Benih - Benih Cinta

Romance Series 4579

"Dar, boleh Mom masuk?" Mom Lala yang melihat pintu kamar Darren terbuka.

"Masuk Mom." Darren sedang duduk di meja kerjanya dengan laptop sebagai teman setia.

"Bagaimana ada yang Kamu rasakan habis Vaksin?" Mom Lala duduk di sofa yang berada di kamar Darren.

"Pegel aja tanganku. Sepertinya sedikit bengkak juga." Darren menggerakkan lengan yang tadi di suntik Vaksin.

"Oleskan ini. Bengkakmu akan sedikit berkurang. Atau Kamu mau mengikuti jejak Devano meminta tanggung jawab sama yang kasih Vaksin?" Mom Lala tersenyum karena melihat wajah Darren tampak masih kesal pada dirinya.

"Dar, Maaf tadi hanya ingin Kamu tidak terlalu kaku. Relax sedikit ga masalahkan?" Mom Lala kini dengan serius mengajak Darren berbincang.

"Ya tapi jangan seperti itu Mom, lihat bagaimana tadi Dokter itu menertawaiku!" Darren enggan menyebut nama Mikha.

"Menurutmu Dokter "itu" bagaimana?" Mom Lala mengikuti ucapan Darren.

"Bagaimana apa nya?" Darren tak menatap Ibunya yang selalu tersenyum dengan sikap dingin minim ekspresi Darren.

"Perempuan itu jangan dibikin kesel, lebih baik dibuat jatuh cinta."

"Siapa yang cinta sama Dia?" Darren dengan nada datarnya.

"Mom ga bilang Kamu cinta sama Dia. Maksud Mom, jangan sinis dan ketus begitu dengan perempuan. Takut kualat!" Mom Lala mengingatkan.

"Dia duluan yang seenaknya memanggilku dengan Es Balok!" Darren tanpa sadar curcol.

"Oh jadi panggilan sayang nya Es Balok. Kalau dia apa ya?"

"Amit-amit ga akan ya apalagi sama si Bar-Bar!" Darren semakin kesal dengan obrolan bersama Mom Lala.

"Wah, biasanya perempuan yang Bar-Bar begitu, Bar-Bar juga di ranjang Dar!" Mom Lala semakin memancing emosi Darren.

"Mommy!"

Mom Lala menyerahkan kantung es dan Thrombopop untuk Darren sebelum keluar.

"Sudah jangan marah, pakai ini. Kalau masih sakit, temui si Bar-Bar ya!" Mom Lala dengan tawa meledek sebelum menutup pintu kamar Darren.

Mom Lala bukan meredam malah semakin membuat tingkat kekesalan Darren menjadi level poll.

Di ruang makan kediaman Abimana

"Sayang, kenapa senyum-senyum? ada yang lucu?" Mom Tasya melihat Mikhayla yang senyum-senyum dan asik dengan pikirannya sendiri.

Mikha tersadar dari lamunannya yang teringat kejadian saat ia menyuntikan vaksin pada Darren.

"Ga ada apa-apa kok Mom. Cuma Lucu aja!" Mikha menyuap sate ayamnya.

"Apa nya yang lucu Dek?" Naka sambil menikmati soto tertawa melihat adiknya yang senyum-senyum sendiri.

"Ada ya, orang udah tua tapi takut di suntik! Terus menjerit, Mommy!" Mikha kembali tertawa lepas kala menceritakan hal itu.

Daddy Abimana, Mommy Tasya dan Mainaka saling pandang melihat Mikha yang bahagia tertawa begitu lepas.

"Segitu senengnya ya Sayang?" Daddy Abimana tersenyum.

"Lucu banget Dad! Ekspresinya itu loh!" Mikha tertawa hingga sudut matanya seperti orang menangis.

Mikha tertawa lagi teringat wajah Darren yang meringis sakit dan panik kemudian berteriak Mommy!

"Duh kayaknya nempel banget di hati nih! Jadi penasaran siapa sih yang takut di suntik?" Mom Tasya sengaja meledek Mikha.

Seketika Mikha sadar.

"Kenapa juga jadi ngebahas si Es Balok! bahaya nanti Mom, Dad dan Kak Naka malah mikir macem-macem!" batin Mikha.

"Dek! Malah bengong! Wah kayaknya ada yang kesambet Mom!" Mainaka yang aneh melihat perubahan Mikha.

"Aku kamar dulu ya Mom, Dad, Kak, ada laporan yang harus Aku buat. Dah!" Mikha meneguk air putih menyudahi obrolannya agar tidak ditanya-tanya Mommy Tasya yang sudah jelas Kemal alias kepo maksimal.

"Naka, Mommy penasaran siapa sih cowok yang bikin adikmu belakangan jadi aneh. Kadang Mikha kesel, kadang senyum-senyum sendiri. Kamu pasti tahu kan?" Mom Tasya mencoba melobi Naka.

"Mom, suitt!" Daddy Abimana meletakkan telunjuk di bibirnya memberi kode sang istri agar tidak kepo.

Abimana sebenarnya sudah mengetahui siapa pria yang membuat emosi anak gadisnya naik turun layaknya jet coster belakangan.

Bukan Abimana namanya kalau tak banyak mata-mata apalagi jika menyangkut soal keluarganya.

Jangankan di dalam negeri, saat Mikha kuliah dan bekerja di luar negeri pun segala hal kecil tentang Mikha Abimana mengetahui termasuk pria yang membuat putri tercintanya patah hati hingga menurut saat di minta kembali ke Indonesia.

Dan Mainaka adalah salah satu dari mata-mata Abimana, kakak Mikha sendiri.

"Mom cuma penasaran saja Dad. Ini anak ga pernah seekspresif ini kesel sama cowok. Kok kayak musuh bebuyutan banget gitu." Mom Tasya semakin penasaran.

Mommy Tasya sudah puluhan tahun hidup dengan Abimana hingga ia tahu bahwa suaminya pasti mengetahui soal Mikha hanya saja ia belum berbicara.

"Sudah Mom, kita lihat saja perkembangannya. Anak muda biasalah. Benci nanti juga jadi cinta. Kayak Mommy dulu ke Daddy kan?" Daddy Abimana justru menggoda istrinya.

"Naka sudah selesai makannya Mom, Dad. Males jadi obat nyamuk. Mending telpon Kanaya dulu!" Naka meninggalkan kedua pasangan baya yang lagi berdrakor ria.

"Jujur Dad, atau malam ini Daddy ga dapat jatah!" ancaman yang selalu mampu menggoyahkan pertahanan Abimana.

"Jangan dong Honey, Belut Listrik Dad nanti kesepian!" Daddy Abimana mengedipkan sebelah matanya.

"Dasar Om Omesh!" panggilan Mom Tasya sejak dulu untuk Abimana.

Dikamarnya Mikha malah tidak bisa konsentrasi.

Belakangan kejadian demi kejadian terjadi dalam hidupnya.

"Semoga Aku ga akan ketemu Dia. Hati ini masih sakit akibat penolakannya. Dan bodohnya rasa itu masih ada!" Mikha mengutuki dirinya.

"Gara-gara kejadian ga terduga jadi bikin Dokter Arjuna salah paham. Aku tahu Dokter Divya suka sama Dokter Arjuna. Duh, pusingnya hidup!" Mikhayla mengusap wajahnya kasar.

"Nah ini satu lagi, Es Balok, Gaya doang selangit sok cool, jutek, tapi sama jarum suntik takutnya sampe teriak Mommy!" Mikha tertawa terbahak kembali teringat wajah panik dan takut Darren.

Mainaka yang melewati kamar Mikha yang tak terkunci melihat adiknya yang berganti-ganti ekspresi.

"Dek, Kamu tuh aneh!" Mainaka sengaja hanya melewati saja tak ingin Mikha tambah pundung bila tahu ia menguping.

Dikamar Darren.

"Sumpah Gara-gara Mommy si Bar-Bar puas banget ketawa lepas! tapi dia manis juga kalau senyum. Apalagi kalau lagi ngobrol sama si Arjuna, kenapa semanis itu senyumnya. Kalo sama Gw, galaknya ngalahin ibu tiri!" gumam Darren.

"Tuh cewek emang sensi sama Gw doang. Btw dia ada hubungan apa ya sama Arjuna. Kayaknya ga cuma sekedar Direktur dan Dokter?" Darren kembali teringat saat ia melihat keduanya di Cafe dalam posisi yang begitu dekat.

"Ngapain juga Gw kepikiran si Bar-Bar! pokoknya setelah ini ga ada lagi moment ketemu dia. Baguslah!" Darren kembali memusatkan perhatiannya pada laptop menatap tabel berisi angka-angka.

Di Kediaman Abimanyu

"Siapa sih Jun yang bikin anak Mama yang ganteng ini sering senyum-senyum mandangin HP?" tanya Keysha pada putranya.

"Ma, bukankah Mama dulu awalnya tidak mencintai Papa, terus kok bisa cinta bahkan bucin banget Papa dan Mama?" Arjuna melontarkan pertanyaan yang membuat ibunya tersenyum.

"Sepertinya anak Mama sedang jatuh cinta ya? Siapa gadis yang beruntung itu?"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience