Di sebuah Apartement Mewah di Ibukota Jakarta
Dering ponsel terus berbunyi namun sang pemilik tampak enggan mengangkatnya tak jua mematikannya bahkan membiarkan ponsel nya berbunyi seakan terabaikan begitu saja.
Seakan tahu siapa yang menghubunginya setiap pagi dan tak bosan mengingatkannya dari A sampai Z membuat Darren hapal namun ia tetap menyayangi wanita yang menjadi surga baginya dan akan selalu menjadi cinta pertamanya siapa lagi kalau bukan Mommynya, Mommy Syahla a.k.a Mom Lala.
Di Kediaman Keluarga Daniel Harold
"Anakmu Dad, biasa betul tak menjawab telepon Mommynya." Mom Lala biasa ia dipanggil bergumam kesal sambil misuh-misuh hapal tingkah putra sulungnya yang hingga kini belum mau menikah.
Pria berwajah bule yang kini sudah tak lagi muda namun masih tampan malah semakin rupawan seolah usia hanyalah sebuah angka bagi Daddy Daniel, perlahan drngan langkah yang masih gagah mendekati istrinya yang sedang ngomel-ngomel menghadapi putra sulung Mereka memilih memeluk istrinya dengan mesra sambil menghirup aroma jasmine di ceruk leher istri tercintanya seakan tak pernah bosan meski sudah puluhan tahun Mereka menikah dan hidup bersama.
"Dad, udah tua malu. Masih mesum aja!" Mom Lala protes sambil sibuk menghubungi kembali nomor ponsel Darren, putranya.
Seolah tak ambil pusing, Daddy Daniel masih setia memeluk Mom Lala menghirup dalam aroma kesukaannya di ceruk leher sang istri dengan posesif layaknya pasang muda meski keduanya sudah berusia senja.
"Pagi Mom, Dad. Duh, Duh, Pagi-pagi sudah mesra-mesraan aja, bikin envy deh!" sapa Divya putri kedua pasangan Daniel dan Syahla yang kini bergabung di meja makan menikmati sarapan buatan mommynya.
"Makanya cepat kapan Kamu siap menikah? Sakha sudah pernah bicara dengan Mom ingin melamar kamu Divya kenapa kamu menolak huh?" Mom Lala tambah emosi karena kedua anaknya baik si sulung dan si tengah masih betah melajang sementara sang adik pun masih tak terpikir menikah.
"Mom, Kak Darren dulu lah, nanti Aku nyusul, kalau perlu Devano duluan juga gapapa. Aku sih santai." Divya memang tak kalah santai seperti 2 saudara nya yang lain kalau Mommy nya menanyakan pernikahan.
Tampak masih tak ada jawaban dari Darren membuat Mom Lala kesal dengan anak-anaknya.
"Mommy heran kenapa ketiga anak Mommy pada susah sekali ya disuruh nikah? Kalian bertiga normal kan?" Suasana hati yang bad mood membuat Mom Lala asal bicara sambil membolakan matanya.
"Astaga Mommy, Kami bertiga anak-anak Mommy ini sehat dan lurus! Kami normal Mom." Divya justru tertawa mendengar statement Mommynya.
"Honey, sudah dong, kalau marah-marah nanti cepat tua, walau buat Daddy Mommy selalu cantik." Daniel bukannya menenangkan sang istri malah gombal.
Mom Lala menghubungi putra ketiganya dan beruntung langsung ada jawaban dari Devano.
"Morning Mommy sayang," sapa Devano diseberang panggilan telpon.
"Assalamualaikum Dev." Baru saja senang malah si bungsu kebiasaan lupa mengucap salam.
"Eh iya Mom Maafkan Dev, Assalamualaikum Mommy sayang." Devano mengulang mengucapkan salam pada Mom Lala.
"Waalaikumsalam. Dev, kapan balik Nak kerumah? Mommy kangen Kamu. Kakakmu tak ada yang sayang sama Mommy, pulang ya?" Mom Lala mendramatisir keadaan ia tahu kalau Devano paling gampang dibujuk dibanding Darren dan Divya.
"Oke Mom, Dev juga kangen sama Mom, kalau gitu weekend ini Dev pulang ya Mom. Mom jangan lupa buatkan Dev makanan kesukaan Dev ya. Dev rindu masakan Mom yang paling enak." Devano memang tipikal anak yang ekspresif dan tak sungkan menyatakan perasaannya dibanding Darren kakaknya begitupun dengan Divya.
"Iya Sayang, Mom bakal masakan Ayam Goreng Serundeng dan Sop Daging kesukaan Kamu." mom Lala dengan hati riang.
"Mom, Dev mau siap-siap dulu ya. Nanti Kita lanjutkan lagi. Love you Mom." Devano tak pernah lupa dan selalu mengatakan cinta pada sang ibu.
"Love you more, Son." Assalamualaikum." Mom Lala menutup dan menyudahi percakapannya dengan putra bungsunya.
"Dad, Mom seneng tuh kalo sudah ngobrol sama fans nomor 1 nya, Devano." Divya yang tahu kalau Adik Bungsunya sangat dekat dan manja dengan sang Mommy.
"No! Fans nomor satu Mommy itu Daddy." Daddy Daniel mengusap kepala sang putri.
"Dan Daddy adalah cinta pertamaku." Divya memeluk Daddynya.
"Nah ini fans nomor 1 Kamu Honey." Mom Lala merangkul Divya yang sudah selesai sarapan dan siap berangkat ngantor.
"Divya, weekend jangan lupa Kamu pulang ya, Kita kumpul dan Mommy juga akan suruh Kakakmu balik." Mom Lala mengatakannya saat Divya pamit berangkat mencium tangan kedua orang tuanya.
"Iya Mommyku Sayang yang cantik."
Selepas keberangkatan Divya, Mom Lala dan Dad Daniel kini tinggal berdua selebihnya ada asisten rumah tangga dan pegawai yang bekerja dirumah mereka.
"Dulu kita berdua, kini berdua lagi ya Dad. Kalo Mereka sudah menikah paling tidak ada Cucu yang akan meramaikan rumah ini." Mom Lala berkeluh kesah mencurahkan isi hatinya pada Daniel suaminya yang sudah puluhan tahun bersamanya.
"Honey, jangan terlalu memaksakan Mereka menikah. Menikah bukan masalah usia dan siapa cepat, namun ketika Mereka siap dan menemukan orang yang tepat. Seperti Aku menemukanmu Honey." Tak afdol rasanya kalau tak gombal ya Dad Daniel.
"Daddy sempatnya masih gombal. Mommy serius Dad, apalagi usia Darren sudah 35 tahun. Mommy ga mau Darren jadi bujangan tua." Mom Lala mengkhawatirkan putra sulungnya.
Diam-diam Daniel bukan tak memikirkan anak sulungnya yang hingga kini belum menikah, sebenarnya Daniel pernah ditanya oleh salah satu relasi bisnisnya perihal menjodohkan anaknya. Namun Daniel belum cerita dengan Lala istrinya.
"Honey, sebenarnya rekan bisnisku beberapa waktu lalu menanyakan Darren apakah sudah memiliki pasangan atau belum. Ia berniat menjodohkannya paling tidak mengenalkan putrinya dengan Darren putra kita." Daniel menatap wajah istrinya yang kini melihat kearahnya.
Dengan wajah berbinar Mom Lala antusias.
"Siapa Dad apakah Mom kenal?"
"Pak Baskara, Baskara Bima Megantara." jawab Daniel.
Mom Lala seakan menuntut penjelasan lebih lanjut mengenai sosok yang akan dikenalkan dengan Darren putranya.
"Pak Baskara memiliki seorang putri bernama Anindya, saat ini sedang berada di luar Amerika. Putrinya mengurus perusahaan Pak Baskara yang berada disana.
"Pak Baskara, suami dari Bu Anara ya Dad?" Mom Lala coba mengingat-ingat.
"Betul Mom." anggukan Daniel membenarkan.
"Aku beberapa kali pernah bertemu dengan Bu Anara dalam kesempatan Hari anak, Bu Anara sebagai pemilik Yayasan Love Care juga hadir di sana saat Mommy menghadiri acara yang dibuat oleh Bu Menteri." Mom Lala yang memiliki basic seorang guru memang sejak lama pasca menikah dengan Daniel aktif membuat sekolah-sekolah gratis disejumlah daerah sehingga meskipun tak aktif lagi mengajar namun kecintaan Mom Lala terhadap anak-anak dan dunia pendidikan tetap ia lanjutkan dan tersalurkan dalam wadah yang lebih besar.
"Menurut Mom bagaimana kalo Kita kenalkan Mereka?" Daniel meminta pendapat Lala.
"Mommy setuju Dad, mereka keluarga yang baik, Bu Anara juga sangat humble, walaupun Mom belum pernah melihat putrinya namun Mom yakin putrinya pasti baik karena didikan kedua orang tuanya. Justru Mom khawatir dengan putramu Dad, Darren itu sulit sekali mengekspresikan perasaannya berbeda dengan Devano. Mom takut Darren menolak lagi seperti yang sudah-sudah." Mom Lala memang memahami karakter Darren lebih tertutup dibandingkan Divya dan Devano.
"Pelan-pelan Mom, Dad yakin kemampuan Mom sebagai guru favorit yang selalu bisa membujuk siswa Mom pasti masih ada, cobalah sekali lagi bujuk Darren, siapa tahu kali ini berhasil." Daniel menaikkan sebelah alisnya seakan memiliki siasat dengan kode-kode yang hanya bisa Lala mengerti.
Dengan senyumannya Mom Lala seakan memiliki rencana dan tentu ia tak akan bosan mencoba dan mencoba agar Darren putra sulungnya mau menikah dan kali ini ia ingin berjalan lancar.
Share this novel