Dering ponsel Mikha seakan tahu bahwa sang pemilik ponsel baru saja selesai dengan pasien terakhirnya.
Coretan tanda tangan menjadi akhir dari selesainya pekerjaan Mikha hari itu.
"Assalamualaikum. Halo Mas Saga, ada apa nih?" Mikha menjawab telpon dari kakak sepupunya.
"Waalaikumsalam, Adekku Sayang, Bu Dokter Cantik yang manja dan bawel. Lagi sibuk ga?" Saga dengan tertawa mendengar kebawelan adik sepupunya yang sejak kecil begitu akrab dengan dirinya dan kedua adik saudara kembarnya Shakila dan Shafira.
"Ih, ga Kak Naka, Mas Raka, Mas Rama Plus Mas Saga kompak ya bilang Aku bawel!" Mikha mendengus kesal tapi ia senang kakak sepupunya menelpon.
"Iya deh ga bawel, tapi cerewet! Lagi sibuk ga Dek?" Saga menanyakan kembali kegiatan Mikha.
"Alhamdulillah hari ini sih baru aja selesai kerjaanku. Memang kenapa sih Mas Saga? Tumben perhatian, biasanya ngeledek doang!" Mikha memang senang bercanda dengan kakak sepupunya yang satu ini.
Tawa Saga begitu kencang terdengar ditelinga Mikha.
"Mas Saga mau beli kado buat Shakila dan Syafira. Kamu mau nemenin Mas ga?" Saga menanyakan kesediaan Mikha.
"Memang kemana pacar Mas, minta dia aja temenin cari kadonya." Mikha ingat sebulan lalu bertemu Saga dan pacarnya terlihat serasi dan romantis.
"Udah tutup buku Dek! Ga usah dibahas! Bisa ga?" Saga kembali menanyakan.
"Oke deh. Lagi pula tadi juga Aku niat pulang habis praktek. Ketemu dimana?" Mikha bertanya.
"Mas jemput Kamu di Rumah Sakit ya. Share lock alamatnya. Mas belum tahu sekarang Kamu praktek dimana." Saga memberitahukan untuk mengirim titik lokasi Mikhayla.
"Ok kalo gitu. Sip!" Mikha menyetujui dan mengirim share lock pada Saga.
"Tunggu Mas Saga ya." Saga meyelesaikan obrolannya dengan Mikha.
Mikha mendapat pesan dari Saga dan sudah menunggu di Lobby Rumah Sakit.
"Sore Dok, ketemu lagi. Mau pulang Dok?" sapa Devano saat melihat "calon kakak iparnya" versi Mommynya, Mom Lala.
"Sore. Iya." Mikha mengenal bahwa Devano putra dari pasiennya Tuan Daniel.
"Mikha!" Saga menghampiri Mikha yang sudah terlihat di Lobby.
"Mas Saga, maaf lama Mas, tadi Aku ke toilet dulu." Mikha dengan senyum dan ramah saat bertemu kakak sepupunya.
Saga yang merupakan seorang polisi memang memiliki fostur tubuh yang tinggi, tegap athletis dan tentunya berparas tampan pujaan kaum hawa.
Devano yang melihat interaksi "calon kakak ipar versi keluarganya" sedikit menelisik siapa gerangan pria yang dengan akrab bersama Mikha jika melihat reaksi Mikha begitu dekat dengan sang pria tersebut.
"Kami permisi dulu ya." pamit Mikha pada Devano.
"Iya Dok." Devano tersenyum namun matanya masih memperhatikan gerak gerik keduanya.
Mikha berjalan menggandeng Saga sambil keduanya bercanda dengan senyuman mengembang dari wajah keduanya.
"Wah alamat Kak Darren jomblo lagi. Kasian amat nasib Kakak Gw, salah sendiri sih jutek mulu sama cewek. Padahal Gw, Mom, dan Kak Divya setuju kalo sama Dokter Mikha." Devano berguman sendiri membicarakan nasib sang kakak sulungnya Darren.
Ponsel Devano berbunyi.
"Panjang umur nih Kakak Gw yang Jomblo Akut!"
Devano mengangkat telpon.
"Dimana Dev. Mom cari Kamu. Jangan keluyuran terus!" Tanpa babibu Darren langsung berkata pedas pada sang adik bungsu.
"Siapa yang keluyuran Kak, Aku lagi ambil obat Daddy di Rumah Sakit." Devano membela diri padahal sambil menyelam minum air, dirinya ingin menggoda Kanara, Dokter yang membuat hatinya ketar ketir karena tak gentar terhadap serangan rayuan Devano tentu membuat sang pembalap terbakar adrenalinnya untuk semakin mantap mengejar sang dokter cinta.
"Ga usah modus. Cepat pulang. Bikin Mom khawatir saja!" Darren memang terkenal bermulut pedas bagi Devano.
"Justru Aku yang khawatir sama kakak karena habis melihat plus nyapa Dokter Mikhayla dengan Pacar atau calon suaminya ya. Ah, pokoknya mesra banget gandengannya. Alamat gagal Mom punya mantu!" Devano memang sengaja ingin tahu reaksi kakaknya.
Tanpa babibu Darren segera mematikan ponselnya.
"Saking Kakak Gw, walaupun jutek kayak kulkas dinginnya tapi baik. Semoga aja cepet dapet jodoh Kak Darren!" Devano kembali akan melancarkan aksinya menggoda Kanara.
Di sebuah Mall di bilangan Ibukota tampak Mikha sedang berjalan bersama dengan Saga sambil menggandeng kakak sepupunya itu.
"Jadi kenapa bisa putus sama pacar Mas Saga. Perasaanku bulan lalu masih romantis banget sih!" Mikha ingin tahu sebab putusnya Saga dengan sang pacar.
"Ah panjang dan Mas males ngomonginnya. Intinya dia selingkuh. Dan Mas paling benci diselingkuhin!" Saga dengan wajah marah teringat moment saat kekasihnya ke GAP selingkuh didepan matanya.
"Serius? Wow! berani bener dia. Ga takut di dor kayak kasus di TV!" Mikha tahu kalau kakak sepupunya yang seorang perwira polisi tentu memiliki senjata walaupun bukan untuk digunakan sembarang orang dan kondisi.
"Ya ga sampe di door juga kali Dek. Bukan gitu caranya. Lagian untuk apa melakukan hal yang bisa merugikan masa depan Mas, perempuan baik masih banyak kok!" Saga memberikan penjelasan bahwa kasus seperti di TV bukanlah satu hal yang patut dibenarkan.
"Iya ya Mas. Patah satu tumbuh seribu! Lagi pula Mas Sagaku ini pasti banyak yang mau jadi calon ibu bhayangkari." Mikha menepuk bahu Saga dan Saga menyubit gemes adik sepupunya.
"Btw, tumben Mas Saga mau beli kado buat Mbak Kila dan Mbak Fira, cie udah akur ya." Mikha yang dekat dengan sepupunya yang kembar 3 itu sejak kecil sudah hal umum melihat pertengkaran konyol ketiga sepupu kembarnya.
"Kalo karena ga kalah taruhan sama mereka aku ga bakal beli hadiah. Ya sekalianlah mereka kan weekend ulang tahun." Saga menjelaskan.
"Ya ampun. Pantes aja Mom bilang Weekend aku dan Kak Naka ga boleh kemana-mana soalnya Aunty Vina bilang kumpul dirumahnya. Kok aku ga kepikir Mas Saga, Mbak Kila dan Mbak Fira ulang tahun ya?" Mokhs menepuk dahinya.
"Itu sih emang idenya Bunda aja, kan kalo Ayah selalu nurutin apapun kemauan Bunda. Mas dan yang lain sebenarnya malas, kami sudah dewasa, aneh kalau ulang tahun pake dirayakan segala apalagi kami triplet. Tapi tahu sendiri kan Aunty mu gimana?" Saga dengan membolakan matanya teringat sang Mommy kekeuh membuat pesta ulang tahun triplet seperti dulu saat mereka kecil.
"Aunty Vina memang selalu luar biasa. Tapi aku suka Mas. Aunty Vina, Aunty terbaik sedunia!" Mikha yang memang tulus mengatakan karena memang buat Mikha Aunty Vinanya adalah yang terbaik.
"Kalo gitu kita kesana aja Mas. Disana nanti kita cari kado yang cocok untuk Mbak Kila dan Mbak Fira." Mikha menarik tangan Saga yang ada dalam gandengannya.
"Bukankah itu si Dokter Bar-Bar! ternyata ucapan Devano benar."
Darren melihat Mikha yang sedang menggandeng Saga dengan Saga yang mengusap kepala Mikha menarik perhatian Darren yang saat itu ada janji meeting dengan kliennya di salah satu restoran dalam Mall itu.
"Boss lihat hantu ya?" Lukman asisten Darren menyapa.
"Iya lihat Dokter Bar-Bar!" Darren meninggalkan Lukman segera menuju lokasi pertemuannya dengan klien.
"Dokter Bar-Bar? Dari kemaren kesel, uring-uringan gara-gara Dokter Bar-Bar bilangnya? Ah bodo amat lah!" Lukman menyusul dengan cepat langkah boss nya yang lebar.
Share this novel