Panggilan Sayang

Romance Series 4504

"Pagi Dad, Mam, Div, Dev!"

Semua tatapan tertuju pada Darren seolah akan turun hujan karena bukan kebiasaan Darren kehadirannya disertai sapaan hangat dan senyuman.

"Wedewww, happy banget nih kayaknya!" Devano tertawa melihat tingkah berbeda kakaknya.

"Ya namanya juga mau kawin Dek, jadi auranya aur -auran." Divya tak kalah ikut meledek Darren.

"Tumben Dar?" Mommy Syahla menatap putra sulungnya yang sudah berganti status menjadi calon suami.

"Sepertinya ada yang mau berangkat bareng calon istrinya Mom." Tebakan Daddy Daniel tepat.

Memang semalam Darren menelpon Mikhayla mengatakan pagi ini ia akan menjemput calon istrinya dan berangkat kerja bersama.

"Aduh, duh so sweet banget sih kakakku! Akhirnya setelah sekian purnama ada juga yang dijemput!" ledek Divya sambil menyesap serealnya.

"Kalian memang adek ga ada akhlak. Ga bisa lihat kakaknya senang!" wajah jutek Darren kembali ke mode awal.

"Ya ampun Ka, gitu aja ngambek! Senyum dong! Kan mau ketemu calon istri!" Divya meletakan tanda V di bawah bibirnya.

"Devano, Divya kalian berangkat jam berapa?" Daddy Daniel bertanya karena kedua putra putrinya hari ini akan kembali ke pekerjaannya masing-masing Devano akan ke Itali sedangkan Divya ke Korea.

"Kita berangkat bersama kok Dad. Biar ada temen ribut!" Divya melet ke Devano.

"Bilang aja males sendirian!" Devano balas melet pada Divya.

"Jadi Mommy sendirian lagi?" wajah Mommy Syahla sedih karena kembali sepi.

"Tenang Mom, Don't cry. Adek janji selepas pertandingan segera balik. Kan mau gangguin Kak Darren malam pertama nanti!" jawaban asal Devano tentu saja membuat tertawa semua yang ada disana kecuali Darren.

"Muka kak Darren merah, hayo jangan-jangan kakak udah ngebayangin malam pertama ya sama Mikha?" tunjuk Divya sengaja meledek Darren.

"Kalian berdua seneng bangat godain kakak kalian." Mommy Syahla geleng kepela melihat dua anaknya yang sifat dan kelakuannya 11 12.

"Dad, Mom, aku berangkat ya." Darren pamit berjalan menghampiri kedua orang tuanya mencium tangan dengan takzim.

"Kalian hati-hati selama perjalanan. Jangan lupa cepet pulang ya!" Darren mengacak rambut kedua adiknya.

"Assalamualaikum."

Darren mengucap salam sebelum meninggalkan keluarganya yang masih menikmati sarapannya.

"Waalaikumsalam." jawab serentak.

Mobil Sport milik Darren sudah berada di kediaman Abimana.

Menyapa beberapa pegawai yang bekerja disana.

Tentu saja semua staf dan pegawai di kediaman Abimana sudah tahu bahwa Darren sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga Abimana.

"Assalamualaikum." Darren mengucapkan salam ketika bertemu calon mertuanya tak lupa mencium tangan.

"Waalaikumsalam."

"Dar, ayo sekalian sarapan barsama. Mau minum apa? Teh, Kopi atau jus?" Mommy Tasya menawari Darren.

"Jus boleh Tante." Darren sebenarnya bingung mau memanggil apa pada calon mertuanya.

"Panggil Mommy dan Daddy ya Dar. Kamu kan sebentar lagi jadi anak kami." Mommy Tasya mengingatkan.

"Iya baik Mommy." Darren menurut meski belum terbiasa.

"Bagaimana kabar Daddymu?" Abimana berbasa basi pada calon menantunya.

"Alhamdulillah baik Dad. Daddy sehat?" Darren mencoba berbasa basi mengikuti.

"Seperti yang kamu lihat. Alhandulillah Dad sehat. Ayo silahkan dinikmati." Abimana mempersilahkan.

"Wah adek ipar pagi-pagi sudah apel saja!" Mainaka dengan keramahan dan sikap riangnya sengaja menggoda Darren yang sudah duduk bersama Mommy dan Daddy.

Mainaka dan Darren saling menyapa bertos ala anak muda masa kini.

Darren hanya senyum mendengar candaan Naka sang calon kakak ipar.

"Oh ya Dar, kapan ada waktu, pembangunan proyek kita sudah 60%, ya kamu ikut aku lah kita kontrol bersama." Naka dan Darren yang memang rekan bisnis dan kini berlanjut menjadi keluarga selangkah lagi.

"Minggu ini aku bisa. Bebas kok, kapan aja aku siap." Darren menikmati jus 3 diva minuman khas keluarga Abimana disaat sarapan pagi.

"Pagi Dad, Mom." Mikhayla baru turun segera bergabung dengan anggota keluarganya.

Mikhayla melihat Darren sudah duduk bersama di meja makan namun Mikhayla masih canggung berinteraksi dengan Darren mengingat mereka tak dekat, tak pacaran namun kini statusnya calon istri.

"Kamu bagaimana Mikha, calon suami kok ga disapa?" Mommy Tasya mengingatkan putrinya.

Kedua anak manusia yang telah terikat pertunangan masih kikuk dengan interaksi dihadapan keluarga.

"Ga usah main lihat lihatan, kayak ABG aja kalian!" ejek Naka tertawa melihat kedua manusia yang tak lama lagi menjadi sepasang suami istri saling menatap satu sama lain.

"Sirik aja!" Mikhayla melet pada Naka disambut cubitan dihidung mancungnya oleh Naka.

"Ih, nyebelin!" Mikha mengusap hidungnya.

"Hei, malu masa mau nikah masih ribut begitu!" Mommy Tasya yang mengingatkan keduanya.

"Kamu maklumin aja ya Dar, Naka dan Mikha ya begitu setiap hari. Ga ada dicari, deket ribut!"

"Siapa yang nyariin si bawel! Sorry!" Naka mengacak rambut Mikha.

"Awas aja, nanti aku pindah rumah jangan kangen!" Mikha tanpa sadar mengucap seolah ia benar-benar sudah siap hidup bersama dengan Darren.

"Cie, yang udah ga sabar mau beduaan sama Es balok kesayangan." semakin menjadi ledekan Naka pada Mikha.

"Bukan gitu maksudnya. Ih kesel!" Mikha menyadari ucapannya membuat ambigu.

Darren mendengar jawaban Mikha tersenyum betapa bahagia hati Darren saat mendengar Mikha bersedia tinggal bersamanya berdua.

"Oh iya Dad, Mom, nanti sore Darren mau ajak Mikha untuk melihat cincin." Darren memang sudah berniat mengajak Mikha untuk memilih sendiri cincin pernikahan mereka.

Mikha yang tidak dikonfirmasi apapun oleh Darren menengok seakan meminta penjelasan.

Darren tampaknya masih harus banyak belajar bagaimana menjadi pria impian sejuta kaum wanita dimana kiblat mereka pria-pria drakor yang romantis dan super duper perhatian.

Mana ada ya kan di kehidupan nyata pria model Drakor? Ada sih, 1000 : 1 kali ya!

"Ya boleh dong. Kalian memang harus saling mengenal kan? Asalkan bisa jaga diri, inget belum mahrom!" pesan Abimana.

Perubahan raut Mainaka terlihat saat Abimana mengatakan hal tersebut, seakan dirinya ikut tersindir.

Darren mengangguk menerima nasihat calon ayah mertuanya.

"Dad, Mom, Kak Naka, Mikha berangkat ya. Assalamulaikum." pamit Mikha mencium tangan kedua orang tuanya dan bercipika cipiki dengan Naka.

"Mom, Dad kami pamit." Darren mencium tangan kedua calon mertuanya.

"Bro duluan ya!" Darren mengajak tos pada Naka.

"Titip ya Dar, kalo ga kuat, lambaikan tangan saja!" Naka selalu senang dan menjadi kebajagiaan bagi Naka menggoda Mikha.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Berstatus menjadi calon istri dan calon suami membuat keduanya masih kaku dan canggung untuk bersikap romantis.

Seperti kali ini keduanya malah memulai drama kartun Tom&Jerry bukan Dilan&Milea seperti candaan Mainaka.

"Kenapa sih kalo apa-apa kaya tahu bulet! Ga ngomong dulu gitu ke aku!" Mikha melipat tangannya kesal dengan ucapan Naka yang sore ini mengajaknya memilih cincin peenikahan mereka.

"Ya, itu kan bukan hal yang harus diributkan. Tinggal datang pilih, selesai."

Please Dar, bukan meeting dan ngedeal bisnis ya pak CEO!

"Kamu nikah aja sama tahu bulet yang siap dadakan!" Mikha inginnya ia diajak diskusi sebelum Darren mengambil keputusan.

"Ok. Lain kali aku akan tanya dan diskusi sama kamu. Dah ya selesai ngambeknya!"

Kalau Mommy Syahla lihat cara Darren merayu calon istrinya yang ngambek model begini, alamat di kuliahin 7 hari 7 malam.

"Terserah!"

"Kamu ga mau turun? Belum pindah tempat praktek kan?"

Mikha melihat sekitar dan ia baru sadar sudah sampai di RS.

"Ok. Aku praktek dulu ya."

Mikha membuka handle mobil namun masih terkunci.

"Ga pamit dulu sama calon suami?" Darren menatap wanita yang selalu ribut tapi bikin Darren rindu.

"Darren, aku pamit kerja dulu ya. Udah kan?"

Nah kali ini Mommy Tasya bakal langsung jewer telinga Mikha kalau melihat langsung kelakuan putri bungsunya begini.

"Gitu pamitnya?"

Darren mendekat pada Mikha.

"Mau ngapain! Jangan macem-macem ya! Ga inget pesen Daddy tadi!" Mikhayla dengan mode galak.

Darren mengacak rambut Mikhayla, Bagaimanapun berdua dengan Mikhayla sebagai pria dewasa normal tentu ada perasaan lain yang ia harus tahan sekuat tenaga, karena cinta akan menjaga bukan merusak begitulah prinsip Darren.

"Otakmu itu memang mikir apa, huh! Aku cuma mau kamu biasakan salim salam aku." Darren mengulurkan tangannya pada Mikha.

Lega di hati Mikha namun serius salim sama dia?

"Malah bengong!"

Mikha menuruti perkataan Darren.

Mikha mengambil tangan Darren dan mencium tangan calon suaminya.

"Aku praktek dulu ya. Assalamualaikum."

" Nanti aku akan jemput. Kabari aja kapan kamu selesai. Waalaikumsalam."

Saat Mikha keluar, Darren membuka jendela mobilnya.

"Mikha," Darren memanggil meminta Mikha kembali mendekat.

Mikha menurut mendekat ke kaca jendela mobil Darren.

"Ada apa?"

"Jangan lupa makan siang ya, SAYANG!"

BLUSH! Ho Ho Ho. . .

Udah sayang-sayang aja nih Es Balok!

Wajah Mikha memerah, senyuman manis terpancar diiringi anggukan sebagai jawaban.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience