiknya Mikha," puji Divya yang sama-sama wanita cantik terpukau oleh tampilan Mikhayla rekannya sendiri.
"Darren, sekarang sampaikan apa yang ingin kamu katakan kepada Mikhayla dan keluarganya." Daddy Daniel meminta Darren putranya berbicara karena ia paham Darren tengah terpesona oleh perhiasan dunia ialah makhluk indah ciptaan Tuhan.
"Sebelumnya Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada Tuan Abimana atas keterkejutan dan ketidaksopanan yang Saya lakukan kemarin malam. Namun seperti yang Saya katakan kemarin, Malam ini dari lubuk hati Saya yang paling dalam, Saya Darren Harold dsngan segenap kerendahan hati Saya ingin menyampaikan bahwa Saya ingin mempersunting Mikhayla Zalindra Permana sebagai istri Saya. Apakah Mikhayla bersedia menjadi istri Saya?" Darren dengan tatapan penuh keyakinan dan mantap saat mengutarakan maksud dan tujuannya.
Tak ada keraguan dalam setiap ucapan yang terlontar dari bibir Darren.
Entah sejak kapan dan bagaimana cinta itu masuk dalam sanubarinya dan hatinya memilih Mikhayla tanpa ragu untuk menjadi wanita yang ia cintai.
"Aku sebagai ayah Mikha menyerahkan sepenuhnya kepada Mikhayla. Mikha, kamu sudah mendengar sendiri Darren Harold beserta keluarganya datang untuk melamarmu. Daddy percayakan sepenuhnya kepadamu untuk menjawab." Abimana menatap Mikhayla yang duduk ditengah diapit oleh kedua orang tuanya.
Jujur saja bagi Mikhayla malam ini seakan masih tidak percaya.
Ia dan Darren sejak pertama berjumpa selalu saja saling berselisih dan kerap ribut malam ini semua terasa bagai mimpi Darren Harold melamar dirinya.
Mikhayla sendiri belum sepenuhnya tahu apakah perhatian dan rasa khawatir seeta kerinduan akan segala hal menyebalkan yang Darren lakukan pada dirinya merupakan isyarat cinta atau bukan.
"Mikha, Sayang, kami semua menunggu jawabanmu." Mommy Tasya menyadarkan lamunan Mikha.
"Kalau boleh, aku ingin berbicara berdua dengan Darren." Mikhayla menatap balik netra biru yang sejak tadi tak lepas menatap lekat dirinya.
Seluruh orang memandang pada Darren.
"Ayo kita bicara." Darren beranjak dari kursi panas yang sejak tadi sukses membuat seorang Darren Harold gugup.
Mikhayla menghentikan langkahnya.
Langkah Darren ikut terhenti manakala wanita yang berhasil mengisi padang geesang miliknya berbalik memandang dengan sorot mata yang lekat.
"Caramu membalasku kali ini sungguh tidak lucu!Aku tidak ada waktu bermain-main. Ayo kembali ke dalam dan pulanglah!"
Kekesalan Mikha mengingat kejadian pagi tadi saat ia melihat langsung Darren sedang bermesraan dengan wanita sexy di kantornya.
"Malam ini aku memang ingin mengakhiri permainan ini. Aku ingin kamu tidak lagi main-main dihatiku. Dari hari ke hari hati ini terus kau permainkan, Sepanjang waktu kamu membuat aku gelisah, Menggodamu membuat hatiku bahagia. Semula aku anggap kamu menyebalkan, tapi saat melihat kamu tersenyum pada pria lain lebih menyakitkan dibanding wajah galakmu setiap saat untukku."
Blush!
"Bagaimana mungkin aku bisa tersihir oleh kata-katanya yang tidak ada romantis-romantisnya sedikitpun." batin Mikha.
"Kalau begitu ajak saja wanita sexy dan kurang bahan yang menciummu menikah. Sepertinya ulet keket itu lebih tertarik padamu!"
Kekesalan Mikha semakin menjadi kala mengingat kejadian tadi di kantor Darren saat ia datang.
"Kamu cemburu?" Kali ini Darren menaikkan sebelah alisnya.
"Mana ada! Bukan levelku bersaing dengan wanita kurang bahan!" Mikhayla mendengus kesal tentu saja wajah galak itu membuat Darren selalu merindukan Mikha.
"Aku akui aku pria aneh, melihat wajah galak dan kata-kata pedasmu membuat aku semakin ingin memilikimu."
"Es Balok aneh! Sudahlah, berhenti bermain-main. Aku mengaku kalah, silahkan kamu pulang!" Mikhayla masih saja belum percaya dengan apa yang saat ini terjadi.
Darren mengikis jarak diantara mereka.
Menyisakan 1 hasta antara ia dan Mikha hingga kecantikan yang mempesona Darren begitu dekat dan terekam jelas dalam manik biru sang pria.
"Sejujurnya aku ingin bilang padamu, hari ini untuk kesekian kalinya aku merasakan sesak manakala kamu pergi bersama pria lain disaat aku memanggilmu. Berkejaran bagai orang gila, Seharian mencemaskanmu khawatir kamu salah paham, Aku Darren Harold tak pernah ada sekalipun yang mampu membuatku bergeming, hanya kamu Gadis Galak yang membuat merasa takut kehilangan."
Mikhayla tertegun dengan kata-kata Darren.
"Sejak kapan?"
"Apanya?" goda Darren.
"Ya, Kamu benci aku kan?"
"Sejak pertama bertemu denganmu aku memang benci, Benci karena cuma kamu yang membuat aku rindu dan ingin terus melihat wajah galakmu!"
Rona wajah Mikhayla memerah.
Darren melihat tanpa sadar ia tersenyum.
"Kau tersenyum?"
"Bagaimana aku tampan kan?"
"Mana ada Es balok tampan!"
"Tentu saja! Es balok ini sekarang sudah mencair, dan kamu si Gadis Galak yang susah melelehkan hatiku!"
"Cih, mengapa tiba-tiba kamu jadi raja gombal!
" Tidak! Aku hanya mengatakan yang sejujurnya. Sejujur saat aku mengatakan, maukah kamu menikah dengaku Mikhayla?"
"Nikahi saja Ulet Keket itu!"
"Tidak Mau! Karena hatiku memilih kamu! Cuma kamu yang mampu mewarnai hariku dengan wajah galakmu! Dan Aku suka."
Entah romantis model apa Darren.
Namun semua kata-kata Darren terasa manis di telinga Mikha.
"Ayo kita masuk! Berdua denganmu membuatku lelah!"
"Kelak kita akan merasakan lelah bersama!"
"Ya Tuhan! Dari mana pikiran mesum itu!"
"Maksudku, jika malam ini lamaranku kamu terima kita akan lelah karena harus segera menyiapkan pernikahan kita. Ck,Ck, ternyata calon istriku sudah tidak sabar ingin merasakan lelah yang lain."
"Dasar Es Balok! Ayo masuk!"
Mikhayla dengan wajah yang malu segera masuk ke dalam.
Share this novel