Memasuki sebuah kawasan Mall yang menjadi tujuan para sosialita menghabiskan hasrat berbelanja sekaligus menaikan gengsi sekedar postingan di sosial media.
Darren dan Mikhayla kini berada di salah satu tempat yang menyediakan perhiasan mewah tempat favorit kaum hawa yang bergelar istri sultan ala negeri plus 62.
"Mari Tuan Darren dan Nona Mikhayla, kami sudah menyiapkan pilihan terbaik dari koleksi terbaru yang kami khusus sediakan untuk Tuan dan Nyonya."
Seorang wanita berstelan blezer mengantarkan Darren dan Mikhayla masuk dalam ruang VVIP di tempat itu.
"Inilah koleksi kami terbaru untuk wedding ring Nona."
"Pilihlah mana yang kamu suka Sayang."
Mikhayla lebih terkejut akan panggilang Sayang dan rangkulan tangan Darren di bahunya dibandingkan barisan berlian mewah di hadapan matanya.
"Aku bingung, menurutmu mana yang bagus?"
Tentu saja diperlakukan manis seperti saat ini oleh calon suami siapapun akan malu-malu meong ya ga sih!
"Apapun yang kamu pakai akan selalu terlihat bagus Sayang." lagi dan lagi Darren si Es Balok hari ini mencair berubah menjadi Susu Cokelat Hangat. Nice!
"Aku mau coba yang ini Mbak." Mikhayla menunjuk salah satu cincin yang ia rasa cantik meskipun semua yang sodorkan tak ada yang tidak cantik dan jangan lupakan mewah!
"Sini aku yang pakaikan." Darren berinisiatif memakaikan cincin itu pada jari manis Mikhayla.
Desiran halus dalam aliran darah tubuh Mikhayla saat tangan besar Darren meraih jemarinya memasangkan cincin pilihan Mikha.
"Cantik sekali di jarimu." senyum itu kembali menghiasi wajah Darren.
Mikhayla mengalihkan tatapannya ke jari manis yang kini tersemat cincin.
"Kamu suka? Atau mau pilih yang lain?"
"Ini saja."
Pegawai perhiasan tersebut kemudian menyiapkan cincin pilihan Mikhayla.
Sesaat kemudian mereka datang kembali dengan membawa set perhiasan dengan berbagai macam model dan jenis.
"Tuan Nyonya Syahla sudah berpesan kepada kami agar Nona Mikhayla untuk memilih set perhiasan dari koleksi terbaru kami. Silahkan Nona memilih mana yang Nona Mikha sukai."
Mikhayla bukan main kaget dibuatnya. Meskipun ia sendiri dari kalangan keluarga yang 11 12 dengan keluarga Darren namun Mikhayla merasa banyak.
Mikhayla menarik pelan mengajak Darren menepi.
"Darr, sepertinya cincin tadi sudah cukup. Tidak perlu itu! Terlalu berlebihan." bisik Mikha pelan.
Darren tersenyum dalam hatinya sungguh luar biasa wanita dihadapannya meski berlatar belakang dari keluarga yang serupa dengannya namun tidak silau dengan kemewahan.
"Sayang, ini amanah Mommy, katanya hadiah untuk calon menantunya." Darren menoel hidung mancung Mikha.
Tentu saja sikap Darren membuat Mikha salah tingkah.
"Silahkan Nona pilih mana yang Nona sukai."
Mikhayla bingung karena sejatinya ia paling kurang suka memakai perhiasan meski Mommy Tasya dan Daddynya sering membelikan hal-hal semacam ini dan semua hanya Mikha simpan saja tak pernah ia pakai.
"Aku bingung, mana ya?" Mikha bukan wanita gila-gila harta karena ia sendiri berasal dari keluarga berada.
"Bagaimana kalau ini?" Darren kali ini memilihkan set perhiasan yang dianggapnya cocok dikenakan Mikhayla.
"Baiklah. Aku akan mencobanya."
Mikhayla dibantu Darren mencoba kalung yang bertahtakan berlian.
Posisi keduanya begitu dekat manakala Darren membantu Mikhayla memasangkan kalung itu dileher jenjang, putih dan mulus.
Mikhayla bisa merasakan hembusan hangat nagas Darren yang membuat lehernya membuat Mikha meremang seketika.
Tak kalah hebat gemuruh dan desiran dalam dada juga dirasakan Darren kala mencium aroma manis dari leher jenjang putih dan mulus calon istrinya.
Tatapan keduanya seakan terkunci.
Netra biru milik Darren bertemu Manik Cokelat Mikhayla membius meninggalkan rasa cinta dalam dada.
Sejenak keduanya tampak senang menikmati pahatan terindah karya sang maha kuasa.
"Bagaimana, bagus tidak?" memecahkan segala rasa yang membuat keduanya terpaku dalam bisu tatapan kekaguman.
"So Beautiful Darling!"
Blush!
Tak henti-hentinya Darren membuat Mikha Shy Shy Cat.
"Kami pilih yang ini Mbak."
"Baik Tuan Nona, Silahkan menunggu dulu, kami akan siapkan."
Selesai urusan perhiasan rupanya Darren mengajak Mikhayla ke salah satu tempat yang menjual benda favorit Darren, Jam tangan.
"Kamu mau beli jam tangan? Kalian para pria memang sangat senang ya membeli jam tangan!" Mikha teringat Daddy dan kakaknya.
"Bukan Aku, tapi Kita. Yuk masuk."
Darren kali ini mempersilahkan Mikha masuk dalam mengajaknya memilih jam tangan couple untuk mereka.
"Mana yang kamu suka? Aku ingin kita berdua couplelan."
Jika cinta sudah tiba maka kemarau seketika turun hujan, panas akan berubah menjadi sejuk, dingin akan menjadi hangat.
"Bagaimana kalau yang ini?" Mikhayla menunjuk sepasang jam tangan berwarna silver.
"Kita coba. Sini aku akan pakaikan." Darren kembali meraih tangan Mikhayla memakaikan jam tangan pilihan Mikhayla di pergelangannya.
"Sekarang pakaikan aku juga." Darren meminta Mikhayla memasangkan di pergelangan tangannya.
Kali pertama Mikhayla memegang tangan kekar pria yang menjadi calon suaminya.
Telihat gurat otot tangan menandakan sang pria pekerja keras dan hobi olehraga.
Mikhayla memasangkan jam tangan di pergelangan tangan Darren.
Saat Mikha akan melepaskan tangannya Darren segera menjabat tangan kanan Mikhayla.
"Bagus kan?"
"Ya bagus." Mikha menatap kedua tangan mereka yang sudah saling menjabat dan kompak memakai jam tangan.
"Kami mau yang ini." Darren berkata pada pramuniaga.
"Baik Tuan, Nona akan kami siapkan, mohon dirunggu sebentara."
"Kamu mau makan apa? Kita makan dulu ya, aku laper nih!"
"Iya, aku juga laper!"
Keduanya tertawa berjalan menuju tempat yang akan mengobati rasa lapar keduanya.
Darren mengajak Mikhayla Dinner di salah satu hotel yang menawarkan pemandangan malam ibu kota dari rooftof.
Mikhayla memandang ruas-ruas jalan ibukota yang masih padat oleh laju kendaraan dihiasi lampu jalan menambah suasana malam itu cukup dinikmati sekedar melepas lelah.
"Mikhayla." suara lembut terdengar ditelinga Mikha kala Darren memanggilnya.
"Ehm, Iya?" Mikha yang kini harus mulai terbiasa nampaknya sang raja kutub sudah menjelma sengahat sinar mentari pagi.
"Terima kasih sudah mau menerimaku sebagai calon suamimu. Aku memang tidak pernah pandai berkata -kata manis dan tidak bisa merayu, sikapku juga mungkin saja sering menyebalkan. Tapi yang aku tahu pasti aku mencintaimu. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersama denganmu."
Duarrr!
Author bilang juga apa kan, Kalau cowok cuek udah Falling in Love, para buaya darat, buaya kali, buaya empang minggir deh semua. Slebewww!
Tidak pernah menyangka kata-kata semanis itu dapat terucap dari pria yang selalu ngajaknya adu urat leher.
"Aku juga bukan perempuan seksi seperti Chaterine, aku bukan perempuan yang anggun seperti cewek masa kini, dan Aku Mikhayla dengan segala kekurangan yang ada pada diriku. Ku harap kita bisa saling melengkapi dan mewarnai satu sama lain."
Jiah! Neng Mikhayla tiba-tiba jadi sweet bingo sih!
"Jangan bawa-bawa ulet keket itu! Aku jijik mendengarnya!" mode sebal Darren kembali saat mendengar nama Chaterine.
"Tapi kau sukakan dengan yang "besar" begitu?" Mikhayla memicingkan matanya.
"Aku suka yang pas. Tapi aku juga bisa bikin besar, lihat saja nanti!" Darren kali ini sengaja meledek Mikha dengan kata-kata menjurus dan nakal.
"Ih! Ternyata Es Balok mesum!" Mikhayla bergidik membuat pikirannya traveling kemana-mana.
Darren tertawa melihat reaksi Mikhayla yang kini ngeri ngeri sedap akan ucapan Darren.
Share this novel